Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Ratnasari
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pemetaan industri percetakaan di Indonesia dengan menggunakan Analisis klaster. dengan metode K-Means. Pada saat ini penyebaran industri percetakan di Indonesia tidak merata, sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa (73.3%), belum adanya informasi mengenai industri percetakan, informasi yang ada hanya sebatas penyebaran 2585 percetakan berikut bentuk badan hukumnya sehingga kebutuhan logistik (produk cetak) yang tidak dapat terbagi secara merata di antara perusahaan percetakan yang ada. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 13 variabel, dengan menggunakan analisis faktor varibel direduksi menjadi 5 faktor. Hasil analisis klaster dengan metode K-means dibentuk sebanyak 3 klaster dimana faktor utilisasi mempunyai nilai p-value sebesar 0.620, lebih besar dari 0.05, artinya faktor utilisasi dari ketiga klaster relatif sama atau utilisasi antara klaster 1 tidak berbeda nyata dengan utilisasi di kedua klaster lainnya. Klaster 1 terdiri dari 382 perusahaan yang merepresentasikan industri percetakan di Indonesia secara umum dimana semua nilai faktornya bertanda negatif yang artinya semua nilai faktor rendah atau berada dibawah Klaster 2 terdiri dari 4 perusahaan dengan faktor pendapatan lain dan investasi (7.75701) serta faktor asset (4.74713) tinggi, tetapi faktor terkait produksi rendah (-0.07193).Pada klaster 3 hanya faktor utilisasi saja yang rendah (-0.55112), hal ini menunjukkan perusahaan tidak efisien dikarenakan produktivitasnya yang rendah. Hasil dari klaster yang terbentuk dibuat analisa SWOT sebagai salah satu dasar untuk rencana strategi pengembangan industri yang akan dilakukan. Pemerintah perlu kiranya untuk mengembangkan industri cetak secara lebih merata dan berkualitas. ......This thesis discussed the mapping percetakaan industry in Indonesia by using cluster analysis. with K-Means method. At this time the spread of the printing industry in Indonesia is uneven, mostly concentrated in Java (73.3%), lack of information about the printing industry, there is only limited information dissemination following printing 2585 forms so that the logistics needs of its legal entity (print product) are not can be divided evenly among the existing printing company. Variables used in the study as many as 13 variables, using a variable factor analysis is reduced to 5 factors. From the results of cluster analysis with K-means cluster method established as many as three clusters in which the utilization factor has a value p-value for 0620, greater than 0.05, meaning that utilization factor of the three clusters are relatively equal to or utilization of cluster 1 are not significantly different with the utilization in two other clusters. Cluster 1 consists of 382 companies representing the printing industry in Indonesia is generally where all values are negative factors which means that all the factors are low or below-average population of clusters formed. Cluster 2 consists of 4 companies with other factors and investment income (7.75701) and high asset factor (4.74713), but low-production-related factors (-0.07193). In cluster 3 is only just a low utilization factor (-0.55112), but four factors others do not, it shows the company is inefficient due to low productivity. Results from the cluster formed made a SWOT analysis as a basis for industrial development strategy plan will be done. Government is necessary to develop the print industry in a more equitable and quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Rachman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dorien Kartikawangi
Abstrak :
Dalam kemapanannya sebagai market leader media cetak di Indonesia, Kompas mengeluarkan dua tabloid sebagai usaha untuk memperkuat kemapanannya tersebut, yaitu Swara untuk pembaca perempuan dan Muda untuk pembaca remaja. Dalam perjalanannya kedua tabloid Swara dan Muda dilebur menjadi bagian dalam lembaran Kompas. Berawal dari fenomena ini, penelitian dengan menggunakan gabungan teori-teori Ilmu Komunikasi, Manajemen Strategi dan Perilaku Konsumen sebagai kerangka pemikiran diharapkan dapat menemukan kuncinya. Pendekatan dilakukan dengan Studi Kasus, single case - multi level analysis, yaitu kebijakan manajemen strategis yang ditinjau dari proses manajemen, pelaksanaan dan tanggapan pembaca. Perolehan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada manajemen, analisa isi pada Kompas dan focus group discussion pada pembaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan manajemen strategis Kompas ditetapkan melalui proses yang panjang dan melibatkan berbagai divisi