Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvan Abdi Fajriansyah
"Lelaki yang Seks dengan Lelaki (LSL) berada pada posisi yang rentan untuk tertular dan menularkan HIV melalui hubungan seksual berisiko.Di Indonesia, LSL menyumbang persentase sekitar 44,93% dari keseluruhan kasus baru di 2019. Meskipun akses terhadap Voluntary Counseling and Testing (VCT) sudah dibuka lebar namun pemaanfaatannya masih tergolong rendah. Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi perilaku periksa VCT pada kalangan LSL. Melalui studi potong lintang ini diteliti hubungan antara faktor-faktor berpengaruh diantaranya usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, pengetahuan tentang HIV/AIDS, Stigma terkait HIV, dan dukungan sosial serta hubungannya dengan perilaku periksa VCT. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden dengan metode pengumpulan snowball sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner diantaranya kuesioner perilaku periksa VCT yang dibuat dan dimodifikasi sendiri, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap HIV/AIDS dengan perilaku periksa VCT (p = 0,032; α = 0,05). Selain itu, ditemukan terdapat hubungan bermakna antara stigma terkait HIV dengan perilaku periksa VCT (p = 0,014; α = 0,05). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, dan dukungan sosial terhadap perilaku periksa VCT (p > 0,05).

Men who have sex with men (MSM) are in a vulnerable position to contracting and transmitting HIV through risky sexual intercourse. In Indonesia, MSM accounted for around 44.93% of all new cases in 2019. Even though access to Voluntary Counseling and Testing (VCT) has been widely opened, its utilization is still relatively low. There are many factors that can influence VCT checking behavior among MSM. This cross-sectional study examined the relationship between influential factors including age, education level, employment status, relationship status, knowledge of HIV/AIDS, HIV-related stigma, and social support and its relationship with VCT checking behavior. The number of samples used in this study were 100 respondents with the snowball sampling method. This study used several questionnaires including self-modified VCT checking behavior questionnaires, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge of HIV/AIDS and VCT checking behavior (p = 0.032; α = 0.05). In addition, it was found that there was a significant relationship between HIV-related stigma and VCT checking behavior (p = 0.014; α = 0.05). No significant relationship was found between age, education level, employment status, relationship status, and social support on VCT checking behavior (p > 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leentje Salamah
"ABSTRAK
Berbagai upaya penanggulangan terhadap pengetahuan AIDS di Indonesia telah dilakukan pemerintah Indonesia, antara lain di kalangan remaja. Depkes bersama-sama Depdikbud RI telah membuat suatu modul "Penyuluhan AIDS Bagi Siswa-Siswa Sekolah Menengah".
Selama empat minggu 300 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Yayasan. BPK PENABUR diberikan penyuluhan dengan modul tersebut dengan menggunakan dua metode: Pengembangan Keterampilan (100 siswa), Ceramah (100 siswa), dan Kontrol (100 siswa). Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pretes dan posies kepada ketiga kelompok tersebut.
Hasilnya untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan peningkatan pengetahuan 22.0%, kelompok dengan metode Ceramah 9.0%, kelompok kontrol 3.0%. Uji McNemar menunjukkan kenaikan bermakna untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan (X2=7.48; p<0.05; 95% CI) dan metode Ceramah (X2=5.43; pO.05; 95 %CI).
Peningkatan sikap terhadap pencegahan dan penderita AIDS untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan 18.0% (peningkatan bermakna X2=7.00; p<0.05; 95% CI); kelompok Kontrol 2.0% (peningkatan tidak bermakna: X2= 1.62; p>0.05; 95% CI). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ternyata eksperimen ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa mengenai AIDS dan sikap siswa terhadap pencegahan dan penderita HIV/AIDS. Disarankan agar semua siswa SLTA BPK PENABUR mendapatkan penyuluhan AIDS dengan menggunakan modul Penyuluhan AIDS tersebut dan penyampaiannya dengan metode Pengembangan Keterampilan.

ABSTRACT
To prevent AIDS in Indonesia, the Department of Health and the Department of Education of the Republic of Indonesia together made a module 'AIDS Education For the Students of The High Schools".
