Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlina
"Superkapasitor merupakan pengembangan teknologi penyimpanan energi yang dikenal sebagai ultracapacitor atau kapasitor elektrokimia yang memanfaatkan elektroda dengan luas permukaan tinggi dan bahan isolator elektrolitik tipis untuk mendapatkan nilai kapasitansi spesifik yang lebih besar dari kapasitor konvensional. Pengembangan elektroda dengan konduktivitas tinggi menjadi salah satu faktor utama dalam aplikasi superkapasitor. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis bimetallic NiCo MOF-74 sebagai material aktif elektroda dengan nikel dan kobalt sebagai prekursor logam, serta asam 2,5-dihidroksitereftalat (DOBDC) sebagai ligan organik yang kemudian disintesis di atas permukaan carbon foam dengan menggunakan metode solvotermal. Keberhasilan sintesis dikonfirmasi melalui karakterisasi XRD dan FTIR. Hasil analisis ukuran kristalit menunjukkan kemungkinan NiCo MOF-74@CF memiliki kinerja aplikasi yang lebih baik. Performa NiCo MOF-74@CF sebagai working electrode superkapasitor telah diuji elektrokimia menggunakan metode cyclic voltammetry (CV), galvanostatic charge-discharge (GCD), dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). NiCo MOF-74@CF dengan rasio 2:1 menghasilkan nilai kapasitansi spesifik terbesar melalui metode CV pada scan rate 5 mV s-1 sebesar 108,74 F g-1 dan metode GCD pada current density 0,1 A g-1 sebesar 860,71 F g-1 dengan kestabilan siklik sebesar 50% setelah 1000 siklus yang mengindikasikan bahwa sintesis bimetallic NiCo MOF-74 pada permukaan carbon foam dapat meningkatkan efektivitas proses transfer elektron sehingga dapat meningkatkan nilai kapasitansi spesifik pada superkapasitor.

Supercapacitors, also known as ultracapacitors or electrochemical capacitors, represent a significant advancement in energy storage technology. Supercapacitors utilize electrodes with high surface area and thin electrolytic insulator materials to obtain specific capacitance values greater than conventional capacitors. The development of electrodes with high conductivity is a crucial factors for supercapacitor applications. In this study, bimetallic NiCo MOF-74 was synthesized as an electrode active material with Nickel and Cobalt as metal precursors, and 2,5-dihydroxyterephthalic acid (DOBDC) as an organic ligand and then synthesized on the surface of carbon foam by solvothermal method. The successfully synthesis was confirmed through XRD and FTIR characterization. The results of crystallite size analysis indicate the possibility of NiCo MOF-74@CF to have better application performance. The performance of NiCo MOF-74@CF as a supercapacitor working electrode has been tested electrochemically using cyclic voltammetry (CV), galvanostatic charge-discharge (GCD), and electrochemical impedance spectroscopy (EIS) methods. NiCo MOF-74@CF with a 2:1 ratio showed the highest specific capacitance value was obtained using CV method at a scan rate at 5 mV s-1 of 108,74 F g-1 and GCD method at a current density at 0.1 A g-1 of 860,71 F g-1 with a cyclic stability of 50% after 1000 cycles, indicating that the synthesis of bimetallic NiCo MOF-74 on the surface of carbon foam can increase the effectiveness of the electron transfer process and hence increase the specific capacitance value of the supercapacitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannifer Venice Trissa Pertiwi
"Salah satu sumber energi yang sering digunakan sebagai bahan bakar diesel umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang penting karena memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Namun, sumber energi yang berasal dari minyak bumi ini tidak dapat diperbaharui sehingga jumlahnya bisa menjadi sangat terbatas seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya informasi mengenai sumber energi yang berasal dari minyak bumi jumlahnya terus mengalami penurunan tersebut, sangat perlu untuk dilakukan upaya pencarian sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar diesel yang berasal dari minyak bumi. Pada percobaan ini dilakukan sintesis Biological Metal-Organic Framework (Bio-MOF) berbasis logam Zn, Fe, dan Ni dengan menggunakan metode hidrotermal dan ligan asam glutamat untuk mengonversi asam oleat dan metanol menjadi biodiesel melalui proses reaksi esterifikasi. Hasil MOF yang sudah disintesis kemudian akan dilakukan uji karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM. Dilakukan uji aktivitas katalitik terhadap ketiga MOF yang sudah berhasil disintesis untuk menentukan berapa massa katalis yang paling optimum untuk memperoleh produk ahkhir biodiesel. Analisis kandungan metil oleat yang terkandung dalam biodiesel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan GC-MS.

