Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Adi Utomo
"Indonesia sebagai negara dengan penghasil batubara dengan jumlah yang tinggi, mengakibatkan produksi batubara yang terus meningkat, pemanfaatan akan sumberdaya ini terus bertambah seiring kebutuhan masyarakat di Indonesia terhadap energi. Oleh karena itu, hal ini perlu di seimbangkan dengan kegiatan eksplorasi berdasarkan pertimbangan kondisi geologi, serta estimasi sumberdaya batubara.Daerah penelitian mencakup Formasi Muara Enim yang terletak di Sub-Cekungan Palembang Tengah, Cekungan Sumatera Selatan. Formasi Muara Enim adalah formasi batuan tersier yang merupakan tempat penyimpanan terbesar batubara. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan melalui pemodelan geologi secara 2D & 3D berdasarkan hasil korelasi di setiap data bor menggunakan software MineScape 5.7 sehingga mengetahui kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian untuk menentukan kualitas serta potensi batubara tersebut menjadi briket serta mengetahui total estimasi sumberdaya batubara daerah penelitian. Dalam menentukan estimasi batubara pada wilayah penelitian diperlukan metode geostatistika Inverse Distance Weight (IDW) untuk menginterpolasi ketebalan batubara di setiap seam, dan juga pada area yang tidak dilakuan pengeboran. Hasil dari penelitian ini adalah kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian dengan model 2D dan 3D. Dengan mengetahui kompleksitas tersebut penulis dabat menentukan potensi batubara menjadi bricket dan juga estimasi sumberdaya batubara yang dapat di ekspolrasi.

Indonesia, as a country with a high Coal production, has seen a continuous increase in Coal production due to the growing energy needs of its people. Therefore, it is necessary to balance this with exploration activities based on geological considerations and Coal resource estimation. The research area encompasses the Muara Enim Formation, located in the Sub-Cekungan Palembang Tengah, South Sumatra Basin. The Muara Enim Formation is a tertiary rock formation and the largest Coal storage area. This study aims to understand the subsurface geological conditions through 2D and 3D geological modeling based on the correlation of data from each borehole, using MineScape 5.7 software. This will help determine the geological complexity of the research area, assess the quality and potential of Coal for briquette production, and estimate the total Coal resources in the research area. To estimate Coal resources in the research area, the geostatistical method Inverse Distance Weight (IDW) is used to interpolate Coal seam thickness in each seam and in areas where drilling has not been conducted. The results of this research provide insights into the geological complexity of the study area through 2D and 3D modeling. Understanding this complexity enables the author to determine the potential for Coal briquette production and estimate the Coal resources available for exploration. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezialie
"Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbang kebutuhan batubara negara dalam jumlah yang cukup besar. Formasi Muara Enim merupakan salah satu cekungan di Sumatera Selatan yang menghasilkan sumberdaya batubara. Salah satu metode untuk menghitung estimasi sumberdaya batubara yaitu menggunakan metode pemodelan geologi 3 dimensi (3D Geological Modelling) untuk membentuk model struktur geologi dan bagaimana bentuk dan volume seam batubara itu terlihat. Untuk perhitungan volume sumberdaya batubara dapat dilakukan dengan metode circular yang kemudian mengacu kepada prinsip SNI 5012:2011, berdasarkan kondisi geologi pada daerah penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Model seam batubara menunjukkan luas area 617.859,514 m2 dengan strike/dip N317°E/10°, dan ketebalan rata-rata batubara sebesar 3.7 meter dari seluruh titik bor. Berdasarkan model yang dihasilkan dan pembuatan subcrop, persebaran batubara di daerah penelitian memiliki orientasi Timur Laut – Barat Daya. Estimasi sumber daya batubara dari model seam batubara mencapai 16211.03 ton. Sementara itu, metode circular menghasilkan tonase batubara sebanyak 8492.97 ton untuk sumber daya terukur, 4904.15 ton untuk sumber daya tertunjuk, dan 2813.91 ton untuk sumber daya tereka dalam IUP daerah penelitian.

