Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaldin Jiyan Nugraha
"Lutung budeng (Trachypithecus auratus), primata endemik Indonesia berstatus rentan (VU), menghadapi penurunan populasi sehingga studi perilaku di fasilitas konservasi ex-situ krusial untuk mendukung pelestariannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola perilaku harian dan interaksi sosial tiga individu lutung budeng (jantan dewasa J1, betina dewasa B dengan neonatal, jantan muda J2) dalam kelompok dengan struktur unik di Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, selama Januari-Maret 2025. Pengamatan perilaku makan, istirahat, bergerak, serta interaksi sosial (afiliatif, agonistik, seksual) dilakukan menggunakan metode scan sampling dan ad-libitum, dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil menunjukkan istirahat sebagai perilaku harian dominan (B 49,96%; J1 47,41%; J2 41,94%). Jantan muda (J2) menunjukkan aktivitas makan (21,38%) dan lokomosi (36,69%) tertinggi, sedangkan betina (B) menunjukkan lokomosi terendah terkait pengasuhan neonatal. Interaksi sosial didominasi perilaku afiliatif (90,63−99,77%), terutama duduk berdekatan, dengan kejadian tertinggi pada interaksi J1-B, dan tingkat agonistik yang sangat rendah. Perilaku seksual produktif hanya teramati pada interaksi J1-B, yang berkontribusi pada keberhasilan reproduksi berkelanjutan (kelahiran J2 dan neonatal). Disimpulkan bahwa lutung budeng di PPS menunjukkan adaptasi yang baik, tercermin dari perilaku alami normal, ketiadaan perilaku stereotipe, dan dinamika sosial yang stabil.

The ebony langur (rachypithecus auratus), an endemic Indonesian primate classified as vulnerable (VU), is facing a population decline, rendering behavioural studies in ex-situ conservation facilities crucial for supporting its preservation. This research aimed to analyse the daily behavioural patterns and social interactions of three ebony langur individuals (adult male J1, adult female B with a neonate, and juvenile male J2) within a uniquely structured group at the Schmutzer Primate Centre (SPC), Taman Margasatwa Ragunan, from January to March 2025. Observations of feeding, resting, and movement behaviours, alongside social interactions (affiliative, agonistic, sexual), were conducted using scan sampling and ad-libitum methods, with quantitative descriptive analysis. The results indicated that resting was the predominant daily behaviour (B 49,96%; J1 47,41%; J2 41.94%). The juvenile male (J2) exhibited the highest levels of feeding (21,38%) and locomotion (36,69%), whilst the female (B) displayed the lowest locomotion, associated with neonatal care. Social interactions were dominated by affiliative behaviours (90,63-99,77%), primarily sitting in close proximity, with the highest frequency observed in the J1-B interaction, and very low levels of agonistic behaviour. Productive sexual behaviour was only observed in the J1-B interaction, contributing to sustained reproductive success (the births of J2 and the neonate). It was concluded that the ebony langurs at SPC demonstrate good adaptation, reflected in their normal natural behaviours, the absence of stereotypical behaviours, and stable social dynamics. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Utaminingsih
"Telah dilakukan penelitian terhadap empat individu lutung jawa (Trachypithecus auratus) jantan dan betina di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati interaksi individu jantan dan betina lutung jawa serta menganalisis kondisi pengelolaannya berdasarkan indikator kesejahteraan satwa di Taman Margasatwa Ragunan. Interaksi yang diamati adalah interaksi dari lima pasangan, yaitu P1 (jantan 1 dan betina 1), P2 (jantan 2 dan betina 2), P3 (jantan 1 dan betina 2), P4 (jantan 2 dan betina 1), serta P5 (jantan 1 dan jantan 2).  Pengamatan interaksi dilakukan dengan metode scan sampling dan ad libitum dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Kondisi kesejahteraan dilihat berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara. Berdasarkan hasil pengamatan frekuensi interaksi perilaku afiliatif dan seksual paling besar terjadi pada pasangan jantan 1 dan betina 1, sedangkan interaksi perilaku agonistik paling sering terjadi antara jantan 1 dan jantan 2. Kesejahteraan lutung jawa di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margsatwa Ragunan termasuk sangat baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti luas kandang peragaan dan konsistensi jenis serta berat pakan sesuai untuk menghindari konflik antara individu. Jumlah pengunjung tidak memiliki korelasi signifikan dengan sebagian besar perilaku lutung jawa. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Jenjang Spearman, jumlah pengunjung hanya berkorelasi signifikan terhahap perilaku sitting close dan allogrooming (sig.< 0,05).

