Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hardina, Donna
New York: Columbia University Press, 2002
361.5 HAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Paramitha Radhyani Putri
"Selama beberapa tahun terakhir, media sosial dan influencer telah menjadi tren pemberontakan dalam industri komunikasi. Di antara platform lain, Instagram telah mendapatkan popularitasnya sebagai saluran terbaik untuk merek yang bekerja dengan komunitas influencer untuk tujuan kampanye. Kampanye #NoFilterNoFuture oleh BRITA adalah salah satu dari sekian banyak contoh kampanye sukses luar biasa yang memanfaatkan influencer media sosial dan juga Instagram sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial, yaitu polusi plastik laut. Artikel ini akan memeriksa bagaimana influencer media sosial dapat digunakan sebagai strategi yang efektif untuk merek untuk mempromosikan masalah sosial.
Over the past few years, social media and influencers have been an uprising trend within the communications industry. Amongst other platforms, Instagram has gained its popularity as the best channel for brands that work with the influencers community for campaign purposes. The #NoFilterNoFuture campaign by BRITA is one of the many examples of an astoundingly successful campaign that utilizes social media influencers as well as Instagram as a platform to raise awareness about a social issue, that is, ocean plastic pollution. This article is going to examine how social media influencers could be use as an effective strategy for brands to promote a social issue. 

"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolf Yuniarto
"Keberadaan migran Indonesia di Taiwan didominasi oleh pekerja pabrik dan sektor rumah tangga. Mereka adalah kelompok minoritas yang berjuang untuk bertahan hidup. Mereka diberi label sebagai kelompok yang tidak berpendidikan, konsumtif, dan tidak memiliki orientasi masa depan. Terdapat kepedulian terhadap kondisi para migran, salah satunya dari kelompok pengusaha kecil Indonesia yang berjiwa sosial. Mereka melakukan aksi kegiatan sosial-keagamaan yang terkait dengan komunitas pekerja migran. Kerjasama/hubungan antara pengusaha dengan pekerja migran ini menciptakan rasa solidaritas kelompok dan membangun rasa kebersamaan di antara mereka. Ada tiga faktor penting pembentuk kondisi ini: posisi marjinal sebagai migran, nilai agama, dan rasa keprihatinan sosial. Melalui analisis pengalaman religius dari pengusaha dan dalam kegiatan sosial-keagamaan, tulisan ini memperlihatkan efek positif antara aktivitas bisnis dan penerapan nilai agama, yang menjadi alat pembentuk identitas diri imigran, rasa solidaritas, kepemimpinan, dan penerapan kerja kolektif masyarakat migran Indonesia di Taiwan. Tulisan ini berdasarkan pengamatan dari kegiatan sehari-hari masyarakat migran dan wawancara mendalam terhadap pengusaha Indonesia pada bulan Juni hingga Desember 2014. Metode penelitian etnografi digunakan dalam penelitian untuk mengeksplorasi sejauh mana proses hubungan sosial migran-pengusaha terhadap pembentukan solidaritas komunitas migran melalui praktek kewirausahaan sosial-religius yang dijalankan.

Indonesian migrants in Taiwan have been dominated by low skilled workers who are labelled uneducated sojourners, consumptive, the misplacement of future orientation, and a minority group struggling to survive. Several individuals concern about the migrant condition, and they are so-called migrant social entrepreneurs. Through social-religious activities and interrelations with the migrant worker community, the Indonesian entrepreneurs have created solidarity for migrant workers’ to generate living conditions that are more favourable and improve their livelihoods. Three important factors shape this condition: the marginal position of second-class migrant workers-immigrants, the virtuous value of religion, and social apprehension. Thorough analysing the religious experiences of entrepreneurs and social-religious activities, this paper shows the positive effects of the relationship between business activities and religious value application, which establish the immigrant self-identity, solidarity, leadership, and collective work formation of the Indonesian migrant community in Taiwan. The primary data is based on the observation of participants’ daily business activities and in-depth interviews with Indonesian entrepreneurs from June to December 2014. The ethnographic research method is applied as a means to explore the effect that migrant-entrepreneur social relations have on the mode of entrepreneurship practices."