South Sumatra is one of the provinces in Indonesia which contributes quite a large amount to the country's coal needs. The Muara Enim Formation is one of the basins in South Sumatra that produces coal resources. One method for calculating coal resource estimates is using the 3-dimensional geological modeling method (3D Geological Modeling) to create a model of the geological structure and how the shape and volume of the coal seam looks. Calculating the volume of coal resources can be done using the circular method which then refers to the principles of SNI 5012:2011, based on the geological conditions in the research area. The results obtained from this research are that the coal seam model shows an area of 617,859.514 m2 with a strike/dip of N317°E/10°, and an average coal thickness of 3.7 meters from all drill points. Based on the model produced and the subcrop made, the distribution of coal in the research area has a Northeast – Southwest orientation. The estimated coal resources from the coal seam model reached 16211.03 tons. Meanwhile, the circular method produces coal tonnage of 8492.97 tons for measured resources, 4904.15 tons for indicated resources, and 2813.91 tons for inferred resources in the research area of IUP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thorik Achsan
"Pada studi ini telah dilakukan analisis petrofisika dan evaluasi reservoar pada lapangan Blackfoot. Analisis petrofisika dan evaluasi formasi dilakukan pada 8 buah sumur yang tersebar pada lapangan Blackfoot. Identifikasi reservoar dihasilkan dari parameter sifat fisik suatu batuan seperti porositas, kandungan lempung, permeabilitias, dan saturasi air yang dihasilkan dari perhitungan evaluasi formasi. Evaluasi formasi yang dilakukan meliputi tahapan identifikasi zona target, perhitungan kandungan lempung, porositas, saturasi air dan hasilnya ditampilkan dalam lumping.
Dari studi ini dihasilkan parameter petrofisika untuk mempresentasikan batuan reservoar pada setiap zona-zona potensial. Dari pengolahan data menggunakan software techlog 2011, dari hasil 8 buah sumur memiliki rata-rata nilai porositas yaitu 23%, kandungan lempung 18% dan saturasi air 24%.

This study has been conducted on petrophysical analysis and reservoir evaluation in the Blackfoot field. Petrophysical analysis and formation evaluation is performed on 8 wells at Blackfoot field. Reservoir identification is based on the physical parameter such as porosity, volume shale, permeability, and water saturation. Formation evaluation was conducted from identification of the target zone, calculation volume shale, porosity and water saturation.
The results from petrophysical parameter and reservoir evaluation are shown in lumping. Petrophysic parameter resulted from this study for presentating of reservoar rocks on each of potential zone. Based on data processing using software techlog 2011, results of the 8 wells have an average value of porosity is 23%, Volume shale is 18% and water saturation is 24%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willem Thunggara
"ABSTRAK
Pemetaan distribusi lithofasies dari lapisan batubara telah berhasil dilakukan pada
formasi Muara Enim Lapangan ?P? Riau. Studi ini mengacu pada data sumur dan
data seismik 2D. 19 sumur utama dengan kedalaman 400 ft dan satu sumur
pendukung dengan kedalaman 2000 ft. 3 line seismik 2D digunakan sebagai
koreksi lateral daerah studi. Pemetaan distribusi lithofasies ini merupakan cara
yang cukup baik untuk menentukan persebaran lateral batubara. Persebarannya
dapat dilihat dengan melakukan beberapa langkah yaitu melakukan pemodelan
dari sebaran fasies batubara. Pemodelan ini didasarkan pada data sumur dan data
seismik, yang pada tahapannya menghasilkan marker geologi, struktur waktu dan
juga struktur kedalaman. Kemudian dari struktur waktu dibuat 4 zona batubara
dan lapisan dari tiap zona yang akan dihitung volumenya. Setelah persebaran dari
batubara sudah dapat dimodelkan, maka selanjutnya dilakukan proses perhitungan
volume batubara untuk tiap lapisannya berdasarkan batasan daerah penelitian,
ketebalan tiap lapisan dan juga persentase batubara pada tiap lapisannya.

