Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Virda Onglau Renza
"Investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal, baik langsung maupun tidak langsung bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebagai hasil dari penanaman modal tersebut. Harapan untuk memperoleh keuntungan tersebut diusahakan dapat terwujud dengan melakukan penilaian dan analisis yang berkaitan dengan tingkat pengembalian investasi dan risiko yang akan dihadapi, baik dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Salah satu analisis yang digunakan adalah analisis yang didasarkan pada kinerja keuangan yang terdapat dalam data-data akuntansi.
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh pertumbuhan harga saham yang diukur dengan Price earning ratio (PER), leverage keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER) dan tingkat profitabilitas yang diukur dengan Earning per share (EPS) terhadap return dan risiko saham. Return adalah keuntungan yang diperoleh atas investasi yang dilakukan oleh investor, risiko adalah ketidaktentuan atas investasi yang akan diperoleh oleh investor, PER merupakan perbandingan antara harga saham terhadap laba bersih per lembar saham, DER merupakan perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah modal sendiri, sedangkan EPS adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
Penelitian dalam tesis ini dilakukan terhadap 14 perusahaan Automotive & Allied yang sahamnya telah listing di Bursa Efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan uji korelasi dan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PER tidak mempunyai hubungan dengan return sedangkan DER dan EPS memiliki hubungan dengan return saham pada perusahaan Automotive & Allied dan tidak terdapat hubungan antara PER, DER dan EPS dengan risiko saham perusahaan Automotive & Allied. Secara simultan, variabel PER, DER dan EPS terdapat pengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Automotive & Allied sedangkan tidak terdapat pengaruh terhadap risiko saham perusahaan Automotive & Allied.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sebaiknya para investor lebih mempertimbangkan EPS dan tidak hanya menggunakan variabel yang dipakai dalam penelitian ini dalam melakukan investasi, tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang bisa mempengaruhi tinggi rendahnya return dan risiko saham tersebut. Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah faktor-faktor lainnya baik eksternal maupun internal perusahaan, yang diperkirakan akan mempengaruhi return maupun risiko saham.

Investment can be interpreted as a mode cultivation of capital, direct and indirect aim to get advantage as a result of cultivation of the capital. Expectation to get the advantage can be materialized by doing the assessment and analysis related to return and risk, either from external and internal factor of company. One of the analysis used is the analyzing that based on the finance performance in accountancy data.
The research in this thesis is aim to know the relation and influence of the growth share price measured by Price earning ratio ( PER), leverage measured by Debt to equity ratio (DER) and the level of profitability measured by Earning per share (EPS, to stock return and risk. Return is a benefit which obtained from the investment, risk is the uncertainty that an investment will earn by investor, PER is comparison between share prices to net profit per sheet share, DER is comparison between debt amounts with capitals amount, while EPS is comparison between net profits after tax with the common share sheets amount.
Research in this thesis is done to 14 company Automotive & Allied which are the share have listing in Jakarta Stock Exchange from 2001 to 2005. To test the relation between independent and dependent variables used by correlation test and for the test of influence of independent variable to dependent variable used by multiple linear regression test.
The result of this research shows that PER doesn't have the relation with stock return, while DER and EPS have the relation with stock return and there?s no relation between PER, DER and EPS with risk. Simultaneously, variable PER, DER and EPS are significant influence to stock return, while there are no influence to risk.
Based on the research result, investors better more considering EPS and not only using the variable in this research in doing the analysis investment, but also consider the miscellaneous that can influence stock return and risk. To all researchers, if will do the research, concerning the factors influence return and share risk, the data to be analyzed should be tested. For the next research, expected can add the other factors which estimated will influence stock return and risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan
"Aktivitas pasar modal sebagai salah satu potensi perekonomian nasional semakin menampakkan peranannya dalam penumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta di pasar modal merupakan kekuatan nasional yang berperan sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Harga saham-saham di bursa selalu berfluktuasi, dapat bergerak naik atau turun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Bursa saham menggolongkan perubahan harga saham dalam dua kategori yaitu persentase perubahan harga saham tertinggi tergolong dalam kategori perusahaan top gainer dan persentase perubahan harga saham terendah tergolong dalam kategori top looser. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Dalam penelitian ini, membahas tingkat profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio, kepemilikan saham asing, segmen usaha, dan umur perusahaan mempengaruhi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan kategori top gainer dan top looser.