di perusahaan, diawali dengan adanya hasil penelitian dari pusat penelitian bisnis. Konsep yang ditetapkan adalah regenerasi pembaca melalui keluarga. Konsep ini, dioperasionalisasikan dengan menerbitkan Swam dan Muda sebagai suplemen. Dalam perjalanannya Swam dan Muda dilebur karena tidak efektif dan efisien. Kebijakan manajemen untuk melebur Swara dan Muda pada kenyataannya dapat mencapai efisiensi tetapi tidak dapat mencapai efektivitas, karena belum dapat memenuhi kebutuhan pembacanya. Yang tampaknya dilupakan Kompas adalah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pembaca perempuan dan pemudanya sebagai segmen cohort yang tidak terlepas dari konteks sosialnya. Bila agenda setting dan uses and gratification dilihat sebagai hal yang terpisah, melihat kasus ini maka layak dipahami bahwa keduanya pantas dibaurkan. Proses pengambilan keputusan kebijakan manajemen dan pelaksanaannya menunjukkan bahwa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar divisi sehingga diperoleh suatu sinergi kerja. Operasionalisasi kebijakan juga tidak bisa hanya berdasarkan cita-cita perusahaan saja, melainkan juga harus melihat lingkungan eksternalnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariawan Hindarko
Abstrak :
Tanpa kita sadari, seluruh aspek kehidupan kita erat berhubungan dengan informasi yang dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk dan media. Media tersebut disebut dengan dokumen yang terdiri dari dokumen Hardcopy dan Softcopy. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan yang semakin meningkat. maka berkembanglah teknologi penggandaan dokumen yang semakin hari kian berkembang. Dari sekian banyak teknologi tersebut teknologi yang bertahan dan masih berkembang sampai saat ini adalah teknologi Percetakan atau yang lebih dikenal dengan offset dan teknologi fotocopi. PT Astra Graphia Tbk (Selanjutnya menjadi Astragraphia Document Solution dan disingkat menjadi ADS) mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970-an sebagai distributor tunggal mesin fotocopi Xerox di Indonesia. Pada saat itu ADS dapat menikmati keuntungan sebagai first mover karena teknologi fotocopi berkembang pesat menggantikan teknologi sebelumnya yaitu stensil. Sementara itu. teknologi percetakan jugs mengalami perkembangan yang sangal pesat dengan ditemukannya beberapa inovasi bare. Pada saat itu, kedua teknologi tersebut merupakan teknologi yang berbeda secara keseluruhan sehingga baik dari nisi kualitas, kecepatan maupun kemampuan dari kedua teknologi tersebut henarbenar berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi Digital di semua aspek kehidupan kita, dikenal dengan nama teknologi Digital Printing. sebenarnya merupakan teknologi pencetakan dengan menggunakan sinar laser sehingga menghasilkan kualitas dan kecepatan yang semakin baik dan dapat disetarakan dengan hasil dari mesin offset. Juga terjadi perubahan konsep dan pola pemasaran. Pada masa lalu dikenal konsep pamasaran masal sekarang konsep pemasaran bergerak ke arah One to One Marketing dan Just In Time (JIT) yang menychabkan jumlah ckscmplar dari setiap pencetakan penggandaan dokumen cenderung menurun. Berdasarkan trend perkembangan teknologi dan pemasaran di atas. Digital Printing menjadi solusi yang tepat bagi para pcmain di industi ini yang disebut Commercial Printer (CP). Tanpa biaya tetap untuk setiap prosesnya dan hasil sera kecepatan yang semakin baik Digital Printing sangat tepat untuk menjadi peltm,anli teknologi fotocopi analog dun pelengkap teknologi offset yang hares dimiliki oleh CP. Di dunia, penjualan teknologi Digital Printing ini sangat sukses namun di Indonesia, semenjak dipasarkan dari tahun 1990-an tingkat adopsinya masih sangat rendah. Hal tersebut menjadi salah sate pokok bahasan dalam karya akhir ini. Penelitian dilaksanakan kepada 30 (tiga puluh) pemain CP di Jabotabek dcngan menggunakan pendekatan model penelitian dari teori divusi inovasi dari jurnal yang dilulis oleh Ruud T Frambach. Model tersebut menjabarkan faktorfaktor yang mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi dari nisi supplier penyedia inovasinya. karakteristik calon adopsirnya, karakteristik dari inovasi itu sendiri dun keadaan lingkungan industrinya. Dari beberapa variable yang ditetiti ditemukan bahwa memang masih ada beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi teknologi Digital Print di pasar CP. Dari karakteristik pemain CP sendiri sebagai calon adopter, ada beberapa faktor pcnghamat diantaranya masih rendahnya tingkat sentralisasi di mereka. Tingginya tingkat fornialisasi, rendahnya tingkat interaksi antar karyawan dan ukuran perusahaan QCP yang tidak terlalu besar baik dari sisi pendapatan maupun