Ditemukan 332 dokumen yang sesuai dengan query
Biancha Martha Puspamandana
"Saat ini persaingan di ranah komoditi semakin ketat. Tiap brand berlomba-lomba untuk dapat hadir di tengah masyarakat dan memikat hati konsumen agar membeli produknya. Untuk dapat memikat hati konsumen, salah satu caranya yaitu dengan mengolah penampilan produk pada toko brand tersebut. Dengan teori persepsi yaitu teori Gestalt, penulis meneliti kekuatan apa yang terkandung dalam suatu penampilan produk. Studi kasus dilakukan pada Toko Batik Danar Hadi yang terletak di Melawai, Jakarta. Hasil dari penulisan ini membuktikan bahwa ternyata penampilan produk suatu toko dapat menjadi kekuatan dalam membentuk citra brand tertentu.
Nowadays, the competition in the commodity is getting tighter. Each brand competes to be exist in the community and attract the customer to buy its product.To be able to attract the customer, one of the methods is to manage the product display in the brand store. According to the theory of perception, Gestalt theory, the Author researches the forces of the product display. Study case has been done towards Toko Batik Danar Hadi located in Melawai, Jakarta. The result of this research proves that the product display of a store could be the force to create brand image."
2013
S46092
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cattleya Tiara Delina
"Skripsi ini membahas tentang sejarah dan definisi karya seni patung, definisi dan kriteria ruang publik, dan tata cara pencahayaan yang baik bagi karya seni patung yang terletak di ruang publik outdoor khususnya saat malam hari. Patung tidak hanya berfungsi mengisi ruang-ruang interior dalam suatu bangunan, tetapi juga dapat menyatu dengan ruang publik outdoor. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat menata cahaya pada patung agar dapat mencapai suatu penataan cahaya yang baik dan optimal. Selain itu, hasil terbaik dapat tercapai jika skema pencahayaan individual (hanya untuk objek patung) bekerja sama dengan pencahayaan bagi keseluruhan distrik atau area.
This thesis discusses the history and definition of sculpture, the definition and criteria of public space, and the lighting technique for sculpture that located in outdoor public spaces. Sculpture not only serves to fill interior spaces in a building, but also can be integrated with an outdoor public spaces especially at night. There are several aspects that must be considered when arranging the light on the sculpture in order to achieve the best and optimal arrangement of light. Furthermore, the best results can be achieved if the individual lighting scheme (only for sculpture) collaborating with the lighting of the entire district or area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52576
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eka Pebriana
"Di zaman sekarang video musik tidak lagi hanya sekedar sebagai media promosi dan hiburan lagi, ia berkembang menjadi sebuah sumber ide yang potensial bagi bidang-bidang lain seperti halnya bidang arsitektur interior. Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana elemen-elemen video musik, seperti karakter-karakter ruangnya dan proses produksi ruang didalamnya, dapat diaplikasikan pada proses perancangan ruang dalam dunia arsitektur interior. Video musik merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh bagi berbagai kalangan masyarakat maupun lapisan usia. Hal ini dikarenakan ia tersusun oleh elemen audio dan visual, jadi selain ada penjabaran dari narasi audio, terdapat juga visualisasi gambar tentang hal apa yang dinarasikan media audio tadi. Skripsi ini juga membahas mengenai interiority yang tercipta di dalam ruang video musik dan perbedaanya terhadap interiority ruang di keseharian kita. Selain itu, di sini juga dibahas mengenai bagaimana interiority yang tercipta oleh karakteristik ruang pada video musik, menginspirasi proses pengeksplorasian ruang pada bidang arsitektur interior.
Nowadays, music video not only serves as entertainment and promotional media. Its role has been expanding into becoming a potential source of ideas toother fields such as interior architecture. This thesis discusses about how far themusic videos elements such as its space characteristics and its spaceproduction can be applied in the interior architecture‟s space design process. Music videos are the most influential communication media to various communityand generations. It is because a music video is composed by audio and visualelements. Not only there is an explanation of the narration by audio, but in the same time, there is also a visualization that explains what‟s being narrated. This thesis is also discusses about the difference between interiority inside music videos and interiority in our everyday life, and how interiority created by the space characteristic of a music video could inspire a space exploration of an interior architecture project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46454
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ariesta Okke Sukmi
"Arsitektur seringkali dilihat dari tampilan luar, yang tercermin melalui fasad bangunan. Tidak jarang orang menilai arsitektur hanya dari pengalaman visual ketika pertama kali melihatnya, yang erat kaitannya dengan estetika. Perancangan arsitektur juga harus mempertimbangkan aspek fungsional dan struktural.
