Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arrizal Ibnu Zainuddin
"Minyak bumi dan gas alam masih menjadi sumber energi utama yang banyak digunakan di berbagai sektor. Untuk mengoptimalkan produksi migas, berbagai upaya dan metode dilakukan. Salah satunya melalui metode hydraulic fracturing. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan produksi atau reaktivasi sumur yang mengalami penurunan produksi dengan menghasilkan rekahan dari injeksi fluida tinggi. Proses pemantauan metode ini umumnya menggunakan gelombang mikroseismik akibat rekahan dari bawah permukaan. Sinyal mikroseismik yang terekam umumnya mengandung banyak noise akibat aktivitas di sekitar permukaan dan sulit diidentifikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan metode untuk mendeteksi aktivitas mikroseismik tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model untuk mendeteksi event dan non-event pada mikroseismik menggunakan discrete wavelet transform untuk mengekstraksi fitur dari sinyal mikroseismik dan algoritma XGBoost untuk melakukan klasifikasi event dan non-event. Hasil terbaik model dengan wavelet sym3 level 5 dengan evaluasi metrik kelas event mencapai 71.43% untuk presisi dan 66.67% untuk recall.

Petroleum and natural gas are still the main sources of energy that are widely used in various sectors. To optimize oil and gas production, various efforts and methods are carried out. One of them is through the hydraulic fracturing method. This method aims to increase production or reactivation of wells that have decreased production by producing fractures from high fluid injection. The monitoring process of this method generally uses microseismic waves due to fracturing from the subsurface. The recorded microseismic signals generally contain a lot of noise due to activities around the surface and are difficult to identify. Therefore, a method is needed to detect the microseismic activity. This study aims to develop a model to detect events and non-events in microseismic using discrete wavelet transform to extract features from microseismic signals and XGBoost algorithm to classify events and non-events. The best results of the model with sym3 wavelet level 5 with event class metric evaluation reached 71.43% for precision and 66.67% for recall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Fredrick Genesio
"Monitoring proses hydraulic fracturing merupakan langkah penting untuk memastikan keberhasilan dan efisiensi stimulasi reservoar. Dalam pelaksanaannya, monitoring dilakukan menggunakan hasil rekaman seismik yang mendeteksi rekahan yang terjadi di ujung bawah wellbore. Sistem ini dibangun untuk mengidentifikasi event mikroseismik akibat rekahan, berdasarkan hasil sinyal seismik yang direkam selama proses berlangsung. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem deteksi event mikroseismik secara otomatis menggunakan pendekatan deep learning. Konsep transfer learning dimanfaatkan karena telah banyak diterapkan dalam konteks seismologi, seperti pada model pre-trained PhaseNet, U-GPD, dan EQTransformer untuk keperluan klasifikasi event maupun phase picking gelombang P dan S. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pre-trained model, khusus untuk data mikroseismik dari wilayah Formasi Talang Akar. Arsitektur CNN yang digunakan, dilatih menggunakan data hasil pengukuran seismometer dari Lapangan X dan menghasilkan akurasi sebesar 75,63%. Lapisan fitur dari pre-trained model ini kemudian dibekukan (frozen) untuk mengekstraksi fitur dari data target, yaitu data selama proses Step Rate Test (SRT) di lokasi yang sama. Fitur tersebut selanjutnya diklasifikasikan menggunakan algoritma machine learning konvensional, dengan pendekatan ini dihasilkan akurasi terbaik sebesar 76,92% dalam mendeteksi event mikroseismik akibat proses SRT.

