Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Tujuan background study adalah untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan 2004 - 2009 dan sebelumnya, merumuskan konsep kebijakan, prioritas, sasaran , program & kegiatan serta indikator kinerja bidang kesehatan & gizi. Metode yg digunakan dlm studi meliputi rangkaian seminar, studi pustaka, kunjungan lapangan. lokakarya, serial diskusi & uji publik.. Hasil studi menunjukkan status kesehatan & gizi masyarakat, perlindungan terhadap resiko finansial & ketanggapan pemerintah terhadap penanganan kesehatan membaik, akses masyarakat terhadap pelayanan meningkat, pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah meningkat , ketersediaan obat esensial di puskesmas & RS cukup terjaga , pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih optimal, manajemen kesehatan perlu diperkuat. Beberapa isu strategis dibidang kesehatan & gizi adalah terjadinya disparitas status kesehatan & gizi antar wilayah & sosial ekonomi; rendahnya utilisasi fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta; kualitas pelayanan masih rendah ; kekurangan gizi kronis pd anak balita cukup tinggi; terjadinya beban ganda penyakit; pembiayaan kesehatan masih pemerintah daerah masih rendah; kuangnya jumlah, jenis, mutu & penyebaran tenaga kesehatan; ketergantunga pd bhn baku obat dr impor; promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat kurang optimal. arah pembangunan kesehatan kedepan antara lain: peningkatan jumlah jaringan & kualitas sarana & prasarana kesehatan; perbaikan gizi masyarakat; pengendalian penyakit menular & tdk menular; peningkatan jumlah, jenis,mutub& penyebaran tenaga kesehatan, peningkatan ketersediaan, keterjangkauan kesehatan , peningkatan jumlah & efisiensi penggunaan anggaran kesehatan pengembangan jaminan pelayanan kesehatan jumlah, jenis,mutu & penyebaran tanaga kesehatan ; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan & mutu obat; peningkatan promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat, peningkatan manajemen kesehatan.sasaran pembangunan kesehatan masyarakat yg ingin dicapai pd RPJMN 2010-2014 adalah sbg: meningkatkan umur harapan hidup , menurunkan angka kematian bayi & angka kematian neonatal; menurunkan angka kematian ibu; menurunkan presentasi kekurangan gizi pd balita; meningkatan cakupan jaminan pelayanan bagi seluruh penduduk dengan tetap menjamin pelayanan kesehatan bg penduduk miskin; meningkatkan kepuasan masyarakat atas kualitas & aksesibilitas fasilitas pealayanan kesehatan ; meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan; mengendalikan penyakit menular & tdk menular; meningkatkan promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat & memenuhi tenaga kesehatan.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Pekerja seks perempuan (PSP) merupakan kelompok yang termarjinalkan secara sosial dan memiliki kerentanan yang tinggi terhadap masalah kesehatan. Upaya perluasan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada PSP masih terbatas sehingga penting dilakukan untuk mendukung pencapaian universal health coverage. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai akses JKN pada PSP di Denpasar. Penelitian ini merupakan studi kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 15 orang PSP dan empat orang mucikari di Denpasar pada Agustus hingga Oktober 2014. Hasil wawancara diolah dengan analisis tematik. Kerangka analisis yang digunakan adalah The Health Access Livelihood Framework. Kepemilikan JKN pada PSP di Denpasar masih rendah, meskipun sebagian PSP memiliki kemauan untuk menjadi peserta JKN dan memiliki kemampuan membayar iuran JKN. Faktor penghambat akses JKN pada PSP adalah rendahnya pengetahuan mengenai prosedur pendaftaran dan portabilitas JKN, kekhawatiran keberlanjutan pembayaran iuran, persepsi buruk mengenai kualitas layanan yang akan diterima jika menggunakan JKN, ketidaklengkapan administrasi kependudukan serta kebijakan yang mengharuskan peserta bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI) Mandiri untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga. Akses JKN pada PSP terhambat oleh faktor-faktor individual, layanan dan kebijakan yang perlu diatasi untuk meningkatkan cakupan JKN pada PSP. ......Female sex workers (FSW) is marginalized social group having a high vulnerability of health problems. Effort to expand national health insurance on FSW is still limited, so it is necessarily performed in order to support the achievement of universal health coverage. This study aimed to obtain the depiction of the insurance access among FSW in Denpasar. This study was qualitative. Data was collected through in-depth interview of 15 FSW and four pimps in Denpasar on August - October 2014. The interview result was analyzed using thematic analysis. The analysis framework used was The Health Access Livelihood Framework. The insurance ownership among FSW in Denpasar was low, even though some FSW were willing to be participants and afford to pay the premium. Factors inhibiting the insurance access were the lack of knowledge regarding registration procedures and portability, fear of premium payment sustainability, negative perceptions regarding quality of services that would be received if using the insurance, incomplete population administration and policy requiring participants of independent non-premium support receiver to register all of their family members. The insurance access among FSW was hindered by individual, service and policy factors that need to be conquered to increase the insurance coverage among FSW.