For four weeks 300 students were educated with the module by two methods: 100 students by the methods of Skill Development, 100 students by methods of Lecture, and the last 100 by Control only. Before and after the intervention we took pretest and posttests to the three groups.
The result was: There was an increase of the group which was treated by methods of Skill Development for knowledge of AIDS 22.0%, for the group which was treated by methods of Lecture 9.0% and for the group by Control only 3.0%.
McNemar test show the significance of the increase of knowledge of the group which treated by the methods of Skill Development 22.0% (X2=7.48; p<0.05; CI 95%); the group which was treated by the methods of Lecture 9.0% (X2=5.43; p<0.05; CI 95%); and for the Control group the increase was not significant 3.0% (X2=2.88; p>0.05; Cl 95%). The increase of attitude show the significance for the two groups: for the group which was treated by the methods of Skill Development 18.0% (X2=7.00; p<0.05; Cl 95%); and for the group which was treated by the methods of Lecture 17.0% (X2=6.67; p<0.05; CI 95%). For the Control group the increase was not significant (X2-1.62; p>0.05; CI 95%).
All the results show that this experiment were successful in increasing the knowledge of AIDS and the attitude of the students in prevention of AIDS and their attitude towards the people living with AIDS. Our suggestion is to give all the students of the high schools at Yayasan BPK PENABUR AIDS Education with the module and the before mentioned methods of Skill Development.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haridana Indah Setiawati Mahdi
"Latar belakang. Prevalensi kasus AIDS menunjukkan kenaikan tajam dalam beberapa tahun terakhir, antara lain disebabkan pemakaian narkoba suntik yang meningkat di populasi berisiko. Penggunaan obat-obat antiretroviral untuk AIDS telah banyak terbukti memperbaiki harapan, kualitas hidup dan survival pasien-pasien dengan AIDS di negara-negara maju. Penggunaan obat antiretroviral di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2001, walaupun penggunaannya belum meluas. Belum ada laporan mengenai kesintasan pasien AIDS yang mendapat antiretroviral selama 1 tahun di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui kesintasan 1 tahun pasien-pasien AIDS yang mendapat obat antiretroviral di Rumah Sakit Kanker Dharmais, serta membandingkan kesintasan berdasarkan jenis kelamin, usia, hitung CD4 dan cara penularan.
Metodologi. Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan menelusuri rekam medik pasienpasien AIDS yang berobat ke Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan CD4<2001mm3, yang menggunakan obat antiretroviral secara teratur sampai 1 tahun atau sampai pasien meninggal. Diidentifikasi usia, jenis kelamin, hitung CD4 (5.501mm3dan>50/mm3), cara penularan (IDU dan non-IDU). Analisis kesintasan dilakukan terhadap seluruh pasien, jugs terhadap beberapa faktor risiko (jenis kelamin, kelompok usia, hitung CD4 dan cara penularan), dengan menggunakan Kurva Kesintasan dari Kaplan-Meier dengan uji log-rank untuk menyatakan perbedaan kesintasan.
Hasil. Selama bulan April 2005 sampai Mei 2005 dilakukan penelusuran terhadap rekam medik pasien AIDS yang berobat ke RS Kanker Dharmais pada periode Januari 2002 - Mei 2005, terdapat 196 orang yang terdiri dari 182 laki-laki dan 14 perempuan dengan rentang umur antara 15 sampai diatas 36 tahun, dengan mayoritas pads kelompok umur 26-35 tahun (55,61%), median usia 3138 tahun Kesintasan pasien AIDS selama 1 tahun dengan CD4<2001mm3 didapatkan rerata kesintasan 9,03 bulan (IK 95% 8,37-9,70) median kesintasan 12 bulan, kesintasan berhubungan dengan jenis kelamin didapatkan laki-laki (rerata kesintasan 8,93 bulan) lebih pendek daripada perempuan, kesintasan berhubungan dengan cars penularan (IDU rerata 8,85 bulan) lebih pendek dari non IDU. Kesintasan berhubungan dengan usia, diantara semuanya, usia >36 tahun (rerata 8,82 bulan) paling pendek. Kesintasan berhubungan dengan CD4<501mm3 (rerata 8,15 bulan) lebih pendek dari CD4>50/mm3. Terdapat hubungan yang bermakna antara hitung CD4 dengan kesintasan (P=0,0007). Diteliti faktor penentu yang berhubungan dengan CD4 melalui uji Chi Square, didapatkan OR sebesar 3,39 (P= 0,001 dengan IK 95% 1,58 - 7,40).