Monitoring the hydraulic fracturing process is a crucial step to ensure the success and efficiency of reservoir stimulation. In practice, monitoring is carried out using seismic recordings that detect fractures occurring at the bottom tip of the wellbore. This system is designed to identify microseismic events caused by fracturing, based on the seismic signals recorded throughout the process. This study aims to develop an automatic microseismic event detection system using a deep learning approach. Transfer learning is utilized, as it has been widely applied in seismology, for example in pre-trained models such as PhaseNet, U-GPD, and EQTransformer for event classification and P- and S-phase picking. This research focuses on developing a pre-trained model specifically for microseismic data from the Talang Akar Formation. The proposed CNN architecture was trained using seismic data recorded at Field X and achieved an accuracy of 75.63%. The feature layers of this pre-trained model were then frozen to extract features from the target data, which were obtained during the Step Rate Test (SRT) process at the same location. These features were subsequently classified using conventional machine learning algorithms, resulting in the best accuracy of 76.92% in detecting microseismic events induced by the SRT process. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Fredrick Genesio
"Monitoring proses hydraulic fracturing merupakan langkah penting untuk memastikan keberhasilan dan efisiensi stimulasi reservoar. Dalam pelaksanaannya, monitoring dilakukan menggunakan hasil rekaman seismik yang mendeteksi rekahan yang terjadi di ujung bawah wellbore. Sistem ini dibangun untuk mengidentifikasi event mikroseismik akibat rekahan, berdasarkan hasil sinyal seismik yang direkam selama proses berlangsung. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem deteksi event mikroseismik secara otomatis menggunakan pendekatan deep learning. Konsep transfer learning dimanfaatkan karena telah banyak diterapkan dalam konteks seismologi, seperti pada model pre-trained PhaseNet, U-GPD, dan EQTransformer untuk keperluan klasifikasi event maupun phase picking gelombang P dan S. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pre-trained model, khusus untuk data mikroseismik dari wilayah Formasi Talang Akar. Arsitektur CNN yang digunakan, dilatih menggunakan data hasil pengukuran seismometer dari Lapangan X dan menghasilkan akurasi sebesar 75,63%. Lapisan fitur dari pre-trained model ini kemudian dibekukan (frozen) untuk mengekstraksi fitur dari data target, yaitu data selama proses Step Rate Test (SRT) di lokasi yang sama. Fitur tersebut selanjutnya diklasifikasikan menggunakan algoritma machine learning konvensional, dengan pendekatan ini dihasilkan akurasi terbaik sebesar 76,92% dalam mendeteksi event mikroseismik akibat proses SRT.

Monitoring the hydraulic fracturing process is a crucial step to ensure the success and efficiency of reservoir stimulation. In practice, monitoring is carried out using seismic recordings that detect fractures occurring at the bottom tip of the wellbore. This system is designed to identify microseismic events caused by fracturing, based on the seismic signals recorded throughout the process. This study aims to develop an automatic microseismic event detection system using a deep learning approach. Transfer learning is utilized, as it has been widely applied in seismology, for example in pre-trained models such as PhaseNet, U-GPD, and EQTransformer for event classification and P- and S-phase picking. This research focuses on developing a pre-trained model specifically for microseismic data from the Talang Akar Formation. The proposed CNN architecture was trained using seismic data recorded at Field X and achieved an accuracy of 75.63%. The feature layers of this pre-trained model were then frozen to extract features from the target data, which were obtained during the Step Rate Test (SRT) process at the same location. These features were subsequently classified using conventional machine learning algorithms, resulting in the best accuracy of 76.92% in detecting microseismic events induced by the SRT process. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Christy
"Lapangan "X" terletak di Cekungan Sumatera Selatan tepatnya pada Formasi Talang Akar. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pada lapangan ini tersaturasi hidrokarbon berupa condensate dan minyak. Zona target berupa paket-paket reservoir karena sistem pengendapannya berada pada lingkungan delta. Inversi simultan akan menghasilkan impedansi P, impedansi S, dan densitas. Dengan menggunakan parameter Zp, Zs, dan densitas, dapat diketahui persebaran zona hidrokarbon secara lateral. Impedansi P sensitif terhadap identifikasi hidrokarbon dikarenakan mengandung komponen inkompresibilitas. Sementara parameter impedansi S digunakan untuk identifikasi litologi karena mengandung komponen rigiditas yang sensitif terhadap matriks batuan. Untuk mengontrol inversi seismik, digunakan informasi dari log sumur. Analisis krosplot dari parameter fisis sumur dilakukan guna mengetahui anomali persebaran data. Anomali ini biasanya menandakan zona hidrokarbon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persebaran litologi dan zona hidrokarbon teridentifikasi dengan cukup baik dengan parameter Zp, Zs dan densitas.