One common source of energy used as diesel fuel typically originates from petroleum. Petroleum is an important energy source due to its significant percentage in fulfilling the world's energy consumption. However, this petroleum-derived energy source is non-renewable, making its availability potentially very limited over time. Given the ongoing decline in petroleum reserves, it is crucial to seek alternative energy sources to replace petroleum-based diesel fuel. In this experiment, the synthesis of Biological Metal-Organic Frameworks (Bio-MOF) based on Zn, Fe, and Ni metals was carried out using the hydrothermal method and glutamic acid ligands to convert oleic acid and methanol into biodiesel through an esterification reaction process. The synthesized MOFs were then characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM. The catalytic activity tests were conducted on the three successfully synthesized MOFs to determine the optimum catalyst mass for obtaining the final biodiesel product. The methyl oleate content in the biodiesel was then analyzed using GC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avencia Yemima Harvena
"Peningkatan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer meningkatkan penyerapan panas dan memancarkan panas, sehingga membuat bumi menjadi lebih hangat. Untuk mengurangi dampak CO2, dilakukan usaha-usaha untuk konversi CO2 menjadi bahan bakar atau bahan baku kimia yang lebih bermanfaat. Konversi CO2 menjadi bahan bakar dan bahan kimia dengan metode elektrokimia dianggap menjanjikan karena elektroreduksi CO2 dapat dilakukan pada tekanan dan suhu atmosfer sehingga ideal untuk diaplikasikan dalam skala besar. Tembaga merupakan salah satu logam yang dapat mengkatalisis reduksi CO2 secara elektrokimia menjadi berbagai produk seperti CO, metana, asam format, etanol, etilena dan hidrokarbon yang lebih tinggi. Aktivitas dan selektivitas busa tembaga diharapkan dapat meningkat dengan memodifikasi busa tembaga menggunakan metal organic framework (MOF) untuk memperoleh luas permukaan aktif elektroda yang lebih besar serta menurunkan perbedaan energi antara CO2 dan intermedietnya sehingga proses elektroreduksi CO2 dapat berlangsung lebih efektif. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi elektroda busa tembaga dengan Cu-MOF-74 menggunakan metode solvotermal. Karakterisasi dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) mengonfirmasi keberhasilan sintesis Cu-MOF-74 di atas permukaan busa tembaga. Selain itu, hasil karakterisasi Scanning Electron Microscope-Energy-Dispersive X-Ray (SEM-EDX) juga mengkonfirmasi adanya Cu-MOF-74 pada permukaan busa tembaga dengan diameter pori 27,1 mm.Selanjutnya dilakukan reduksi elektrokimia CO2 menggunakan sistem flow cell dengan laju alir elektrolit 75 mL/menit dan potensial -1,3 V; -1,5 V; -1,7 V; dan -1,9 V (vs Ag/AgCl). Efisiensi Faraday dihitung dari produk utama (asam format dan hidrogen) dengan menggunakan elektroda Cu@Cu-MOF-74, diperoleh EF sebesar 72,30% untuk asam format dan 68,57% untuk hidrogen, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan elektroda busa tembaga yang memperoleh nilai efisiensi Faraday asam format tertinggi sebesar 56,29% dan 63,63% untuk hidrogen.