Simpulan. Hitung CD4 yang rendah merupakan faktor prognostik yang buruk. Umur, jenis kelamin dan cara penularan tidak berhubungan dengan kesintasan.

Backgrounds: Prevalence of HIV/AIDS cases showed dramatically increased in the last few years, it is due to increasing injecting drug users (IDU) in risk population_ The use of antiretroviral (ARV) drugs for HIVIAIDS can reduced the mortality and morbidity in developed countries and increased the survival in AIDS's patients. The use of ARV in Indonesia has begun since 2001 even though it is not used widely. The survival report had not been published yet in Indonesia.
Objectives: The one year survival analysis for AIDS patient who received antiretroviral therapy in Dharmais Cancer Hospital based on sex, age, CD4 count and route of transmission.
Methods: Retrospective studies from medical records of AIDS patients in Dharmais Cancer Hospital with CD4 count 52001mm3 , who received ARV regularly for 1 year or until death based on sex, age, CD4 count, route of transmission with Survival Curve from Kaplan-Meier and log rank test to exam the survival differences .
Results: Between April until May 2005 from AIDS's medical records in January 2002 through May 2005, there were I96 patients (182 men and 14 women). Majority age 26-35 years old (55.61%), median age 31.38 years old. One year survival analysis with CD4 count 5 2001mm3 (mean 9.03 CI 95% 8.37-9.70) median 12 months, survival analysis in male patient (mean 8.93 month) shorter than female, survival analysis according to the route of transmission, IDU (mean 8.85 month) shorter than non IDU, survival analysis in age over 36 shortest (mean 8.82 month) from the other age and CD45501mm3 ( mean 8.15 month) shorter than CD4>50/mm 3. There's significantly survival analysis in CD4 count (P=0.0007). CD45501mm3 had 3.39 times mortality risk compare than CD4>50frnm3 (Chi Square test, with OR=3.39 (P= 0.001, CI 95% 1.58 - 7.40).
Conclusions: Low count CD4 is a bad prognostic factor. Sex, age and the route of transmission are statistically not significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Santosa
"Prevalensi penyebaran HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan perkembangan yang demikian pesatnya. Apabila tidak disikapi secara serius dan juga secara multi-dimensional maka bahaya penularan HIV/AIDS akan mengancam kehidupan bangsa dan negara ini karena kondisi tersebut berpotensi untuk terjadinya kehilangan generasi (lost generation). Dan peningkatan penularan HIV/AIDS di Indonesia tidak hanya terjadi di tengah-tengah masyarakat umum saja, namun juga menjadi ancaman dalam kehidupan di lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat yang mana perlu mendapatkan prioritas dalam penanggulangannya. Untuk itu dalam rangka menanggulangi penularan HIV/AIDS di kalangan tahanan dan narapidananya, maka pihak RUTAN Klas I Jakarta Pusat telah berupaya dengan berbagai cara untuk dapat menekan peningkatan penyebaran HIV/AIDS tersebut. Dan upaya yang dilakukan oleh pihak RUTAN Klas I Jakarta Pusat tersebut mengacu pada Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba pada LAPAS dan RUTAN di Indonesia tahun 2005-2009. Tetapi yang sangat disayangkan adalah upaya tersebut belum dilakukan secara optimal oleh pihak RUTAN Klas I Jakarta Pusat, baik dari pihak petugas pemasyarakatannya sendiri maupun dari pihak tahanan dan narapidananya, sehingga prevalensi peningkatan penyebaran HIV/AIDS di dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat terus saja meningkat. Perencanaan Strategis merupakan salah satu dari sekian jenis perencanaan, adalah merupakan suatu perencanaan yang perlu dibuat oleh RUTAN Klas I Jakarta Pusat dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk digunakan dalam penanggulangan HIV/AIDS, karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan eksternal, maupun lingkungan internal. Berangkat dari persoalan tersebut, penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk mencari dan menentukan strategi-strategi yang ideal yang perlu ditempuh oleh RUTAN Klas I Jakarta Pusat dengan sebelumnya melakukan analisis mengenai faktor-faktor yang menjadi pendorong, maupun penghambat atau yang disebut identifikasi isu-isu strategis dan kemudian dilanjutkan dengan analisis SWOT. Dan sesuai dengan analisis SWOT tersebut, maka dapat ditemukan isu-isu strategis yang kemudian isu-isu strategis tersebut dilakukan pengujiannya untuk mengetahui isu-isu yang sangat strategis berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara dengan informan. Adapun isu-isu yang sangat strategis tersebut adalah : (1) Menekan tingkat prevalensi HIV/AIDS pada tahanan dan narapidana melalui berbagai pelatihan dan penyuluhan; (2) Menghilangkan stigma dan diskriminasi.