Hasil penelitian dengan menggunakan Multiple Regression menunjukan bahwa profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio, kepemilikan saham asing, segmen usaha, dan umur tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan kategori top loose. Berbeda pada kategori top gainer dimana kepemilikan saham asing memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham sementara profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio segmen usaha, dan umur kepemilikan saham asing tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian rata-rata dengan menggunakan independent t test menunjukan bahwa rata-rata DAR, segmen usaha, dan umur perusahaan kategori top gainer lebih besar dibandingkan top looser. Sedangkan rata-rata profitabilitas, DER, dan kepemilikan saham perusahaan kategori top gainer lebih rendah dibandingkan top looser, dengan hasil statistik yang menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atas rata-rata profitabilitas, DAR, DER, kepemilikan saham dan segmen antara perusahaan top gainer dan top looser. Sedangkan terdapat perbedaan pada rata-rata umur antara perusahaan top gainer dan top loose."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erykson
"This study tries to find the effect of General Control and Application Control Components on Software Change carried out by one company as an effort to enhance the Goals of Internal Control. The views and perceptions from credit staf on implementation and interaction of control components result that interaction General Control and Application Control Components with Software Change have significant effect on Enhancing Internal Control Goal. Hipothesys test concludes that moderating variables have significant value of p. It means when General Controls and Application Controls implemented on New Software, the Internal Control Goal could be enhanced."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 23819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakoso Budi Wibowo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja jangka pendek terhadap kinerja jangka panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja IPO Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2003. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier dengan obyek penelitian adalah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2001 sampai tahun 2003.
Hasil uji regresi secara parsial, menunjukan variable opening price return (OPR) dan intraday return (INTRA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap initial return (INI). Hal ini berarti, INI merupakan fungsi dari OPR dan INTRA. Demikian pula OPR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap INTRA. Uji regresi untuk jangka pendek menunjukan bahwa variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap INI dan OPR, sedangkan untuk jangka panjang variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross
Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama menunjukan hasil yang signifikan terhadap AR_12 dan AR_24."
2007
T 23821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fatiha
"Dalam rangka meningkatkan kinerja BUMN, pemerintah telah melakukan pembenahan secara terus menerus. Operasional BUMN bertumpu kepada tiga hal yaitu restrukturisasi privatisasi dan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Penerapan prinsip GCG di BUMN ditandai dengan penerbitan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 117/M-MBU/2002 tentang Pengembangan Praktik Corporate Governance di BUMN. Perusahaan asuransi sebagai lembaga penghimpun dana , yang bersumber dari penerimaan premi asuransi dari masyarakat, dimana dana ini telah mendapat persetujuan pemerintah untuk diinvestasikan kembali pada sektor-sektor produktif dan aman sekaligus sebagai pembiayaan pembangunan.. PT Askrindo sebagai salah satu perusahaan asuransi milik pemerintah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Posisi board governance merupakan sebagai ?perantara? antara pemegang saham (RUPS) dan manajemen (dewan direksi). Penilaian terhadap Board harus dilakukan untuk melihat efektivitas board dalam menjalankan fungsinya. Hasil penilaian tersebut akan menyimpulkan bahwa board sangat efektif (outstanding), baik (consistently good), perlu peningkatan (need improvement) dan sangat perlu peningkatan (need significant improvement). Pertanyaan dalam penilaian tersebut meliputi : Board Information, Board Composition, Board Accountability dan Standards of Conduct. Jika perusahaan memiliki Board Governance yang baik maka perusahaan akan memiliki kinerja yang baik pula. Board governance merupakan salah satu faktor input kunci guna menghantarkan optimalisasi pengelolaan sumber daya organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicely Delfina H.
