Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Legendariah Bur Rasuanto
"Industri tekstìl dan produk tekstil (TPT) kini telah menjadi komoditi ekspor andalan di Indonesia. Selama dua dekade terakhìr, industri tekstil Indonesia telah berkembang pesat menjadi sangat terpadu dan modern, bahkan saat ini telab mengunakan teknologi paling maju di dunia Mulai dari industri pakaian jadi, pertenunan dan perajutan, pencelupan, pencetakan dan finishing, pemintalan, industri serat buatan, hingga industri petrokimia yang menyediakan bahan baku untuk serat.
Keberhasilan Indonesia dalam membangun industri TPT terutama didukung oleh berlimpahnya sumber daya manusia. Industri ini termasuk industri yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan merupakan industri kedua terbesar dalam hal merekrut tenaga kerja. Ditinjau dari sisi pemerintah, penciptaan lapangan kerja ¡ni berarti meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi nasional.
Seiring dengan upaya melepaskan ketergantungan terhadap basil ekspor minyak dan gas bumi, pemenntah makin menggiatkan usaha peningkatan ekspor. Selama ini, penyerap terbesar ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia adalah Amerika Serikat dan Masyarakat Eropa (ME). Tetapi kecenderungan terakhir menunjukkn bahwa pasar ¡ni hampir jenuh, karena volume ekspor TPT ke negara negara tersebut sangat ditentukan oleh hash perundingan bilateral yang dìadakan setiap tahun. Untuk mengurangi ketergantungan pemasaran tekstil kepada negara negara kuoaa tersebut, perlu dicari terobosan baru untuk diversifikasi dan memper luas ruang gerak pasar.
Pasar yang masih dapat ditingkatkan penetrasinya secara maksimal adalah di negara-negara non-kuota. Negara non-kuota merupakan pasar yang potensial karena tidak memberikan pembatasan perdagangan sehingga terbuka terhadap produk impor. Yang termasuk negara non-kuota adalah Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Australia, negara-negara ASEAN dan negara-negara di Timur TengaK Diantara negara-negara non-kuota, negara di wilayah Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, merupakan negara tujuan ekspor yang diramalkan akan semakin penting peranannya di masa datang. Pasar di Saudi Arabia sangat potensial karena merupakan negara perantara yang dapat mengekspor kembali tekstil Indonesia ke negara-negara Tirnur Tengab lain. Permintaan tekstil di Saudi Arabia yang relatif tinggi antara lain dísebabkan negara ini dikunjungi jutaan orang setiap tahuanya, bail untuk kunjungan bisnis maupun untuk melaksanakan ibadah haji, sehingga mengaktifkan perdagangan re-ekspor.
Melihat znasih rendahnya peningkatan volume ekspor tekstil ke Saudi Arabia, maka dalam penulisan karya akhir ¡ni, akan dibahas strategi pemasaran ekspor tekstil Indonesia, sesuai dengan karakteristik pasar di Saudi Arabia.
Karya akhir ¡ni berusaba menganalisis karakteñstik pasar, peluang dan kendala, kekuatan dan kelemahan dad faktor lingkungan eksternal dan internal pada ekspor tekstil Indonesia ke Saudi Arabia. Perangkat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threw), analisis lingkungan persaingan dad Michael Porter dan Bauran Pemasaran.
Dari analisis yang dilakukan berdasarkan data dan fakta yang berhasil didapat, disusun suatu strategi bauran pemasaran yang dibarapkan dapat diterapkan para cksportir tekstil dalam melakukan penetrasi pasar Saudi Arabia.
Dalam hal produk, strategi yang diambil adalah product adaptation, yaitu menyesuaikan produk dengan permintaan di pasar. Dalam distribusi, saturan distribusi yang harus dibuat adalah yang rantainya lebih pendek dan yang ada saat ini, dengan volume order minimum yang lebih sedikit agar dapat bersaing dengan negara lain. Dalam strategi promosi, eksportir harus membina hubungan Iebih erat dengan memberikan insentif yang menarik bagi sales representative di Saudi Arabia. Langkah ini juga harus didukung oleh Pemerintah dengan mempromosikan produk produk Indonesia secara keseluruhan. Sedangkan dañ segi harga, digunakan Good Value Strategy untuk menguasai konsumen menengah ke atas dan Economy Strategy untuk konsumen kelas bawah.