Field "X" is located in the South Sumatra Basin precisely in Talang Akar Formation. Have been identified earlier that the field is saturated by hydrocarbons in the form of condensate and oil. Target zone in the form are packets of reservoir because the deposition system on this field are in the delta environment.Simultaneous inversion will generate impedance P, S impedance, and density. By using the parameter Zp, Zs and density, hydrocarbon zone can be seen spread laterally. Impedance P sensitive to the identification of hydrocarbon-containing due components of incompresibility. While the S impedance parameter is used to identify lithology because it contains components of rigidity that are sensitive to matrix of rock. In addition, information from well logs are used to control the seismic inversion. Crossplot analysis of the physical parameters of the wells was conducted to determine the distribution of data anomalies. This anomaly usually indicates a hydrocarbon zone.The results showed that the distribution of lithology and hydrocarbon zones identified quite well with Zp, Zs, and density.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Azzahra
"Formasi Talang Akar yang saat ini merupakan reservoir utama penghasil hidrokarbon yaitu sebanyak 75% akumulasi hidrokarbon dari Cekungan Sumatra Selatan dihasilkan oleh Formasi Talang Akar. Untuk memaksimalkan serta menemukan zona reservoir baru yang dapat dijadikan zona potensi akumulasi hidrokarbon, maka penelitian ini dilakukan yaitu dengan menentukan atau mengidentifikasi zona potensi reservoir hidrokarbon pada Formasi Talang Akar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa data yaitu data log, Routine Core Analysis (RCA), data XRD, data mudlog, dan data biostratigrafi dengan pengolahan data yang dilakukan yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Berdasarkan pengolahan data secara kualitatif dapat diamati litologi dari seluruh sumur yaitu berupa batupasir dengan selingan serpih dan terdapat beberapa endapan tipis batubara. Penentuan litologi ini dapat dilihat dari pembacaan log dan dengan validasi data mudlog. Berdasarkan analisis kuantitatif atau petrofisika, hasil perhitungan parameter petrofisika pada sumur penelitian didapatkan rata-rata pada zona hidrokarbon dengan Volume Shale (Vshale): 0,195 s.d. 0,298 V/V, Porositas Efektif (PHIE): 19% s.d. 34%, Saturasi Air (Sw): 0,371 s.d. 0,616 V/V. Nilai cut off yang digunakan untuk menentukan ketebalan zona hidrokarbon (net pay) yaitu Vshale ≤ 0.4 V/V, PHIE ≥ 12%, dan Sw ≤ 0.7 V/V. Ketebalan zona hidrokarbon dari masing-masing sumur yaitu X1: 18,5 ft, X2: 13 ft, X3: 4,7 ft, X4: 63 ft, dan X5: 1,7 ft.