Abstract
Lithofasies distribution mapping of coal seams have been successfully performed
in the formation of Muara Enim Field "P" Riau. The study is based on well data
and 2D seismic data. 19 main wells with a depth of 400 ft and a support wells
with a depth of 2000 ft. 3 2D seismic line is used as a correction of the lateral
study area. Lithofasies distribution mapping is good enough way to determine the
lateral distribution of coal. The distribution can be viewed with doing several
steps that perform modeling of coal facies distribution. This modeling is based on
well data and seismic data, which in geological marker of subsequent yield, time
structure and also the depth of the structure. Then from the structure of the coal
zone and made 4 layering of each zone to be calculated volume. After the
distribution of coal is to be modeled, then the calculation process is performed for
each layers of coal volume based on boundary study area, the thickness of each
layer and also the percentage of coal in each layer."
Universitas Indonesia, 2012
S43465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifky Fayuzar
"

Estimasi sumber daya merupakan salah satu tahap penting dalam kegiatan eksplorasi batu bara karena bertujuan untuk menilai kuantitas dan kualitas batu bara pada suatu daerah. Lokasi daerah penelitian berada di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Lapisan batu bara pada daerah penelitian berasal dari Formasi Muara Enim yang merupakan salah satu formasi pembawa-batu bara di Cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran lapisan batu bara pada daerah penelitian dan melakukan komparasi terhadap hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara yang dilakukan dengan metode nearest neighbor, inverse distance weighting, ordinary kriging, dan radial basis function. Setiap metode memiliki pendekatan dan parameter yang berbeda-beda dalam melakukan estimasi ketebalan batu bara. Setelah didapatkan hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara pada setiap metode, selanjutnya dilakukan komparasi menggunakan quantile-quantile plot dan swath plot untuk melihat metode yang paling akurat dalam melakukan estimasi ketebalan lapisan batu bara. Dari hasil quantile-quantile plot yang dilakukan, frekuensi hasil estimasi dengan metode inverse distance weighting dan ordinary kriging mendekati frekuensi secara teoritis dan dari hasil Swath Plot menunjukkan bahwa trend nilai rata-rata hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara pada metode inverse distance weighting dan ordinary kriging memiliki kemiripan dengan trend nilai rata-rata data bor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode inverse distance weighting dan ordinary kriging memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan metode nearest neighbor dan radial basis function dalam melakukan estimasi ketebalan batu bara di daerah penelitian.

 


Resource estimation is one of the important stages in coal exploration activities because it aims to assess the quantity and quality of coal in an area. The location of the research area is in Muara Enim Regency, South Sumatera Province. The coal seam of the research area is derived from the Muara Enim formation which is one of the coal-bearing formations in the South Sumatera basin. This research aims to determine the coal seam distribution in the research area and comparing the result of the coal thickness estimate by nearest neighbor, inverse distance weighting, ordinary kriging and radial basis function methods. Each method has different approaches and parameters to estimate the thickness of coal seam. After the result of the estimation of coal seam thickness in each method, the comparison is carried out using quantile-quantile plot and swath plot to see the most accurate method of estimating coal seam thickness. From the results of quantile-quantile plot, the frequency of the estimated results with the inverse distance weighting and ordinary kriging methods is similar to the theoretical frequency and from the results of swath plot, indicates that the average value trend of the estimated results coal thickness with the inverse distance weighting and ordinary kriging methods has similarities to the trend of the average value of drilling data. The results showed that the inverse distance weighting and ordinary kriging methods have a better accuracy than the nearest neighbor and radial basis function methods in performing coal thickness estimation of research area.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anggono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyi Amriansyah
"

Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang bernilai ekonomis dibandingkan energi lainnya. Diperlukan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan batu bara. Daerah penelitian dilakukan pada lapangan Banko Barat PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Batu bara pada daerah penelitian berada pada Formasi Muara Enim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas bara, dan kegunaan dari batu bara. Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisis data lubang bor, logging geofisika, dan kualitas batu bara. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bentuk pemodelan 3D, estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas batu bara, dan kegunaan batu bara. Pemodelan 3D dan estimasi yang dilakukan menggunakan aplikasi Minescape 5.7. Estimasi Sumber daya pada daerah penelitian pada sumber daya terukur sebesar 109.977.726 ton, Sumber daya tertunjuk 4.091.138 ton, dan Sumber daya terukur 15 ton. Peringkat batu bara pada daerah penelitian termasuk kedalam High Volatile Bituminous B. Dari analisis persebaran kualitas batu bara pada daerah penelitian dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan dan tingkat sedimentasi. Daerah penelitian termasuk kedalam tipe rawa raised swamp dan dipengaruhi oleh pengaruh air laut dilihat dari tingginya nilai kandungan sulfur pada seam C1. Nilai kandungan kalori pada daerah penelitian dipengaruhi oleh nilai kandungan abu, kelembapan, fix carbon, dan zat terbang. Nilai kandungan kalori dianalisis menggunakan regresi linear. Didapatkan nilai x yang positif pada nilai zat terbang dan fix carbon yang mengindikasikan nilai yang berbanding lurus sedangkan pada nilai kelembapan dan kandungan abu didapat nilai x yang negatif yang mengindikasikan nilai berbanding terbalik. Dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan kegunaan batu bara pada daerah penelitian. Batu bara pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dan industrik semen.

 


Coal is a source of energy that has economic value compared to other energies. Exploration activities are required to obtain coal reserves. The research area was conducted in the West Banko field PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, South Sumatra. Coal in the research area is in the Muara Enim Formation. This study aims to determine the estimation of coal resources, distribution of coal, and usefulness of coal. The research method used are to analyze borehole data, geophysical logging, and coal quality. From the analysis, it can be seen the form of 3D modeling, estimation of coal resources, distribution of coal quality, and use of coal. 3D modeling and estimation were carried out using Minescape 5.7. Estimated resources in the research area at measured resources were 109,977,726 tons, indicated resources were 4,091,138 tons, and measured resources were 15 tons. The rank of coal in the study area is High Volatile Bituminous B. From the analysis of the distribution of coal quality in the study area is influenced by the depositional environment and sedimentation. The research area is raised swamp and influenced by sea water seen from the high value of sulphur content in seam C1.The value of the calorific content in the study area is influenced by the value of the volatile matter, moisture, fix carbon, and ash. Calorific values were analyzed using linear regression. From the linear regression obtained a positive x value of ash and fix carbon which indicates a value that is directly proportional and a negative x value of ash and total moisture which indicates a value that is inversely proportional. From the results of this analysis, it can be determined the use of coal in the study area. Coal in the research area can be used as a power plant and cement industry.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasia Alya Putriningtyas
"Cekungan Jawa Timur atau yang biasa dikenal dengan Cekungan Jawa Timur merupakan salah satu cekungan mature yang telah berkontribusi banyak terhadap komoditi migas di Indonesia. Formasi Ngimbang merupakan salah satu Formasi penyusun Cekungan Jawa Timur yang diperkirakan merupakan penghasil 95% hidrokarbon pada sistem perminyakan regional yang ada (Mudjiono & Eko Pireno, 2002). Salah satu bagian dari formasi ini adalah Anggota Ngimbang Klastik, yang memiliki potensi ganda, baik sebagai source rock maupun reservoir rock, tergantung pada variasi fasies, litologi, dan kondisi diagenetiknya (Dwi Nugraha et al., 2016). Untuk mengoptimalkan eksplorasi dan eksploitasi dari cekungan ini, perlu dilakukan banyak penelitian untuk mengamati aspek geologis dari cekungan, salah satunya adalah analisis fasies dan lingkungan pengendapan. Penelitian ini mengintegrasikan beberapa data berupa data log sumur, laporan deskripsi core dan cutting, laporan biostratigrafi, serta peta bawah permukaan (isopach map dan depth structure map) dari delapan sumur eksplorasi yang terletak di North Madura Platform, Blok Ketapang, Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis, pola elektrofasies symmetrical, serrated, bell-shape, dan cylindrical teridentifikasi. Dari integrasi data-data yang ada, didapat asosiasi fasies berupa subtidal flat, marsh/swamp, tidal channel, mudflat, dan shallow marine shelf yang terendapkan di lingkungan tide-dominated estuari dan lagoon / protected marine, dengan arah dominan endapan yang cenderung mengarah ke laut (basinward) di sebelah timur.

