Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
Wurangian, Leonardo
"Keterbatasan dalam pengoperasian kursi roda membuat ketidaknyamanan yang besar bagi penggunanya. Salah satu metode yang dapat membantu kaum yang mengalami keterbatasan dalam mengoperasikan kursi roda adalah suatu sistem yang disebut Brain-Computer Interface. Sistem ini menggunakan elektroensefalografi (EEG) sebagai sarana komunikasi antara sinyal otak pengguna dan mekanisme pengendalian kursi roda. Proses akuisisi data melibatkan penggunaan elektroda AgCl 8 kanal, Raspberry Pi 4 Model B, dan ADS1299. Teknik pengolahan sinyal, termasuk bandpass filter, Independent Component Analysis (ICA), dan analisis Power Spectral Density (PSD), diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas sinyal EEG yang diperoleh. Tahap klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM) untuk menginterpretasikan sinyal yang telah diproses, mencapai akurasi yang mengesankan sebesar 90%, presisi sebesar 91,4%, dan sensitivitas sebesar 90%.
Limitations in wheelchair operation create great inconvenience for users. One method that can help people who experience limitations in operating a wheelchair is a system called Brain-Computer Interface. This system uses electroencephalography (EEG) as a means of communication between the user's brain signals and the wheelchair control mechanism. The data acquisition process involves the use of 8-channel AgCl electrodes, a Raspberry Pi 4 Model B, and an ADS1299. Signal processing techniques, including bandpass filter, Independent Component Analysis (ICA), and Power Spectral Density (PSD) analysis, were implemented to improve the quality of the acquired EEG signals. The classification stage used Support Vector Machine (SVM) to interpret the processed signals, achieving an impressive accuracy of 90%, precision of 91.4%, and sensitivity of 90%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andini Putri Pramudya Wardani
"Media sosial telah bertransformasi menjadi elemen penting dalam kehidupan online. TikTok, sebagai platform media sosial yang populer, memiliki emisi karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan YouTube Shorts, dengan emisi 2,63g karbon dioksida (CO2) per menit penggunaan per pengguna, sedangkan YouTube Shorts hanya 0,44g CO2. Penelitian ini berfokus pada evaluasi dan pengembangan antarmuka yang lebih berkelanjutan pada kedua platform ini menggunakan Web Sustainability Guidelines (WSG) 1.0. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed-method research berbasis design thinking, menilai performa, aksesibilitas, dan efisiensi energi. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua platform telah menerapkan beberapa prinsip WSG 1.0, tetapi masih memerlukan perbaikan, terutama dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih ringan dan mudah. Evaluasi desain alternatif yang dikembangkan menunjukkan peningkatan usability, dengan skor 88,75 untuk TikTok dan 89,38 untuk YouTube Shorts pada System Usability Scale (SUS), serta umpan balik positif dari pengguna dan ahli mengenai kesederhanaan, efisiensi, dan konsistensi desain. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa penerapan konsep sustainable design berpotensi meningkatkan efisiensi energi sambil mempertahankan atau meningkatkan pengalaman pengguna. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami penerapan WSG 1.0 pada platform media sosial berbagi video pendek dan menawarkan panduan praktis untuk desainer dalam mengembangkan antarmuka yang lebih sustainable.
Social media has transformed into an essential element of online life. TikTok, as a popular social media platform, has higher carbon emissions compared to YouTube Shorts, with emissions of 2.63g carbon dioxide (CO2) per minute of use per user, while YouTube Shorts is only 0.44g CO2. This research focuses on evaluating and developing more sustainable interfaces on these two platforms using the Web Sustainability Guidelines (WSG) 1.0. This research utilized mixed-method research based on design thinking, assessing performance, accessibility, and energy efficiency. The results show that both platforms have implemented some of the WSG 1.0 principles, but still need improvement, especially in creating a lighter and easier user experience. Evaluation of the developed alternative designs showed improved usability, with scores of 88.75 for TikTok and 89.38 for YouTube Shorts on the System Usability Scale (SUS), as well as positive feedback from users and experts regarding the simplicity, efficiency, and consistency of the designs. This research confirms that the application of sustainable design concepts has the potential to increase energy efficiency while maintaining or improving user experience. This research contributes to understanding the application of WSG 1.0 on short video-sharing social media platforms and offers practical guidance for designers in developing more sustainable interfaces."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artwick, Bruce A.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1980
621.381 9 ART m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New Jersey: Prentice-Hall, 1990
R 005.42 OPE a
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Hall, Douglas V.