"ABSTRAK
Setiap investor pasti ingin memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi yang dilakukannya. Untuk itu mereka akan berhati ? hati dalam memilih suatu keputusan mengenai dimana ivestasi akan ditempatkan. Semakin baik kinerja dari perusahaan maka diharapkan perusahaan tersebut akan lebih baik dalam usaha meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Tetapi bagaimana cara mengukur kinerja suatu perusahaan kembali kepada masing ? masing investor untuk memilih salah satu dari sekian banyak metode penilaian perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai apakah kebijakan manajemen telah memberikan nilai tambah bagi pemegang saham adalah metode Economic Value Added (EVA) yang dikembangkan oleh G. Bennet Steward dan Joel M. Stern. EVA adalah suatu konsep yang berusaha menjembatani kesenjangan antara perhitungan Laba (Rugi) atas dasar akuntansi dengan nilai pemegang saham yang sebenarnya (true shareholder value). Konsep ini didasari oleh konsep residual income yang didefinisikan sebagai operating profit dikurangi dengan capital charges. Dalam karya akhir ini, penulis akan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja cabang PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), sebuah perusaahaan yang bergerak dalam industri perdagangan, dan menyarankan strategi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penciptaan nilai pemegang saham.Dari hasil analisis karya tulis ini akhirnya ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Selama periode 2002 ? 2004 perusahaan telah berhasil memperoleh tingkat laba bersih yang semakin besar. Namun bila kinerja cabang hanya mendasar pada perhitungan Laba (Rugi) dan atau pertumbuhan tanpa mempertimbangkan faktor shareholder value dapat menyebabkan cabang mengorbankan shareholer value untuk mengejar pertumbuhan yang tinggi. 2. Perhitungan EVA untuk seluruh cabang Alfamart menunjukkan hasil yang berbeda dengan perhitungan laba bersih. Hasil EVA yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memberikan nilai tambah yang positif sesuai harapan pemegang saham. 3. Strategi yang dapat digunakan oleh cabang agar diperoleh EVA yang positif adalah melakukan efisiensi dengan menghilangkan non value added activities sebagai penyebab besarnya biaya overhead, meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan kualitas pelayanan yang lebih baik, dan brand equity yang lebih kuat. Atas dasar kesimpulan diatas, penulis menyarankan penggunaan EVA sebagai indikator kinerja tambahan atas indikator kinerja yang telah digunakan selama ini, dan agar EVA sebagai indikator kinerja dapat efektif, maka sistem kompensasi dan rewarding system dapat dikaitkan dengan kinerja cabang menurut EVA. Pada level operasional, cabang perlu lebih kreatif dalam menemukan cara ? cara untuk meningkatkan customer value. Selain itu cabang juga harus selekif dalam mengevaluasi pembukaan toko ? toko baru jangan sampai pembukaan toko tersebut menyebabkan shareholder value destruction."
2007
T 23849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini
"ABSTRAK
Koperasi merupakan salah satu jenis badan usaha yang turut berperan serta dalam perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan. Untuk menjaga kesinambungan usaha koperasi, manajemen koperasi tentunya memiliki peran penting dalam hal ini. Oleh karena itu diperlukan alat untuk mengukur kinerja manajemen koperasi. Pada umumnya pengukuran kinerja banyak dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan baik berupa rasio maupun dinyatakan dalam nilai absolut mutlak. Pengukuran ini mempunyai kelemahan yaitu perhitungan kurang akurat karena hanya mengandalkan pada data keuangan saja yang tidak terlepas dari estimasi yang dapat menimbulkan berbagai macam distorsi akuntansi dan hanya memperhitungkan biaya hutang saja, tidak memasukkan biaya ekuitas. Untuk mengatasi permasalahan timbullah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan value added yaitu Economic Value Added (EVA) yang dikembangkan oleh sebuah konsultan di Amerika Serikat, Stern Stewart & Co. EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh suatu badan usaha sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen selama periode tertentu. Kelebihan pengukuran kinerja dengan EVA dibandingkan dengan pengukuran lain diantaranya adalah menghilangkan distorsi akuntansi dan memasukkan biaya ekuitas ke dalam perhitungan EVA. Karya akhir ini bertujuan untuk menjelaskan perhitungan EVA yaitu penyesuaian accounting profit menjadi economic profit dan perhitungan seluruh biaya modal, baik cost of debt maupun cost of equity dan menilai kinerja manajemen Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk. (Kopindosat) sebagai obyek penelitian dalam meningkatkan nilai koperasi dengan menggunakan EVA sebagai parameter. Ruang lingkup dibatasi pada laporan keuangan tahun 2004 dan 2005, laporan keuangan sebelum tahun 2004 tidak digunakan karena mulai tahun 2004 terjadi konsolidasi antara Kopindosat dengan PT Puriperkasa Farmindo