The Talang Akar Formation is currently the main hydrocarbon-producing reservoir, 75% of the hydrocarbon accumulation of the South Sumatra Basin is produced by the Talang Akar Formation. To maximize and find new reservoir zones that can be used as potential hydrocarbon accumulation zones, this research was conducted by determining or identifying potential hydrocarbon reservoir zones in the Talang Akar Formation. This research was conducted using several data, namely log data, Routine Core Analysis (RCA), XRD data, mudlog data, and biostratigraphic data with data processing carried out qualitatively and quantitatively. Based on qualitative data processing, it can be observed that the lithology of all wells is sandstone with shale interludes and there are several thin deposits of coal. This lithology determination can be seen from log readings and by validating mudlog data. Based on quantitative or petrophysical analysis, the results of the calculation of petrophysical parameters in the research wells obtained an average in the hydrocarbon zone with Volume Shale (Vshale): 0.195 to 0.298 V/V, Effective Porosity (PHIE): 19% to 34%, Water Saturation (Sw): 0.371 to 0.616 V/V. The cut off values used to determine the thickness of the hydrocarbon zone (net pay) are Vshale ≤ 0.4 V/V, PHIE ≥ 12%, and Sw ≤ 0.7 V/V. The hydrocarbon zone thickness of each well is X1: 18.5 ft, X2: 13 ft, X3: 4.7 ft, X4: 63 ft, and X5: 1.7 ft."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Kevinsyah Aulia
"Cekungan Sunda merupakan salah satu cekungan sedimen yang memiliki potensi cadangan minyak bumi dan gas tepatnya pada Formasi Talang Akar. Untuk memaksimalkan eksplorasi dan produksi pada cekungan ini, dibutuhkan studi yang melibatkan bidang geologi untuk menemukan dan mengembangkan potensi baru. Metode yang akan dibawakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data batuan inti dan data sumur. Kedua data tersebut dapat digunakan dalam mengkarakterisasi batuan penyusun dari reservoar daerah penelitian. Analisis yang digunakan untuk mengkarakterisasi batuan reservoar daerah penelitian yaitu analisis fasies yang didapatkan dari data batuan inti yang akan digunakan sebagai validasi terhadap interpretasi data sumur atau elektrofasies. Analisis sikuen stratigrafi juga diterapkan untuk mengetahui lapisan batuan yang memiliki korelasi dalam aspek kesamaan waktu dalam proses pengendapannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa elemen yang terendapkan pada braided dan meandering system. Analisis sikuen stratigrafi menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa system tract berdasarkan karakteristik elemen channel dan perubahan sistem pengendapan. Object based modeling dapat memodelkan secara baik bagaimana hubungan antara sistem pengendapan dengan sikuen stratigrafi secara tiga dimensi.

The Sunda Basin is one of the sedimentary basins that holds potential oil and gas reserves, particularly within the Talang Akar Formation. To maximize exploration and production in this basin, a geological study is needed to discover and develop new potentials. The method presented in this research involves the use of core data and well data. Both data types can be utilized to characterize the constituent rocks of the reservoir in the study area. The analysis used to characterize the reservoir rocks in the study area is facies analysis obtained from core data, which will be used for validation against the interpretation of well data or electrofacies. Sequence stratigraphy analysis is also applied to identify rock layers that have correlations in terms of time equivalence during the deposition process. The research results indicate that the study area can be divided into several elements deposited within braided and meandering systems. Sequence stratigraphy analysis shows that the study area can be divided into several system tracts based on the characteristics of channel elements and changes in the depositional system. Object-based modeling can effectively represent the three-dimensional relationship between the depositional system and sequence stratigraphy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shibly Jindan
"Cekungan Sumatra Selatan adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam cadangan minyak bumi dan gas, terutama di Formasi Talang Akar. Untuk mengoptimalkan eksplorasi dan produksi di cekungan ini, dibutuhkan studi yang melibatkan bidang geologi untuk menemukan dan mengembangkan potensi baru. Penelitian ini difokuskan pada Formasi Talang Akar Bagian Bawah, dengan menggunakan beberapa sumur bor di daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran dari variasi litologi dan menganalisis fasies dan sistem pengendapan berdasarkan pola elektrofasies pada tiap sumur daerah penelitian dari batuan penyusun Formasi Talang Akar Bagian Bawah pada lapangan “X”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan data batuan inti dan data sumur. Kedua jenis data tersebut memiliki peran penting dalam mengkarakterisasi batuan penyusun yang terdapat di daerah penelitian. Analisis fasies dan sistem pengendapan digunakan untuk menggambarkan sifat dan lingkungan deposisi batuan, yang diambil dari data batuan inti yang akan digunakan sebagai validasi terhadap interpretasi data sumur atau elektrofasies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa elemen yaitu, fluvial meandering channel, floodplain, tidal distributary channel, distributary mouth bar, dan delta front/marine shale. Elemen tersebut terendapkan pada dua sistem pengendapan yang berbeda, yaitu meandering system dan tide dominated delta system. Hasil interpretasi log gamma ray pada tiga sumur menunjukkan dua litologi utama: sandstone dan shale. Persebaran litologi dan pola penyusunannya dapat dikorelasikan antar sumur. Namun, satu tubuh sandstone tebal di dasar sumur B-1 tidak ada pada dua sumur lainnya. Secara vertikal, pola litologi dari log gamma ray menunjukkan beberapa tren, termasuk fase yang didominasi oleh sandstone dan fase yang didominasi oleh shale. Dalam penelitian ini, analisis fasies dan sistem pengendapan akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik batuan dan lingkungan deposisi di Lapangan “X”, Formasi Talang Akar Bagian Bawah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sudut pandang baru terhadap kegiatan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi pada daerah penelitian.

