Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Kevin Halim
"Penelitian ini mengkaji peran Fear of Missing Out (FoMO) dan Brand Passion dalam perilaku pembelian kompulsif pada merek tumbler yang sedang tren di Indonesia. Model penelitian ini mengadaptasi dari penelitian sebelumnya, dengan modifikasi pada unit analisis, studi kasus, dan sampel responden untuk lebih sesuai dengan konteks produk tumbler yang sedang tren. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif konklusif digunakan, dengan mengumpulkan data primer melalui kuesioner elektronik yang didistribusikan melalui Google Forms. Metode sampling non-probabilitas, khususnya judgmental sampling, digunakan untuk mengumpulkan respons dari 201 peserta yang telah membeli merek tumbler yang sedang tren seperti Corkcicle, Hydroflask, Stanley, atau Owala dalam tiga tahun terakhir. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS dan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FoMO berpengaruh signifikan terhadap Obsessive Brand Passion, yang pada gilirannya berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif dan pembelian obsesif-kompulsif. Namun, Harmonious Brand Passion tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian ini. Penelitian ini juga mengonfirmasi bahwa FoMO memediasi hubungan antara Obsessive Brand Passion dan kecenderungan pembelian kompulsif, dengan usia memoderasi pengaruh FoMO terhadap Obsessive Brand Passion.

This study investigates the role of Fear of Missing Out (FoMO) and brand passion in influencing compulsive buying behavior related to trendy tumbler brands in Indonesia. The research model is adapted from previous studies, with modifications made to the unit of analysis, case studies, and respondent pool to better reflect the context of trendy tumbler products. A quantitative research design with a conclusive descriptive approach was employed, utilizing primary data collected through electronic questionnaires distributed via Google Forms. A non-probability sampling method, specifically judgmental sampling, was used to gather responses from 201 participants who have purchased trendy tumbler brands such as Corkcicle, Hydroflask, Stanley, or Owala in the last three years. The collected data were analyzed using SPSS and SmartPLS software. The results indicate that FoMO significantly influences Obsessive Brand Passion, which in turn significantly affects both impulsive buying and obsessive-compulsive buying behaviors. However, Harmonious Brand Passion did not show a significant effect on these buying behaviors. Additionally, the study confirms that FoMO serves as a mediator in the relationship between Obsessive Brand Passion and compulsive buying tendencies, with age moderating the effect of FoMO on Obsessive Brand Passion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Dhiya Dharanathi
"Kecocokan seorang konsumen dengan suatu merek dapat mendorong keterikatan konsumen dengan merek tersebut, yang kemudian mengarahkan pada beberapa perilaku konsumen. Skripsi ini membahas tentang peran dari ideal self-congruence terhadap emotional brand attachment, compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking. Selanjutnya, skripsi ini juga membahas peran dari emotional brand attachment terhadap beberapa perilaku konsumen yang terdiri dari compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking dengan objek penelitian pada produk-produk fashion.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian conclusive-descriptive dan single-cross sectional. Kriteria responden adalah pria dan wanita dengan usia 17 tahun ke atas yang memiliki satu atau beberapa merek fashion favorit dan pernah melakukan pembelian produk dari merek favoritnya dalam satu tahun terakhir. Kuesioner disebarkan melalui google form, dengan total 208 responden yang didapatkan, dan pengolahan datanya dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software Lisrel 8.51.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideal self-congruence mempengaruhi emotional brand attachment dan brand loyalty, tetapi tidak mempengaruhi compulsive buying dan external trash-talking secara langsung. Selain itu, dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa emotional brand attachment berpengaruh positif terhadap compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking.