Tokyo: Department of Anthropology Tokyo Metropolitan University, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2005
302.14 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Bisono
"Desa Gunung Cak adalah desa yang terletak di wilayah daratan dari Pulau Palmatak, di mana sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian- Mereka membuka kebun cengkeh, kelapa, sayur-mayur dan cabai. Hasil dari pertanian ini mereka jual ke pulau-pulau sekitar Pulau Palmatak bahkan hingga ke Tarempa. Namun kondisi pertanian ini tidak membuat taraf hidup mereka menjadi lebih sejahtera karena ternyata dalam perkembangannya biaya operasi jauh Lebih tinggi daripada hasil jual.
Hadirnya beberapa perusahaan di Pulau Palmatak, seperti ConocoPhiLLips, Travira dan Premier, memberikan harapan baru bagi masyarakat desa dengan terbukanya Lapangan pekerjaan baru. Beberapa dari mereka memang tampak telah merasakan dampak positif dari hadirnya perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini terlihat dari kondisi ekonomi yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya- Namun tidak sedikit warga yang masih dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Kebanyakan dari mereka adalah warga yang bekerja secara kontrak padahal mereka sangat tergantung pada pekerjaan tersebut Pekerjaan yang tidak rutin tersebut menyebabkan pendapatan mereka pun tidak tetap dan tersendat-sendat sehingga hanya dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari secara pas-pasan.
Maslow, dalam teori “Hierarchy of Needs", mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis, mencakup di dalamnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Jika kebutuhan mendasar ini belum terpenuhi, maka perhatian kita akan tingkat kebutuhan yang selanjutnya tidak akan muncul. Kondisi perekonomian sebagian besar masyarakat desa Gunung Cak, yang cenderung berada dalam kelas ekonomi bawah, menyebabkan prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan primer dan belum kepada hal-hal lain seperti kesehatan, sanitasi, kebersihan, pendidikan, dan nutrisi keluarga Sebagian besar warga desa Gunung Cak masih memiliki kebiasaan membuang hajat di hutan, kebun atau semak belukar di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini menimbulkan Lingkungan sekitar tempat tinggal yang tidak sehat dan higienis. Penyebab lain yang cukup signifikan adalah rendahnya pengetahuan, kesadaran, dan pemahaman mereka tentang arti kesehatan dan kebersihan. Namun, kebiasaan membuang hajat tidak pada tempatnya selama bertahun-tahun, kurangnya pemahaman tentang kesehatan, motivasi, dan perasaan tidak percaya pada kemampuan untuk membangun desanya sendiri, menyebabkan minimnya usaha warga untuk mengubah kondisi dan membangun jamban yang memadai bagi setiap warga masyarakat desa Gunung Cak.
Usaha pemberdayaan masyarakat desa berarti adanya proses keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh warga desa Gunung Cak dengan mau mengubah pemahaman tentang arti kesehatan dan kebersihan, mau belajar dari pengalaman yang Lebih maju dan positif, mau membentuk suatu organisasi masyarakat pengelola jamban rumah dan terlibat di dalamnya Serta mau mengubah perilaku buang hajat di kebun hutan menjadi di jamban rumah. Selanjutnya organisasi ini akan berfungsi sebagai penggerak dan pelaksana penerapan sistem sosialisasi warga desa, pembangunan dan pengelolaan jamban rumah di masyarakat. Sebelum intervensi diberikan, telah dilakukan baseline study untuk mengetahui pemahaman masyarakat akan kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan, kebiasaan masyarakat sehubungan dengan perilaku mereka dalam menjaga kebersihan dan kesehatan badan dan lingkungannya, kondisi politik, ekonomi, dan sosial masyarakat, kondisi kebersihan di desa Gunung Cak, penerimaan masyarakat tentang konsep pemberdayaan masyarakat, dan penerimaan masyarakat tentang konsep membuang hajat di jamban rumah.