Carbon dioxide (CO2) is a greenhouse gas that absorbs and emits heat, which also warms the earth. To reduce these negative impacts, it is necessary to convert CO2 into fuel or chemical raw materials that are more useful. The conversion of CO2 into fuels and chemicals by the electrochemical method is considered promising because the electroreduction of CO2 can be carried out at atmospheric pressure and temperature making it ideal for large-scale applications. Copper foam is a metal that can catalyze the electrochemical reduction of CO2 into various products such as CO, methane, formic acid, ethanol, ethylene and higher carbon. The activity and selectivity of copper foam is expected to increase by modifying the copper foam using a metal organic framework (MOF) to obtain a larger active electrode surface area and reduce the energy difference between CO2 and its intermediary so that the CO2 electroreduction process can take place more effectively. In this study, modification of copper foam electrodes will be carried out using the Cu-MOF-74 with solvothermal method. The physical characterization of the electrode using X-Ray Diffraction (XRD) confirmed that Cu MOF-74 has been successfully synthesized on the surface of copper foam. In addition, the results of the Scanning Electron Microscope-Energy-Dispersive X-Ray (SEM-EDX) characterization also confirmed the presence of Cu-MOF-74 on the surface of copper foam with a pore diameter of 27,1 mm. Furthermore, electrochemical reduction of CO2 was carried out using a flow cell system with a flow rate of 75 mL/minute and a potential of -1.3 V; -1.5V; -1.7V; and -1.9 V (vs Ag/AgCl). Faraday efficiency was calculated from the main products (formic acid and hydrogen) using Cu@Cu-MOF-74 electrodes, obtained an EF of 72.30% for formic acid and 68.57% for hydrogen, higher when compared to copper foam electrodes which obtained the highest Faraday efficiency values for formic acid of 56.29% and 63.63% for hydrogen."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Mulyani
"Superkapasitor merupakan perangkat penyimpanan energi yang memiliki waktu pengisian dan pengosongan cepat dan umur siklus yang panjang. Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai bimetalik MOF (metal organic frameworks) dari logam nikel dan seng, serta ligan asam 2,5-furandikarboksilat (FDCA) yang belum banyak digunakan sebagai bahan elektroda untuk aplikasi superkapasitor. Sintesis NiZn MOF FDCA pada permukaan busa nikel (NiZnMOF FDCA@NF) berhasil dilakukan menggunakan metode solvotermal dengan perbandingan Ni:Zn adalah 2:1. Performa NiZn MOF@NF sebagai elektroda kerja superkapasitor diuji dengan metode cyclic voltammetry, galvanostatic charge-discharge, dan electrochemical impedance spectroscopy menunjukkan bahwa kapasitansi spesifik sebesar 418,66 F g-1 pada densitas arus 0,1 A g-1 dan stabilitas 75,2% retensi setelah mencapai 1000 siklus berhasil dicapai. Nilai kapasitansi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan NiMOF FDCA@NF dan ZnMOF FDCA@NF yang menunjukkan kapasitansi spesifik sebesar 207,24 F g-1 dan 74,74 F g-1 pada densitas arus 0,1 A g-1. Hasil ini mengindikasikan bahwa MOF bimetalik, yang secara efektif meningkatkan konduktivitas dan luas area spesifik terjadinya transfer elektron, menghasilkan kapasitansi spesifik yang lebih baik dibandingkan dengan MOF monometalik. Riset ini menunjukkan  bahwa MOF bimetalik berbasis ligan furan merupakan material yang menjanjikan sebagai elektroda kerja untuk superkapasitor.