The congruence of a consumer with a brand can encourage consumers engagement with the brand, which then leads to some consumer behavior. This study discusses the role of ideal self-congruence on emotional brand attachment, brand loyalty, compulsive buying, and external trash-talking. Furthermore, this study also discusses the role of emotional brand attachment on several consumer behaviors such as compulsive buying, brand loyalty, and external trash-talking with fashion products as the object of research.
This study used conclusive-descriptive and single-cross sectional research designs. The criteria of respondents were men and women aged 17 years and over who has one or several favorite fashion brands and had purchased products from their favorite brands in the past year. The questionnaire was distributed through google form, with a total of 208 respondents obtained, and the data processing was done by using Structural Equation Modeling (SEM) with Lisrel 8.51 software.
The results showed that ideal self-congruence affects emotional brand attachments and brand loyalty but does not directly affect compulsive buying and external trash-talking. In addition, the study also found that emotional brand attachment has a positive effect on compulsive buying, brand loyalty, and external trash-talking.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dyah Rahmayanti
"Generasi milenial dikatakan memiliki tingkat brand loyalty yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa konsep brand loyalty masih menjadi isu penting dalam kegiatan pemasaran. Penelitian terhadap anteseden dari brand loyalty telah banyak dilakukan, salah satu faktor tersebut adalah consumer-brand identification (CBI), yang juga merupakan faktor dari brand advocacy. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana brand anthropomorphism, consumer-brand engagement, consumer skepticism, dan brand prestige memengaruhi consumer-brand identification, dengan fokus pada industri apparel dan footwear. Dengan menggunakan purposive sampling, model teoritis yang diusulkan diuji menggunakan metode structural equation modelling (SEM) pada data yang dikumpulkan dari 400 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menjadi lebih terlibat dalam personal consumer-brand engagement dan menganggap suatu brand sebagai lebih bergengsi meningkatkan consumer-brand identification, dan consumer skepticism towards ads yang lebih tinggi memengaruhi consumer-brand identification secara negatif. Namun, digital consumer-brand engagement dan consumer skepticism towards brands tidak memengaruhi CBI secara langsung. Lebih lanjut, CBI terbukti memiliki pengaruh positif yang kuat pada brand loyalty dan brand advocacy, dengan brand loyalty juga memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap brand advocacy. Implikasi dan saran manajerial untuk penelitian lebih lanjut dibahas dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Eunike Natalia Marsaulina
"ABSTRAK
Jumlah penjualan kosmetik di Indonesia terus bertambah tiap tahunnya. Sejak tahun 2009 tercatat penjualan kosmetik telah mencapai Rp 7,56 triliun dan naik menjadi Rp 11,2 triliun pada tahun 2013. Dapat terlihat peningkatan yang signifikan dalam penjualan kosmetik di Indonesia, yang disebabkan oleh budaya kecantikan telah meningkat dan melekat di kehidupan wanita Indonesia. Hal ini memicu adanya persaingan yang ketat di antara pemain di industri kecantikan yang ada di Indonesia. Sebanyak 760 perusahaan kosmetik tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dan pada tahun 2015 omzetnya diperkirakan mencapai Rp 20 triliun dengan nilai ekspor sebesar Rp 16 triliun. Namun industri kosmetik di Indonesia ternyata tidak dikuasai oleh merek-merek lokal. Dikatakan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin Indonesia bahwa, kosmetik impor membanjiri Indonesia. Jika diakumulasikan, persentasenya mencapai 55%, dan sisanya yaitu 45% merupakan kosmetik lokal.
Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk menganalisa apa saja faktor yang mempengaruhi brand loyalty dalam perilaku pembelian kosmetik di Indonesia. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi brand loyalty, yaitu brand name, cosmetic design, cosmetic quality, cosmetic price, promotion, dan service quality. Kuesioner disebarkan pada 505 pengguna kosmetik yang tersebar di wilayah Indonesia. Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif serta analisis regresi berganda dengan SPSS 17.0. Penemuan penelitian ini adalah bahwa brand name, cosmetic quality, cosmetic price, dan service quality mempengaruhi brand loyalty secara signifikan.

ABSTRACT
Number of cosmetic products sale increases each year. Since 2009, cosmetic product sales recorded to be 7.59 billion rupiahs followed by increase in 2013 to be 11,2 billion rupiahs. We can see a significant change of sales number here caused by this new culture of beauty that has been a major topic here in Indonesia. This legit increase in this industry has led a tight competition in the market. There are currently 760 beauty products companies in Indonesia and the sum of revenue was about 20 billion rupiahs and worth of export products to be 16 billion rupiahs. Director of BIM (Basis industri Manufaktur) said that Cosmetic products industry is not controlled by local products but mostly by import products. The numbers are 55% of industry belongs to import products and the rest of 45% belongs to local products.
The main purpose of this writing is to analyze the factors that contribute in customer?s loyalty of cosmetic products in Indonesia. There are six factors identified, as factors of brand loyalty, there are brand name, cosmetic design, cosmetic quality, cosmetic price, promotion, and service quality. To get a valid information, I conducted 505 questionnaire spread out throughout all of Indonesia as a source of information of this writing. This research is using descriptive method, with multiple analysis using SPSS 17.0 program. The result of this research is that brand name, cosmetic quality, cosmetic price, and service quality affect brand loyalty significantly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar
"Komunitas pengguna bus TransJakarta adalah fenomena unik di Jakarta, karena bertentangan dengan teori consumer engagement. eWOM dan citra merek diprediksi mampu meningkatkan consumer engagement pengguna bus TransJakarta. Partisipan adalah pengguna rutin TransJakarta yang memiliki akun sosial media (n=122). Penelitian field experiment dengan desain 2( eWOM teks dan eWOM teks gambar) x 2(citra merek positif dan non citra merek) desain faktorial. Kelompok partisipan mendapatkan eWOM gambar dan kelompok eWOM teks gambar mengenai bus TransJakarta serta ada tambahan salience mengenai citra merek bus TransJakarta.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh variasi eWOM terhadap consumer engagement nilai F(1,122) = 1,791, p>0,05 yang berarti tidak ada efek pengaruh dari variasi eWOM (teks dan teks gambar) terhadap consumer engagement. Efek moderasi yang diduga bisa muncul dari variabel citra merek ternyata tidak menunjukkan signifikansi dalam analisa hasil penelitian, nilai F(1,122) = 1,257, p>0,05 menunjukkan moderator citra merek tidak dapat menguatkan ataupun melemahkan pengaruh variasi eWOM terhadap consumer engagement.