Bangunan arsitektur memiliki dua jenis ruang, yakni ruang interior dan eksterior. Fasad membatasi kedua ruang tersebut dengan memberikan tampilan terhadap ruang eksterior. Secara visual, fasad dapat terlihat sebagai kulit bangunan yang berdiri sendiri dan terpisah dari isi bangunan maupun sebagai kulit bangunan yang mencerminkan fungsi dan filosofi ruang di baliknya.
Analisis studi kasus menunjukkan bahwa keterkaitan fasad dan ruang interior tidak hanya dilihat dari tampilan form secara visual, melainkan juga pemaknaan form melalui pengalaman ruang interior. Keterkaitan fasad dan ruang interior tidak dapat diukur secara pasti karena elemen arsitektur bersifat tidak terbatas dan sejalan dengan pemikiran manusia yang dinamis. Ruang interior dapat dikatakan sebagai ekstensi diri manusia sehingga fasad dapat mempertegas proyeksi eksistensi manusia tersebut. Sebagai transisi inside dan outside, fasad menjembatani kedua kondisi di dalam maupun luar bangunan melalui penekanan yang terkait dengan metode desain.
Architecture is often seen from the outside view, which is reflected through the building's facade. Most of people perceive architecture just from the first visual experience, which is closely related with aesthetic. Architectural design should also consider the functional and structural aspects.The building's architecture has two spaces, the interior and exterior spaces. Facade separate the two spaces by giving the exterior look of the space. Visually, facade can be seen as a stand-alone building skin and separated from the inside. Facade also can reflect the function of the skin and a philosophy behind it.Case study analysis shows that the linkage facade and interior space is not only seen visually as form, but also the meaning of form through the experience of interior space. Linkage facade and interior spaces can not be measured with certainty because of the architectural elements is not limited and in line with the dynamic human thought. The interior space can be regarded as extensions of human self so that the facade can reinforce the projection of human existence. As the transition inside and outside, facade bridge on the conditions in inside and outside the building through emphasis associated with the design method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54240
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dyah Prawirajati
"Coffee shop telah menjadi gaya hidup dalam budaya minum kopi di Indonesia bahkan dunia. Gaya hidup ini membawanya pada keseharian masyarakat di Indonesia yang sebelumnya memiliki budaya minum kopi di warkop (warung kopi). Everyday dilihat sebagai konsep dan pengalaman berkaitan dengan modernity dan domesticity. Dalam ruang interior coffee shop, domesticity dan modernity dapat dilihat melalui setting dan producer ruang interior yang didasarkan pada everyday serta kebutuhan dan kenyamanan manusia. Modernity dalam ruang interior coffee shop hadir melalui setting ruang interior yang seragam, global, dan kekinian. Setting ini hadir dari penguasa ataupun desainer dengan keidealan untuk membentuk citra(images). Domesticity hadir dengan setting ruang yang subjektif dan apa adanya dengan memanipulasi setting sebagai upaya individu untuk mendapatkan kebutuhan dan kenyamanan dengan subjektivitasnya.