Supercapacitors are energy storage devices with rapid charging and discharging times and have long cycle life. This research studied bimetallic MOFs (metal organic frameworks) consists of nickel and zinc metals, and the 2,5-furandicarboxylic acid (FDCA) ligand, which has not been widely used as an electrode material for supercapacitor applications. The synthesis of NiZn MOF FDCA on nickel foam (NiZnMOF FDCA@NF) was successfully synthesized using the solvothermal method with Ni: Zn ratio of 2:1. The performance of NiZn MOF@NF as a supercapacitor working electrode was tested using cyclic voltammetry, galvanostatic charge-discharge, and electrochemical impedance spectroscopy, showing a specific capacitance of 418,66 F g-1 at current density of 0.1 A g-1 and stability retention of 75.2% after 1000 cycles. Compared to NiMOF FDCA@NF and ZnMOF FDCA@NF, which showed specific capacitances of 207.24 F g-1 and 74.74 F g-1 at a current density of 0.1 A g-1, respectively, these results indicate that bimetallic MOFs effectively enhance conductivity and the specific surface area for electron transfer, resulting in better specific capacitance compared to monometallic MOF. This research demonstrates that furan-based bimetallic MOF are promising materials as working electrodes for supercapacitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Husain Wicaksono
"Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan telah menyebabkan pencemaran lingkungan, kelangkaan energi, dan perubahan iklim yang merupakan hambatan utama bagi pertumbuhan berkelanjutan. Kekhawatiran global terhadap dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil telah mendorong minat untuk mencari dan menggunakan teknik-teknik penghematan energi dalam berbagai aplikasi. Thermal Energy Storage (TES) dapat menjadi solusi konservasi energi untuk beragam aplikasi. TES menyediakan kapasitas penyimpanan energi berdasarkan perubahan energi internal atau transformasi fasa media penyimpanan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan pemborosan energi. Penelitian ini akan membahas terkait sifat termofisik bahan pengubah fasa (PCM) berupa coconut oil yang dienkapsulasi menggunakan material aluminium fumarate dan zeolite dengan variasi mass fraction sebagai TES. Secara umum, performa dan sifat termofisik yang terbentuk menunjukkan bahwa zeolite lebih unggul dibandingkan aluminium fumarate. Sampel ZEO-PCM C dengan mass fraction 90 wt% menunjukkan sifat yang paling unggul dari segi heat latent sebesar -39.034 J/g untuk proses melting dan 31.08 J/g untuk proses solidification. Sampel ZEO-PCM C juga menunjukkan karakteristik kristal terbaik dengan jumlah kristal dan ukuran kristal terbesar. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan zeolite untuk enkapsulasi coconut oil memberikan dampak buruk pada lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan aluminium fumarate, terutama pada kategori particulate matter yang dapat memberikan dampak kesehatan manusia.

Excessive use of fossil fuels has caused environmental pollution, energy scarcity, and climate change, which are major obstacles to sustainable growth. Global concerns about the environmental impacts of fossil fuel use have driven interest in seeking and using energy-saving techniques in a variety of applications. Thermal energy storage (TES) can be an energy conservation solution for various applications. TES provides energy storage capacity based on internal energy changes or phase transformation of the storage medium to increase efficiency and minimize energy waste. This research will discuss the thermophysical properties of phase change materials (PCM) in the form of coconut oil encapsulated using aluminum fumarate and zeolite materials with varying mass fractions as TES. In general, the performance and thermophysical properties formed show that zeolite is superior to aluminum fumarate. The ZEO-PCM C sample with a mass fraction of 90 wt% shows the most superior properties in terms of latent heat of -39,034 J/g for the melting process and 31.08 J/g for the solidification process. The ZEO-PCM C sample also shows the best crystal characteristics, with the largest number of crystals and crystal size. This research shows that the use of zeolite to encapsulate coconut oil has a higher negative impact on the environment than aluminum fumarate, especially in the particulate matter category, which can have an impact on human health."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Fajrina Ulfah
"Pada penelitian ini sintesa NiCo-LDH/MnO2 pada permukaan busa nikel dengan metode hidrotermal dan uji performanya sebagai elektroda pada superkapasitor tipe baterai telah berhasil dilakukan. Karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa terbentuk sistem mirip struktur hydrotalcite yang sesuai untuk struktur LDH dengan bentuk nanowire pada NiCo-LDH. Sedangkan MnO2 membentuk struktur birnessite yang secara teoritis memiliki luas permukaan dan porositas yang tinggi. Uji elektrokimia menggunakan teknik siklik voltametri menunjukkan nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 sebesar 1506,23 F/g pada scanrate 10 mV/s. Sedangkan uji galvanostatic charge discharge menunjukkan performa terbaik busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 pada densitas arus 1,5 A/g dengan nilai kapasitansi spesifik mencapai 2247,33 F/g, energi spesifik sebesar 63,21 Wh/kg, dan daya spesifik sebesar 337,5 W/kg. Selain itu, uji impedansi juga menunjukkan bahwa material ini memiliki resistansi yang baik berdasarkan Nyquist plot dengan nilai Rs dan Rct sebesar 1.814 Ω dan 2.208 Ω. Selanjutnya 2500 siklus pemuatan potensial berulang menunjukkan kestabilan yang baik dengan persen retensi kapasitas spesifik sebesar 88.2% .