karyawan. Sedangkan dari variable ketersediaan informasi. pads Saul ini informasi yang tersedia sudah baik namun pada umumnya para pemain CP tersebut hanya mengetahui mengenai konsep dari teknologi Digital Printing namun belum cukup detail untuk mengetahui aplikasi mana yang tepat untuk mereka. Menurut karakteristik inovasi dan kondisi iklim usahanya Digital Printing itu sendiri masih dipandang terlalu mahal dimana banyak pemain baru dengan modal yang kuat namun cenderung mcnghancurkan harga. Selain ilu, para pemain CP tersebut belum merasa yakin bahwa pasar sudah siap untuk rnengkonsumsi teknologi Digital Printing ini. Dari segi pemasaran yang saal ini dilakukan ADS, yang menjadi faktor penghambat proses adopsi adalah-pcranan ADS di segmen ICP inasih clirasa kurang dan lcrbatasnya opsi dari ADS untuk memiliki unit digital printing termasuk pelayanan purna jualnya. Menyingkapi hal tersebut, ADS harus menyiapkan beberapa strategi seperti proses edukasi pasar yang torus berjalan, pemanfaatan fasilitas yang dimiliki ADS untuk meyakinkan calon adopter, pengembangan strategi pemasaran untuk mengakomodasi kebutuhan pasar, menyiapkan strategi penjualan baru yang lebih fokus, produk yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas seperti fotocopi warna. Untuk mendukung hal tersebut, ADS juga harus melakukan langkah-langkah khusus perubahan struktur organisasi tim penjualan agar lcbih fokus pada masingmasing segmen, peningkatan kemampuan tenaga penjualan langsung ADS, secara konsisien torus mengadakan acara untuk edukasi pasar dan mengeksplore secara Iebih mendalam mengenai keunggulan produk ADS dibandingkan kompetitornya.
Nowdays, information is become of the critical thing in our lives that reflected in variety of media called document (Hardcopy or Softcopy). Due to the increasing of document utilization and needs, many technologies were develop to increase the speed and quality of producing the document. From offset technology, risography technology to: copier technology were develop by each vendor to support the needs and market. PT Astra Graphia Tbk (ADS) was; established in 1976 as a sole distributor for Xerox product in Indonesia. As the first mover in this industry, ADS succesfully introduced the xerography technology into Indonesian market. Meanwhile, offset technology also improve rapidly with many innovations. From the technology perspective, offset technology and xerography is totally different. But since the digital technology is now influenced in all aspects including in Graphic Arts Industry, digital and xerography technology are collaborating to create the new concept called Digital Printing. With continuous improvement, quality and speed of its technology is catching up with the offset printing quality. This new paradigm not only happened in the technology of the printing but also in the marketing concept. One to One Marketing and Just In Time (JIT) became the new concept of marketing that changed the paradigm of printing from less title more print to trtt3rr title leSs print. Based on above trends and paradigm, Digital Printing is a perfect solution for Commercial Printer. Willi no initial cost in each process are a continuous improvement in the quality and speed of printing, Digital Printing become the proper solution for Quick Commercial Print (QCP) to replace the analog copier technology and for Industrial Commercial Print (ICP) as a complement for their current offset printing. Xerox succesfully sold the Digital Technology in the whole world. n the contraty in Indonesia. ADS was introduced the Digital Printing in 1990 but the adoption level of Indonesian market is very slow until now. Research was conducted to 3() CP players in Jabotabek Area with approach using Diffusion of Innovation Theory by Ruud T Frambach. The variables that covered in the model including innovation characteristic, competitive environment and adopter characteristic. Based on above observered variables, the obstacle for the Digital Printing adoption process in CP market from adoter charateristic is as following: centralization is low, formalization is high, interaction among employee is low and the size of the QCP is relatively small (number of employees and revenue). From the information variable, most CP players felt that the information about Digital Printing is avaiable but they required more details. From the competitive environment variable, most CP playes considered the investment for Digital Printing technology is too high compare with the readiness of end users meanwhile there are some new players with big capital trying to ercalc the new market space with tow price strategy. ICP playes felt that ADS is well known