Selanjutnya dibentuk organisasi penggerak yang menjadi pionir bagi berlangsungnya kegiatan intervensi di desa Gunung Cak tersebut. Organisasi tersebut kemudian menentukan tujuan yang ingin dicapai seperti menumbuhkan motivasi masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki kehidupannya secara mandiri; objek yang menjadi sasaran perubahan seperti perubahan perilaku buang hajat di hutan atau kebun menjadi buang hajat di jamban dan program-program yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan perubahan. Sasaran utama dari program intervensi ini adalah ibu-ibu RT03 dan tokoh pemuda. Kelompok ibu dipilih karena ibu biasanya adalah pihak yang paling berperan dalam mengatur kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk menjaga kesehatan anggota keluarga. Sementara tokoh pemuda memiliki pengetahuan dan pemahaman yang relatif lebih baik mengenai kesehatan dan sanitasi dibandingkan dengan orangtuanya karena faktor pendidikan dan pengalaman bekerja. Oleh karena itu tepat jika ibu-ibu dan tokoh pemuda dijadikan sasaran utama program ini karena mereka diharapkan bisa menjadi penggerak bagi warga lainnya untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan dan pentingnya memiliki jamban di rumah.
Hasil program ini menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu munculnya pemahaman yang lebih baik dan dalam mengenai kebersihan dan kesehatan, terbentuknya organisasi masyarakat pengelola jamban mmah dan sistem pengelolaannya, adanya perubahan perilaku masyarakat desa Gunung Cak dalam membuang hajat, terjadinya proses belajar pada masyarakat desa terhadap pengalaman program jamban rumah, baik pengelolaan sdm, sistem dan operasional, muncul kepercayaan diri warga akan kemampuan diri sendiri dan timbulnya motivasi untuk mengembangkan diri dan lingkungannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Hariyadi
"PT. ABR merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk koperasi manunggal yang diciptakan untuk respon sosial, ekonomi kerakyatan dan kemandirian masyarakat. Dengan pendekatan kualitatif, tesis ini menggambarkan implementasi pemberdayaan masyarakat PT. ABR melalui koperasi manunggal menuju kemandirian, serta faktor penghambat dalam pelaksanaan program tersebut setelah berdiri selama lebih kurang 3 tahun.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa implementasi pemberdayaan masyarakat melalui koperasi manunggal telah menuju kemandirian dengan sinergi pada tujuh aspek, yaitu kualitas sumber daya manusia, penghasilan, rasa aman, pengakuan, kesehatan, lingkungan, dan kepedulian sosial politik. Kemudian dalam implementasinya ada hambatan yang berasal dari internal maupun eksternal masyarakat.

PT ABR has set a community empowerment program in the form of cooperation of manunggal. By employing qualitatative approach, this thesis analizes the implementation of community empowerment of PT. ABR through cooperation of manunggal for self-help community and the detering factor in the operation of such program after a three year establishment.
The findings of this research suggests that the implementation of community empowerment through cooperation of manunggal has lead to a community of self-help through the synergy of seven aspects namely quality of human resources, income, sense of security, recognition, health, environment, and socio-politic concerns.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Normagupita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kegiatan sukarela luar negeri Korea sebagai wadah pertukaran budaya yang dilakukan oleh mahasiswa Korea dan mengenai kebudayaan Korea yang diperkenalkan melalui kegiatan tersebut dengan studi kasus Pacific Asia Society Youth Corps PYC . Penelitian ini menggunakan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr untuk membahas latar belakang upaya pertukaran budaya Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan studi kasus dengan pengambilan data utama melalui observasi dan wawancara. Para sukarelawan PYC terpilih adalah pemuda yang memiliki latar belakang yang sesuai untuk memperkenalkan budaya Korea. Sebagai institusi pelaksana, Pacific Asia Society PAS memberikan pelatihan dan pengarahan kepada sukarelawan. Selain itu, sukarelawan juga diberikan kesempatan untuk mempersiapkan bahan ajar secara mandiri sebelum keberangkatan ke negara tujuan. Kebudayaan yang diperkenalkan PYC adalah 5 pilar budaya Korea, yaitu Hangeul, Hanguk Eumak, Hanji, Hanbok, dan Hansik.


