Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhifha Zahraida
"

Timbal adalah logam berat yang sering digunakan dalam industri, namun, dapat membahayakan kesehatan manusia jika limbah cair industri yang mengandung timbal dibuang tanpa melalui proses pemurnian. Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis nanokomposit dari sodium alginate dan polivinil alkohol yang dimodifikasi dengan nanopartikel CoFe2O4 serta karboksimetil selulosa (CMC), berdasarkan hasil karakterisasi FTIR, XRD, BET, dan SEM. Nanokomposit  SA–PVA/CoFe₂O₄–CMC berhasil diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam timbal (Pb2+). Nilai efisiensi adsorpsi sekitar 95,53% diperoleh menggunakan response surface methodology-central composite design (RSM-CCD) dengan kondisi: persentase berat CMC terhadap CoFe₂O₄–CMC sebesar 2 wt%, persentase berat CoFe2O4–CMC terhadap SA–PVA/CoFe2O4–CMC sebesar 11 wt%, dosis adsorben sebesar 50 mg, dan waktu kontak selama 90 menit. Uji kinetika adsorpsi menunjukkan bahwa proses adsorpsi mengikuti model kinetika orde kedua semu, dengan  dengan konstanta laju . Uji isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa proses adsorpsi sesuai dengan model isoterm Freundlich (R² = 0,9983) yang mengindikasikan bahwa proses adsorpsi melibatkan interaksi fisika, serta terjadi secara multilayer. Uji reusabilitas menunjukkan bahwa SA–PVA/CoFe2O4–CMC dapat digunakan kembali hingga tiga siklus dengan efisiensi adsorpsi sebesar 92,09%. Uji pengaruh pH menunjukkan bahwa pH optimum untuk adsorpsi ion Pb²âº terjadi pada pH = 5.


Lead is a heavy metal commonly used in industries, but improper disposal of industrial wastewater containing lead can harm human health. In this study, a nanocomposite composed of sodium alginate and polyvinyl alcohol modified with CoFe2O4 nanoparticles and carboxymethyl cellulose (CMC) was successfully synthesized, based on the results of FTIR, XRD, BET, and SEM characterization. These SA–PVA/CoFe2O4–CMC nanocomposites were used to adsorb lead metal ions (Pb²âº). The adsorption efficiency reached approximately 95.53%, optimized using response surface methodology–central composite design (RSM-CCD) under the following conditions: 2 wt% CMC to CoFe2O4–CMC ratio, 11 wt% CoFe2O4–CMC to SA–PVA/CoFe2O4–CMC ratio, 50 mg adsorbent dose, and 90-minute contact time. Kinetic studies revealed that the adsorption process followed a pseudo second-order kinetics model, with R² = 0.9784 and rate constant (k₂) = 0.0076 min⁻¹. The adsorption isotherms fit the Freundlich models (R² = 0.9983), indicating physisorption between Pb²âº ions and the adsorbent in a multilayer adsorption process. Reusability test shows that SA–PVA/CoFe2O4–CMC can be reused up to three cycles with an adsorption efficiency of 92.09%. The pH effect test indicates that the optimum pH for Pb²âº ion adsorption occurs at pH = 5.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Ponco Jaya
"Penelitian ini telah berhasil disintesis hidrogel ramah lingkungan dengan struktur jejaring tiga dimensi yang bersifat hidrofilik sehingga dapat diaplikasikan sebagai pembalut luka yang dapat menyeimbangkan kelembaban jaringan luka. Hidrogel ini disintesis dari karboksimetil selulosa (CMC) dan polivinil alkohol (PVA) dengan asam sitrat (CA) sebagai agen pengikat silang. Matriks jejaring hidrogel digunakan sebagai tempat untuk pembentukan nanopartikel tembaga (CuNPs) dengan metode ex situ dan in situ sebagai antibakteri pada pembalut luka. Karakterisasi hidrogel menggunakan analisis FTIR, SEM, TEM, XRD dan AAS. Hidrogel terbaik diperoleh dari 3 gram CMC, 1 gram PVA, asam sitrat 10% dan dimodifikasi oleh CuNPs dengan metode in situ. Kapasitas swelling maksimum yang diperoleh adalah 19,59 g/g dan release ion Cu2+ maksimum yang diperoleh adalah 18,70 ppm/g. Uji aktivitas antibakteri berhasil dilakukan dengan metode dilusi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri dengan metode total plate count menunjukkan bahwa Staphylacoccus aureus lebih resisten dari pada Escherichia coli yaitu 12,4 juta dan 4,9 juta Colony for Units, masing-masing.