dan Koperasi Karyawan ?Antariksa?. EVA diperoleh dari laba usaha dikurangi biaya-biaya (charges) atas kapital yang diinvestasikan (invested capital) disebut juga capital charges. Perbedaan mendasar pada perhitungan EVA yaitu adanya penyesuaian terhadap standar akuntansi yang dilakukan pada laba usaha setelah pajak dan modal yang diinvestasikan. Penyesuaian yang terjadi pada Kopindosat yaitu aktiva pajak tangguhan dan penyisihan piutang ragu-ragu. Berdasarkan hasil perhitungan, selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2005, kinerja Kopindosat berdasarkan laba bersih mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. EVA juga positif mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005. Ini berarti, Kopindosat berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemegang sahamnya, dan nilai tambah tersebut meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2005. Tetapi perlu diingat bahwa peningkatan laba bersih tidak selalu diikuti dengan peningkatan EVA karena adanya penyesuaian atas NOPAT dan invested capital dalam perhitungan EVA, sehingga dimungkinkan terjadi peningkatan laba bersih tapi penurunan EVA atau sebaliknya. Perusahaan dapat menerapkan beberapa strategi operasional untuk meningkatkan EVA. Diantaranya adalah dengan menciptakan nilai lebih bagi pelanggan dan meningkatkan utilisasi aset. "
2007
T 23845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silangit, Yudhistira Adi Nugraha
"Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia berjalan dengan sangat pesat sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1999. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya perusahaan penerbangan baru, yang menurut data dari Departemen Perhubungan sampai dengan tahun 2002 sudah ada terdaftar 30 perusahaan penerbangan baru. Persaingan antar perusahaan penerbangan yang semakin kompetitif, membuat perusahaan semakin gencar dalam memformulasikan strateginya, strategi tiket murah atau low cost carrier merupakan strategi yang umum digunakan oleh perusahaan penerbangan di Indonesia. Berdirinya perusahaan yang menawarkan konsep biaya rendah mengakibatkan terjadinya pergeseran jumlah penumpang angkutan udara, yakni pengguna jasa perusahaan penerbangan konvensional seperti Garuda Indonesia Airlines ke perusahaan perusahaan baru yang memberikan harga lebih rendah untuk rute yang sama seperti Lion air, Adam Air dan sebagainya. Secara tidak langsung akan mengakibatkan penurunan jumlah penumpang yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja perusahaan itu sendiri, hal ini dapat terjadi karena pada industri penerbangan faktor jumlah penumpang, faktor harga tiket dan faktor musim sangat mempengaruhi kinerja perusahaan itu sendiri, disamping faktor faktor yang berkaitan dengan operasional perusahaan seperti harga bahan bakar dan nilai tukar.
Berdasarkan data data yang diperoleh, karya akhir ini bertujuan untuk melihat apakah faktor musim mempengaruhi harga tiket dan jumlah isian penumpang pada industri penerbangan. Dalam penelitian ini kita menggunakan pengujian cross sectional dengan menggunakan data setiap bulan dari PT GIA periode tahun 2002-2003. Pengujian dilakukan atas variabel musim dan dihubungkan dengan variabel jumlah penumpang dan harga sebagai variabel terikatnya, yang dipisahkan berdasarkan rute rute yang dijadikan sample yakni rute Jakarta-Surabaya, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Ujungpandang, dan Jakarta-Medan. Pengolahan data selain dengan menggunkan analisa grafik juga menggunakan SPSS versi 12 yang menghasilkan persamaan regresi dari variabel penelitian.
Hasil penelitian yang dilakukan atas variabel yang tersedia untuk masing masing sektor menunjukan bahwa pengaruh musim tidak signifikan terhadap jumlah penumpang kecuali untuk rute rute tertentu seperti Jakarta-Denpasar, hal ini dapat terjadi karena faktor tujuan wisata. Sedangkan variabel musim mempunyai pengaruh terhadap harga tiket dan secara statistik hubungan tersebut siknifikan walaupun dalam kategori sedang.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum faktor musim lebih kuat mempengaruhi harga dibandingkan mempengaruhi jumlah penumpang. Karena keterbatasan data yang tersedia, penelitian juga dilakukan untuk melihat pengaruh simultan antara variabel musim dan harga tiket terhadap variabel jumlah penumpang, dari hasil pengujian diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil uji sedarhana terhadap jalur jalur yang dijadikan pengujian, dimana jumlah penumpang tidak semuanya dipengaruhi oleh variabel musim dan harga tiket pada rute rute tertentu, sehingga diperoleh hasil bahwa disamping musim dan harga tiket faktor rute juga berpengaruh terhadap jumlah penumpang tersebut. Hasil dari penelitian ini masih dapat berubah, ini disebabkan karena keterbatasan data yang dijadikan sebagai variabel parameternya. Untuk penelitian selanjutnya bila memungkinkan untuk menambahkan variabel bebas yang berbeda agar diperoleh hasil yang berbeda dan lebih baik dari penelitian ini."
