Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devina Alfarani Ghautami
"Kepribadian Qnersonaliry memiliki pengaruh yang signilikan terhadap pikiran, tindakan, motivasi, emosi, dan hubungan interpersonal seseorang. Pada dasamya kepribadian didefinisikan oleh para pakar dengan menggunakan konsep tertentu untuk mendeskripsikan atau memahami perilaku manusia. Ada berbagai macam pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan kepribadian. Secara umum, ada empat pendekatan utama yang digunakan sejak awal perkembangan teori kepribadian di abad XIX (Hall & Lindzey, 1985). Keempat pendekatan itu antara lin Observasi klinis, Gestalt, Eksperirnental, dan Psikometri.
Dari keempat tradisi pendekatan tersebut, teori kepribadian Eysenck akan dikaitkan dengan penelitian tugas akhir ini. Menurut Eysenck, pengukuran perilaku merupakan hal mendasar dalam psikologi. Namun, karena perilaku itu bukan merupakan sesuatu yang mudah diukur, maka Eysenck berpendapat bahwa perlu dilakukan pengklasifikasian perilaku dengan cara analisis faktor (Hall & Lindzey, 1985). Dalam mengumpulkan data, Eysnck banyak menggunakan kuesioner, atau se$ra!ing. Salah satunya adalah Eysenck Personalily lnvenrory (EPI) yang dibuat pada tahun 1964. Inventori ini mengukur dua dimensi utama dalam kepribadian menurut Eysenck, yaitu Exlraversion-Inlroversion dan Neuroticism-Stability.
Ada sejumlah penelitian yang menggunakan inventori ini sebagai alat ukur (Budjanovac, 1996; Kendler, dkk, 1993, Riggio dan Friedman, 1986). Dari berbagai penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa EPI memang merupakan salah satu inventori yang dianggap dapat menggolongkan kepribadian manusia dalam 2 dimensi utama tersebut. Namun tampaknya alat ini kurang begitu populer digunakan di Indonesia. Mungkin hal ini disebabkan karena pembagian dimensi kepribadian Eysenck begitu sederhana, sehingga keakuratannya dipertanyakau. Sampai saat ini peneliti belum berhasil menemukan penelitian di Indonesia yang menggali lebih dalam mengenai hal ini.
Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan studi apakah EPI memang benar-benar dapat diandalkan sebagai inventori yang mampu secara tepat mengelompokkan individu dalam dua dimensi kepribadian tersebut. Dalam studi ini populasi yang akan dipilih adalah penyiar radio swasta. Asumsi di balik pemilihan kelompok subyek ini adalah penyiar radio merupakan enterrainer yang hams tampil ekstravert pada saat sedang siaran. Namun penampilan mereka tersebut juga dibantu oleh adanya naskah yang meinandu mereka agar tidak keluar dari tema/topik pembicaraan yang sudah ditentukan. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah mereka memang benar-benar ekstravert? Di sini akan dilihat bagaimana sebenarnya gambaran tipe kpribadian para penyiar radio tersebut berdasarkan EPI.
Penelitian dilakukan pada 65 subyek dengan karakteristik penyiar radio, berusia 20 - 40 tahun, yang merupakan kelompok dewasa-rnuda (Papalia & Olds, 1995), dengan menggunakan incidental sampling. Setiap subyek mernperoleh dua buah kuesioner, yaitu kuesioner Eysenclc Personality Invenlory (EPI) Format-A dan Skala 0 - Social Imroversion dari MMPI. Data hasil perolehan dalam penclitiau diolah dengan menggunakan Coejflicient Aibha dari Cronbach, frekuensi dan proporsi, Chi-square, sorta r-tes: untuk sampel independen dan dependen, yang terdapat di dalam program SPSS for MS Windows Release 11.0.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk dimensi Ekstraversi-Introversi, proporsi terbesar dari sampel penelitian merniliki tipe kepribadian Ekstravert (36,3%); sedangkan untuk dimensi Neuroricism-Srabiliry proporsi terbesar dan sampel memiliki tipe kepribadian Neurotik (47,7%). Namun walaupun proporsi Ekstravert lebih besar daripada proporsi Introvert, perbedaan ini tidak signiiikan. Hasil uji Chi-square juga membuktikan bahwa tidak ada kecenderungan tipe kepribadian tertentu (Ekstravert) pada penyiar radio di sampel ini. Perbedaan jenis kelamin juga temyata tidak mempengaruhi tipe kepribadian. Karena ditemukan adanya ketidakkonsistenan antara Skor E-EPI dan Skor Skala O - MMPI, maka uji reliabilitas dilakukan pula pada item-item E-EPI. Hasil yang diperoleh temyata hanya 55,87% dari item-irem tersebut yang mengukur dimensi Ekstraversi-Imroversi.