The South Sumatra Basin is one of the regions with significant potential for oil and gas reserves, especially within the Talang Akar Formation. To optimize exploration and production in this basin, a study involving the field of geology is needed to discover and develop new potentials. This research focuses on the Lower Talang Akar Formation, using several drilling wells in the research area. The objective of this study is to analyze the distribution of lithological variations and to analyze facies and deposition systems based on electrofacies patterns in each well within the research area of the Lower Talang Akar Formation in the "X" field. The methods employed in this research involve core rock data and well data. Both types of data play a crucial role in characterizing the constituent rocks present in the research area. Facies and deposition system analysis are used to depict the nature and depositional environment of the rocks, derived from core rock data, which will be used as validation for the interpretation of well data or electrofacies. The research results indicate that the research area can be divided into several elements, namely fluvial meandering channels, floodplains, tidal distributary channels, distributary mouth bars, and delta fronts/marine shales. These elements are deposited within two distinct deposition systems, namely the meandering system and the tide-dominated delta system. The interpretation results of the gamma-ray log in the three wells indicate two main lithologies: sandstone and shale. The distribution of lithology and its arrangement can be correlated between wells. However, a thick sandstone body at the base of well B-1 is not present in the other two wells. Vertically, the lithology pattern from the gamma-ray log indicates several trends, including phases dominated by sandstone and phases dominated by shale. In this study, facies and deposition system analysis will provide an in-depth understanding of rock characteristics and depositional environments in the "X" field of the Lower Talang Akar Formation. This research is expected to contribute new insights or perspectives to the development of oil and gas fields in the research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Marsha Edisworo Yusuf
"Lapangan Natih merupakan salah satu lapangan migas yang berada pada Cekungan Sunda. Penelitian ini difokuskan pada salah satu formasi dari lapangan ini yaitu Formasi Talang Akar. Hal yang menarik dari formasi ini adalah variasi litologi yang terendapkan yaitu batupasir, batulempung, dan batubara. Proses pengendapan dari ketiga litologi tersebut dipengaruhi oleh dua proses sedimentasi yaitu fluvial dan pasang surut air laut. Kedua proses sedimentasi tersebut menghasilkan lingkungan pengendapan transisi (fluvial – marine) dengan adanya percampuran elemen seperti polen, mikroplankton, dan mikrofosil dari masing-masing lingkungan pengendapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan lingkungan pengendapan transisi jenis apa yang berlangsung pada formasi ini. Proses penentuan lingkungan pengendapan dilakukan dengan menganalisis data well log dan seismik serta dibantu dengan data biostratigrafi dan sidewall core. Dua lintasan dibuat dengan orietasi arah yang berbeda, Lintasan-1 mengarah Timur Laut – Barat Daya dan Lintasan-2 mengarah Barat Laut – Tenggara untuk mendapatkan cakupan penuh dari daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis, Formasi Talang Akar memiliki lingkungan pengendapan transisi berupa estuari. Pada estuari ini terdapat subenvironment berupa tidal channels dan tidal flat.