Research has been carried out on four Javan langurs (Trachypithecus auratus) at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. This study was conducted to observe the interaction of individual male and female javan langurs and analyze the management conditions based on animal welfare indicators in the Taman Margasatwa Ragunan. The interactions observed were the interactions of five pairs, namely P1 (male 1 and female 1), P2 (male 2 and female 2), P3 (male 1 and female 2), P4 (male 2 and female 1), and P5 (male 1 and male 2). Interaction observations were carried out using scan sampling and ad libitum methods at 5 minute intervals without pause. Welfare conditions are seen based on direct observations and interviews. Based on the observation, highest frequency of the interaction of affiliative and sexual behavior occurred in the male 1 and female 1 pair, while the agonistic behavior interaction occurred most frequently between male 1 and male 2. The welfare of the Javan langur at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan is very good, but there are several things that need to be considered such as the area of ​​the display cage and the consistency of the type and weight of the feed to avoid conflict between individuals. The number of visitors doesn’t have significant correlation with most behaviors of javan langurs. According to the result of Spearman Rank Correlation test, number of visitors was significantly correlated only with sitting close and allogrooming behavior (sig. < 0,05).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkyana Novita Sari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pengunjung yang ditekankan pada aktivitas, kepadatan, dan kebisingan pengunjung terhadap perilaku lutung jawa Trachypithecus auratus di, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian dilakukan selama 15.600 menit selama periode Februari 2017--April 2017 dari pukul 08.00--15.30 WIB. Metode scan sampling digunakan untuk mencatat perilaku 1 ekor lutung jawa jantan dewasa dan 2 ekor lutung jawa betina dewasa dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Hasil menunjukkan bahwa Taman Margasatwa Ragunan memberikan dampak positif terhadap perilaku lutung jawa dikarenakan tingginya persentase perilaku sosial afiliatif dibandingkan perilaku sosial agresif dan adanya interaksi lutung jawa terhadap kehadiran pengunjung. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-square meliputi kepadatan, kebisingan, dan aktivitas pengunjung di antaranya 0,111; 0,077; dan 0,081 P > 0,05 menunjukkan tidak ada pengaruh antara perilaku dan kehadiran pengunjung terhadap aktivitas harian lutung jawa. Persentase rerata perilaku reproduksi tertinggi jantan terhadap betina 1 dan 2 adalah proseptivitas masing-masing 0,07 0,10 dan 0,03 0,05. Persentase rerata perilaku reproduksi terendah jantan terhadap betina 1 dan 2 adalah reseptivitas masing-masing 0,005 0,01 dan 0,008 0,02.
ABSTRACT
Name Rizkyana Novita Sari Study Program Biology Title The Influence of Visitor Interactions on Javan Langur Trachypithecus auratus E. Geoffroy, 1812 Behavior in Taman Margasatwa Ragunan Research has been conducted to know the effect of visitor interaction that is emphasized on activity, density, and visitor noise on javan langur Trachypithecus auratus behavior in Taman Margasatwa Ragunan. The study was conducted for 15,600 minutes in February 2017 April 2017 from 08 00 a.m. to 15 30 p.m. The scan sampling method is used to record 1 adult male javan langur and 2 adult female juvenile within 5 minute intervals without interlude. The results show that Taman Margasatwa Ragunan has a positive impact on the behavior of javan langur because of the high percentage of affiliative social behavior rather than aggressive social behavior and the interaction of javan langur to the presence of visitors. The results of the research using Chi square test include density, noise, and visitor activity of 0.111 0.077 And 0,081 P 0,05 showed no influence between behavior and presence of visitor to daily activity of javan langur.The highest mean percentage of male reproductive behavior toward both females is proceptivity and the lowest is receptivity. The highest percentage of reproductive behavior of males to females 1 and 2 is the proceptivity 0.07 0.10 and 0.03 0.05 . The mean percentage of male 39 s lowest reproductive behavior toward females 1 and 2 is the receptivity of each 0,005 0,01 and 0,008 0,02 ."