Dalam hubungannya dengan situasi perdagangan internasional dewasa ini, industri tekstil menghadapi Iingkungan usaha yang makin kompetitif. Mekanisme perdagangan yang selama ini berjalan di luar GATT, akan dikembalikan ke dalam kerangka WTO dalam waktu 10 tahun. Untuk mengantisipasi hal ini, industri tekstil perlu bersiap din dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu batu loncatan yang dapat dijadikan arena persiapan adalah dengan memperluas pangsa pasar di Saudi Arabia. Negara ini tidak membatasi perdagangan dengan luar negeri, sehingga keberhasilan menembus pasar merupakan cerminan tingkat daya saing produk Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Dewi Rosalina
"Elektrolisis plasma adalah proses elektrokimia di mana plasma dihasilkan oleh arus DC antara elektroda dan permukaan elektrolit di sekitarnya. Elektrolisis plasma menghasilkan radikal hidroksil, oksidator terkuat, yang jumlah jauh lebih banyak dibandingkan dengan metode oksidasi lanjut lainnya yang digunakan untuk mendegradasi banyak senyawa organik seperti pewarna,fenol, dan LAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi degradasi limbah pewarna batik Remazol Brilliant Blue menggunakan metode elektrolisis plasma dengan penambahan gelembung mikro dan ion Fe. Penambahan gelembung mikro dapat meningkatkan produksi radikal hidroksil dan menurunkan konsumsi energi. Kondisi yang digunakan yaitu konsentrasi pewarna 150 mg/L, Na2SO4 0,02 M, penambahan gelembung mikro and Fe 40 mg/L, tegangan 700 volt, dan kedalaman anoda 1,5 cm. Degradasi pewarna diketahui dengan mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase degradasi limbah mencapai 99,63 dalam waktu 30 menit dengan konsentrasi akhir pewarna 0,56 mg/L, nilai COD menurun dari 121,36 mg/L menjadi 45,86 mg/L dan energi spesifik 1035,61 kJ/mmol. Nilai TOC pada menit ke 180 adalah 6,3 mg/L.

Plasma electrolysis is a process of electrolysis with DC current to form electric sparks due to the electrons that undergo plasma excitation in the electrolyzed solution. Plasma electrolysis produce hydroxyl radicals, a powerful oxidant, greater than other advanced oxidation method which are used to degrade much weight organic compounds such as dye, phenols, and LAS. This research aims to evaluate the degradation of batik dye waste Remazol Brilliant Blue using plasma electrolysis method with addition of microbubbles and Fe Ion. The addition of microbubbles can increase hydroxyl radicals production and can decrease energy consumption. The condition used are dye concentration is 150 mg L, Na2SO4 0.02 M, in addition of microbubbles and Fe 40mg L applied voltage 700 volt, and anode depth 1.5 cm. Dye degradation is known by measure its absorbances with Spectrophotometer UV Vis. The result of this research show that the efficiency of dye degradation in addition of microbubbles is increased. The result of study showed that percentage of degradation was 99,63 in 30 minutes with final concentration of dye is 0.56 mg L, COD value decease from 121.36 mg L to 45.86 mg L and specific energy is 1035.61 kJ mmol. TOC value in minute 180 is 6.5 mg L.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabila Nevilda
"Produksi tekstil menghasilkan limbah pewarna dalam jumlah besar yang menyebabkan timbulnya permasalahan bagi lingkungan dengan adanya pewarna azo yang bersifat toksik, mutagenik, dan karsinogenik. Oleh karena itu, biodegradasi pewarna menggunakan sel mikroba atau enzim penting untuk dikembangkan sebagai metode biologis dalam pengolahan limbah pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh enzim lignolitik untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil yang memiliki struktur serupa dengan senyawa lignin. Peremajaan isolat jamur dilakukan pada media PDA dan serbuk daun nanas untuk menginduksi aktivitas lignolitiknya. Aktivitas enzim LiP ditentukan setelah mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan mengukur laju oksidasi veratril alkohol menjadi veratril aldehid dengan adanya penambahan H2O2 pada panjang gelombang 310 nm. Larutan fraksi enzim LiP didapatkan dari fraksinasi dengan ammonium sulfat saturasi 80% dan dialisis dengan membrane dialisis MW cut-off 10000 Da. Optimasi pengaruh waktu inkubasi, pH, temperatur, dan rasio konsentrasi enzim-substrat dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum aktivitas fraksi enzim LiP dalam mendekolorisasi pewarna azo Amido hitam 10B. Aktivitas enzim LiP didapatkan sebesar 0,5806 U/ml. Kondisi optimum yang diperoleh dari hasil uji optimasi, yakni temperatur 50°C, pH 5, rasio enzim-substrat sebesar 1:1, dan waktu inkubasi selama 72 jam. Hasil optimasi tersebut digunakan pada proses aplikasi dekolorisasi sampel limbah cair industri tekstil. Nilai efisiensi dekolorisasi pada limbah cair industri tekstil dan pewarna sintetis Amido hitam 10B dengan nilai masing-masing sebesar 16,79% dan 46,27%.