The Natih Field is one of the oil and gas fields in the Sunda Basin. This research is focused on one of the formations from this field, namely the Talang Akar Formation. A unique factor of this formation is the lithological variations that were deposited, such as sandstone, claystone, and coal. The deposition process of these lithologies is influenced by two sedimentation processes which are fluvial and tidal. The two sedimentation processes produce a transitional environment with the mixture of elements such as pollen, microplankton, and microfossil from each depositional environment. The purpose of this study was to determine what kind of transitional depositional environment took place in this formation. The process of determining the depositional environment is carried out by analyzing well log and seismic data supported by biostratigraphic and sidewall cores datas. Two trajectories were made with different orientations, Track-1 orinents towards Northeast – Southwest while Track-2 orients towards Northwest – Southeast to get full coverage of the research area. Based on the results of the analysis, the Talang Akar Formation has a transitional depositional environment in the form of an estuary. In this estuary there are subenvironments in the form of tidal channels and tidal flats."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyono
"Lapangan 'HD' merupakan lapangan gas di Cekungan Sunda yang dikembangkan sejak tahun 2006 dan telah membuktikan keberadaan hidrokarbon pada lapisan batupasir Formasi Talang Akar bagian atas. Formasi ini merupakan sedimen sedimen darat yang terendapkan sepanjang aliran sungai purba (paleochannel) berumur Oligosen Atas dan berpotensi sebagai lapisan reservoir yang baik. Aplikasi multi atribut seismik merupakan salah satu teknik yang dipakai dalam mengidentifikasi pola sebaran dan kualitas reservoir sedimen tersebut. Penerapan teknik multi atribut seismik pada Lapangan "HD" menghasilkan 7 atribut kombinasi terbaik yaitu Filter 55/60-65/70, Duadrature Trace, Log (inversion), Filter 35/40-45/50, Derivative, Y-Coordinate, dan Second Derivative dengan koefisien korelasi sebesar 0.612388.
Hasil dari sebaran distributary channel pada 4 lapisan reservoir target diinterpretasikan masuk ke dalam lingkungan pengendapan upper delta plain dimana secara kualitas Lapisan Sand-A mempunyai porositas terbaik 18%, Sand-B sebesar 20%, Sand-C bernilai 28%, dan Sand-D sebesar 24%. Sedangkan dari identifikasi kawasan prospek hidrokarbon, Lapisan Sand-A mempunyai 5 kandidat prospek (A1, A2, A3, A4 dan A5), Lapisan Sand-B terdapat 6 kandidat prospek (B1, B2, B3, B4, B5 dan B6), Lapisan Sand-C mempunyai 5 kandidat prospek (C1, C2, C3, C4 dan C5), serta Lapisan Sand-D terdapat 7 prospek (D1, D2, D3, D4, D5, D6 dan D7). Hasil perhitungan sumberdaya hidrokarbon keempat lapisan reservoir didapatkan original oil inplace Sand-A sebesar 1,63 mmscf, Sand-B sebesar 2,47 mmscf, Sand-C sebesar 0,7 mmscf, dan Sand-D sebesar 7,07 mmscf.

"HD" fields is a gas field in Sunda Basin, it developed since 2006. The hydrocarbon existence in this field is proven at sandstone layers of the Upper Talang Akar Formation. Upper Talang Akar Formation is a terrestrial sediments, which is deposited along the ancient river (paleochannel) of Upper Oligocene age and this formation is potential to be a good reservoir. Multi attribute seismic application is a techniques used to identify the patterns of distribution and reservoir sediments quality. The application of multi attribute seismic techniques in the "HD" field produce 7 best attributes combination, they are Filter 55/60-65/70; Duadrature Trace; log (inversion); Filter 35/40-45/50; Derivative; YCoordinate; and second derivative with correlation coefficient 0.612388.