2017
S69632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmita Chaerunisa
"Lutung perak (Trachypithecus cristatus) tergolong ke dalam status vulnerable berdasarkan IUCN yang menyebabkan salah satu lembaga konservasi ex-situ yakni Taman Margasatwa Ragunan berperan dalam melestarikannya. Perubahan kondisi lingkungan yang signifikan dapat memunculkan gejala stres sehingga mereka harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Dalam proses tersebut, penting untuk melihat perilaku yang dapat terdampak salah satunya perilaku pengasuhan anak (parental care). Terdapat tipe pengasuhan berupa alloparental care pada lutung perak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengasuhan anak pada lutung perak di luar habitat aslinya yang berada di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Terdapat 7 individu yang menjadi subjek penelitian, yaitu dua jantan dewasa, tiga betina dewasa, satu betina remaja dan satu anak lutung perak. Metode dalam penelitian ini berupa scan sampling dan ad-libitum sampling. Berdasarkan hasil, terdapat 9 perilaku dengan nilai rata-rata tertinggi berupa feeding sebesar 15,6 kali saat hari libur satwa dan breastfeeding sebesar 14,3 kali saat akhir pekan. Secara keseluruhan pengasuhan anak lutung perak di Taman Margasatwa Ragunan tergolong baik karena tidak memunculkan perilaku agonistik.

The silver langur (Trachypithecus cristatus) is classified as vulnerable according to the IUCN, which causes one of the ex-situ conservation institutions, Ragunan Wildlife Park, to play a role in preserving it. Significant changes in environmental conditions can lead to symptoms of stress so that they must adjust to the new environment. In this process, it is important to look at behaviors that can be affected, one of which is parental care behavior. There is a type of alloparental care in silver langurs. This study aims to analyze parenting behavior in silver langurs outside their natural habitat at the Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo. There were 7 individuals that became the subject of the study, namely two adult males, three adult females, one juvenile female and one infant silver langur. The methods in this study were scan sampling and ad-libitum sampling. Based on the results, there were 9 behaviors with the highest average value of feeding 15,6 times during animal holidays and breastfeeding 14,3 times on weekends. Overall, the parenting of silver langur children in Ragunan Wildlife Park is classified as good because it does not cause agonistic behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannan Arguna Laksmana
"Owa kelawat merupakan salah satu owa endemik Pulau Kalimantan yang terus mengalami penurunan populasi yang diakibatkan oleh perburuan owa kelawat dan konversi hutan sebagai habitat alami owa kelawat. Salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan owa kelawat tersebut adalah konservasi ex situ berupa kebun binatang, namun keterbatasan lahan pada kebun binatang mengakibatkan adanya sistem perkandangan owa yang saling berdekatan satu sama lain, sehingga owa akan merasakan kehadiran maupun suara vokalisasi dari owa lainnya. Penelitian mengenai perilaku owa kelawat terhadap suara vokalisasi owa sekitar telah dilakukan di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi respon perilaku owa kelawat terhadap vokalisasi owa sekitar kandang dan menganalisis pengaruhnya terhadap perilaku owa kelawat. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai awal September 2020 selama 5 hari tiap pekannya. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dengan interval waktu 15 menit tanpa jeda selama 6 jam perhari. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian owa kelawat tanpa terjadi vokalisasi dan saat terjadi vokalisasi owa nonsimpatrik di sekitar kandang subjek. Subjek penelitian yaitu dua pasang owa kelawat (Hylobates muelleri) yang berada di kadang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan respon yang diberikan owa kelawat pada saat terjadi vokalisasi owa sekitar berupa melakukan pergerakan, perilaku mengawasi dan perilaku membalas vokalisasi. Berdasarkan Uji U Mann-Whitney pada α = 0,05 menunjukkan bahwa vokalisasi yang dilakukan owa nonsimpatrik di sekitar kandang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku owa kelawat.