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thiofani Karin
"Penggunaan bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan listrik menyebabkan peningkatan emisi karbon dan pembentukan gas rumah kaca, sehingga dibutuhkan alternatif sumber listrik lain yang ramah lingkungan. Fuel cell merupakan perangkat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil. Selain hidrogen, amonia merupakan bahan bakar yang populer untuk dikembangkan untuk fuel cell karena biaya produksinya lebih murah dibandingkan hidrogen dan tidak menghasilkan emisi karbon. Pada penelitian ini, nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) disintesa pada permukaan busa nikel sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.  Sintesis dilakukan dengan rasio optimum Ni:Co (1:1) menggunakan metode solvotermal. Hasil karakterisasi FTIR, XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa busa nikel termodifikasi nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74@NF) berhasil terbentuk. Studi elektrokimia NiCo MOF-74@NF dalam larutan elektrolit yang mengandung amonia menunjukkan densitas arus tertinggi sebesar 0.221 A, sedangkan penggunaan NiCo MOF-74@NF pada fuel cell amonia menunjukkan densitas daya tertinggi sebesar 97mW/cm2. Densitas daya ini 1,8  kali lebih besar dibandingkan busa nikel yang dimodifikasi dengan nikel kobalt tanpa struktur MOF (NiCo@NF) (54mW/cm2) dan 2,7 kali lebih besar dibandingkan dengan busa nikel tanpa modifikasi (35mW/cm2). Dengan demikiam, NiCo MOF-74@NF berpotensi digunakan sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.

sources of electricity are needed. Fuel cells are devices that can convert chemical energy into electrical energy and are expected to replace the use of fossil fuels. Apart from hydrogen, ammonia is a popular fuel to be developed for fuel cells because it is cheaper and produces no carbon emissions. In this study, nickel cobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) was synthesized on the surface of nickel foam to be used as an electrode in an ammonia fuel cell. Synthesis was carried out with the optimum ratio of Ni:Co (1:1) using the solvothermal method. The results of characterization with FTIR, XRD and SEM-EDX showed that NiCo MOF-74@NF was successfully formed. Electrochemical studies of NiCo MOF-74@NF in an electrolyte solution containing ammonia showed the highest current density (0.221 A) and generate a power density of 97mW/cm2 in ammonia fuel cell. This result was 1.8 times greater than nickel cobalt modified nickel foam without MOF structure (NiCo@NF) (54mW/cm2) and 2,7 times better than unmodified nickel foam (35mW/cm2). Hence, NiCo MOF-74@NF has the potential to be used as an electrode in ammonia fueled fuel cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhsinatul Istiqomah
"Metal organic frameworks sebagai material kristal berpori yang terdiri dari ion logam dan organik memiliki kemampuan untuk aplikasi penyerapan karbon dalam mengatasi permasalahan emisi gas CO2. Pemilihan metode sintesis secara green chemistry dilakukan pada penelitian ini untuk mengurangi konsumsi energi. Material MOF MIL–100 (Cr), MIL–101 (Cr), dan MIL–101 (Cr) NDC disintesis menggunakan metode hidrotermal dan microwave berbasis logam kromium nitrat nonahidrat dengan ligan H3BTC, H2BDC, dan H2NDC pada suhu 220oC. Asam asetat digunakan sebagai pengganti asam fluorida karena sifatnya yang korosif dan berbahaya. Perbedaan metode sintesis antara hidrotermal dan microwave menunjukkan tidak adanya perubahan ikatan gugus fungsi dan struktur kristal terbukti dari hasil FTIR, XRD, dan SEM. Sebaliknya, perbedaan ligan yang digunakan memberikan pengaruh struktur kristal berbeda yang dihasilkan dari karakterisasi FTIR dan XRD. Ketiga sampel MOF memiliki stabilitas termal yang baik, dimana reaksi dekomposisinya terjadi pada suhu diatas 350oC. Ukuran pori MOF MIL–101 (Cr) adalah mesopori dengan luas permukaan sebesar 1221,38 m2g–1 dan 1463,04 m2g–1 dan total volume pori sebesar 0,66 cm3g–1 dan 0,74 cm3g–1 untuk sintesis metode hidrotermal dan microwave. Besarnya penyerapan gas CO2 pada adsorpsi isotermal dipengaruhi oleh besarnya luas permukaan dan volume pori. Hasil pengujian adsorpsi isotermal CO2 menggunakan metode volumetrik dalam suhu 300oC dan tekanan 1 hingga 20 bar, diperoleh penyerapan CO2 pada MIL–101 (Cr) sintesis metode microwave lebih besar dibandingkan dengan sintesis metode hidrotermal. Dari hasil adsorpsi isotermal CO2 ini dan karakterisasi yang diperoleh, dapat disimpulkan MOF MIL–Cr memiliki struktur kristal yang dapat digunakan sebagai adsorber gas CO2.

