Ditemukan 175 dokumen yang sesuai dengan query
Rs. Soeparna
"Buku berjudul Sarem Tamper (garam halus) diawali dengan cerita/dongeng mengenai asal-usul adanya garam (sarem) tamper. Selanjutnya dibahas mengenai tempat-tempat (sumber) air asin. Dibahas pula mengenai pembuatan garam tamper, wujud dan rasa garam tamper berdasarkan sumbernya, perbedaannya dengan garam bata yang berasal dari laut (pantai), dan tempat dan cara penyimpanan garam. Buku ini diakhiri dengan uraian mengenai perdagangan garam tamper."
Batavia Centrum: Bale Pustaka, 1938
BKL.0295-LL 4
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Serat kusuma dimyati menceritakan mengenai kisah raja putra dari Kerajaan Sisiliyah di Ngatasangin dan putri di Bawahangin."
Yogyakarta: Mardi Mulya, 1938
BKL.0297-CL 2
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Ong, Khing Han
"Buku ini adalah salinan dari buku berbahasa Melayu. Ceritanya mengenai percintaan segitiga antara tokoh Kim Lian, Koh King Hok dan Ing Nio. Adapun latarnya adalah kota Surabaya."
Batavia Centrum: Bale Pustaka, 1938
BKL.0463-CL 23
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Tanaya
"Buku ini menguraikan mengenai patokan pengetahuan mengenai keris, antara lain mengenai: 1. 'riricikan' keris; 2. 'dhapur' keris; 3. 'pamor' keris; 4. 'panangguh' atau tangguh keris (mengenai patokan dan bentuk tangguh-tangguh pada keris."
Solo: Boekhandel Sadu Budi, 1938
BKL.0518-LL 56
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini merupakan buku uraian ajaran Sri Ramawijaya kepada Arya Wibisana. Ajaran tersebut mengambil watak dan sifat dari 8 dewa, yaitu: 1. Sanghyang Endra; 2. Sanghyang Yama; 3. Sanghyang Surya; 4. Sanghyang Candra; 5. Sanghyang Bayu; 6. Sanghyang Kuwera; 7. Sanghyang Baruna; 8. Sanghyang Brama."
Yogyakarta: Sinandi, 1938
BKL.0568-PW 111
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Babad Giyanti XI ini adalah gubahan Yasadipura I. Adapun ringkasan isinya adalah: 66. (hlm. 3) Sunan Kabanaran berangkat dari Pagelen untuk menaklukkan daerah pesisir, dalam perjalanan menginap di Talaga Wana; 67. (hlm. 5) Tumenggung Arungbinang dengan dibantu oleh Kompeni mengejar Pangeran Purbaya di Pagelen; 68. (hlm.27) Sunan Kabanaran melanjutkan perjalanan untuk menyerang Pekalongan; 69. (hlm. 45) Raja Kabanaran hendak menyerang Pamalang dan Tegal; 70. (hlm. 49) Sunan Kabanaran ber?besan? dengan Pangeran Natakusuma; 71. (hlm. 51) Tumenggung Arungbinang; 72. (hlm. 57) Sunan Kabanaran pulang ke Mataram, Pekalongan direbut kembali Kompeni; 73. (hlm. 62) Tumenggung Arungbinang dicari oleh putri dari Bulupitu; 74. (hlm. 74) Di Mataram sedang dibicarakan persiapan pernikahan pengantin."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0684-SJ 29
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Babad Giyanti XII ini adalah gubahan Yasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1938. Adapun ringkasan isinya adalah: 75. (hlm. 13) Menggali gunung Tompomas, Sultan Banten memohon perlidungan kepada Sunan Kabanaran; 76. (hlm. 25) Dipati Cebolang di Surabaya berbalik memusuhi Kompeni, dibantu oleh Sunan Kabanaran; 77. (hlm. 35) Sunan Kabanaran hendak menaklukkan tanah Bang Wetan; 78. (hlm. 45) Adipati Suradiningrat di Pranaraga menyiapakan pasukan untuk menghadapi perang Pangeran Mangkunagara; 79. (hlm. 52) Sunan Kabanaran hendak ke Pranaraga; 80. (hlm. 58) Peperangan di Kedu, Raden Mangkuwijaya dan Tumenggung Jayadirja tewas oleh Kompeni; 81. (hlm. 67) Adipati di Bang Wetan sowan Sunan Kabanaran di Pranaraga; 82. (hlm. 72) Pangeran Mangkunagara pulang ke Mataram, Sunan Kabanaran melanjutkan perjalanan menyerang Surabaya; 83. (hlm. 78) Sunan Kabanaran bermalam di Kartasana, melatih prajurit."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0685-SJ 30