The East Java Basin is one of the mature basins that has contributed much to the oil and gas commodity in Indonesia. The Ngimbang Formation is one of the constituent formations of the East Java Basin which is estimated to produce 95% of the hydrocarbons in the existing regional petroleum system (Mudjiono & Eko Pireno, 2002). One part of this formation is the Ngimbang Klastik Member, which has dual potential, both as source rock and reservoir rock, depending on variations in facies, lithology, and diagenetic conditions (Dwi Nugraha et al., 2016). To optimize the exploration and exploitation of this basin, it is necessary to conduct many studies to observe the geological aspects of the basin, one of which is the analysis of facies and depositional environment. This study integrates several data such as well log data, core and cutting description reports, biostratigraphy reports, and subsurface maps (isopach map and depth structure map) of 8 exploration wells that is located on the North Madura Platform, Ketapang Block, East Java. Based on the analysis, symmetrical, serrated, bell-shape, and cylindrical electrofacies patterns were identified. From the integration of existing data, facies associations of subtidal flat, marsh/swamp, tidal channel, mudflat, and shallow marine shelf were obtained, which were deposited in tide-dominated estuary and lagoon/protected marine environments with the dominant direction of deposits tending to be basinward in the east."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathimah Azzahro
"Lapangan ‘ZARA’ merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi batubara di bagian selatan Sub-Cekungan Palembang Tengah, Cekungan Sumatera Selatan. Lapangan ‘ZARA’ memiliki luas sebesar 768.60 km². Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan potensi kapasitas simpan pada Coal Seam FA yang merupakan bagian dari Formasi Muara Enim. Analisa Proksimat menunjukkan bahwa coal rank pada Seam FA tergolong peringkat rendah dengan jenis subbituminous-c. Hasil studi geologi dan pemodelan reservoir statik yang menggunakan data sumur, data seismik, dan data laboratorium. Seam FA memiliki ketebalan sebesar 8.60 m dan memiliki volume sebesar 86,012 m³. Kemudian, perhitungan estimasi kapasitas simpan gas karbondioksida pada Seam FA dilakukan menggunakan pendekatan pemodelan statik dan perhitungan volumetrik yang menggunakan data tersebut. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan kisaran nilai Gas in Place (GIP) untuk Seam FA sebesar 1,712.72 – 2,902.42 BCF atau setara dengan 90.90 – 154.06 juta ton CO₂. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan.

The ‘ZARA’ Field is one of the areas with coal potential located in the southern part of the Central Palembang Sub-basin, South Sumatra Basin. The ‘ZARA’ Field covers an area of 768.60 km². This study aims to identify the characteristics and storage capacity potential of the FA Coal Seam, which is part of the Muara Enim Formation. Proximate analysis indicates that the coal rank of Seam FA is classified as low rank with a sub-bituminous C type. The geological study and static reservoir modeling were conducted using well data, seismic data, and laboratory data. Seam FA has a thickness of 8.60 m and a volume of 86,012 m³. Furthermore, the estimation of carbon dioxide gas storage capacity in Seam FA was carried out using a static modeling approach and volumetric calculations based on these data. The results of the calculations show that the Gas in Place (GIP) values for Seam FA range from 1,712.72 to 2,902.42 BCF, equivalent to 90.90 to 154.06 million tons of CO₂. Based on these findings, it can be concluded that the applied method has successfully addressed the formulated research problem."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Darmadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S28550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>