Busway bus user community is a unique phenomenon in Jakarta, because this phenomenon contradictive with consumer engagement theory. eWOM and brand image predicted to increase consumer engagement bus of TransJakarta users. Participants are bus of TransJakarta users who have social media accounts (n=122). Field experiment research design with 2 (eWOM text and eWOM text images) x 2 (positive brand image and non-image brand) factorial design. Groups of participants get eWOM text and eWOM text images on bus of TransJakarta and salience of the brand image bus of TransJakarta.
The results showed value of F (1,122) = 1.791, p> 0.05, which means there is no effect of the influence of variations eWOM (text and text images) to consumer engagement. Moderating effects that allegedly could arise from the brand image variables did not show significance in the analysis of the research results, the value of F (1,122) = 1.257, p> 0.05 indicates moderator brand image can not strengthen or weaken the effect of variation eWOM to consumer engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T45216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Alvani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah brand experience dapat memprediksi brand loyalty melalui brand trust pada konsumen lansia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan 390 konsumen lansia yang mengisi kuesioner. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa brand experience secara signifikan memprediksi brand loyalty, baik tanpa maupun melalui peran brand trust partial mediation . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand trust berperan secara sigifikan dalam memprediksi hubungan antara brand experience terhadap brand loyalty. Hal ini berarti konsumen lansia lebih menganggap pengalaman menggunakan produk dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap produk tersebut.

The aim of this study is to examine if brand experience could predicted older adult consumers rsquo loyalty towards a brand through brand trust. This cross sectional study involved 390 older adult consumers of a mineral water who filled in a set of self report questionnaire. Mediation analysis suggested that brand experience was significantly predicting brand loyalty, either directly or indirectly, suggesting partial mediation. This result then implied that experience using a brand was enough to keep older adult consumers rsquo loyalty on that brand."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradika Ferhan
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sikap responden terhadap Starbucks sebagai suatu green brand yang berujung kepada perilaku loyalitas. Starbucks dijadikan studi kasus utama penelitian ini dengan alasan karena Starbucks merupakan salah satu brand coffeeshop yang paling gencar melakukan green movement. Penelitian ini menargetkan konsumen Starbucks yang tergolong loyal dan berdomisili di daerah Jabodetabek, dengan jumlah responden mencapai 391 orang.
Penelitian ini menggunakan berbagai macam variabel untuk diteliti, seperti utilitarian environmental benefits, warm glow benefits, dan green transparency sebagai tiga variabel independen utama yang memiliki pengaruh terhadap green perceived value konsumen, yang kemudian berdampak pada self-brand connection dan berujung pada brand loyalty.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah structural equation modeling agar dapat mengukur pengaruh hubungan variabel penelitian secara simultan. Setelah penelitian dilakukan, hasil menunjukkan bahwa ketiga variabel independen utama mempengaruhi green perceived value yang juga berperan sebagai mediasi antara ketiga variabel independen dengan brand loyalty melalui variabel self-brand connection.