This study have successfully synthesized eco-friendly hydrogels with a three-dimensional network structure that is hydrophilic so that it can be applied as a wound dressing that can balance the moisture of wound tissue. This hydrogels were synthesized from carboxymethyl cellulose (CMC) and polyvinyl alcohol (PVA) with citric acid (CA) as cross-linking agent. The network matrix hydrogels was used as a place for the formation of copper nanoparticles (CuNPs) by ex situ and in situ methods as antibacterial in wound dressing. The characterization of hydrogels used FTIR, SEM, TEM, XRD and AAS analysis. The best hydrogel were obtained from 3 grams CMC, 1 gram PVA, 10% citric acid and modified by CuNPs with in situ method. The maximum swelling capacity obtained is 19.59 g/g and the maximum Cu2+ ions release obtained is 18.70 ppm/g. Antibacterial activity test was successfully carried out by dilution method against Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli bacteria. Antibacterial activity test by total plate count method shows that Staphylacoccus aureus is more resistant than Escherichia coli of 12.4 million and 4.9 million Colony for Units respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Gunawan
"Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol dan metal oksida yang dideposisikan pada substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu yang dilapisi Ag telah berhasil dipreparasi. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari film PVA sehingga menjadi lebih baik. Metal oksida yang difungsikan sebagai modifikator adalah TiO2, Cr2O3, MnO2 dan MgO. Fabrikasi film PVA-MO menggunakan teknik dip-coating yang relatif sederhana. Bahan ammonium perokdisulfat (APS) digunakan sebagai insiator untuk crosslinking PVA. Sifat-sifat film komposit polivinil alkohol dan metal oksida diteliti melalui karakterisasi struktur dan listrik untuk berbagai konsentrasi MO yang digunakan.
Karakterisasi struktur menggunakan SEM, sedangkan karakterisasi listrik dilakukan dengan meneliti hubungan antara perubahan impedansi film komposit PVA-MO terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan RCL-meter. Keempat jenis film komposit PVA-MO yang diteliti menunjukkan sifat sensing yang baik. Sifat sensitif kelembaban film komposit PVA-MO ternyata dipengaruhi oleh frekuensi ukur dan massa modifikator. Frekuensi ukur 1 kHZ dan masa modifikator 1 gram menghasilkan sifat listrik dan sifat sensing yang baik untuk semua film komposit PVA-MO. Mekanisme sensing film komposit PVA-MO diduga merupakan gabungan dari sifat sensing PVA dan metal oksida. Sifat sensing PVA dimungkinkan karena sifatnya yang hidrofilik.
Gugus OH pada rantai molekul PVA dapat menangkap molekul air yang bipolar melalui ikatan hidrogen (ikatan van der Waals) dan membentuk lapisan-lapisan fisisorbsi yang memungkinkan ion-ion H+ hopping melalui lapisan-lapisan tersebut. Sifat sensing metal oksida dilandasi kemampuannya melakukan chemisorbsi dan fisisorbsi yang memungkinkan terjadinya mobilitas ion-ion H+ pada lapisan fisisorbsi kedua dan seterusnya seperti mekanisme pada PVA. Penyimpangan reproduksibilitas fabrikasi film komposit PVA-MO kurang dari 1 orde dihitung pada kelembaban 75% RH. Stabilitasnya diuji dalam rentang waktu 90 hari dengan penyimpangan kurang dari 1 orde."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadi
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi material komposit berbasis polyvinyl alcohol (PVA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi cross linker glutaral dehyde (GA) dan penambahan serat karbon terhadap sifat mekanik dan konduktivitas listrik komposit berbasis PVA dan potensinya untuk digunakan sebagai material shape memory polymer (SMPs). Konsentrasi GA yang digunakan adalah 0 dan 3% fraksi berat, sedangkan variasi konsentrasi serat karbon adalah 0, 2, 4, dan 6% fraksi berat. Sintesis film PVA dilakukan dengan cara melarutkan padatan PVA di dalam air pada suhu 80°C selama 6 jam dengan konsentrasi 8% dari berat air, dilanjutkan dengan pendinginan selama 12 jam. Selanjutnya ditambahkan GA dan serat karbon. Komposit diuji tarik dengan universal testing machine untuk mengetahui sifat mekaniknya, dilanjutkan dengan karakterisasi spektrum inframerah (FTIR), difraksi sinar X (XRD), analisis morfologi