Coffee shop has become lifestyle in Indonesian coffee culture and even in the world. This lifestyle brought on everyday people in Indonesia who previously had warkop (warung kopi) as their coffee culture. Everyday as a concept and a experience relating with domesticity and modernity. In interior space of coffee shop, domesticity and modernity can be viewed through spatial setting and spatial producer which are based on everyday as well as human needs and comfort. Modernity in interior space of coffee shop is presented by spatial setting which are uniform, global, and modern. The setting comes from ruler or designer with their ideal to create images. Domesticity is presented by spatial setting which are subjective and ordinary with manipulating setting. That is a people attempt with their subjectivity to get needs and comfort."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46768
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adismara Kirana
"Menjadi happy merupakan hal hal yang pasti diinginkan dan menjadi impian dari semua orang terutama pada masa masa kini dimana terdapat banyak konflik dan permasalahan Untuk menjadi bahagia dapat dilakukan dengan berbagai hal macam kegiatan serta aktivitas dan pastinya berubungan dengan orang serta segala sesuatu yang ada di sekeliling atau sekitar kita Hal yang dapat dilakukan salah satunya dengan healing yaitu proses pemulihan diri dari kondisi yang rusak menjadi kondisi yang utuh kembali baik fisik maupun non fisik Tentunya kegiatan healing ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dapat dilakukan secara mandiri baik dengan bantuan atau adanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
To be happy is something that every man wants and to be dreamed of especially in nowadays where there are so many problems and conflict To be happy could be done by many kinds of activities that surely relates to people and everything around us One of the things that could be done is with healing which is a recovery process from a bad condition to a good condition physic and non physically Healing process could be done in many ways and could be done alone or independently and with another party help and also everything that surround us "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gita Manohara Samsu
"Sudah menjadi hal yang umum bahwa pengalaman melakukan kegiatan commuting di Jakarta tidak menyenangkan. Saat merujuk memori kita terhadap Jakarta mengenai ketidaknyamanan transportasi publik atau kemacetan, sebenarnya pengalaman-pengalaman yang lebih spesifik yang kita ingat. Contohnya seperti bau yang tidak enak saat sedang menuju ke suatu tempat, polusi kendaraan bermotor yang membuat sesak, bising dari kemacetan jalan yang mengganggu, bangunan yang secara fisik tidak terlihat indah di mata, dan lainlain. Pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut kita rasakan dari berbagai sensasi yang dirasakan, diingat secara tidak sadar oleh memori, dan dikenali tubuh melalui indera-indera kita. Di tugas akhir ini, penulis mencoba mendalami kaitan antara pengalaman sensorial dengan kegiatan commuting yang dilakukan di jalan Blora sebagai jalan penghubung strategis. Setelah meninjau apa yang membuat pengalaman melewati jalan Blora tidak menyenangkan, tujuan akhirnya adalah untuk menghadirkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan transit commuter dan pengalaman-pengalaman yang memicu indera sebagai stimulasi pengalaman yang menyegarkan dan menenangkan commuter dalam perjalanannya.
It’s nothing uncommon that our experiences of commuting in Jakarta are undelightful. Poor public transportation and heavy traffic may be the bigger picture, but it’s the small-certain-experiences that we then recognize as undelightful. The unpleasant smell of the pedestrian activities, high polution and noise from traffic, unappealing built environment, and so on. Those experiences are felt, imprinted in our memories, and recognized by our body through our senses. In this final project, the writer will look into the experiences of Blora street as a street that is strategically a connecting route for commuters in their commute. After assessing what makes the commuters walk through Blora street undelightful, the next goal is to find a way to make it more delightful by inserting the activity of transit to fulfill the commuters’ needs and an experience that triggers their senses as a refreshing and relaxing stimulation.;It’s nothing uncommon that our experiences of commuting in Jakarta areundelightful. Poor public transportation and heavy traffic may be the biggerpicture, but it’s the small-certain-experiences that we then recognize asundelightful. The unpleasant smell of the pedestrian activities, high polution andnoise from traffic, unappealing built environment, and so on. Those experiencesare felt, imprinted in our memories, and recognized by our body through oursenses.In this final project, the writer will look into the experiences of Blora street as astreet that is strategically a connecting route for commuters in their commute.After assessing what makes the commuters walk through Blora streetundelightful, the next goal is to find a way to make it more delightful by insertingthe activity of transit to fulfill the commuters’ needs and an experience thattriggers their senses as a refreshing and relaxing stimulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siagian, Yohanes Oktavianus
"Arsitektur seringkali hanya dilihat dari elemen fisiknya yang terlihat yaitu bangunan sehingga elemen ruang sebagai salah satu pembentuknya seringkali terabaikan. Elemen ruang tidak terbatas hanya pada arsitektur juga tetapi juga terdapat pada berbagai seni seperti seni pertunjukan. Skenografi adalah contoh bagaimana pengaturan elemen ruang dapat menghasilkan pengalaman dalam sebuah pertunjukan.Dalam seni pertunjukan terdapat penonton dan pelaku pertunjukan yang menikmati pertunjukan dan juga ruangan sebagai lingkungannya.