The result of the distributary channel in the 4 layers reservoir target are interpreted into the upper delta plain deposition environment. Sand-A layer has the best porosity about 18%, Sand-B by 20%, Sand-C around 28%, and Sand-D approximately 24%. Whilst the hydrocarbon prospect identification of the region, Sand-A layer have 5 prospects candidate (A1, A2, A3, A4, and A5), Sand-B layer have 6 prospects candidate (B1, B2, B3, B4, B5, and B6), Sand-C have 5 prospects candidate (C1, C2, C3, C4, and C5), and Sand-D have 7 prospects candidate (D1, D2, D3, D4, D5, D6, and D7). The results of hydrocarbon resources calculation from reservoir layer obtained original oil inplace. Sand-A layer has 1,63 mmscf, Sand-B 2,47 mmscf, Sand-C 0,7 mmscf, and Sand-D 7,07 mmscf.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31161
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mangasi, Nosevin
"Aplikasi Inversi Seismik Post-Stack dan AVO dalam penyebaran Lapisan Hidrokarbon Gas Pada Lapangan Nauli Formasi Talang Akar Cekungan Sumatera Selatan Lapangan Nauli adalah salah satu lapangan marginal yang berada di wilayah Barat Indonesia dan telah terbukti menghasilkan hidrokarbon minyak dan gas. Lapangan ini berada pada Cekungan Sumatera Selatan dengan target reservoir batupasir pada Formasi Talang Akar.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi fluida hidrokarbon gas dari data log sumur dan mengintegrasikan dengan data seismik untuk mengetahui kemungkinan penyebarannya di seluruh lapangan. Karakteristik reservoir seperti porositas dan saturasi air dihitung pada masing-masing lapisan di tiap sumur.
Metode seismik inversi dipilih untuk memperkirakan attribut P-impedance Zp , S-impedance Zs dan densitas r . Inversi Amplitude Versus Offset diterapkan dengan menggunakan attribut Lambda-Mu-Rho. Perubahan pada hasil inversi Lambda-Mu-Rho dapat memberikan informasi mengenai litologi dan kandungan fluida di dalam pori-pori reservoir.
Hasil analisis dan pengolahan mendapatkan nilai porositas efektif pada Lapangan Nauli berkisar antara 10-20 p.u dengan saturasi air 20-70 dengan ketebalan Net pay berkisar antara 2-8 meter. Inversi post-stack menunjukkan adanya anomali impedansi pada skala waktu 1580 ndash; 1590 ms dengan nilai impedansi 22.000 ndash; 25.000 m/s g/cc.
Hasil analisis petrofisika menunjukkan posisi ini pada lapisan-X yang merupakan salah satu lapisan pembawa gas gas bearing layer . Attribut inversi AVO Lambda-Mu-Rho LMR mengkonfirmasi adanya kehadiran gas pada anomali impedansi tersebut yang ditandai dengan nilai Lambda-Rho sebesar 11-20 Gpa g/cc relatif bernilai lebih kecil dari nilai Mu-Rho yaitu sebesar 28-32 Gpa g/cc.

Title Application of Seismic Post Stack Inversion and AVO for Gas Reservoir Delineation in Nauli Field, Talang Akar Formation South Sumatera Basin. Nauli Fields is one of the marginal fields located in the western region of Indonesia and has been proven to produce oil and gas hydrocarbons. This field is located in the South Sumatra Basin with target reservoir is sandstone from Talang Akar Formation.
The purpose of this study is to integrate petrophysical interpretation and seismic data analysis.Reservoir characterization such as porosity and water saturation calculated for each layer within the wells.
Seismic inversion methods chosen to estimate the attributes of P impedance Zp , S impedance Zs dan densitas r . AVO inversion applied using Lambda Mu Rho attribute can provide information on lithology dan fluids content in the reservoirs.
Data processing and analysis shows that the effective porosity for Nauli Field is 10 20 porosity unit p.u with 20 70 water saturation. The thickness of net pay is 2 8 meters. Post stack inversion shows impedance anomaly around 1580 1590 ms with value 22.000 25.000 m s g cc.
Petrophysics analysis estimate this anomaly in layer x with gas fluid estimated. Lambda Mu Rho attribute confirm this fluid with lower Lambda Rho values around 11 20 Gpa g cc than Lambda Rho values around 28 32 Gpa g cc.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>