ABSTRACT
This study discusses about Korean international volunteer activity as a cultural exchange institution done by Korean university students and about the cultural forms that has been introduced trough the activity with the case study of Pacific Asia Society Youth Corps PYC . The research is using soft power s concept by Joseph S. Nye Jr to discuss the background of Korea s cultural exchange effort. This study is based on descriptive qualitative and case study with primary data that has been collected trough observation and interview. PYC s selected volunteers are those who have background that is suitable for cultural exchange. As the organizer, Pacific Asia Society PAS gives couching and guidelines for the volunteers. Volunteers are also given chances to prepare the teaching materials before being dispatched to the destination countries. Cultures that has been introduced in PYC are 5 pillars of Korean culture, there are Hangeul, Hanguk Eumak, Hanji, Hanbok, and Hansik."
2017
S70177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Jayadi
"Pengelola Museum Nasional Indonesia secara rutin melakukan survei kepuasan publik menggunakan instrumen survei yang diadaptasi dari Service Quality (SERVQUAL). Namun, pengelola museum nasional menghadapi sejumlah tantangan dalam menilai kepuasan publik melalui metode survei tradisional. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan dan keluhan pengunjung menggunakan analisis sentimen berbasis aspek dan pemodelan topik pada ulasan Museum Nasional Indonesia di Google Maps. Enam pendekatan machine learning klasik, yaitu Naïve Bayes, Logistic Regression, Decision Tree, Random Forest, Support Vector Machine, dan Extreme Gradient Boosting (XGBoost), digunakan untuk analisis sentimen dengan ekstraksi fitur BoW dan TF-IDF. Penelitian ini menggunakan sejumlah metode pra-pemrosesan data, termasuk penghapusan stopwords, penggunaan stemming dan emoji processing, serta metode sampling SMOTE dan ROS pada data latih yang mengalami ketidakseimbangan kelas. Lima aspek yang digunakan dalam analisis ini berasal dari lima dimensi SERVQUAL: keberwujudan (tangibility), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Evaluasi kinerja model dilakukan dengan membandingkan skor F1 pada eksperimen yang berbeda untuk menentukan skenario terbaik. Setelahnya dilanjutkan dengan pemodelan topik menggunakan metode Latent Dirichlet Allocation (LDA) yang dievaluasi berdasarkan coherence score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa XGBoost dengan TF-IDF dan metode resampling SMOTE adalah model dengan kinerja terbaik di semua skenario dengan rata-rata F1-scores antara 89.5% hingga 90.2%. Pemodelan topik LDA menemukan ulasan positif mencakup kenyamanan, kebersihan, harga tiket terjangkau, akses mudah, staf ramah, dan respons cepat. Ulasan negatif mencakup masalah parkir, pencahayaan, koleksi kurang lengkap, teguran petugas keamanan, informasi koleksi kurang, jumlah petugas kurang, dan penutupan layanan tak diketahui.

The management of the National Museum of Indonesia routinely conducts public satisfaction surveys using instruments adapted from Service Quality (SERVQUAL). However, they face several challenges in assessing public satisfaction through traditional survey methods. Therefore, this study aims to understand visitor satisfaction and complaints using aspect-based sentiment analysis and topic modeling on Google Maps reviews of the National Museum of Indonesia. Six classical machine learning approaches, namely Naïve Bayes, Logistic Regression, Decision Tree, Random Forest, Support Vector Machine, and Extreme Gradient Boosting (XGBoost), were used for sentiment analysis with BoW and TF-IDF feature extraction. This study employed various data preprocessing methods, including stopword removal, stemming, emoji processing, and SMOTE and ROS sampling methods on imbalanced training data. The five aspects used in this analysis are derived from the five SERVQUAL dimensions: tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. Model performance evaluation was conducted by comparing F1 scores across different experiments to determine the best scenario. This was followed by topic modeling using Latent Dirichlet Allocation (LDA), evaluated based on coherence scores. The results show that XGBoost with TF-IDF and SMOTE resampling methods is the best-performing model across all scenarios, with average F1-scores ranging from 89.5% to 90.2%. LDA topic modeling found that positive reviews include comfort, cleanliness, affordable ticket prices, easy access, friendly staff, and quick response. Negative reviews include parking issues, lighting, incomplete collections, unkind security staff, insufficient collection information, lack of staff, and unknown service closures."
Jakarta: Fakultas IlmuKomputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hebermas, Jurgen
Bantul: Kreasi Wacana, 2012
301.01 HER tt II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>