dengan SEM, karakterisasi termal (TGA), konduktivitas listrik dan uji shape recovery material. Dari hasil pengujian mekanik diketahui bahwa nilai kekuatan tarik menunjukkan peningkatan sebesar 16.9% dari 27.63 menjadi 32.3 N/mm2 dengan penambahan GA dari 0 ke 3%. Nilai kekuatan tarik optimal didapatkan pada penambahan serat karbon sebesar 2% yaitu 34.08 N/mm2 pada konsentrasi GA 0% dan 36.74 N/mm2 pada konsentrasi GA 3%. Dari spektrum inframerah terlihat adanya jembatan asetil sebagai akibat penambahan GA 3% yang menyebabkan peningkatan kekuatan ikatan kimia. Ukuran kristalit mengalami kenaikan dengan adanya penambahan GA 3% dan cenderung mengalami penurunan dengan adanya penambahan serat karbon yang terlihat pada hasil difraksi XRD. Analisis SEM menunjukkan tipe patahan getas pada penampang PVA dengan GA 3% dan fenomena fiber pull out pada penambahan serat karbon. Penambahan GA sebesar 3% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 13.91%, dari 2.3 x 10-8 menjadi 2.62 x 10-8 S/cm, sementara penambahan serat karbon sebesar 2% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 14000 dan 15900 kali pada kadar GA 0 dan 3%, yaitu sebesar 3.39 x 10-4 dan 4.18 x 10-4 S/cm. Secara umum, penambahan cross linker dan serat karbon mampu menaikkan nilai kekuatan tarik dan konduktivitas listrik secara signifikan pada material komposit berbasis PVA. Dari hasil uji shape recovery material terlihat bahwa nilai shape recovery komposit PVA dengan GA 3% bernilai di atas 80% menjadikannya berpotensi digunakan untuk aplikasi material SMPs.

Fabrication and characterization of polyvinyl alcohol (PVA) based composite has been done in this research to investigate the influence of concentration of cross linker glutaral dehyde (GA) and the addition of carbon fiber toward mechanical properties and electrical conductivity of PVA based composite, and also its potential as shape memory polymer (SMPs) material. The concentration of GA used was 0 and 3% of weight fraction, while variation of carbon fiber concentration was 0, 2, 4, and 6% of weight fraction. Fabrication of PVA film was done by dissolving PVA bulk into 80oC water for 6 hours with 8% concentration of w/w, continued with chilling for 12 hours and addition of GA and carbon fiber. Tensile test for the composite was done with universal testing machine to investigate the mechanical properties, continued with infrared spectrum (FTIR) characterization, X-ray diffraction (XRD), morphology analysis with SEM, thermal characterization (TGA), electrical conductivity and shape recovery measurement. From the mechanical testing, the tensile strength showed an increase of 16.9% from 27.63 to 32.3 N/mm2 with addition of GA from 0 to 3%. The optimal value of tensile strength was obtained with addition of carbon fiber of 2%, from 34.08 N/mm2 in GA concentration of 0% to 36.74 N/mm2 in GA concentration of 3%. The infrared spectrum showed an acetyl bridge as the result of addition of 3% GA which caused increasing in the strength of chemical bond. Crystallite size increased with addition of 3% GA and tended to decrease with the addition of carbon fiber which was showed in the XRD. SEM analysis showed brittle failure in the PVA morphology with 3% GA and a phenomenon of fiber pull out in the addition of carbon fiber. Addition of 3% GA increased the electrical conductivity of 13.91% from 2.3 x 10-8 to 2.62 x 10-8 S/cm, while addition of 2% carbon fiber increased electrical conductivity of 14000 and 15900 times at GA concentration of 0 and 3%, which were 3.39x10-4 and 4.18x10-4 S/cm. Generally, the addition of cross linker glutaral dehyde and carbon fiber reinforcement can enhance significantly the tensile strength and electrical conductivity of the PVA based composite. From shape recovery measurement, the shape recovery value of PVA composite with 3% GA is over 80%, thus it has the potential in application of SMPs material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budiawanti