Metal organic frameworks as porous crystalline materials consisting of metal and organic ions have the ability for carbon adsorption applications in overcoming the problem of CO2 gas emissions. The selection of the green chemistry synthesis method was carried out in this study to reduce energy consumption. MOFs materials MIL–100 (Cr), MIL–101 (Cr), and MIL–101 (Cr) NDC were synthesized using hydrothermal and microwave methods based on chromium nitrate nonahydrate metal with H3BTC, H2BDC, and H2NDC ligands at 220oC. Acetic acid is used as a substitute for hydrofluoric acid because of its highly corrosive and hazardous. The difference in the synthesis method between hydrothermal and microwave shows that there is no change in the functional group bonds and crystal structure as evidenced by the result from the results of FTIR, XRD, and SEM. However, the different ligands used have different crystal structure effects resulting from the FTIR and XRD characterization. The three MOF samples have good thermal stability, where the decomposition reaction occurs at temperatures above 350oC. The pore size of MOF MIL–101 (Cr) is mesoporous with a surface area of 1221,38 m2g–1 and 1463,04 m2g–1 and a total pore volume of 0.66 cm3g–1 and 0.74 cm3g–1 for the synthesis of the hydrothermal method. and microwaves. The amount of CO2 absorption in isothermal adsorption is influenced by the large surface area and pore volume. The results of the CO2 isothermal adsorption test using the volumetric method at a temperature of 300oC and a pressure of 1 to 20 bar, obtained that the absorption of CO2 in MIL–101 (Cr) synthesis with the microwave method was greater than the synthesis using the hydrothermal method. From the results of this CO2 isothermal adsorption and the obtained characterization, it can be concluded that the MIL–Cr MOF has a crystal structure that can be used as a CO2 gas adsorber."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Josaphat Mangasi Eben Ezer Gracesius
"Metal Organic Frameworks (MOF) berbasis Zirkonium telah banyak diketahui memiliki berbagai aplikasi yang menarik salah satunya adalah pada bidang katalisasi. Pada penelitian terdahulu ditemukan bahwa MOF berbasis zirkonium dapat mengkatalisasi reaksi organik seperti kondensasi Aldol. Zirkonium dipilih sebagai logam pembentuk MOF dikarenakan sifatnya yang merupakan asam Lewis yang cukup kuat. Komposisi antara logam dan ligan juga sangat berpengaruh terhadap aplikasi MOF yang telah disintesis, dikarenakan afinitas Zr yang kuat terhadap oksigen, maka pemilihan ligan turunan karboksilat seperti NDC (naphthalene dicarboxylic acid) merupakan suatu pilihan yang tepat. Namun sebelumnya telah diteliti bahwa MOF Zr-NDC menghasilkan MOF dengan kristalitas yang rendah dan berbentuk lebih menyerupai serbuk. Oleh karena itu ditambahkan suatu senyawa yang disebut modulator yang dapat mengubah struktur dan morfologi dari MOF tersebut. Modulator yang digunakan pada penelitian tersebut adalah glisin, yang merupakan asam amino paling sederhana, sehingga dapat disintesis katalis berupa MOF Zr-NDC-Glisin yang digunakan untuk mengkatalisasi reaksi transformasi senyawa organik. Penelitian berhasil menyintesis Zr-NDC-Glisin dengan beberapa variasi waktu pemanasan dan jumlah modulator. Setiap MOF yang berhasil disintesis diujikan untuk mengkatalisasi reaksi oksidasi benzaldehid menjadi asam benzoat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa MOF yang paling efektif mengoksidasi benzaldehida adalah dengan pemanasan 48 jam dan variasi modulator 5 ekuivalen, dan rendemen produk asam benzoate yang didapatkan sebanyak 99,86%.