The purpose of this study is to observe how respondent rsquo s attitude towards Starbucks as a green brand, and how it later influences their loyalty behaviors. This study focuses on Starbucks because it is one of the leading coffeeshop in terms of green movement and initiatives. This study targets Starbucks consumers who are considered loyal to the brand and who reside in Jabodetabek, with the total number of respondents up to 391.
There are various variables that are used in this study, such as utilitarian environmental benefits, warm glow benefits, and green transparency as the main independent variables which are considered to have an effect on green perceived value, which later on also influences self brand connection of Starbucks consumers , and ultimately affects the brand loyalty of their consumers.
This study uses structural equation modeling as its main methodology, as it is able to calculate the significance of every relationship simultaneously. This study results in the first three independent variables significantly affected green perceived value, in which it is also found to affect brand loyalty through self brand connection.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Herwika Maulidia
"Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat di Indonesia, merek semakin terpilih sebagai faktor kunci dari seleksi pelanggan. Kesetiaan pelanggan dengan merek harus diperkuat oleh perusahaan. Konsep kepuasan dan loyalitas konsumen merupakan dua konsep yang saling berkaitan dan sangat penting bagi perusahaan. Berbagai macam strategi dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan dua hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh brand personality, brand experience, brand trust, brand love dan nostalgia terhadap consumer brand loyalty dengan menggunakan studi kasus minyak kayu putih Cap Lang dan Blue Band. Sampel penelitian ini adalah yang mengetahui minyak kayu putih Cap Lang dan Blue Band sejak masa kecil dan menggunakan produk minyak kayu putih Cap Lang sebagai obatan pribadinya dan Blue Band sebagai margarin yang digunakannya sampai saat ini. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand personality, brand experience dan brand trust memiliki pengaruh positif terhadap satisfaction. Kemudian, brand personality, brand experience, brand trust, brand love dan satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty. Sedangkan, nostalgia tidak memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty.

In the increasingly fierce business competition conditions in Indonesia, the brand is increasingly selected as a key factor of customer selection. Customer loyalty to the brand must be reinforced by the company. The concept of customer satisfaction and loyalty are two interrelated concepts and very important for the company. Various strategies are done by the company to realize these two things. This study aims to analyze the impact of brand personality, brand experience, brand trust, brand love and nostalgia on consumer brand loyalty by using the case study of eucalyptus oil Cap Lang and Blue Band. The samples of this study are those that know the eucalyptus oil Cap Lang and Blue Band since childhood and use the eucalyptus oil Cap Lang products as his personal medicines and Blue Band as the margarine he uses to date. Data is processed by using Structural Equation Modeling method. The results show that brand personality, brand experience and brand trust have a positive impact on satisfaction. Then, brand personality, brand experience, brand trust, brand love and satisfaction have a positive impact on brand loyalty. Meanwhile, nostalgia has no positive impact on brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Monazella
"Dengan meningkatnya jumlah ritel di Indonesia, pasar modern dituntut memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing. Pop-up store experience menjadi salah satu strategi marketing yang ditujukan untuk meningkatkan willingness to pay dan brand loyalty konsumen. Willingness to pay dan brand loyalty tidak hanya dipengaruhi oleh pop-up store experience, namun juga oleh perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value yang merupakan karakteristik dari pop-up store experience. Penelitian ditujukan untuk menganalisis pengaruh pop-up store experience terhadap willingness to pay dan brand loyalty konsumen dengan mempertimbangkan perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value. Sampel penelitian ini adalah penduduk Jabodetabek yang termasuk dalam usia angkatan kerja dan mengetahui adanya jenis toko berupa pop-up store. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian ini membuktikan pengaruh yang signifikan antara pop-up store experience dengan perceived uniqueness, scarcity, hedonic shopping value, dan willingness to pay secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh signifikan dari pop-up store experience terhadap brand loyalty secara langsung, kecuali variabel tersebut dimediasi oleh perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value.