"Film sensitif kelembaban berbasis PVA telah berhasil dipreparasi dan dideposisikan pada substrat berelektroda dengan metode dip-coating. Struktur elektroda substrat berupa interdigital dengan material elektroda terbuat dari film tembaga yang dilapis dengan perak.Untuk menghasilkan ikatan silang pada PVA digunakan ammonium perokdisulfat (APS) sebagai inisiator. Karakterisasi film meliputi struktur dan sifat listrik. Struktur film dikarakterisasi dengan XRD dan foto SEM, sedangkan sifat listrik film dikarakterisasi menggunakan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya dikontrol dengan menggunakan larutan garam jenuh. Frekuensi triger yang digunakan untuk karakterisasi divariasi mulai 1kHz-1MHz. Impedansi film sensitif kelembaban berbasis PVA secara umum menurun dengan meningkatnya kelembaban relatif. Impedansi film dipengaruhi oleh frekuensi triger pada RH rendah sedangkan pada RH tinggi efek frekuensi tidak terlalu berpengaruh. Film PVA-elektrolit menunjukkan reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi yang kurang baik. Cr2O3 digunakan sebagai modifikator untuk memperbaiki sifat sensing kelembaban film PVA-elektrolit. Hasil karakterisasi film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 menunjukkan bahwa penambahan Cr2O3 dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA-elektrolit. Prosentase kenaikan impedansi dihitung dari impedansi awal film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 0,4% perhari sedangkan pada film PVA-elektrolit 1,2% perhari. Sifat sensing film PVA-elektrolit yang dimodifikasi dengan Cr2O3 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi Cr2O3 tetapi lebih didominasi oleh konsentrasi elektrolitnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan sensitif kelembaban berbahan dasar polivinil alkohol (PVA) dan dimodifikasi dengan karbon aktif (KA). Film dibuat dengan melarutkan 1,00 gram PVA dalam 7,00 mL aquabides. Modifikator KA ditambahkan dengan variasi 0,00 gram ? 1,50 gram. Untuk meningkatkan stabilitas PVA, digunakan ammonium peroksodisulfat (APS). Pelapisan film dilakukan dengan pencelupan (dip-coating) pada modul substrat berelektroda yang berbahan dasar tembaga dan dilapisi perak. Karakterisasi sifat listrik film meliputi pengaruh massa KA, frekuensi ukur, dan reprodusibilitas fabrikasi terhadap impedansi film; serta stabilitas impedansi terhadap umur film. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan tegangan dc 1 volt dan tegangan ac 1 volt pada variasi frekuensi 1 kHz ? 1 MHz. Karakterisasi dilakukan dalam ruang tertutup. Untuk membuat kondisi kelembaban, digunakan metode garam jenuh.
Karakterisai struktur film dilakukan dengan SEM dan XRD. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa penambahan KA menyebabkan penurunan impedansi film. Penurunan terbesar terjadi pada massa KA 1,50 gram, yaitu dari 1,69 x 107 Ω menjadi 150 Ω. Film PVA-KA menunjukkan sifat sensitif kelembaban yang baik pada frekuensi 1 kHz. Pada film komposit PVA-KA, mekanisme konduksi KA dan Grotthuss mechanism saling mempengaruhi. Pada film dengan massa KA rendah sifat PVA lebih dominan dan kontribusi KA tidak terlihat. Kenaikan massa KA menyebabkan kontribusi konduksi bulk KA meningkat, sedangkan kontribusi Grotthuss mechanism mulai berkurang. Untuk film dengan massa KA tinggi, mekanisme yang dominan adalah konduksi pada bulk KA. Sifat sensitif kelembaban terbaik dimiliki oleh material dengan komposisi PVA : KA adalah 1,00 gram : 0,20 gram dan frekuensi pengukuran 1 kHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T20996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Muttaqin H.S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Holilah
"Film sensitif kelembaban bahan polyvinyl Alcohol (PVA) yang dimodifikasi dengan Polyethylene Oxide (PEO) telah berhasil dipreparasi. Preparasi bahan dilakukan dengan mendeposisikannya di atas substrat PCB berelektroda interdigital dari material tembaga yang dilapis dengan perak melalui metode pencelupan (dip-coating). Karakterisasi film meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik. Sifat mekanik film dipelajari melalui pengukuran uji tarik, fraksi gel dan swelling. Struktur film dikarakterisasi dengan Infra Red (IR), sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter dari mode dc dan ac dengan frekuensi dari 1kHz ? 1MHz. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat meningkatkan fraksi gel dan menurunkan swelling yang dapat diterangkan karena telah terjadi jaringan interpenetrating antara PVA dan PEO. Penambahan PEO ini mempunyai efek samping berupa penurunan kekuatan tarik film.
