Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mujahid Satrio Negoro
"ABSTRAK
Torsi cogging yang semakin besar akan meningkatkan kecepatan start-up dari sebuah turbin angin dan menghambat momen inersia. Pada akhirnya, akan mempengaruhi banyaknya energi yang dikonversi menjadi listrik. Oleh karena itu, skripsi ini menjabarkan sebuah metode untuk mereduksi torsi cogging pada GSMP dengan modifikasi pada permukaan inti gigi statornya. Modifikasi berupa pemberian cekukan dengan jumlah dan dimensi yang divariasikan untuk mendapatkan konfigurasi yang terbaik. Kemudian, setelah analisis berdasarkan torsi cogging tambahan yang tercipta dengan pemberian cekukan, dilakukan modifikasi lanjutan berupa pemberian tonjolan pada kedua pinggiran setiap inti gigi stator. Pada penelitian ini, digunakan perangkat lunak berbasis FEM (Finite Element Method) untuk mensimulasikan. Hasil simulasi menunjukkan, dengan hanya pemberian cekukan, reduksi torsi cogging mencapai 46.3% dengan efek samping berupa penurunan tegangan induksi sebesar 4.00%, dan penurunan THD (Total Harmonic Distortion) menjadi 11.97% dari sebelumnya 12.61%. Sedangkan, setelah penambahan tonjolan pada pinggiran setiap gigi inti stator, reduksi mencapai 66.1% dengan efek samping berupa penurunan tegangan induksi sebesar 1.16% dan peningkatan THD menjadi 12.68%.

ABSTRACT
Greater cogging torque result in higher start-up speed of the wind turbine and also inhibit the inertia, which are both of them will affect the amount of energy that is converted into electricity. Therefore, this thesis proposes a method to reduce the cogging torque in PMSG, which is achieved by notches on the surface of the tooth stator core. The number and dimensions of the notches are considered as parameters which are modified in order to obtain the best possible configuration. Later on, an analysis based on the additonal cogging torque that is created by the notches, result in an idea to add two bulges on the edge of the tooth stator core and considered in this thesis as an advanced modification. The change in induction voltage and THD are also analyzed as side effects of the method that is proposed. In this research, FEM (Finite Element Method) software is used for the simulation. With notches, the simulation result shows 46.3% reduction of the cogging torque with 4.00% reduction of induction voltage and reduction of THD (Total Harmonic Distortion) to 11.97% from 12.61% at the initial model. While after adding two bulges on the edge of the tooth stator core, the cogging torque reduction reach 66.1% with only 1.16% reduction of induction voltage and increase in THD to 12.68%.
"
2015
S59631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Fendisa Putra
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya metode soil improvement, khususnya dengan
menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD), maka diperlukan perhatian
khusus dalam menganalisa PVD. Pada umumnya kecepatan waktu konsolidasi
dipengaruhi oleh jarak dan panjang PVD. Analisa yang digunakan biasanya
menggunakan model konsolidasi 1 dimensi. Seiring perkembangan teknologi
komputansi, perhitungan PVD dapat dilakukan dengan metode elemen hingga 3
dimensi. Model 3 dimensi memiliki keakuratan yang baik namun tingkat
kompleksitas yang lebih tinggi. Perhitungan PVD pada umumnya menggunakan
model 2 dimensi / plane strain model. Agar model 2 dimensi memiliki keakuratan
yang baik diperlukan ekivalensi permeabilitas tanah asli dan jarak PVD. Penulis
menitikberatkan kedua hal tersebut dengan harapan diperoleh model yang tepat
dalam perhitungan PVD sesuai dengan kenyataan di lapangan

ABSTRACT
With the development of the soil improvement method, especially using
prefabricated vertical drain (PVD) it is necessary to analyize accurately. Generally
the rate of consolidation time depends on two factor, spacing and the length of
PVD. One dimension consolidation calculation is often used to analyze PVD.