As the number of retailers in Indonesia increases, modern markets are demanded to have competitive advantages to be able to compete. Based on this condition, pop-up store experience become one of the marketing strategies that is aimed to increase consumers willingness to pay and brand loyalty. Consumers willingness to pay and brand loyalty does not just affect by pop-up store experience, but also with perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value which is also the characteristics of pop-up store experience. Therefore, this study aims to see the effect of pop-up store experience on consumers willingness to pay and brand loyalty with the consideration of perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value. Respondents of this study are Indonesian citizen who live in Jabodetabek, in the age of working labor, and have heardabout pop-up store before. This research is using Structural Equation Modeling (SEM) to process the data. The findings suggest factors that affected by pop-up store experience both directly and indirectly are perceived uniqueness, scarcity, hedonic shopping value, and willingness to pay. This study does not find any direct effect from pop-up store experience on brand loyalty, unless this variable is mediated by perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Ratnayanti
"Tantangan terbesar bagi para pemasar produk anak adalah tak mudah untuk mempertahankan anak sebagai konsumennya yang loyal. Apalagi anak-anak, khususnya yang berusia 8 - 14 tahun, dipastikan sadar brand. Karena setiap hari diterpa berbagai eksposure, terutama iklan di televisi, pemahaman mereka terhadap brand menjadi sangat mendalam. Mereka mampu menangkap nilai-nilai atau tujuan di balik pesan dan hanya akan menerimanya jika memang masuk akal.
Pada awalnya, anak-anak belajar sosialisasi konsumsi dari orangtua mereka. Setelah berusia 8 tahun, anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya (teman-teman sebayanya). Anak-anak membentuk koneksi dan pilihan seumur hidupnya terhadap produk dan brand berdasarkan kebutuhan mereka untuk bisa masuk dan mendapat pengakuan dari lingkungannya. Kebutuhan emosional untuk diterima, kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok, dan kebutuhan untuk merasa selalu aman dalam kelompok, menjadikan teman sebaya sebagai faktor yang sangat memengaruhi mereka dalam segaia hal, termasuk brand loyalty.
Kepuasan pelanggan menjadi salah satu faktor kunci dan sangat menentukan kesinambungan brand loyalty sehingga akan dihasilkan pelanggan-pelanggan yang loyal.
Kepuasan yang kemudian diterjemahkan sebagai persepsi konsumen terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya, akan menimbulkan perceived quality yang positif dari sebuah brand. Ini dapat menjadi alasan penting bagi keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk.
Menjadi penting bagi seorang pemasar produk anak untuk mengetahui hubungan antar kepuasan, brand loyally dan psikografis target markemya. Dengan mengetahui gaya hidup anak dan kelompok sebayanya, pemasar akan mudah mengidentifikasi suatu target grup, siapa pengguna dan non pengguna penduknya, kemudian membuat profil dari konsumen tersebut untuk dikaitkan dengan atribut produknya.
Sampel dalatn penelitian ini adalah pembaca Majalah Bobo di wilayah Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi). Sampel ditentukan dengan metode non probabilitas (accidental sampling). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 240 sampel.
Temuan-temuan penelitian dianalisis secara eksploratif eksplanatif, factor analysis, dan cluster analysis.
Penelitian ini mengidentiikasi dimensi psikografis pembaca majalah anak. Dengan menggunakan metode analisa cluster non hierarchical, secara khusus yang digunakan adalah K Mean Cluster Analysis, lima segmen psikografis terbentuk dan dinamai "Smart & Perfectionist", "Cheerful & Time Spender", "Stylish & Open Minded", "Hard Worker & Elegant", dan "Energetic & Fun". Setelah setiap cluster diuji dengan variabel brand loyalty, diketahui bahwa antara brand loyalty dan lifestyle signifikan meski lemah, sehingga dapat diartikan bahwa brand loyalty tidak hanya ditentukan oleh lifestyle (gaya hidup) tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu menjadi penting bagi pengelola majalah anak untuk mencari tahu faktor-faktor lain yang mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat loyalitas anak terhadap produknya.

The biggest challenge for children's product marketers is the difficulty to maintain a child as their loyal costumer. Especially for 8 - 14 years old children who are assured to "Brand aware", because in daily life they have been exposure especially by the TV commercial so their understanding of brand becomes so deep. They are capable to catch values or intention behind the commercial and will accept only if it is make sense.
In the beginning, the children learn consume socialization from their parents. After the age of 8, they are affected more by their social environment (their peers). The children make their connection and their life time choice to a product and brand based on their needs to get in and get confession from their environment. The emotional needs to be accept, to be part of a group, and the need to be save in a group make their peers as a factor which iniluent them deeply in many things include brand loyalty.
Costumer satisfaction become one of the key factors and determines the continuity of brand loyalty so will create loyal costumers. The satisfaction which is translated as costumer perception on product or services which has fulfill their hope; will cause a positive perceived quality from a brand. This can be an important reason for buying decision and create loyalty to a product.
It?s become important for a children product marketer to know the relationship between their target market?s satisfaction, brand loyalty and psychographic. With the knowledge of children lifestyle and their peers, distributors will easily identifying a target group, who are user and non user of their product than make a profile from the costumers to be related with their product attribute.
The samples in this research are Bobo magazine's readers in Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi). Samples are determines with non probability method (accidental sampling). Samples amount in this research are 240 samples. The research inventions are analyzed with explorative, explanative, factor analysis, and cluster analysis.
This research identities the children magazine reader's psychographic dimension. Used non hierarchical cluster analysis method, especially K Mean Cluster Analysis with five shaped psychographic segment and called "Smart & Perfectionist", "Cheerful & Time-spender", "Stylish & Open-minded", "Hard-worker & Elegant", and "Energetic & Fun". After the cluster had been tested with brand loyalty variable, it turn out that there is a significant relationship between brand loyalty and lifestyle, even the relation between them is weak. So it's can be interpret that brand loyalty is not determine only by their lifestyle but also other factors. Because of that, it is important for the children magazine's management to find out the other factors that may cause low rate of children loyalty to their product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>