Hasil karakterisasi struktur menunjukkan film sangat mudah menyerap uap air sehingga yang terlihat sebagian besar adalah absorpsi dari gugus OH. Penambahan PEO tidak berpengaruh pada nilai impedansi film. Studi efek frekuensi pada impedansi film menunjukkan bahwa film hanya sensitif terhadap perubahan frekuensi pada RH rendah. Sifat terbaik sebagai film sensitif kelembaban ditunjukkan oleh frekuensi 1 kHz. Hasil ukur menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA. Film PVA-PEO yang difabrikasi dengan dua kali celup (dua lapis) dengan PEO 40,0 mg memberikan reprodusibilitas dan stabilitas impedansi terhadap kelembaban terbaik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Naufal Giovanni
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang dalam terapi pengobatannya membutuhkan kepatuhan dalam mengonsumsi obat antituberkulosis, durasi terapi yang lama, dan pengobatannya tidak boleh terputus terutama pada kelompok yang rentan yaitu pediatri. Salah satu obat lini pertama pada penyakit tuberkulosis adalah isoniazid. Sediaan yang saat ini umum digunakan untuk diberikan pada pasien pediatri adalah berupa tablet dan sirup. Namun, kendala pada sediaan tersebut adalah kesulitan saat proses penelanan pada sediaan tablet dan membutuhkan alat tambahan seperti sendok takar pada sediaan sirup. Hal tersebut  memberikan potensi pada pengembangan sediaan baru untuk obat TB yaitu sediaan orodispersible film (ODF). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan orodispersible film (ODF) isoniazid dengan menggunakan kombinasi polimer pembentuk film yaitu polivinil alkohol (PVA) dan Carbopol 971 dengan menggunakan metode solvent casting. Sebanyak tujuh formula ODF dibuat dengan perbandingan PVA-Carbopol 971 yaitu 100:0 (F1); 80:20 (F2); 60:40 (F3); 50:50 (F4); 40:60 (F5); 20:80 (F6), dan 0:100 (F7). Ketujuh formula ODF tersebut dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menentukan formula terbaik. Evaluasi yang dilakukan di antaranya organoleptis, folding endurance, tensile strength, waktu disintegrasi, penetapan kadar, dan profil disolusi. Setelah diperoleh formula terbaik yang didapatkan dari hasil evaluasi, dilakukan uji stabilitas selama 1 bulan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa formula terbaik ODF yang dihasilkan adalah formula F2. Formula F2 memiliki karakteristik organoleptis yang baik yaitu halus, homogen, tipis, dan fleksibel. Nilai waktu disintegrasi yang diperoleh sebesar 57,00 ± 8,18 detik, tensile strength sebesar 10,18 ± 1,23%, dan tidak menunjukkan kerusakan setelah dilipat sebanyak 300 kali. Nilai kandungan isoniazid pada formula F2 ODF adalah sebesar 2,90 ± 0,30 mg/cm². Profil disolusi pada formula F2 menunjukkan nilai terbaik daripada formula lainnya dengan jumlah obat terdisolusi 100,21 ± 29,44% pada menit ke-45. Selain itu, formula F2 memiliki stabilitas yang baik selama penyimpanan 4 minggu pada suhu 40 ± 2oC dan RH sebesar 75 ± 5%.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease that requires adherence to medication, long treatment duration, and uninterrupted therapy, especially in vulnerable groups such as pediatric patients. One of the first-line drugs for tuberculosis is isoniazid. The formulations commonly used for pediatric patients are tablets and syrups. However, the challenge with these formulations is difficulty in swallowing tablets and the need for additional tools such as measuring spoons for syrups. This situation presents the potential for the development of a new formulation, namely orodispersible film (ODF). This study aims to develop isoniazid orodispersible film (ODF) using a combination of film-forming polymers, namely polyvinyl alcohol (PVA) and Carbopol 971, through the solvent casting method. Seven ODF formulations were prepared with different ratios of PVA-Carbopol 971, including (100:0) F1; (80:20) F2; (60:40) F3; (50:50) F4; (40:60) F5; (20:80) F6, and (0:100) F7. These seven ODF formulations underwent evaluation to determine the best formula. Evaluations included organoleptic characteristics, folding endurance, tensile strength, disintegration time, drug content determination, and dissolution profile. After obtaining the best formula based on evaluation results, stability testing was conducted for one month. The evaluation results showed that the best ODF formula produced was formula F2. Formula F2 exhibits good organoleptic characteristics, being smooth, homogeneous, thin, and flexible. The values of disintegration time is 57.00 ± 8.18 seconds; showing no damage after being folded 300 times in the folding endurance test; and a tensile strength value of 10.18 ± 1.23%. The content of isoniazid in the F2 ODF formula is 2.90 ± 0.30 mg/cm². The dissolution profile of the F2 formula shows the best value compared to other formulas, with 100.21 ± 29.44% of the drug dissolved at 45 minutes. Furthermore, the F2 formula exhibits good stability during a 4-week storage period at 40 ± 2°C and 75 ± 5% RH (relative humidity)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Azzahra
"Evaluasi efikasi dan keamanan obat baru atau bahan kosmetik dengan menggunakan hewan merupakan percobaan yang memiliki permasalahan etika serta memakan waktu dan biaya tinggi. Berbagai alternatif diusulkan untuk menggantikan uji in vivo pada hewan, salah satunya perancah kulit buatan berupa matriks. Matriks adalah biomaterial yang terdiri dari jaringan polimer ikatan silang yang dapat dibuat dari rantai polimer, salah satunya dari polimes sintetis seperti polivinil alkohol (PVA). Akan tetapi, matriks dari polimer sintetis sebagai rekayasa jaringan in vitro masih memiliki kekurangan, terutama sifat fungsionalnya yang buruk. Upaya penyempurnaan sifat matriks dapat dilakukan dengan penggabungan polimer sintesis dan alami, dimana pada penelitian ini polimer PVA ditambahkan polimer kitosan atau alginat pada tahap fabrikasi matriks. Peninjauan formulasi optimal matriks nantinya akan dilihat dari tiga aspek, yaitu kemampuan adsorpsi protein, sitotoksisitas, dan efisiensi perlekatan sel matriks. Pada penelitian ini, penambahan kitosan dan alginat pada fabrikasi matriks PVA meningkatkan viabilitas sel (46.13±0.46%-61.53±1.21% dan 46.83%±1.23%-57.78%±01.73%) dan perlekatan sel (66.061±2.957%-97.879±0.262% dan 65.606±2.740%-99.091±0.455%). Dengan begitu, penambahan baik kitosan maupun alginat dapat meningkatkan sifat fungsional dari matriks PVA.

Evaluation of the efficacy and safety of new drugs or cosmetic ingredients using animals is an experiment that has ethical issues, high-cost, and time-consuming. Various alternatives have been proposed to replace in vivo animal testing, one of which is an artificial skin scaffold in the form of a matrix. Matrix are biomaterials consisting of crosslinked polymer networks that can be made from polymer chains, one of which is from synthetic polymers such as polyvinyl alcohol (PVA). However, matrix from synthetic polymers as in vitro tissue engineering still has many drawbacks, especially their poor functional properties. Efforts to improve matrix properties can be made by combining synthetic and natural polymers, where in this study chitosan or alginate polymer is added to PVA polymer at the matrix fabrication stage. The study of optimal matrix formulation will be seen from three aspects, namely protein adsorption ability, cytotoxicity, and matrix cell attachment efficiency. In this study, the addition of chitosan and alginate to the PVA matrix fabrication increased cell viability (46.13±0.46%-61.53±1.21% and 46.83%±1.23%-57.78%±01.73%) and cell attachment (66.061±2.957%-97.879±0.262% and 65.606±2.740%-99.091±0.455%). Thus, the addition of both chitosan and alginate can improve the functional properties of the PVA matrix."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>