With development in computation technology, PVD calculation can be done by
finite element method three dimension which has good accuration but more
complex. In fact, two dimension model used to calculate PVD in order to have
good accuration the permeability of soil and the spacing of PVD must be
equivalent with three dimension model. Thw writer will focus in these factors in
hopes to obtain the right PVD calculation model accordance with the fact in field;"
2015
T44730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gockenbach, Mark S.
"The finite element method is the most powerful general-purpose technique for computing accurate solutions to partial differential equations. Understanding and Implementing the Finite Element Method is essential reading for those interested in understanding both the theory and the implementation of the finite element method for equilibrium problems. This book contains a thorough derivation of the finite element equations as well as sections on programming the necessary calculations, solving the finite element equations, and using a posteriori error estimates to produce validated solutions. Accessible introductions to advanced topics, such as multigrid solvers, the hierarchical basis conjugate gradient method, and adaptive mesh generation, are provided. Each chapter ends with exercises to help readers master these topics."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2006
e20448162
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sabda Hotdipatupa
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai gaya dalam gelagar beton pratekan pascatarik secara manual dan menggunakan perangkat lunak berbasis Metode Elemen Hingga. Kami meninjau daerah blok angkur yang mengalami konsentrasi tegangan tekan yang tinggi setelah proses pasca tarik. Konsentrasi tegangan tekan yang tinggi membuat terciptanya gaya tarik yang memecah atau dikenal juga dengan gaya bursting pada daerah blok angkur. Perangkat lunak diharapkan dapat membantu dalam perhitungan gaya bursting lebih mudah. Pada skripsi ini, kami mensimulasikan beberapa parameter seperti sudut inklinasi tendon, ukuran tendon, penggunaan pelat angkur, eksentrisitas tegangan, tinggi girder, dan efek pentahapan gaya. Melalui studi ini kami menyimpulkan perhitungan dengan perangkat lunak mendekati perhitungan manual.

This final report aim is to determine difference of internal forces value in the pre stress post tension concrete girder by manual and software appliance which based Finite Element Method FEM. We observed anchorage block zone that has high stress concentration because of post tension process. The high stress concentration create tension force that known as bursting force at anchorage block. In future, we hope software appliance can help to calculate and identify bursting force easier. In this paper, we have used some parameters such as tendon inclination, size of tendon, using of anchorage plate, force eccentricity, girder height, and staging effect. From this study, we conclude result from calculation with software appliance almost same as result from calculation by manual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S68974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Nadilla
"ABSTRACT
Besar defleksi lateral pada pondasi tiang merupakan salah satu persyaratan desain pondasi tiang yang harus dipenuhi. Defleksi lateral aktual tiang yang terjadi diperoleh dari uji pembebanan lateral pada pondasi tiang dengan sistem pembebanan tertentu sesuai dengan ASTM D 3966-90. Perilaku antara tanah dan pondasi tiang akibat pembebanan lateral dimodelkan secara sederhana dengan model subgrade reaction dimana tanah disimulasikan sebagai kumpulan pegas dengan kekakuan lateral yang berbeda-beda. Untuk mengetahui hubungan antara kekakuan lateral pegas tanah dan nilai N-SPT, maka penulis melakukan perhitungan numerik dengan metode finite-element terhadap 34 data pembebanan lateral tiang dengan pembebanan siklik dan data bor dalam pada masing-masing lokasi uji pembebanan. Perhitungan numerik dilaksanakan untuk tiang tunggal dengan pembebanan lateral pada elevasi cut-off. Hasil yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan grafik empiris hubungan kh koefisien tahanan lateral tanah dalam kg/cm3 dan nilai N-SPT berdasarkan Yokohama. Simulasi numerik yang dilakukan yaitu dengan menghitung nilai defleksi pada kepala tiang dimana tiang diasumsikan sebagai elemen balok dengan sifat linear elastis. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan korelasi antara studi kasus dengan 34 data tanah tersebut dengan grafik korelasi dari Yokohama. Selain itu, interpretasi dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa modulus subgrade reaction dipengaruhi oleh nilai N-SPT sepanjang kedalaman tiang dari cut-off level, diameter tiang, defleksi lateral aktual, dan besar beban lateral rencana. Namun, metode instalasi tiang tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hubungan antara modulus subgrade reaction dan nilai N-SPT.