The kelawat gibbon is one of the endemic gibbons of Kalimantan Island which have population decline caused by hunting gibbons and the conversion of forest. One of the efforts to preserve the existence of the kelawat gibbon is ex situ, however limited space for ex situ conservation especially zoos, results in the gibbon enclosure system that is close to each other, so that the gibbons will feel the presence and vocalization of other gibbons. Research about behavior of kelawat gibbon on vocalizations of the surrounding gibbons has been conducted at Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo, Jakarta. The aim of this research were to identify the response of kelawat gibbon behavior to vocalization of the surrounding gibbons and to analyze its effect on kelawat gibbon behavior. The study was conducted on July to early September 2020 for 5 days per each week. The method used is continuous scan sampling with an interval of 15 minutes without interruption for 6 hour per day. The recording was made on the daily activity of kelawat gibbon when there was vocalization and without vocalization of surrounding gibbons. The research subjects were two pairs of kelawat gibbon (Hylobates muelleri) in the different cages. The observations showed that the responses given by kelawat gibbons when there was vocalization of gibbon around them were movement, monitoring behavior and vocalization behavior. Based on the Mann-Whitney U test at at α = 0.05, its shows that the vocalization performed by surrounding gibbons has a significant effect on the behavior of the kelawat gibbons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsenia Trinanda Haris
"Telah dilakukan penelitian mengenai pola aktivitas nokturnal dengan penekanan pada perilaku sosial pasangan pada kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812) di karantina Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola aktivitas nokturnal dan perilaku sosial pasangan kukang Jawa (Nycticebus javanicus) selama di kandang rehabilitasi. Data pengamatan diambil dari 3 (tiga) pasang kukang Jawa (PK1, PK2, PK3) dengan usia masing-masing individu ± 2,5 tahun. Pengamatan dilakukan setiap malam pukul 18.00--06.00 WIB selama bulan Februari--Maret 2008.
Metode yang digunakan yaitu gabungan metode scan sampling dan ad libitum sampling dengan titik sampel berdurasi 5 menit tanpa jeda antar titik sampelnya. Data pengamatan pola aktivitas meliputi: makan (feeding), aktif sendiri, non-aktif dan interaksi sosial. Perilaku sosial dalam pasangan meliputi: Agresi, vokalisasi, mendekat (approach), mengikuti (follow), kontak (contact), eksplorasi sosial (social explore), bermain (social play), saling menelisik (allogrooming), saling menelisik dengan posisi terbalik (Inverted Embrace), menaiki tubuh pasangan (mount) dan kopulasi.
Terdapat perbedaan persentase antara pola aktivitas jantan dan betina dalam pasangan. Aktivitas aktif sendiri mengambil porsi terbesar selama masa aktif individu jantan, diikuti oleh aktivitas non-aktif, feeding, dan interaksi sosial secara berturutan. Aktivitas non-aktif mempunyai porsi terbesar selama masa aktif betina, diikuti oleh aktivitas aktif sendiri, feeding dan interaksi sosial secara berturutan. Perilaku sosial pasangan pada ketiga pasang kukang Jawa juga memiliki perbedaan. Aktivitas vokalisasi, mendekat, mengikuti, kontak, social explore dan allo-groom dijumpai pada semua pasangan, sedangkan aktivitas agresi hanya ditemukan pada PK3 dan inverted embrace hanya ditemukan pada PK2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rahayu Budiarti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteria
"Telah dilakukan pengamatan mengenai interaksi sosial dalam kelompok gorila (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) jantan di Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku sosial kelompok gorila jantan (Gorilla gorilla gorilla) tanpa keberadaan betina di Pusat Primata Schmutzer.
Subjek penelitian adalah 3 (tiga) ekor gorila jantan, yang terdiri dari 1 (satu) silverback dan 2 (dua) blackback dengan usia 11--13 tahun. Interaksi sosial yang diamati adalah interaksi yang terjadi antara 3 pasangan interaksi (PI), yaitu antara silverback terhadap blackback 1 (PI1), silverback terhadap blackback 2 (PI2), dan blackback 1 terhadap blackback 2 (PI3). Pengamatan dilakukan dengan data yang diperoleh berasal dari 18 hari observasi.
Metode yang digunakan yaitu gabungan metode scan sampling dan ad libitum dengan interval pengambilan sampel selama 5 menit tanpa jeda.
Perilaku sosial yang dicatat meliputi perilaku afiliatif dan perilaku agonistik. Perilaku afiliatif yang dicatat adalah vokalisasi, mendekat (approach), mengikuti (follow), kontak (contact), dan saling menelisik (allo-grooming).