Dari hasil keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa, tidak ada kecenderungan tipe kepribadian tertentu pada penyiar radio di populasi yang diteliti_ Selain itu dapat disimpulkan juga EPI, khususnya item Ekstraversi, kurang mampu membedakan dimensi tipe kepribadian Ekstraversi-Introversi.
Saran untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan uji reliabilitas dan validitas EPI format-A dengan skala besar, juga analisis item lebih lanjut terhadap item-item Ekstraversi pada EPI format-A. Disarankan pula untuk merevisi item-item tersebut agar lebih valid dan menjadi alat ukur yang lebih baik. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang lebih baik hendaknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan inventori Eysenck lainnya dan pada subyek dengan jumlah yang lebih besar serta karakteristik yang berbeda. Karena penelitian ini lebih memfokuskan pada dimensi Ekstraversi-lntroversi, ada bajknya dilakukan juga penelitian pada dimensi Neuroticism-Stabiliay, karena dimensi ini juga diukur oleh EPI format-A."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasi, Anne
New York: Macmillan, 1968
150.76 ANA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Surya
Yogyakarta: Andi, 2013
150.287 SUT k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaplan, Robert M.
"Summary:
Explains the fundamentals of psychological testing, their important applications, and the controversies that emerge from those applications in clinical, education, industrial, and legal settings. This title illustrates how psychological testing is used and reported."
Australia: Wadsworth and Cengage Learning, 2013
150.287 KAP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hasya Millatina
"Pentingnya guru untuk mulai terbuka terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam pembelajaran menjadi dasar pertimbangan dari konstruksi alat ukur sikap guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi STTIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur sikap terhadap TIK yang reliabel, valid, memiliki item yang baik, serta memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada guru sekolah menengah di Jabodetabek n=294. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur STTIK memiliki konsistensi internal yang tinggi ?=0,913, valid mengukur sikap terhadap TIK melalui uji validitas konstruk dengan alat ukur self-efficacy yang secara teoritis berhubungan dengan konstruk sikap terhadap TIK r=0,542, p < 0,01, serta valid mengukur sikap terhadap TIK dalam arti memiliki kecocokan goodness of fit dengan model teoritis yang ada RMSEA=0,08; GFI=0,86; CFI=0,96. Alat ukur terdiri dari 21 item dimana item memiliki daya diskriminasi dan factor loading yang berfungsi dengan baik, meskipun masih memancing respon yang kurang merata. Pemaknaan skor alat ukur STTIK menggunakan within group norms dengan metode scaled score M=10; SD=3.

The importance of teacher starting to open towards the use of information and communication technology ICT in learning process has become the basis of construction of teachers rsquo attitude towadrs information and communication technology scale TAICTS. This study aimed to construct attitude towards ICT scale, which was valid, reliable, and having both good items and meaningful scores. Participants were secondary school teachers in Jabodetabek n 294 . The results revealed that TAICTS have high internal consistency 0,913, valid to measure attitude towards ICT through construct validity test with self efficacy scale by which theoretically related with attitude towards ICT construct r 0,542, p 0,01. TAICTS was found to be valid to measure attitude towards ICT in which have goodness of fit with the existing theoretical models RMSEA 0,08 GFI 0,86 CFI 0,96. This scale consisted of 21 items, which all of them have well functioned Item Discrimination Indices and factor loading, even though it still provoked uneven responses. The scoring meaning of TAICTS used within group norms with scaled score method M 10 SD 3.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Fedra
"Latar Belakang: Halitosis subjektif merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat. Masalah psikologis remaja DKI Jakarta juga memiliki prevalensi yang tinggi. Penelitian mengenai pengaruh masalah psikologis seperti cemas, depresi, dan stres terhadap halitosis subjektif masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor psikologis terhadap halitosis subjektif.
Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan diuji menggunakan analisis Chi-square dan korelasi spearman.
Hasil: Masalah kondisi psikologis pada remaja DKI Jakarta yang berdomisili di DKI Jakarta pada tahun 2020 masih tinggi, khususnya tingkat kecemasan. Analisis dengan menggunakan uji korelasi spearman menunjukkan bahwa faktor psikologis seperti cemas, depresi, stress dan jumlah masalah psikologis memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya halitosis subjektif (p<0.05).
Kesimpulan: Masalah psikologis pada remaja yang berdomisili di DKI Jakarta memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya halitosis subjektif.

Background: Subjective halitosis is a common problem in society. Psychological problems in adolescents who live in DKI Jakarta in 2020 have a high prevalence. There are only few information about psychological problems such as anxiety, depression, and stress can affect subjective halitosis. The aim of the study is to determine the relationship between psychological problems and subjective halitosis.
Methods: The study is using cross-sectional design and analyzed with Chi-Square and Spearman correlation analysis.
Results: The prevalence of psychological problems is high, especially anxiety level. Analisis using the spearman correlation showed that psychological factors such as anxiety, depression, stress and amount of pcychologic problem had a statiscally significant relationship with the occurrence of subjective halitosis (p<0.05).
Conclusion: There is correlation between psychological problems in adolescents who live in DKI Jakarta with subjective halitosis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dariatus Sa`Diah
"Penelitian ini bertujuan mengkonstruksi alat ukur inteligensi untuk proses peminatan SMA berdasarkan teori Cattell-Horn-Carroll teori CHC. Tes yang dikonstruksi mengukur kemampuan general verbal information, yakni kemampuan terkait luas dan kedalaman pengetahuan individu terhadap hal-hal yang dianggap penting dan berguna menurut konteks budayanya. Dalam konstruksi tes ini dilakukan pengujian reliabilitas, validitas dan analisis butir soal.
Berdasarkan hasil analisis data, tes yang disusun reliabel dan valid dalam mengukur konstruk general verbal information, yang diuji melalui korelasi terhadap subtes 2 TKD-R Information. Analisis terhadap butir soal menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bervariasi dari sangat mudah hingga sangat sukar.

The purpose of this research is to construct intelligence test for high school student's academic majoring, based on Cattell Horn Carroll theory of cognitive abilities. K0 test is designed to measure general verbal information abilities, which is an ability of breadth and depth of knowledge that one's culture deems essential. Examination of test's reliability, validity and item analysis are included.
Based on analysis, K0 test is reliable and valid to measure general verbal information ability, which was examined through corellation with subtest 2 of TKD R Information . Item analysis showed that item difficulty index varies, from very easy items to very difficult item.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Prakoso
"Kebutuhan pengukuran kemampuan visual-spasial sebagai salah satu penunjang keputusan pemilihan program peminatan siswa kelas 10 Sekolah Menengah Atas menjadi dasar pertimbangan konstruksi alat ukur kemampuan visual-spasial. Teori Cattel-Horn-Carroll sebagai teori inteligensi paling komprehensif untuk menggambarkan struktur kognitif manusia digunakan sebagai dasar pembuatan alat ukur ini. Penelitian bertujuan untuk mengonstruksi alat ukur yang konsisten, valid mengukur kemampuan visual-spasial, memiliki item yang mampu membedakan kemampuan individu dengan pilihan jawaban distraktor yang berfungsi, serta memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada siswa kelas 10 SMA, di tiga sekolah di DKI Jakarta n=97; Musia=16,01 tahun; nwanita=64 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur Visual-Spasial memiliki tingkat konsistensi internal baik ?=0,714 , mampu mengukur kemampuan visual-spasial melalui uji validitas konstruk dengan alat ukur TIKI-M subtes 2 Gabungan Bagian r=0,227.