Bali: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andarini Indreswari
Abstrak :
Tuberkulosis paru masih merupakan masalah dunia. Indonesia menempati peringkat ke tiga di dunia pada tahun 2012. Target nasional Case Detection Rate tahun 2012 adalah 70%, sedangkan pencapaian Jawa Tengah sebe- sar 58,48%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh batas kadar inter- feron (IFN) γ pada orang kontak serumah dengan penderita tuberkulosis paru sebagai dasar diagnosis dini penyakit tuberkulosis. Penelitian di- lakukan secara kohort selama dua tahun (2011 - 2013) di Balai Kesehatan Masyarakat Paru Semarang. Pada akhir penelitian, terdapat 12 responden kontak dan 13 tidak kontak serumah. Uji Wilcoxon menunjukkan perbe- daan bermakna rerata kadar IFN-γ antara kelompok kontak dengan kelom- pok tidak kontak serumah ( nilai p= 0,004). Rerata kadar IFN-γ pada kon- tak serumah mengalami penurunan pada sebagian besar kasus (75%). Pada kelompok kontak serumah, 25% menunjukkan gejala klinis suspek tu- berkulosis paru. Pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan 100% negatif pa- da kedua kelompok. Hasil reciever operating characteristic kadar IFN-γ ter- hadap status klinis, diperoleh nilai area under the curve sebesar 70,4% (95% CI= 40,8% - 99,9%). Nilai cut off point IFN-γ yang optimal secara sta- tistik yaitu pada nilai ≥3,277. Diperoleh hasil sensitivitas dan spesifisitas sebesar 67,7%. Pemeriksaan kadar IFN-γ dapat digunakan dalam kegiatan skrining untuk mendeteksi secara dini penularan pada kontak serumah de- ngan penderita tuberkulosis paru, sebagai pilot project pada daerah dengan prevalensi tuberkulosis paru yang tinggi.

Tuberculosis remains a global problem. In 2012, Indonesia has the third biggest tuberculosis cases in the world. The national target in Case Detection Rate for tuberculosis in 2012 was 70%, whereas Jawa Tengah reached only 58.48%. This research aimed to find interferon (IFN) γ level among households contact with tuberculosis patient that used a new screening method of finding tuberculosis cases. The research design was Diagnosis Dini Tuberkulosis pada Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis Paru melalui Deteksi Kadar IFN-γ Early Diagnosis of Tuberculosis Infection for Household Contact with Patients of Pulmonary Tuberculosis Use Interferon (IFN-γ) Level Detection Sri Andarini Indreswari, Suharyo a two-year cohort study (2011 - 2013) took place in pulmonary community health centers Semarang. In the end of research, found 12 participants household contact and 13 participants nonhousehold contact. Wilcoxon test result showed significant differences IFN-γ level between contact group and noncontact group (p value= 0.004). IFN-γ among household contact group decreased in most cases (75%). Among household contact group showed 25% had a clinical symptom of tuberculosis. Microbiology diagnostic showed 100% had negative result in both group. Result of receiver opera- ting characteristic IFN-γ level toward clinical status, had value area under curve 70.4% (95% CI= 40.8%-99.9%). Cut off point of IFN-γ value have op- timal result in ≥3.277, with sensitivity and specificity value 67.7%. IFN-γ le- vel test can be used in screening program to early detection of infected among household contact with new tuberculosis cases, as a pilot project in high prevalence of new tuberculosis cases.
Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Fakultas Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulandari
Abstrak :
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ibu melahirkan secara sectio cae- sarea cenderung lebih lambat melakukan inisiasi menyusu dini dan mem- punyai prevalensi lebih rendah dalam praktik ASI ekslusif dibanding Ibu melahirkan pervaginam. Ibu post sectio caesarea juga tidak memulai menyusui bayinya pada hari pertama melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya praktik inisiasi ASI pada Ibu post sectio caesarea termasuk peran tenaga kesehatan di se- buah rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 72 ibu yang melahirkan secara sectio caesarea selama bulan Juni 2012 telah menandatangani informed consent, diobservasi sejak masuk rumah sakit sampai akhir hari ke-2 post sectio caesarea, dan diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan semua ibu sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI, 26,4% di antaranya sudah mempunyai pengalaman se- belumnya dalam memberikan ASI, tetapi hanya 6,9% dan total 29,2% yang mulai memberikan ASI pada hari pertama dan kedua pasca sectio cae- sarea. Dukungan tenaga kesehatan dalam hal membantu proses pember- ian ASI dilaporkan masih rendah. Uji korelasi mendapatkan bahwa dukun- gan tenaga kesehatan dan kondisi rawat gabung adalah faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI (p value 0,39; p = 0,001; phi value = 0,47; p = 0,001). Rendahnya pemberian ASI ibu pasca sectio cae- sarea berkorelasi dengan rendahnya dukungan tenaga kesehatan dan pe- nundaan rawat gabung.

Previous studies showed that breastfeeding initiation was late in babies born with sectio caesarea compared to those with vaginal delivery and prevalence of exclusive breastfeeding practice was low in the former group. There was no breastfeeding initiation in the first day of post sectio caesarea. The objective of this study was to define factors correlated to low breast- Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit The Low Practices of Breastfeeding for Sectio Caesarea Women and Health Workers Support in Hospital Dwi Retno Wulandari, Linda Dewanti feeding practice initiation on post sectio caesarea mother, including the role of health workers in a hospital in Surabaya. 72 post sectio caesarea moth- ers were observed and interviewed on 1-30 June 2012 to find the factors correlated with breastfeeding practice. The results showed that although all the mothers already had a good knowledge about breastfeeding, and 26.4% of them had previous experience in breastfeeding, only 6.9% and 29.2% of total breastfeeding is started on the first and second post sectio caesarea respectively. Support for breastfeeding practice from health workers was low, and there were significant correlation between the support and room- ing conditions with breastfeeding practices (p = 0.001). We concluded that low level of breastfeeding practice on mother with sectio caesarea correlat- ed with low support of health professional and with the delay of room-in practice.
Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Halvorson, George C.
New York: Jossey-Bass, 2003
362.1 Hal e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Colti Sistiarani
Abstrak :
Pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) masih belum maksimal terbukti dari data cakupan buku KIA Puskesmas Ajibarang I sekitar 72,34%, yang masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara fungsi buku KIA yang meliputi pencatatan, edukasi, dan komunikasi dengan pengetahuan ibu terhadap KIA. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, yang di- lakukan pada peiode bulan Juni Oktober 2012, pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Ajibarang I. Populasi adalah ibu yang mempunyai anak berusia kurang dari 5 tahun. Sampel diambil sebanyak 91 orang dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Analisis data meliputi univariat dengan melakukan uji distribusi frekuensi, dan analisis bivariat dengan uji kai kuadrat (x2). Hasil fungsi pencatatan buku KIA kurang baik ditemukan sekitar 44 %, fungsi edukasi buku KIA baik sekitar 57,1%, fungsi komunikasi buku KIA baik sekitar 61,5%, dan pengetahuan ibu tentang KIA baik adalah sekitar 56%. Ada hubungan antara fungsi pencatatan buku KIA dengan pengetahuan KIA, tidak ada hubungan antara fungsi edukasi dan komunikasi buku KIA dengan pengetahuan KIA. ......Utilization maternal child health (MCH) book is not maximized, it is evident from the data MCH book coverage in Ajibarang I Primary Health Care (PHC) was 72.34%, the coverage is still below the target of Minimum Service Standards ( MSS ). The purpose of the study was to analyze rela- tionship between the function of MCH books (recording, educational, communication) with knowledge of MCH. This study used a cross sectional approach and conducted from June to October 2012, performed to mothers at Ajibarang I PHC. The population were mothers of children aged less than 5 years. Samples were taken of 91 people conducted by proportional random sampling technique. Univariate analysis of the data for the frequency distri Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu Function of Utilization Maternal Child Health Book to Maternal Knowledge bution test, bivariate chi squared test (x2). Results MCH book recording function less well in the amount of 44%, a good educational functions MCH book of 57.1%, good communication function MCH book by 61.5%, and maternal knowledge about the MCH that is equal to 56 % better. There are relationship between the function of recording MCH books with knowledge, there is no relationship between education and communication functions with knowledge MCH.