ABSTRACT
The magnitude of lateral deflection is one of the requirement in designing pile foundation. The actual lateral deflection is obtained by lateral load test on pile foundation with certain loading system based on ASTM D 3966 90. The behavior between the soil and pile foundation is simply modeled by subgrade reaction model in which the soil is simulated as group of springs with different lateral stiffness. To find out the correlation between the spring lateral stiffness and N SPT value, the author perform numerical calculation based on finite element method of 34 cyclic lateral loading test and deep boring data at each loading test location. The calculation is carried out for single pile with lateral loading at cut off elevation. The results obtained are then compared with the emperical graph of correlation between kh lateral soil resistance cofficient in kg cm3 and N SPT value based on Yokohama. Numerical simulation is carried out by calculating the magnitude of lateral deflection at pile head where the pile is assumed as a beam element with elastic linear model. The results show that there are a difference in the correlation between 34 case studies modeled and Yokohama correlation. In addition, the result interpretation shows that subgrade reaction modulus is affected by N SPT value along the pile length from cut off level to pile toe, actual lateral deflection, and the magnitude of lateral load test. However, pile installation method does not show the significant impact to the correlation between modulus subgrade reaction modulus and N SPT value."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Gerry Methew
"Eksperimen pengelasan dan analisis termal dengan menggunakan Finite Element Method dilakukan pada material baja AH36 dengan membandingkan antara proses pengelasan Flux Cored Arc Welding dan Gas Metal Arc Welding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat mekanis dan struktur mikro lasan FCAW dan GMAW dari baja HSS AH36 dan analisis termal menggunakan simulasi FEM dengan perangkat lunak ANSYS. Penentuan kekuatan mekanik dari hasil pengelasan AH36 dilakukan dengan menggunakan microhardness Vickers dan Charpy V-notch impact tester. Scanning Electron Microscopy dan mikroskop optik menjadi alat yang digunakan untuk mengevaluasi evolusi struktur mikro di daerah zona fusi, zona yang terkena dampak panas dan logam dasar. Nilai distorsi yang diukur sangat kecil yang sesuai dengan pengamatan aktual pada hasil lasan yang tidak terjadi distorsi. Kontur dari panas akibat pemanasan dapat terlihat dari sumber panas yang menyebar ke semua arah. Nilai kekerasan yang terukur pada logam induk lebih kecil dibandingkan pada area terkena panas (HAZ) kemudian nilai kekerasannya turun pada daerah lasan. Nilai ketangguhan pada proses GMAW lebih tinggi dari proses FCAW karena kandungan nikel yang terdapat pada kawat las.