Jenis vokalisasi yang berhasil dicatat adalah cutting, contact call, soft panthoot, pant-hoot, dan growl. Berdasarkan hasil observasi, perilaku afiliatif pada ketiga pasangan tampak berbeda. Persentase perilaku afiliatif terbesar terdapat pada PI2 dan terkecil pada PI3. Perilaku agonistik yang dijumpai adalah perilaku mendorong, menarik, memukul, memukul objek, menggigit, mengusir, mengejar, meluncur, stare, memukul dada (chest beating), dan vokalisasi agonistik. Perilaku agonistik dengan level agresi tertinggi terlihat pada PI3. Perilaku menggigit hanya ditemukan pada PI3. Selama pengamatan, tidak terlihat jelas adanya peranan silverback sebagai pemimpin di dalam kelompoknya."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Roossea Mustika Putri
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas harian dan kemandirian orangutan {Pongo pygmaeus (Linnaeus 1760)} muda di Pusat Primata Schmutzer, Taman margasatwa Ragunan, Jakarta. Penelitian bertujuan mengamati pola aktivitas harian dan kemandirian orangutan muda yang lahir di penangkaran. Penelitian pada dua ekor orangutan betina, yang masingmasing berusia 1 dan 2 tahun, dilakukan selama bulan Februari--Maret 2009 menggunakan metode focal animal dan ad libitum sampling. Aktivitas yang diamati adalah istirahat, bergerak, makan, bermain, menelisik, bergendong, dan menyusu. Pencatatan aktivitas harian dibagi atas aktivitas dekat induk (0--2 meter) dan jauh dari induk (>2 meter).
Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta dianalisis secara deskriptif. Rerata aktivitas harian kedua individu orangutan muda secara umum menunjukkan bahwa aktivitas bergerak (44,38%) merupakan aktivitas tertinggi, diikuti dengan aktivitas makan (22,27%), bermain (16,51%), bergendong (13%), menelisik (1,78%), istirahat (1,49%), dan menyusu (9,46%). Terdapat perbedaan pemanfaatan jarak antara individu dengan induknya masing-masing.
Aktivitas harian jauh dari induk lebih banyak dilakukan individu berusia lebih tua (64,42 %) dibandingkan individu berusia lebih muda (28,26%). Sedangkan aktivitas harian dekat induk lebih sedikit dilakukan individu lebih tua (35,58 %) dibandingkan individu yang lebih muda (71,74%). Berdasarkan pemanfaatan jarak, individu dengan usia yang muda lebih banyak menggunakan waktu dekat induk untuk bergerak (29,19 %), bergendong (19,30%), makan (16,64%), bermain (4,33%), beristirahat (1,34%), dan menyusu (0,48%), sedangkan individu dengan usia lebih tua lebih banyak menggunakan waktu jauh dari induk untuk bergerak (33,08%), bermain (17,66%), makan (12,56%), beristirahat (0,58%), dan menelisik (0,54%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuan Achda Arbinery
"Telah dilakukan penelitian pada Macaca nigra di penangkaran. Penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi adaptasi yaki yang hidup di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta melalui pengamatan perilaku makan. Penelitian pada empat individu yaki (1 jantan dan 3 betina) dilakukan selama bulan April 2013--Mei 2013 menggunakan metode scan animal sampling dan ad libitum sampling. Jumlah jam pengamatan setiap hari adalah 4 jam sehingga total pengamatan selama 20 hari adalah 80 jam. Jumlah titik sampel per harinya berjumlah 48 sampel sehingga total titik sampel selama 20 hari adalah 960 titik sampel. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Rerata aktivitas makan harian masing-masing individu menunjukkan bahwa Jenny (betina dewasa usia 8 tahun) merupakan individu dengan rerata aktivitas makan tertinggi (60.32 ± 0.08%), diikuti dengan Nonik (betina dewasa usia 14 tahun) (58.06 ± 0.11%), Rani (betina muda usia 2 tahun) (55.05 ± 0.08%), dan Ramos (jantan dewasa usia 13 tahun) (45.27 ± 0.07%). Perbedaan frekuensi aktivitas makan antara kelompok yaki di penangkaran dengan kelompok yaki di alam menunjukkan adanya strategi adaptasi tersendiri pada kelompok yaki tersebut terhadap habitatnya.

It has been done research on Macaca nigra in captivity. A study on adaptation strategies of yaki whose living in Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo, Jakarta through observation of feeding behavior. Research on four individuals yaki (1 male and 3 females) have been done during April 2013--May 2013 using the scan animal sampling and ad libitum sampling methods. The number of hours of observation each day is 4 hours so the total observation period of 20 days is 80 hours. Tabulation of the data presented in tables and graphs and analyzed descriptively. The mean of daily feeding activity of each individual showed that Jenny (8 years old adult female) is an individual with the highest mean feeding activity (60.32 ± 0.08%) followed by Nonik (14 years old adult female) (58.06 ± 0.11%), Rani (2 years old young female) (55.05 ± 0.08%), and Ramos (13 years old adult male) (45.27 ± 0.07%). The difference of feeding behaviour frequencies between yaki group in captivity and nature shows distinct adaptation strategy toward their habitat.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>