The prevalence of HIV/AIDS in Indonesia shows a rapid development. When the situation described is not seriously as well as multi-dimensionally handled the danger of the HIV/AIDS infection spreading will become a threat to the life of the nation and the condition will potentially cause the lost of the generation. The development of the disseminating of HIV/AIDS in Indonesia is not occur among the public community only, but also threatening the life inside the First Class State Detention House of Central Jakarta and the cope itself needed to be a priority. In term of the cope of the HIV/AIDS disseminating among its prisoners and inmates, the First Class State Detention House of Central Jakarta has put great efforts in such ways to press the development of the disseminating of HIV/AIDS. The efforts of the First Class State Detention House of Central Jakarta refers to the National Strategy of the Cope of HIV/AIDS and Drugs Abuse on the Institute Serve a Sentence and the State Detention House in Indonesia 2005-2009. But unfortunately, the efforts has not executed optimally by the side of the First Class State Detention House of Central Jakarta?s officers as well as the prisoners and the inmates, and this circumstance always support the velopment of the HIV/AIDS spreading. Strategic planning which is one of the kind of planning types is a plan made by the First Class State Detention House of Central Jakarta in order to define an effective strategies to be used in the cope of HIV/AIDS because it is more comprehensive that more focuses on environmental analysis, either external or internal environment. Based on the problem, the research is done by the writer with the aim to find out an ideal strategies which should be taken by the First Class State Detention House of Central Jakarta. The research is done by analyzing the supporting and the inhibiting factors previously, and called as identification of strategic issues and then by SWOT analysis. And according to the SWOT analysis than the strategic issues is found, and then are examined to find out the most strategy issues based from the result of the observation and interview with the informants. Therefore the most strategic issues are: (1) Reducing the development HIV/AIDS prevalence among the prisoners and inmates through many kind of trainings and information-tellings; (2) Dismissing the stigma and discrimination."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T12912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Nyoman Vidya Dhanika
"ABSTRAK
Stigma terkait HIV merupakan sikap, perilaku dan penilaian negatif terhadap ODHA akibat dari ketakutan umum yang akhirnya berujung pada tindakan diskriminatif. Perilaku pemberian stigma terhadap ODHA di Indonesia terus meningkat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dan 2018. Akibat dari stigma yang tidak diatasi dapat berujung pada hilangnya keinginan ODHA untuk mengakses layanan kesehatan, sehingga dapat menyebabkan kemungkinan penularan akibat ketidaktahuan status HIV dan kematian terkait AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian stigma pada ODHA oleh wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indoneisa (SDKI) tahun 2017, yang menggunakan desain studi cross-sectional. Uji Chi Square digunakan untuk menganalisis hubungan antara 9 variabel independen dengan perilaku pemberian stigma. Sampel sebanyak 32.184 dari 49.627 wanita usia 15-49 tahun yang memenuhi kriteria pernah medengar tentang HIV/AIDS dan data yang lengkap sesuai variabel yang dianalisis. Ditemukan proporsi perilaku pemberian stigma pada ODHA oleh wanita usia 15-49 tahun di Indonesia, tahun 2017 sebesar 89,5%. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara faktor predisposisi (wilayah tempat tinggal, pengetahuan HIV/AIDS dan sikap terhadap ODHA, faktor pemungkin (indeks kekayaan) dan faktor penguat (sumber informasi HIV/AIDS) dengan perilaku pemberian stigma pada ODHA. Diharapkan pemerintah dapat bekerja sama dengan yayasan/organisasi HIV/AIDS untuk meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait HIV/AIDS terutama mengenai mekanisme penularannya khususnya di wilayah perdesaan Indonesia serta melibatkan masyarakat luas untuk dapat berinteraksi langsung dengan ODHA.