New York: McGraw-Hill, 1986
005.26 HAL m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Carr, Joseph J.
Reston, VA: Reston Publishing, 1982
001.64 CAR d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Siregar, David
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38389
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hall, Douglas V.
New York: McGraw-Hill, 1986
005.26 HAL m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dio Alif Pradana
"Penelitian ini berfokus pada pengembangan algoritma untuk EEG-based Brain Computer Interface (BCI) yang memanfaatkan sinyal otak untuk mengendalikan external device secara langsung. Jenis sinyal EEG yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinyal Motor Imagery (MI) yang berisikan imajinasi gerakan anggota tubuh tertentu tanpa dilakukannya gerakan secara langsung. Pengaplikasian sinyal MI-EEG ke dalam BCI masih memiliki kendala utama dikarenakan pola yang dihasilkan sulit untuk dibedakan antara jenis gerakan yang satu dengan jenis gerakan lainnya, maupun pada jenis gerakan yang sama. Pembaharuan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan memanfaatkan metode Wavelet Packet Transform (WPT) yang digunakan untuk meningkatkan resolusi temporal dari sinyal dengan cara mendekomposisikan sinyal ke dalam pita - pita frekuensi (frequency band) baik pada frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah, sehingga dapat meningkatkan kemampuan Common Spatial Pattern (CSP) sebagai spatial filter sehingga didapatkan resolusi spatial yang lebih baik untuk sinyal MI-EEG tersebut. Convolutional Neural Network (CNN) kemudian dipilih untuk pelatihan dari klasifier, dimana hasil pelatihan ini nantinya akan digunakan untuk mengklasifikasikan gerakan dari MI-EEG yang diberikan. Performa dari metode ini akan dianalisis dengan menggunakan dataset 2a dari Brain Computer Interface Competition IV (BCIC IV) dan menghasilkan peningkatan rerata nilai akurasi hingga 32%, Kappa hingga 0,42, dan F-Score hingga 0,39 dibandingkan dengan hanya menggunakan CNN sebagai klasifiernya. Performa dari algoritma ini juga memiliki nilai Kappa yang cukup baik dibandingkan dengan metode – metode lain yang digunakan sebelumnya pada dataset 2a dari BCIC IV.
This study is focused on proposed a new algorithm in EEG-based Brain Computer Interface (BCI) that can directly utilize brain signals to control external devices. Motor Imagery (MI) signal, which contains the imagination of a certain limb movement, is generally used in BCI. It does not need direct movement. The application of MI-EEG signal into BCI still has major problems because the patterns obtained for each recording can be different from one another even though they have the same type of motion. In this study, we utilize the Wavelet Packet Transform (WPT) method which is used to decompose the EEG signal into specifics sub-bands frequency and Common Spatial Pattern (CSP) as a spatial filter to increase the spatial resolution of the EEG signal. The Convolutional Neural Network (CNN) is then selected for training from the classifier. The results of this training will later be used to classify the movements of the given MI-EEG. We evaluate the model using dataset 2a from Brain-Computer Interface Competition (BCIC) IV. The results show that the average accuracy increases 32%, Kappa up to 0.42, and F-Score up to 0.39 compared to only using CNN as the classifier. The performance of this algorithm also has a fairly good Kappa value compared to other methods used previously in dataset 2a from BCIC IV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Vassiliou, M.S.
New York: McGraw-Hill, 1992
R 005.43 VAS c
Buku Referensi Universitas Indonesia Library