Welding and thermal analysis experiments using Finite Element Method were carried out on AH36 steel by comparing between the welding process of Flux Cored Arc Welding and Gas Metal Arc Welding. The purpose of this study was to compare the mechanical properties and microstructure of FCAW and GMAW welds from AH36 HSS steel and thermal analysis using FEM simulation with ANSYS software. Determination of mechanical strength from welding results was done using the Vickers microhardness and Charpy V-notch impact tester. Scanning Electron Microscopy and optical microscopy are tools used to evaluate microstructure in the fusion zone, a zone that discusses heat evolution and base metals. Small distortion value according to the actual results of the weld results that no distortion has been detected. Contour of heat that occurred can be seen from the heat source that spreads in all directions. The hardness values measured on the base metal are smaller than those in the heat approved area (HAZ) then the value of in the weld area. The toughness value in the GMAW process is higher than that of the FCAW process because of the nickel content needed in welding wire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Maulidta
"Tanah ekspansif dapat mengembang ke segala arah, baik arah vertikal maupun lateral. Pada arah lateral, tanah ekspansif menimbulkan tekanan pengembangan lateral atau lateral swelling pressure (LSP) yang mengakibatkan kerusakan berupa deformasi pada struktur. Aktivitas pengembangan tersebut dapat terjadi akibat adanya perubahan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran tiang pancang pada galian tanah ekspansif menggunakan aplikasi berbasis metode elemen hingga MIDAS GTS NX dengan studi kasus pergeseran tiang pancang jenis spun pile di Gresik, Jawa Timur. Pemodelan tiang pancang dilakukan dengan memodelkan material tiang yang bersifat elastis-plastis menggunakan mohr-coulomb serta bersifat elastis. Analisis dilakukan untuk mencari besar tekanan tanah ekspansif yang terjadi di lokasi penelitian dengan back analysis dan untuk mengetahui pengaruh kedalaman galian, kadar air awal, muka air tanah, serta beban alat berat terhadap pergeseran lateral tiang pancang. Hasil back analysis menunjukkan bahwa tiang akan mengalami pergeseran lateral sesuai dengan kondisi di lapangan ketika terdapat tekanan pengembangan lateral tanah ekspansif sebesar 527 KPa pada model elastis dan 478 KPa pada model elastis-plastis. Pada analisis pengaruh, pergeseran lateral tiang pancang akan semakin meningkat seiring dengan semakin dalamnya galian, semakin kecilnya kadar air awal, tidak tergenangnya galian oleh MAT, dan adanya alat berat di sisi galian

Expansive soil can swell in any direction, both vertically and laterally. In the lateral direction, expansive soils cause lateral swelling pressure (LSP) which results in deformations of the structure. The swelling can occur due to changes in moisture content. This study aims to analyze the displacement of piles in expansive soil excavations using a finite element method-based application MIDAS GTS NX with a case study of spun pile displacement in Gresik, East Java. Piles are modeled with elastic-plastic material behavior using mohr-coulomb and elastic material behavior. The analysis was conducted to find the pressure of expansive soil that may occurs in the study site with back analysis and to determine the effect of excavation depth, initial water content, groundwater level, and heavy equipment load on pile lateral displacement. The results of the back analysis show that the piles will be displaced laterally in accordance with the actual conditions when there is a lateral swelling pressure of 527 KPa in the elastic model and 478 KPa in the elastic-plastic model. In the effect of environmental conditions and construction stage analysis, the lateral displacement of the piles will increase with the deeper the excavation, the smaller the initial water content, the non-inundation of the excavation by MAT, and the addition of heavy equipment on the side of the excavation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rizaldi Santoso
"Pada tahun 2019, terjadi keruntuhan lereng di Lawe Sikap, Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam (Erly Bahsan S.T, 2020). Berdasarkan pengamatan pola keruntuhan, diperkirakan bahwa keruntuhan lereng dikategorikan sebagai keruntuhan guling atau toppling failure (Erly Bahsan S.T, 2020). Berdasarkan kasus tersebut, diperlukan suatu analisis stabilitas lereng untuk menggambarkan perkiraan pola keruntuhan, mencari nilai faktor keamanan lereng, serta faktor apa saja yang menjadi penyebab keruntuhan tersebut. Salah satu metode dalam melakukan analisis stabilitas lereng adalah dengan metode elemen hingga atau finite element method (FEM). Menurut penelitian, ditemukan bahwa FEM lebih unggul dalam melakukan analisis stabilitas lereng dibandingkan dengan limit equilibrium method (LEM) atau metode keseimbangan batas. Pada penelitian ini, penulis menggunakan software MIDAS GTS NX yang merupakan salah satu software untuk melakukan analisis stabilitas lereng yang berbasis FEM. Dalam melakukan analisis stabilitas lereng dengan keruntuhan guling, diperlukan model geometri lereng serta diskontinuitas atau celah antar batuan utuh yang sesuai dengan kondisi eksisting. Selain itu, pemilihan model konstitutif juga berpengaruh terhadap hasil analisis yang dilakukan. Model geometri yang dipilih adalah dengan membuat celah elemen antara batuan utuh (intact rock) dengan sudut kemiringan sebesar 60° searah dengan arah jarum jam. Dalam analisis ini, penulis menggunakan model konstitutif generalized hoek-brown yang dinilai cocok digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng batuan. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kestabilan lereng batuan, yaitu adanya pemotongan lereng akibat proses konstruksi dan adanya pengaruh dari muka air tanah. Selain itu, MIDAS GTS NX juga terbukti mampu dalam memodelkan keruntuhan guling pada lereng objek studi.