2007
T 23846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Soegiyan Noer
"Apabila penghasilan dari Perseroan yang sudah dikenakan pajak di tingkat Perseroan dan dikenakan pajak lagi terhadap Orang Pribadi sebagai Pemegang Saham pada saat penghasilan tersebut diterima sebagai dividen maka akan terjadi dua kali pemajakan atas penghasilan yang sama. Fenomena pemajakan atas penghasilan yang sama lebih dari sekali tersebut dinamakan sebagai economic double taxation. Fenomena economic double taxation juga dialami oleh Orang Pribadi yang menerima dividen atas kepemilikan sahamnya pada suatu Perseroan di Negara Indonesia. Pemilik saham berstatus Perseorangan akan menanggung pajak agregat lebih dari 50% atas dividen yang diterimanya, yang meliputi pemajakan di tingkat Perseroan atas laba dan pemajakan di tingkat Orang Pribadi atas dividen yang diterima.
Pajak Agregat yang relatif tinggi disebabkan Indonesia menganut sistem pemajakan klasikal dimana tarif pajak di tingkat Perseroan adalah sudah cukup tinggi ditambah dengan pajak di tingkat Orang Pribadi yang juga tinggi. Pajak agregat atas dividen yang diterima oleh Orang Pribadi tersebut lebih dikenal dengan Beban Pajak Efektif (Effective Tax Rate), hal ini menjadi pertimbangan mendasar bagi pemilik modal/kekayaan untuk menanamkan modalnya dalam suatu bentuk usaha Perseroan. Ada beberapa metode untuk mengurangi/menghilangkan domestic economic double taxation. Metode yang umum diterapkan adalah imputation system, dividend deduction system, split-rate system, dan schedular tax system.
Apabila Negara Indonesia menerapkan sistem pemajakan yang berbeda, maka Beban Pajak Efektif atas dividen yang diterima oleh Orang Pribadi adalah lebih rendah dibandingkan dengan Beban Pajak Efektif yang diterima oleh Orang Pribadi dengan menggunakan Sistem Klasikal yang saat ini diterapkan di Negara Indonesia. Hal ini disebabkan oleh sistem pemajakan di luar Sistem Klasikal memberikan keringanan pemajakan atas penghasilan dividen yang diterima oleh Orang Pribadi.
Dalam Karya Akhir ini juga memperbandingkan sistem pemajakan atas dividen yang diterima oleh Orang Pribadi di beberapa Negara Asia Tenggara, meliputi: Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, dan tentunya Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengetahui besaran Beban Pajak Efektif yang ditanggung oleh Orang Pribadi atas penghasilan dividen yang diterimanya di masing-masing Negara Asia Tenggara yang diperbandingkan. Tujuan final dari Karya Akhir ini adalah untuk mengetahui kemungkinan diterapkannya sistem pemajakan yang berbeda atas dividen yang diterima oleh Orang Pribadi sehingga Beban Pajak Efektif yang ditanggung oleh Orang Pribadi di Negara Indonesia tidak terlalu memberatkan dan relatif sama dengan Negara-negara Asia Tenggara yang diperbandingkan.

If the income after tax in the Corporate level and still incur the tax to individual as the share holder at the time the income received as dividend, it would be doubled in taxation for the same income. The phenomena of taxation of the same income more than once is so called as economic double taxation. The economic double taxation phenomena is also experienced by individual who received dividend fot the ownership of shares in one Corporate in Indonesia. The owner of shares in individual status will bear the aggregate tax more than 50% on the dividend received that consists of taxation on Corporate level on income and the taxation in the level of individual on the received dividend.
The relatively high aggregate tax because Indonesia carries out Classical Taxation System whereas the tax rate in the Corporate level is high enough plus the tax in the individual level that is more popular known as Effective Tax Rate, this case becomes basic consideration to the owner of capital or property to invest his capital in one kind of Corporate. There are some methods to eliminate/reduce the domestic economic double taxation. The general method carried out is Imputation System, Dividend Deduction System, Split Rate System, and Schedular Tax System.
If Indonesia carries out different taxation system, thus Effective Tax Rate on the dividend received by individual is lower compared to Effective Tax Rate received by individual by using Classical System that now is carried out in Indonesia. It is because the taxation system out of the Classical System give the taxation priority on the income received by individual.
In this thesis also try to compare the taxation system on the dividend received by individual in some countries of South East Asia, include Malaysia, Philippine, Singapore, Thailand and of course Indonesia. The objective is to know to what extend the Effective Tax Rate bared by individual on the dividend income received in each of South East Asia Countries that compared. The final objective of this thesis is to know the possibility of the application of the different taxation system on the dividend received by individual thus the Effective Tax Rate that bared by individual in Indonesia not too weighten, but relatively similar with the countries compared."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>