Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhayu Mahendra Hendrobaskoro
"Nama Friedrich Nietzsche memang cukup sering didengar orang. Baik orang awam yang sekedar `pernah dengar' sampai mereka yang memang bergelut habis dengan pemikirannya. Sayangnya, nama ini sering didengar sebagai seorang yang penuh rasa anti: anti sistem, anti metode, anti agama, hingga anti Tuhan! Semua stigma itu telah berurat-berakar dalam benak banyak orang hingga menjadi semacam common sense. Padahal, common sense itu bermula dari cara pembacaan terhadap teks-teks Nietzsche yang disertai penafsiran tertentu. Jadi, semua itu semata masalah penafsiran. Hampir dua abad setelah Nietzsche, seorang filsuf yang juga berasal dari Jerman menyatakan, sebuah teks pada dasarnya adalah netral. Pembaca sekaligus penafsir teks itulah yang memberikannya makna. Sebuah teks yang dibaca pembaca sedapat mungkin diberikan `jembatan' dengan teks yang ditulis oleh pembuatnya. `Jembatan' itu disebut dengan hermeneutika, yaitu ilmu untuk menafsirkan teks. Dan filsuf itu bernama Hans-Georg Gadamer, Dengan metode hermeneutika filosofis yang disediakan olehnya, skripsi ini mencoba memurnikan stigmatisasi terhadap Nietzsche dan teks-teksnya sebagai ateis. Lebih jauh, skripsi ini bergerak untuk memberikan suatu horizon penafsiran baru terhadap pemikiran sang filsuf: teisme Nietzsche."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S16162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ashoka
"Dengan judul Pandangan Manusia berarti penekanannya adalah masalah manusia dari sekian banyak pemikiran Frankl yang disebut logoterapi. Oleh Frankl logoterapi diartikan sebagai logos yaitu makna dalam dimensi noetis (spiritual) dan terapi. Logoterapi Frankl ini keseluruhannya didasari oleh konsepnya tentang manusia. Pandangan Frankl dalam psikologi ataupun psikiatri digolongkan ke dalam kelompok psikologi humanistik ataupun psikiatri eksistensial,yang menempatkan keberadaan manusia sebagai titik sentral. Pemikiran tentang logoterapi dilatarbelakangi oleh kehidupan Frankl sendiri sebagai tawanan di kamp konsentrasi Nazi, Auschwitz; dan dipopulerkan dengan beberapa bukunya yang terkenal di dunia antara lain 'The Doctor and The Soul, dan Man's Search for Meaning.
Frankl memberikan dasar filosofis dari logoterapi dalam bentuk tiga rangkaian dasar filosofis sebagai prinsip-prinsip logoterapi yaitu, kebebasan kehendak, kehendak akan makna, dan makna hidup. Kebebasan kehendak merupakan suatu yang sudah inheren dalam diri manusia, kebebasan tak dapat hilang dalam situasi apapun, karena itu kebebasan tidak perlu dicari lagi di luar diri seseorang. Kebebasan pada manusia diandaikan dengan adanya tanggung-jawab(freedom to), bukan semata-mata sebagai suatu pelarian atau eskapisme dari sesuatu(freedom from). Dengan adanya kebebasan maka manusia memungkinkan untuk memilih dan memutuskan sesuatu yang bermakna untuk dirinya yang unik. Oni berarti memungkinkan seseorang memperoleh kehendak akan makna, yang merupakan suatu motivasi fundamental untuk memperoleh hidup yang bermakna. Bila motivasi fundamental ini tidak dimiliki, seseorang akan menghadapi berbagai frustasi seperti frustasi eksistensial, kehampaan eksistensial, dan neurosis noogenik.
Seseorang dapat frustasi karena tidak mengerti akan eksistensinya, seseorang akan mengalami kehampaan dalam eksistensisnya berupa kebosanan ataupun apatisme, seseorang akan menghadapi konflik nilai atau makna dalam kehidupannya (neurosis noogenik). Dalam prinsip yang ketiga yaitu makna hidup. Kehidupan seseorang adalah sesuatu yang konkrit dan unik. Hal ini dapat terlihat dalam perwujudannya dalam beberapa nilai, seperti nilai kreatif, nilai pengalaman, nilai atitudinal. masing-masing berhubungan dengan pekerjaan, pengalaman atau penghayatan, dan sikap seseorang terhadap penderitaannya. Berkaitan dengan pandangannya tentang manusia, Frankl juga berbicara tentang teknik-teknik psikoterapi dalam pengertian logoterapi. la mengajukan beberapa teknik seperti paradoxical intention, de-reflection, dan medical ministry. Masing-masing menyangkut pada kemampuan manusia untuk mengambil jarak(self-detachment), mengatasi dirinya(self-transcendence), dan mempertahankan hidupnya yang bermakna. Dalam psikoterapi sebelum Frankl semua teknik ini belum pernah ada.