In 2019, there was a slope collapse in Lawe Sikap, Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam (Erly Bahsan S.T, 2020). Based on the observation of the failure pattern, it is estimated that slope failure is categorized as a toppling failure (Erly Bahsan S.T, 2020). Based on this case, a slope stability analysis is needed to describe the estimated failure pattern, find the value of the slope safety factor, and what factors cause the collapse. One of the methods for analyzing slope stability is the finite element method (FEM). According to the study, it was found that FEM is superior in performing slope stability analysis compared to the limit equilibrium method (LEM) or the boundary equilibrium method. In this study, the author uses the MIDAS GTS NX software which is one of the software to perform slope stability analysis based on FEM. In conducting slope stability analysis with toppling failure, a slope geometry model and discontinuity or gap between intact rock are required according to existing conditions. In addition, the selection of a constitutive model also affects the results of the analysis carried out. The geometric model chosen is to create an element gap between intact rock (intact rock) with a slope angle of 60° in a clockwise direction. In this analysis, the author uses a generalized Hoek-brown constitutive model which is considered suitable for analyzing rock slope stability. There are several factors that affect the stability of rock slopes, namely the existence of slope cutting due to the construction process and the influence of the groundwater level. In addition, MIDAS GTS NX is also proven to be able to model the toppling failure on the slopes of the study object."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elind Inda Wibowo
"Analisis yang akan dilakukan terhadap penambat rel jenis KA Clip adalah pemodelan elemen hingga pada model struktur KA Clip. Pemodelan dilakukan dalam elemen solid dan elemen pelat untuk beban statis akibat adanya penjepitan (Clamping Force) pada saat terpasang. Dalam analisis statis pemodelan elemen hingga struktur KA Clip dengan memanfaatkan program aplikasi elemen hingga dan pengujian statis maka analisis yang dilakukan adalah membandingkan seberapa jauh keabsahan dan idealnya model elemen hingga yang dibuat bila dibandingkan dengan struktur yang sebenarnya.
Kaji perbandingan tersebut meliputi gaya cekam (Clamping Force), defleksi (Displacement) serta tegangan yang terjadi (Stress Von Mises), dan dihubungkan dengan diagram Goodman untuk menentukan umur pakai penambat rel tersebut.
Hasil dari penelitian, diperoleh adanya bentuk dan perubahan contour warna pada kedua jenis elemen tersebut akibat adanya gaya jepit sebesar 750 kgf sampai dengan 1300 kgf. Berdasarkan nilai Stress Von Mises pada pembebanan 1000 kgf yang dipilih, elemen solid menunjukkan nilai yang masih dibawah nilai luluh bahan yaitu 1175 N/mm2, dan jika dilihat terhadap defleksi yang terjadi elemen solid menunjukkan nilai defleksi yang lebih kecil (sesuai keinginan). Hasil ini juga memberikan kesamaan dengan bentuk modifikasi KA Clip pada ketebalan 5 mm maupun 7 mm. Terhadap tegangan yang terjadi ini, bila dikaitkan dengan diagram Goodman menunjukkan umur yang terhingga dalam penggunaannya.

Analysis will be done to Spring Clip type KA Clip was modeling finite element to model structural KA Clip. Modelings are done inside Solid element and Plate element for static force due to Clamping Force when it installed. In static analysis of modeling finite element structure of KA Clip using application Program for Finite Element and statistical test, the analysis try to compare how far is the legality and the ideal of finite element model is being made compare to real structure.