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Caroline M.P.
Abstrak :
Peluncuran Kartu Jakarta Sehat (KJS) pada bulan November 2012 mengakibatkan jumlah kunjungan pasien yang melonjak drastis di fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit, baik itu rumah sakit pemerintah pusat, rumah sakit pemerintahdaerah maupun rumah sakit swasta yang berkomitmen dengan Pemerintah Daerah Jakarta. KJS memberikan kemudahan akses layanan kesehatan agar pasien dapat berobat secara gratis. Namun persoalan yang muncul kemudian adalah pasien harus mengantre lama di loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, maupun ruang pengambilan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosial budaya, pribadi, dan psikologis dengan kepuasan pasien pengguna KJS pada 110 responden di Unit Rawat Jalan RSU UKI, dan telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan pasien KJS sebesar 40,9%. Akses ke rumah sakit, motivasi, informasi baik dan informasi tidak baik berhubungan signifikan dengan kepuasan pasien KJS, tetapi motivasi adalah hal yang paling dominan berhubungan. Selain itu, kepuasan pasien KJS juga berhubungan bermakna dengan pemanfaatan kembali layanan dan minat merekomendasikan layanan pada orang lain.
Jakarta Health Card (JHC) was launched on November 2012, followed by sudden increase number of patient in any hospital accordingly. Jakarta Health Card ease the patient to afford health care without payment. We conducted study on the relation among socio-culture, demographic characteristics, and psychology factors toward patient satisfaction in using JHC. The study subjects were 110 outpatient of UKI Hospital, with study design descriptive quantitative with cross sectional approach. The result showed 40,9% of the patients were satisfied with the hospital service. Factors such as hospital access, motivation, good information and bad information were Kepuasan Pasien Pengguna Kartu Jakarta Sehat di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Patient Satisfaction of Jakarta Health Card Users in Hospital Outpatient Caroline MP Hutabarat* Agustin Kusumayati** Gilbert WS Simanjuntak*** associated with patient satisfaction significantly, and motivation was the dominant factor. Besides, patient satisfaction also has significant correlation with revisiting/reusing and recommendation of the hospital to other patients.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elda Nazriati
Abstrak :
Salah satu indikator kualitas fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP) adalah rendahnya rujukan nonspesialistik. Rujukan nonspesialistik adalah rujukan dari 144 penyakit yang seharusnya dapat diatur di FKTP. Kenyataannya, masih banyak kasus nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder. Penelitian deskriptif dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pola dan penyebab kasus penyakit nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat sekunder di Kota Pekanbaru. Gambaran kasus penyakit nonspesialistik dikumpulkan dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Pekanbaru periode Desember 2014 - April 2015, sedangkan faktor penyebab rujukan diperoleh dari focus group discussion yang diikuti oleh 40 dokter berdasarkan jenis FKTP. Penelitian ini menampilkan 20 kasus nonspesialistik yang paling sering dirujuk, di antaranya hipertensi esensial, miopia ringan, dan diabetes melitus. Penyebab rujukan kasus penyakit nonspesialistik antara lain kesalahan kode serta terbatasnya fasilitas, sumber daya manusia, manajemen pelayanan, dan kompetensi dokter. Semua faktor keterbatasan tersebut perlu diantisipasi agar upaya rujukan dapat diminimalkan

One of primary healthcare facility quality indicators is the low non-specialistic referral. Non-specialistic referral is referral of 144 diseases that should be arranged in primary healthcare facilities. In fact, there are many non-specialist cases referred to secondary health care facilities. This descriptive study using quantitative and qualitative method aimed to determine patterns and causes of non-specialist diseases referred to secondary primary health care in Pekanbaru City. Depiction of non-specialistic disease cases was collected from data of the state health insurance scheme in Pekanbaru City on December 2014 - April 2015 period, meanwhile causes of referral were obtained from focus group discussion participated by 40 doctors based on types of primary healthcare facilities. This study showed 20 non-specialistic cases oftenly referred including essential hypertension, mild myopia and diabetes mellitus. Causes of non-specialistic disease referrals were code error as well as limited facilities, human resources, service management and competence of doctors. Such limitations need to be anticipated in order to minimalize act of referrals.
Universitas Riau, Fakultas Kedokteran, Departemen Pendidikan Kedokteran, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London Oxford University Press 1970,
613 Pro
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>