Akhirnya, Frankl bebicara mengenai pandangannya tentang manusia yaitu manusia yang utuh, totalitas. Manusia merupakan totalitas dari dimensi fisik, psikis, dan spiritual, secara singkat disebut sebagai somato-psiko-noogenik. Untuk melihat secara lebih seksama tentang asumsi manusia menurut Frankl, digunakan sembilan kerangka acuan dasar untuk melihat asumsi dasar hakekat manusia. Sembilan tema itu merupakan polaritas yang berlawanan yaitu, kebebasan versus determinisme, rasionalitas vs irasionalitas, holisme vs elementalisme, konstitusionalisme vs environmentalisme, dapat berubah vs tidak dapat berubah, subyektivitas vs obyektivitas, proaktivitas vs reaktivitas, homeostasis vs heterostasis, dapat diketahui vs tak dapat diketahui. Posisi asumsi Frankl tentang manusia dalam sembilan polaritas di atas dapat disebutkan bahwa kecuali tema konstitusionalisme dan rasionalitas, Frankl menempatkan tema-tema lainnya dalam posisi yang lebih ekstrim."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Taolin
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas pemikiran Husserl tentang fenomenologi sebagai suatu metode dalam filsafat. Dalam tahun 1900 Husserl telah memperkenalkan kepada dunia suatu metode filsafat baru yang disebutnya fenomenologi. Di dalam metode filsafat Husserl, terdapat tahapan-tahapan perkembangan yang terdiri dari berbagai reduksi atau epoche', yang dapat dianggap sebagai percobaan yang semakin radikal untuk mencapai suatu evidensi. Husserl telah mengemukakan tiga macam reduksi penting untuk mencari kebenaran yakni reduksi fenomenologik, eidetik dan reduksi transendental-fenomenologik. Ketiga macam reduksi inilah yang menjadi tema pokok skripsi..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S16096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam perkembangan intelektualnya, Kristeva menggunakan pendekatan fenomenologi dan psikoanalisis untuk menghasilkan salah satu konsep pentingnya, yakni " subyek-dala-proses" (sujet-en-proces). Melalui konsep tersebut memperlihatkanbahwa manusia sebagai mahkluk penutur selalu berada dalam proses memaknai, dengan kata lian, tidak ada yang tetap selain pemaknaan itu sendiri. Implikasinya, pembakuan makna atau pun identitas manusia-- atas nama kebenaran sekalipun-- merupakan bentuk penindasan..."
DRI 37:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Syafrida Danny
"Prof. Marshall Mc.Luhan lahir tanggal 21 Juli 1911 di Edmonton Alberti, Canada. Pada zaman post modern, Mc. Luhan adalah seorang ingenious dan imaginatif, berhati-hati dan seorang tokoh yang paling menonjol dalam bidang komunikasi, pada abad kontemporer ini. Dia studi di Universitas Manitoba tahun 1933-1939 BA MA dan 1940 di Cambridge. 1942 PHD. Dari tahun 1960 mengajar di berbagai Universitas U.S.A. dan Canada. Semenjak pertengahan tahun 1940 mengajar di Universitas Toronto dan pengarang Mechanical Bride. Semenjak tahun 1963-1967 menjadi direktur pusat kebudayaan teknologi. Dia mengatasi pembatasan literatur seni, pendidikan, filsafat,psikologi, sosiologi dan lain-lain. a. Studinya yang intensif mengenai perkembangan kebudayaan dilihat dari sejarah media komunikasi yang dituangkan Mc. Luhan dalam beberapa buku,dan yang paling menonjol di antaranya adalah Understanding Media, _The Extensions of Man. Buku ini ditulis tahun 1964 yang telah berhasil menciptakan revolusi komunikasi abad ke-XX. Konsep dan pandangannya adalah kontraversial, suatu pandangan yang original dan sangat mendasar dengan acuan bukunya, The Gutenberg Ga1axy, suatu karya yang mengungkapkan pergesaran sifat-sifat media. Dagi Mc, Luhan kebudavaan teknologi elektrik ini mempunyai pengaruh pada manusia, pertama-tama adalah kecemasan anxiety (hal.39). Tetapi karena-manusia itu cenderung terus-menerus berusaha mem_perluas dirinya, maka ia selalu mencari alternatif untuk keluar dari dampak negatif ini. Sifat kecemasan yang disinggung Mc.Luhan ini nampaknya sesuai dengan pandangan kaum eksistensialisme yang sering disebutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S16131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochmani Sofion