Textile production produces large amounts of dye waste which causes problems for the environment with the presence of toxic, mutagenic, and carcinogenic azo dye. Therefore, dye biodegradation uses microbial cells or enzymes is being developed as a biological treatment of textile dye waste. The study aims to obtain lignolytic enzymes to degrade textile dye waste that have a similar structure to lignin compounds. Rejuvenation of fungal isolates is carried out on PDA media and pineapple leaf powder to induce its lignolytic activity. LiP enzyme activity was determined after measuring absorption using UV-Vis spectrophotometry by measuring the rate of oxidation of veratryl alcohol into veratril aldehyde with the addition of H2O2 at a wavelength of 310 nm. LiP enzyme fraction solution is obtained from fractioning with 80% ammonium sulfate saturation and dialysis with a membrane dialysis MW cut-off of 10000 Da. The effect of incubation time, pH, temperature, and enzyme-substrate concentration ratio was optimized to determine the optimal conditions for LiP activity in the decolorization synthetic dye Amido Black 10B. LiP enzyme activity value is 0.5806 U/ml. The optimum conditions from the optimization test results are temperature 50°C, pH 5, enzyme-substrat ratio of 1:1, and incubation time of 72 hours. The results of the optimization are used in the application process of decolorization of textile industry wastewater fluid waste samples of the textile industry. Decolorization efficiency values on wastewater from textile industry and synthetic dye Amido black 10B are 16.79% and 46.27% respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa, kebutuhan akan sandang tentu akan semakin meningkat. Hal ini tentunya memberikan peluang yang besar bagi perkembangan industri tekstil dalam negeri. Namun di sisi lain pencemaran air disebabkan limbah organik yang berasal dari industri tekstil merupakan masalah krusial yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu salah satu metode yang paling efektif dan efisien dalam penanganan limbah cair adalah melalui proses fotokatalisis. Proses ini memadukan antara mekanisme penyerapan cahaya foton dari sinar matahari dan efek katalis yang dihasilkan dari pembentukan spesies radikal yang mampu mendegradasi zat polutan organic yang berbahaya tertsebut. Salah satu bahan fotokatalisis yang paling banyak digunakan secara meluas di dunia sain dan teknologi adalah titanium dioksida (TiO2) dalam bentuk nanopartikel yang diproduksi secara komersial oleh perusahaan Degussa GmBH-Jerman. Namun demikian, bahan ini diproses melalui jalur impor sehingga memberikan efek ketergantungan atas produksi luar negeri. Di sisi lain Indonesia memiliki mineral ilmenite (FeO.TiO2) sebagai sumber potensial untuk pengadaan nanostruktur TiO2. Oleh sebab itu kajian keinsinyuran ini ditujukan sebagai suatu upaya untuk memperoleh nanomaterial semikonduktor oksida hasil mineral asli dari alam Indonesia untuk dapat digunakan sebagai bahan fotokatalisis untuk mendegradasi polutan organik cair yang diakibatkan oleh limbah industri tekstil. Untuk keperluan ini pada mineral ilmenite diberi serangkaian proses dan perlakuan, dimulai dari pengayakan mekanis, dekomposisi kimia dengan basa kuat dan air, dilanjutkan dengan pelindian dengan asam sulfat dan hidrolisis, hingga proses konversi dari struktur 0-D (nanopartikel) menjadi 1-D (nanotube, nanosheet) dan selanjutnya ditingkatkan kristalinitasnya dengan perlakuan pasca-hidrotermal. Dari serangkaian pengujian karakterisasi dengan difraksi sinar X dan spektroskopi ultraviolet-visible dapat diketahui bahwa nanostruktur yang diproses dari ilmenite tersebut masih mengandung pengotor/impurity unsur besi (Fe), sementara pengamatan dengan mikroskop pemindai elektron memperlihatkan struktur nanotube, nanosheet sudah terbentuk dengan baik walaupun masih terdapat penggumpalan (aglomerasi). Hasil pengujian performa fotokatalisis dengan zat warna simulasi metilen biru (MB) menunjukkan bahwa nanosheet yang disintesis dari padatan slag ilmenite memberikan performa di atas nanotube yang disintesis dari material pembanding, yaitu P25 Degussa. Kehadiran pengotor besi memberikan efek positif terhadap penurunan energi celah pita nanomaterial semikonduktor oksida yang dihasilkan, yang pada akhirnya memberikan kemudahan dalam mekanisme fotokatalisis. Dalam pekerjaan kajian ini aspek-aspek keinsinyuran telah dicoba diterapkan sebaik mungkin baik dari sisi kompetensi professional, prinsip dasar kode etik serta keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan Hidup (K3L).

With Indonesia's population reaching 250 million people, the need for clothing will certainly increase. This certainly provides a great opportunity for the development of the domestic textile industry. However, on the other hand, water pollution caused by organic waste originating from the textile industry is a crucial problem that must be handled as well as possible. Therefore one of the most effective and efficient methods in handling liquid waste is through the photocatalytic process. This process combines the mechanism of absorption of photons from sunlight and the catalytic effect resulting from the formation of radical species that are capable of degrading these harmful organic pollutants. One of the most widely used photocatalyst materials in the world of science and technology is titanium dioxide (TiO2) in the form of nanoparticles which is commercially produced by Degussa GmBH-Germany. However, this material is processed through imports so that it creates a dependency effect on foreign production. On the other hand, Indonesia has the mineral ilmenite (FeO.TiO2) as a potential source for the procurement of TiO2 nanostructures. Therefore this engineering study is intended as an effort to obtain semiconductor oxide nanomaterials produced from native Indonesian minerals to be used as a photocatalyst material to degrade liquid organic pollutants caused by textile industry waste. For this purpose, the ilmenite mineral is given a series of processes and treatments, starting from mechanical sieving, chemical decomposition with a strong base and water, followed by leaching with sulfuric acid and hydrolysis, to the conversion process from 0-D structure (nanoparticles) to 1-D (nanotubes, nanosheets) and further increase the crystallinity by post-hydrothermal treatment. From a series of characterization tests with X-ray diffraction and ultraviolet-visible spectroscopy, it can be seen that the nanostructures processed from ilmenite still contain impurities of the element iron (Fe), while observations with an electron microscope show that the structure of nanotubes, nanosheets are well formed although still there is agglomeration. The results of testing the photocatalytic performance with simulated methylene blue (MB) dyes showed that nanosheets synthesized from ilmenite slag solids performed better than nanotubes synthesized from a reference material, namely P25 Degussa. The presence of iron impurities has a positive effect on reducing the bandgap energy of the resulting oxide semiconductor nanomaterials, which in turn provides convenience in the photocatalytic mechanism. In this study work, the engineering aspects have been tried to be applied as best as possible both in terms of professional competence, the basic principles of the code of ethics and security, safety, health and environment (K3L)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diermen, Peter van
Jakarta: Cidesindo, 1998
338.095 DIE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Saut H.
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2006
338 STU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Palmer, Ingrid
New York: Praeger, 1972
382.41 PAL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arnold, Pauline
New York, N.Y. : Holiday House , 1961
338.973 ARN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10   >>