The needs of visual spatial ability measurement as a recommendation for majoring in 10th grade high school students forming the basis for constructing a visual spatial test. Cattell Horn Carroll Theory, currently the most comprehensive theory of intelligence, becomes a structural framework of this test. This research attempts to construct a consistent and valid measure of visual spatial ability. It also attempts to construct visual spatial test that contains items which can discriminate individual ability, has distractors that perform well and spread evenly among false options, and can be meaningfully interpreted. This research administered to 97 10th grade high school students, from three high school in Jakarta Mage 16.01 nwomen 64 . Results from this study shown that Visual Spasial measurement is internally consistent 0,714 , correlated significantly with subtest 2 Gabungan Bagian r 0,227."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Groth-Marnat, Gary
"Organized according to the sequence mental health professionals follow when conducting an assessment, Groth-Marnat's Handbook of Psychological Assessment, Sixth Edition covers principles of assessment, evaluation, referral, treatment planning, and report writing. Written in a practical, skills-based manner, the Sixth Edition provides guidance on the most efficient methods for selecting and administering tests, interpreting assessment data, how to integrate test scores and develop treatment plans as well as instruction on ways to write effective, client-oriented psychological reports. This text provides through coverage of the most commonly used assessment instruments including the Wechsler Intelligence Scales, Wechsler Memory Scales, Minnesota Multiphasic Personality Inventory, Personality Assessment Inventory, Millon Clinical Multiaxial Inventory, NEO Personality, Rorschach, Thematic Apperception Test, and brief assessment instruments for treatment planning, monitoring, and outcome assessment.
Organized according to the sequence mental health professionals follow when conducting an assessment, this classic resource covers principles of assessment, evaluation, referral, treatment planning, and report writing. Written in a practical, skills-based manner, the sixth edition provides guidance on the most efficient methods for selecting and administering tests, interpreting assessment data, how to integrate test scores and develop treatment plans as well as instruction on ways to write effective, client-oriented psychological reports. The latest edition provides through coverage of the most commonly used assessment instruments including the Wechsler Intelligence Scales, Wechsler Memory Scales, Minnesota Multiphasic Personality Inventory, Personality Assessment Inventory, Millon Clinical Multiaxial Inventory, NEO Personality Inventory, Rorschach, Thematic Apperception Test, and brief assessment instruments for treatment planning, monitoring, and outcome assessment. In addition^^ this sixth edition includes: Fully updated with new research and the DSM-5 and ICD-10 New chapter on the NEO Personality Inventory-3. The NEO inventories provide a comprehensive assessment of adult and adolescent personality based on the strongly empirically supported Five Factor Model of personality. New chapter on the Personality Assessment Inventory (PAI), which has gained both strong empirical support and wide clinical popularity. Includes updated information on the newly developed Wechsler Intelligence Scale for Children, Fifth Edition (WISC-V). The chapter on the Minnesota Multiphasic Personality Inventory includes coverage of both the MMPI-2 and the MMPI-2-Restructured Form (MMPI-2-RF) The chapter on the Rorschach discusses both the Comprehensive System and the Rorschach Performance Assessment System (R-PAS). The "Use with Diverse Groups" sections reflect the more extensive use of assessment for a wide variety of populations and the importance of competently and sensitively work. ing with diverse populations. Greater emphasis on making assessment more user friendly and consumer oriented. This is reflected in suggestions for using everyday language in reports, connecting interpretations to actual client behavior, strategies for wording interpretations in a manner likely to enhance client growth, and the importance of collaborating with clients. The treatment planning and clinical decision making chapter has been completely updated, and the psychological report writing chapter has been updated to include the American Psychological Association and Society for Personality Assessment's current thinking about proficiency in personality assessment."
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2016
150.287 GRO h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Frederick G.
Illionis: Dryden Press, 1970
371.26 BRO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>