"ABSTRAK
Filsafat dan pemikiren Igbal dimaksudkan untuk tujuan membangun kembali pemikiran dalam Islam (reconstruction of religious thought in Islam). Sebab Igbal merasa bahwa umat Islam mengislami kemunduran dalam pemikiran, yang berakibat mundurnya sosial budayanya dan dalam kemajuan-kemajuan f isik tertinggal jauh oleh budaya Barat, Filsafat Igbal dijabarkan dalam konsepnya tentang manusia utama (insanu_l-_kamil). Ia berusaha manyadarken umat Islam bahwa mereka ha-rus lebih giat barkarya dan lebih kreatif kerena mengemban tugas suci sebagai wakil Tuhan di bumi ini. Konsep tentang hakekat ego atau individualitas meru_pakan konsep dasar dari filsafat Igbal, serta menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Dasar filsafat Iqbal adalah tauhid atau keyakinan yang teguh dan mendalam terhadap ke-Esa-an Ilahi, bersamaan dengan itu tumbuh keya_kinan akan keabadien oints, hasrat dan upaya (gairah) dan gerak (dinamisme). Kemudian pemikirannya dibimbing oleh konsep tentang ego (khudi ) yang dianggap sebagai pusat di_namisme dari hasrat, daya upaya, aspirasi,keputusan, kekuatan dan aksi. Ego tidak maujud (eksis) dalam waktu, mela_inkan waktulah yang merupakan dinamisme dari pribadi (ego). Jadi Iqbal menganggap ruang dan waktu menjadi realitas su_byektif, tegasnya tidak mempunysi eksistensi lepas dari subyek. Selain itu Igbal juga tidak ingin membatasi pengetahu_an pada kanyataan emperik saja, yang hakekat kebenarannya dapat ditangkap dengan daya nalar. Ia percaya bahwa manusia dapat mencapai _realitas absolut_ tanpa malalui daya nalar dan panca indranya, akan tetapi dengan minta bantuan pangalaman yang unik yang ia namakan _intuisi_. Intuisi adalah alat untuk menangkap hakekat pengetahuan serta hakekat ke_benaran yang bersifat super-natural. Dengan demikian ia menggabungkan antara akal dan intuisi secara erat dan membuat keduanyo saling melengkapi satu lama lain. Demikian pula disebutkan oleh Igbal, bahwa pribadi manusia dapat bergerak menuju ke kesempurnaan dengan menangkap sifat-sifat Tuhan, sehingga menjadi manusia utama atau insanu_1-kamil, yang menemukan tujuan dan kekuatannya dalam cinta dan toleransi, karena manusia adalah sama di hadapan Tuhan. Dengan demikian Igbal memuliakan dan meluhurkan ma_nusia, tanpa merusak sesuatu di hadapannya. Igbal peraaya kepada kemampuan manusia dan meyakini bahwa dengan.usaha, keuletan dan ketekunannya, keabadian insan itu mungkin, ka_rena kemajuan manusia mangikuti garis menanjak dan tanpa batas. Ini tidak berarti adanya peniadaan diri dan penyerapan dalam Tuhan. Individu dihadapan Tuhan lokasana besi merah kepanasan api. Api tetap api, dan besi tetap besi dalam saat yang satu dan sama. Dengan fileafatnya Iqbal ingin membangun pribadi manusia yang bersifat dinamis dan tegar, yang depat menciptakan suatu masyarakat atom sendi-sendi moral yang kokoh. Dengan filsafatnya Igbal ingin menegaskan bahwa ego manusia itu kreatif dan mempunyai tujuan. Baginya filsafat tanpa nilai praktis tidaklah ada gunanya; sebab yang penting bagaimana manusia itu dengan amal dan perbua_tannya dapat meningkatkan kwalitas hidupnya sehingga pantas disebut insanufl-kamil atau manuaia utama. Manusia yang dengan berlandaskan moral dan tanggung jawabnya, secara nyata berbuat memperindah dunia sehingga pantas disebut khalifah atau wakil Tuhan di bumi ini. Kesimpulan yang didapat dari hasil kajian filsafat dan pemikiran Igbal ini adalah,bahwa filsafat dan pamikiran Igbal perlu disebar luaskan di Indonesia; karena konsepnya tentang manusia utama atau insanu_l-kamil relevan untuk di_renungkan dan diamalkan . Ia menginginkan timbulnya umat yang aktiv, dinamis, berwatak merdeka; manusia yang ber_martabat bercita-cita luhur dan selalu berkarya demi untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri."
1989
S16098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1998
128 VIR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 >>