as the copier vendor rather than the Digital Printing provider for CP market. Some respondence also mentioned that they need more options to accuired the digital printing technology from ADS. Based on the research above, ADS should address some new strategies as following: educating the market, utilization of ADS facility to support the sales process, developing new marketing strategy to accomodate the market needs and developing the new sales strategy which more focused on each segment. variety of products to fulfill the requirement from market such as: digital copier color. In order to support above strategies, ADS should prepare some infrastructure changes such as: restructuring the sales department, enhancing the capability of ADS Account Manager. educating the market and exploring the tangible and intangible value of ADS product competitive compare to its competitors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katjep Krismuljono Abdulkadir
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1964
S16318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Maruli Hamongan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1965
S16288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Marurat Sotaronggal
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Umiati Muljadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Afriandini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu setup proses printing pada industri grafik printing. Penelitian ini berfokus pada permasalahan tingginya downtime yang sebagian besar dipengaruhi oleh waktu setup yang mengakibatkan rendahnya nilai kualitas, output produksi, dan utilisasinya. Permasalahan ini kemudian dianalisis nilai performansinya dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), dari hasil perhitungan OEE diperoleh nilai yang sangat rendah sebesar 30%. Berdasarkan hasil analisa, nilai OEE yang rendah disebabkan oleh tingginya waktu Setup mesin. Pengurangan waktu setup dilakukan dengan penerapan konsep Single Minute Exchange of Dies (SMED), dengan pengurangan sebesar 52%. ......The purpose of this study is to decrease the setup time of printing process in graphic printing industry. This study focuses on the problem of downtime that most affected by the setup time that result to low achievement of quality, production output, and utilization. After that, the value of Performances of this problem was analyzed by using Overall Equipment Effectiveness (OEE), and the result was very low about 30%. Based on the analysis, the value of low OEE caused by high setup time. The reduction of Setup time was done by the implementation of Single Minute Exchange of Dies (SMED) concept, with 52% setup time reduction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Husin
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menyebabkan 3,9 juta kematian di dunia. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi diatas prevalensi nasional yaitu dengan rentang prevalensi (10,71%-43,1%) dan menempati urutan ketujuh dalam kasus ISPA di Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta merupakan lokasi 3 industri batik printing. Proses produksi di industri batik printing menghasilkan partikulat debu yang dapat berpengaruh pada kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pajanan faktor lingkungan fiisik kerja dengan kejadian ISPA pada pekerja di industry batik printing Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 103 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik kerja yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada pekerja adalah kelembaban udara (3,14;1,20-8,25). Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja industry batik printing. ...... Acute Respiratory Infection (ARI) cause 3.9 million death in the world. In Central Java is one of province with prevalence rate above the national prevalence with a prevalence range (10.71-43.1%) and seventh rank of ARI in Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta is the location of three batik printing industry. Production process in this industry is produce particulate dust that can take effect to health workers. This research is to analyze the relationship between the exposure factor physical work environment with ARI on batik printing industry workers Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengan. This research used cross sectional study design with a total sample 103 workers. The result shows than physical work environment factor that has correlation with ARI in workers is the humidity (3,14;1,20-8,25). The use of Personal Protective Equipment needs to be applied to batik printing industry workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>