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini berisi: 1. (hlm. 5) Raden Buntaran dan Raden Watangan dijadikan Adipati Tuban dan Daha; 2. (hlm. 10) Raden Kuda Tilarsa mencari kakaknya, Damarwulan; 3. (hlm. 11) Dewi Mayangsari, adik Menakjingga hendak membalas kematian kakaknya oleh Damarwulan; 4. (hlm. 14) Raden Kuda Rerangin mencari kakaknya, Raden Damarwulan; 5. (hlm. 16) Raden Kuda Rerangin perang dengan utusan dari Wandhan; 6. (hlm. 21) Raden Kuda Rerangin kawin dengan Dewi Musthikawati; 7. (hlm. 25) Raden Kuda Rerangin bertemu dengan Raden Kuda Tilarsa; 8. (hlm. 27) Prabu Klanasari, raja Wandhan, gandrung pada Kencanawungu; 9. (hlm. 32) Pasukan Majapahit berperang melawan tentara Bali; 10. (hlm. 35) Raden Kuda Rerangin dan Kuda Tilarsa bertemu Prabu Brawijaya dalam peperangan; 11. (hlm. 37) Dewi Mayangsari dan pasukannya takluk pada Prabu Brawijaya; 12. (hlm. 44) Pasukan Wandhan berperang melawan pasukan Majapahit, pasukan Wandhan kalah dari Majapahit."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0681-WY 32
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"95. (hlm.3) Madiun dan Panaraga (Pranaraga) dapat direbut oleh Pangeran Mangkunagara; 96. (hlm.9) Sunan Kabanaran kalah berperang melawan Pangeran Mangkunagara; 97. (hlm.19) Sunan Kabanaran pulang ke Surakarta untuk menenangkan hati pasukannya. Pangeran Mangkunagara di Panaraga menyelenggarakan pesta perkawinan pamannya Pangeran Purubaya yang berganti nama menjadi Arya Cakranagara; 98. (hlm.24) Sultan Banten berpura-pura menjadi santri dari Gowong hendak menyusul Sunan Kabanaran ke Sukawati. Di Dhukuh Repaking dijadikan mantu oleh Kyai Nuriman; 99. (hlm.32) Sunan Kabanaran menerima surat dari Seh Ibrahim; 100. (hlm.39) Kyai Muriman diberi (sebagai pinjaman) tanah gagatan untuk memberi makan Sultan Banten; 101. (hlm.43) Sunan Kabanaran memberi surat kepada Jnedral melalui tuwan Sarip Besar (Seh Ibrahim) menjelaskan penyebabnya ia pergi dari negaranya; 102. (hlm.55) Perjalanan Sarip Besar yang hendak bertemu dengan Sultan Kabanaran. Sarip Besar singgah di Surakarta; 103. (hlm.72) Pangeran Mangkunagara bertaubat kepada ayahnya, Sunan Kabanaran. Adipati Suryanagara diutus ke Semarang untuk mempersembahkan hadiah kepada Jendral di Betawi."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0732-SJ 51
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"103. (hlm. 3) Pangeran Mangkunagara bertobat pada ayahnya, Sunan Kabanaran. Adipati Suryanagara diutus ke Semarang untuk mempersembahkan hadiah kepada Jendral di Betawi; 104. (hlm.11) Pangeran Mangkunagara menjadi raja, bermusuhan dengan ayahnya, Sunan Kabanaran; 105. (hlm.23) Sarip Besar bertemu dengan Sunan Kabanaran; 106. (hlm. 41) Pangeran Bintara berkhianat. Pangeran Mangkunagara naik tahta bergelar Sunan Adi Prakosa. Kumpeni mufakat, Sunan Kabanaran tetap menjadi raja Senapati dengan sebutan Sultan dengan karaton di Mataram; 107. (hlm.65) Sultan menyuruh memberangkatkan pasukan Belanda dan Jawa untuk mengejar pasukan Pangeran Mangkunagara; 108. (hlm.73) Tumenggung Kurdhanagara dan anaknya dibunuh. Sunan Kabanaran memberi tanah, 500 untuk makan kuda, kepada putra Sinuhun di Surakarta; 109. (hlm.77) Prajurit Kabanaran dan prajurit Kumpeni perang lawan prajurit Mangkunagara di Tugu. Mangkunagara kalah, kemudian berdiam di Bureng."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0733-SJ 52
Buku Klasik Universitas Indonesia Library