The comparison include Clamping Force, Displacement, and the Stress Von Mises, and it's connected with Goodman diagram to know how long the usage of Spring Clip.
The result of this research found out that there are form and changes color contour in both elements due to Clamping Force 750 kgf- 1300 kgf. Based on the value Stress Von Mises in 1000 kgf that being chosen, solid element showed the value under yield point material value 1175 N/mm2, and if seen to deflection have done for solid element showed little displacement point. The simulation shows the same result for the modified form with the thickness 5 mm or 7 mm. For this stress, if to connect with Goodmand diagram showed age is finite in used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T10056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Wawan Chendrawan
"ABSTRAK
Metode Elemen Hingga adalah salah satu metode numerik, yang metode pendekatannya dengan mendiskritisasi suatu struktur menjadi elemen-elemen yang sederhana. Elemen-elemen ini dirakit kembali dan diharapkan mendekati sifat-sifat struktur yang sebenarnya (Geometri, kekakuan, energi dan medan lendutan).
Dalam tesis ini akan dibahas tentang analisa dinamik getaran bebas terhadap elemen Discrete Kirchhoff Mindlin Quadrilateral 24 d.o.f. (DKMQ24). Elemen ini terbukti ketangguhannya pada analisa statik. Pada analisa dinamik ini, diharapkan juga mempunyai penampilan yang sama. Dan penerapan stabilisasi Mac Neal untuk menyempurnakan/menghilangkan Spurious Mode yang terjadi, pada elemen cangkang DKMQ24 (Discrete Kirchhoff Mindlin Quadrilateral 24) yang dikembangkan oleh Katili. [Ref K3].
Karakteristik utama elemen DKMQ24 ini adalah :
1. Bentuk geometri suatu cangkang diwakili oleh sekumpulan elemen quadrilateral dengan pendekatan bilinier dimana keempat nodalnya nonkoplanar (gausian).
2. Vektor posisi x , pada bidang tengah kontinu, tetapi arah vektor normal n pada bidang tersebut diskontinu antar satu elemen dengan elemen yang lain.
3. Aproksimasi medan lendutan untuk translasi (u,v,w) menggunakan fungsi linier, sedangkan peralihan rotasi (9,, 9,,, O) menggunakan fungsi kuadratik.
4. Vektor deformasi geser diaproksimasikan secara independent (Assumed Shear Strain Displacement Field).
5. Ada 24 derajat kebebasan pada setiap elemen: enam derajat kebebasan untuk setiap nodalnya.
6. Formulasi elemen ini menggunakan Fungsional Modifikasi dari Hu-washizu.
7. Elemen DKMQ24 dapat digunakan untu analisa cangkang tipis dan cangkang tebal.
8. Elemen DKMQ24 berperilaku sesuai dengan teori Kirchhoff dan Reissner-Mindlin,
dikarenakan penggunaan suatu faktor pengaruh geser 4 r yang merupakan fungsi dari
rasio ketebalan cangkang (Lfh).
Pada analisa dinamik getaran bebas ini, formulasi elemennya adalah dengan menambahkan matriks massa selain matriks kekakuan yang merupakan formulasi standar untuk analisa statik. Formulasi matriks massa yang digunakan, adalah matriks massa terkumpul. Dan solusi untuk memperoleh nilai eigen, menggunakan metode iterasi subspace.
Analisa dan test akan dilakukan untuk mengetahui keandalan elemen DKMQ24 dengan menggunakan main program PCFEAP, dan akan dibuat subroutine elemen DKMQ24 tersebut. Standar pengujian mempergunakan NAFEMS (National Agency for Finite Element Methods & Standards) dengan memperhatikan konvergensi nilai-nilai frekuensi naturalnya. Diharapkan elemen ini dapat diterapkan untuk kasus cangkang tipis maupun tebal, tidak ada fenomena Shear Locking dan Spurious Mode khususnya untuk kasus cangkang tipis, serta memenuhi semua kriteria uji konvergensi sehingga dapat dimasukkan pada katagori elemen unggulan. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>