Zirconium-based Metal Organic Frameworks (MOF) are widely known to have various interesting applications, one of which is in the field of catalysts. In previous studies it was found that zirconium-based MOFs can catalyze organic reactions such as Aldol condensation. Zirconium was chosen as a metal forming MOF because it is a strong Lewis acid. The composition of the metal and ligands also greatly affects the application of the MOF that has been synthesized, because of the strong affinity of Zr for oxygen, the selection of a carboxylate derivative ligand such as NDC (naphthalene dicarboxylic acid) is the right choice. However, it has previously been observed that MOF Zr-NDC produces MOF with low crystallinity and is more like a powder. Therefore, a compound called a modulator is added which can change the structure and morphology of the MOF. The modulator used in this study is glycine, which is the simplest amino acid, so that a catalyst can be synthesized in the form of MOF Zr-NDC-Glycine which is used to catalyze transformation reactions of organic compounds. The research succeeded in synthesizing Zr-NDC-Glycine with several variations in heating time and the number of modulators. Each MOF that was successfully synthesized was tested to catalyze the oxidation reaction of benzaldehyde to benzoic acid. The results showed that the most effective MOF in oxidizing benzaldehyde was heating for 48 hours and a variation of the modulator 5 equivalent, and the yield of benzoate acid product was 99.86%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Satrio Bramantyo Priambodo
"Metal Organic Framework (MOF) meupakan suatu material yang merupakan gabungan antara material organik dan anorganik yang berpusat pada ion logam positif dan dikelilingi oleh molekul-molekul ligand organik. Pada penelitian ini, penulis melakukan suatu sintesis MOF menggunakan ion logam zinc (Zn) dengan ligan organik glutamic acid (Zinc Glutamate MOF) dan menginvestigasi kinerjanya dalam mengadsorpsi karbondioksida. kemudian penulis juga akan meneliti mengenai dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan pada proses produksi Zinc Glutamate MOF menggunakan metode LCA melalui skema pendekatan cradle to gate. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metode untuk melakukan penilaian atau evaluasi potensi dampak lingkungan dari produk atau jasa pada semua tahap dalam siklus hidup suatu produk. Dalam hal ini, dapat diobservasi beberapa potensi dampak yang ditimbulkan dari setiap proses produksi MOF berdasarkan data input yang diperoleh selama proses produksi MOF, dimulai dari proses pembuatan material precursor hingga pada aplikasi carbon capture.

Metal Organic Framework (MOF) is a material which is a combination of organic and inorganic materials centered on positive metal ions and surrounded by organic ligand molecules. In this study, the authors carried out a MOF synthesis using zinc metal ion (Zn) with glutamic acid organic ligand (Zinc Glutamate MOF) and investigated its performance in adsorption of carbon dioxide. Furthermore, the author will also examine the environmental impacts that possibly caused from production process of Zinc Glutamate MOF using the LCA method through a cradle to gate approach scheme. Life Cycle Assessment (LCA) is a method for assessing or evaluating the potential environmental impact of a product or service at all stages in the life cycle of a product. In this case, several potential impacts can be observed from each MOF production process based on the input data obtained during the MOF production process, starting from the precursor material manufacturing process to the carbon capture application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>