Skripsi ini menjabarkan dan menyimpulkan bagaimana pengalaman dapat muncul dalam sebuah pertunjukan dan bagaimana penonton sebagai sebuah grup sosial mengapresiasinya dalam bentuk tindakan, tidak hanya pertunjukan karya seni pertunjukan tapi juga elemen ruang didalamnya
Architecture oftenly seen just by its physical element which is building so space as one of its element was neglected. Actually, Space as element is not limited in architecture but also in art like performing art. Scenography is a example how setting space element can produce experience in a performance. In performing art there are audiences and performer who not only enjoy and experiencing the show buat also the stages and auditorium as the enviroment.This Thesis ini describes dan concludes how experience is created in a performance and how audience as the consumer appreciate not only the show but also the spatial element within it, by their responses in action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46271
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Meydina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kebudayaan pada pembentukan pola ruang rumah tinggal yang telah pindah keluar daerah asalnya. Pembahasan dilihat melalui perspektif arsitektur interior yang menitikberatkan pada pengaturan pola tatanan ruang dalam rumah. Pola tersebut ditinjau berdasarkan tingkatan intervensi penghuni terhadap rumahnya, organisasi ruang, tata letak elemen interior, dan pemanfaatan ruang. Studi kasus dilakukan pada dua rumah orang Betawi yang berada di Cimahi, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa keduanya masih mencerminkan pola kebudayaan dari daerah asal mereka, meskipun lokasinya sudah berada di luar daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam subconscious mind penghuni masih tertanam pola ruang tertentu yang berasal dari kebudayaan asal dan terus terbawa sehingga mereka cenderung membentuk rumahnya sesuai dengan pola tadi.
This study discusses the influence of culture on the configuration of house’s spatial pattern that had moved outside its origin place. This discussion is observed from the interior architecture perspective that focuses on the arrangement of space order pattern in the house. The pattern review based on the level of residents’ intervention toward their house, the space organization, the layout of the interior elements, and the space utilization. The case study was carried out in two Betawis’ houses in Cimahi, West Java. The result showed that both of them are still representing its origin pattern, although the location is not in its origin place anymore. It indicates that the specific pattern which comes from its origin culture is still embedded and involved in the residents’ subconscious mind, so that they will configure their house accordance with that pattern."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52562
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurjannah Bestaria
"Dunia bagi anak-anak adalah dunia bermain. Setiap anak, meskipun sedang dalam perawatan, tetap membutuhkan aktivitas bermain. Anak-anak yang berkunjung atau rawat inap di rumah sakit memiliki kebutuhan dasar untuk bermain dan harus dipenuhi secara rutin di semua departemen rumah sakit yang menyediakan layanan untuk anak-anak. Penyediaan area bermain di rumah sakit dapat membantu anak memahami perubahan antara keadaan di rumah dengan lingkungan rumah sakit, dengan konsep place identity yang mengacu pada hubungan antara place dengan identity, menekankan pada makna dan signifikansi place bagi pasien anak yang menggunakan ruang bermain.
Skripsi ini membahas peran ruang bermain di rumah sakit anak yang dapat menciptakan adanya place identity anak terhadap ruang dan permainan, bila dilihat dari pola bermain anak. Dengan adanya pemenuhan bermain yang terpelihara dengan baik, maka dapat tercipta pula perasaan nyaman dan aman bagi anak-anak di lingkungan rumah sakit. Jadi bagi kita yang peduli tentang perkembangan dan kebutuhan anak-anak, sangatlah penting adanya penyediaan fasilitas permainan yang dipilih dengan cermat dan tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.
The world to children is a playground. Every child, eventhough under medical care still needs its playing activities. Children who are visiting or being hospitalized has the basic needs to play and must be regularly fulfill in all department that the hospital provides services for children. Providing playground in the hospital could help children under-going changes between condition at home and at the hospital, by the concept of place identity that sticks on relationship between place and identity, emphisize on the meaning and signifancy place to child patient who are using the playground. This script describes the role of playground in child hospital who could create a child’s place identity to the space and play tools, watching from a child’s play pattern. With the fulfillment of a playground that’s well preserve, could create a comfort and safe feeling to children in the hospital environment. For us that cares about the development and children needs, it’s very essential to decide the playground with care and precise, as the needs and condition of the child patient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46051
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library