Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
Edy Purnomo
"Provinsi Papua dan Papua Barat memperoleh kewenangan otonomi khusus melalui UU No. 21 Tahun 2001. Kewenangan otonomi khusus lebih luas dibandingkan otonomi daerah, bertujuan mengurangi kesenjangan Provinsi Papua dan Papua Barat. Dalam rangka otonomi khusus, Pemerintah memberikan penerimaan khusus yang digunakan dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan prioritas pada bidang pendidikan. Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif, menggunakan metode analisa data berupa Cost Effectiveness Analysis serta menggunakan tehnik pemetaan hambatan untuk menjelaskan mengenai penyebab ketidakefektifan. Untuk menjelaskan pengaruh anggaran dana otsus terhadap tingkat pendidikan digunakan regresi dilakukan mengetahui pengaruh dana otsus terhadap tingkat pendidikan berupa angka melek huruf dan lama rata-rata sekolah. Sampai dengan tahun 2013, diperoleh hasil bahwa kebijakan pemberian dana dalam rangka otonomi khusus tidak efektif dalam meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah permasalahan berupa permasalahan dibidang keuangan maupun permasalahan dibidang pendidikan.
The provinces of Papua and West Papua has a special autonomy by Law No 21 of 2001 Special autonomy authority greather than local autonomy aimed to reduce the gap the provinces of Papua and West Papua By special autonomy Government gave a special reception that used for four areas education health infrastructure and people economic empowerment with priority in education This research is a qualitative and quantitative study use data analysis method of Cost Effectiveness Analysis and also use mapping barriers technique to explained the causes of the ineffectiveness The use of quantitative approaches such as regression is performed to know the influence of special autonomy fund to the level of education in the form of long literacy rate and average school Until 2013 showed that the policy grants in the framework of special autonomy is not effective in improving education in Provinces of Papua and West Papua It is caused by a number of issues such as the problems in the financial sector and the problems in education."
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Bisnis, 2016
T45484
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aslama Nanda Rizal
"Tesis ini membahas tentang pemikiran Presiden Sukarno terkait pendidikan serta kebijakan pendidikan nasional yang ia terapkan di masa kekuasannya secara mutlak: Era Demokrasi Terpimpin (1959-1965). Penelitian menyimpulkan bahwa Presiden Sukarno membuat sistem pendidikan berdasarkan pada cara pikirnya dan cara pandangnya sendiri dibalut dengan hegemoni kekuasaan yang sedang berada di tangannya. Terlihat dengan berbagai macam kebijakan pendidikan nasional yang selalu beriringan dengan keputusan politik. Menandakan bahwa antara kebijakan politik dan pendidikan adalah sejalan.
Penelitian mengenai tema ini berbeda dengan penelitian lainnya karena pada penelitian ini, membedah lebih dalam mengenai pemikiran pendidikan Presiden Sukarno, mengawalinya dari latar belakang berbagai pemikiran, lalu melihat gagasan pendidikannya dari berbagai pidato dan amanat kenegaraan. Dari situ kita bisa mengetahui isi kepala Sang Presiden tentang pendidikan. Dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pendidikan nasional yang berlaku dan dijalankan Presiden Sukarno dan pemerintahannya.
This thesis examines about President Sukarno's thoughts on education and the national education policies that he implemented in his absolute rule: the Era of Guided Democracy (1959-1965). The study concluded that President Sukarno created an education system based on his way of thinking and his own perspective wrapped in the hegemony of power that was in his hands. Seen with various kinds of national education policies that always go hand in hand with political decisions. Indicates that between political policies and education are in line. Research on this theme is different from other studies because in this study, it dissects more deeply about President Sukarno's educational thoughts, starting from the background of various thoughts, then looking at his educational ideas from various speeches and state mandates. From there we can find out what the President's head about education is. Followed by various national education policies that apply and are implemented by President Sukarno and his government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raissa Zhafira
"Komunitas miskin kota kerap kali tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses hak-hak dasarnya, salah satunya hak atas pendidikan. Kampung Pemulung Karang Pola sebagai salah satu komunitas miskin kota di DKI Jakarta menghadapi berbagai permasalahan dalam mengakses hak atas pendidikan mereka, yang ditunjukkan dengan tingginya angka putus sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana regulasi dan implementasi akses terhadap pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat Kampung Pemulung Karang Pola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode sosio-legal, yang menganalisis secara empiris bagaimanana akses terhadap pendidikan didapatkan oleh masyarakat dengan berbagai kompleksitas sosial yang ada. Selain itu, dilakukan studi normatif untuk mengetahui bagaimana perlindungan hak atas pendidikan yang terdapat dalam kebijakan mengenai pendidikan bagi anak di Kampung Pemulung Karang Pola. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa secara normatif akses terhadap pendidikan sudah tersedia dengan baik dalam konvensi-konvensi internasional, undang-undang, hingga peraturan daerah.sesuai dengan amanat Konstitusi UUD 1945. Khususnya di Kampung Pemulung Karang Pola, selain program wajib belajar, terdapat Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dari pemerintah, serta Technique Informal School (TIS) FTUI, Yayasan Gemilang, dan Dilts Foundation dari lembaga non pemerintah yang memberikan bantuan pemenuhan hak atas pendidikan. Namun, secara empiris, program-program pendidikan belum diimplementasikan sesuai dengan kerangka normatif yang ada, sehingga belum sepenuhnya dapat memberikan pemenuhan hak konstitusional dalam hal pendidikan. Didapati bahwa setidaknya terdapat 15 orang anak putus sekolah dan 2 orang anak belum bisa masuk sekolah. Dengan begitu, diperlukan langkah-langkah strategis dengan pembaharuan kebijakan dan program untuk menyediakan pendidikan yang layak secara maksimal oleh lembaga-lembaga pemerintah lintas sektoral dan lembaga non pemerintah.
Urban poor communities often do not get equal opportunities in accessing their basic rights, one of which is the right to education. Kampung Pemulung Karang Pola as one of the urban poor communities in DKI Jakarta faces various problems in accessing their right to education, which is indicated by the high dropout rate. This research was conducted to find out how the regulation and implementation of access to education obtained by the people of Kampung Pemulung Karang Pola. The method used in this research is socio-legal method, which empirically analyzes how access to education is obtained by the community with various existing social complexities. In addition, a normative study is conducted to find out how the protection of the right to education is contained in policies regarding education for children in Kampung Pemulung Karang Pola. Based on this research, it was found that normatively, access to education is already well provided for in international conventions, laws, and regional regulations in accordance with the mandate of the 1945 Constitution. Especially in Kampung Pemulung Karang Pola, in addition to the compulsory education program, there are Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus provided by the government, as well as Technique Informal School (TIS) FTUI, Yayasan Gemilang, and Dilts Foundation from non-governmental institutions that provide assistance in fulfilling the right to education. However, empirically, education programs have not been implemented in accordance with the existing normative framework, so that they have not been able to fully fulfill constitutional rights in terms of education. It was found that at least 15 children dropped out of school and 2 children could not enter school. Therefore, strategic steps are required to provide maximum proper education with policy and program reforms by cross-sectoral government institutions and non-government institutions."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: The World Bank, 2009
371.159 8 TEA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1999
370 IND k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hasbullah
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010
379.959 8 HAS o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
370.959 8 IND r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rizka Rahmaida
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2014
379.598 RIZ s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gusti Asnan
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2018
923.7 GUS m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
MUL 11:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library