ABSTRACT
HIV-related stigma is a negative attitude, behavior and perception of PLHIV as a result of general fear which ultimately results in discriminatory actions. Stigmatizing behavior towards PLHIV in Indonesia continues to increase based on the results of the Basic Health Research (Riskesdas) in 2010 and 2018. As a result of the unresolved stigma can lead to the loss of the desire of PLHIV to access health services, which can lead to the possibility of transmission due to ignorance of HIV status and AIDS-related deaths. This study aims to analyze factors related to the behavior of giving stigma to PLHIV by women aged 15-49 years in Indonesia using data on Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017. The approach is done with cross-sectional study design, as well as analysis with Chi Square test to analyze the relationship between 9 independent variables with the behavior of giving stigma. The sample of the study was 32,184 of 49,627 woman aged 15-49 years old with inclusion criteria of research subjects who had heard about HIV / AIDS and who had complete data according to the variables analyzed. It was found the proportion of stigma-giving behavior among PLHIV by women aged 15-49 years in Indonesia in 2017 was 89.5%. Analyze result shows that there is a relation found between predisposing factors (area of residence, knowledge on HIV/AIDS and behavior towards PLHIV), enabling factors (wealth index) and reinforcing factors (information source of HIV/AIDS) with stigmatizing behavior towards PLHIV. It is hoped that the government can cooperate with HIV/AIDS foundations and organizations to improve promotive and preventive interventions related to HIV/AIDS regarding transmission mechanisms especially throughout rural area in Indonesia and also involve wider community to be able to interact directly with PLHIV."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Rheza Fauzi
"ABSTRAK Tesis ini membahas mengenai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan pencegahan HIV AIDS sebagai masalah multisektor melalui Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dengan menggunakan pendekatan collaborative governance yang melibatkan Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Masyarakat. Upaya kolaborasi sudah dilakukan, namun, dari tahun ke tahun jumlah kasus HIV AIDS di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses kolaborasi dan hal-hal yang mempengaruhi dinamika kolaborasi pencegahan HIV AIDS di Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah Collaborative Governance Regimes (CGR) dari Emerson dan Nabatchi (2015).  Pelaksanaan proses kolaborasi pencegahan HIV AIDS di Provinsi DKI Jakarta dilihat melalui tiga dimensi yaitu keterlibatan berprinsip, motivasi bersama, dan kapasitas melakukan aksi bersama. Peneliti menggunakan pendekatan Post Positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif menggunakan menggunakan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa kolaborasi pencegahan HIV AIDS sudah terbangun melalui keterlibatan pemerintah, LSM, dan masyarakat namun terdapat kendala dalam membangun keterlibatan berprinsip dan motivasi bersama antar aktor sehingga menghambat kinerja kolaborasi.Selain itu, aspek pemimpin kolaborasi dalam hal ini Komisi Penanggulangan AIDS memegang peranan penting yang mempengaruhi dalam mendorong dinamika kolaborasi pencegahan HIV AIDS.
ABSTRACT This thesis discusses the efforts of the DKI Jakarta Provincial Government in preventing HIV AIDS as a multisector problem through the Provincial AIDS Commission using a collaborative governance approach involving the Government, Non-Governmental Organizations, and the Community. Collaborative efforts have been made, however, from year to year the number of HIV AIDS cases in DKI Jakarta Province continues to increase. This research was conducted to analyze the collaborative process and the things that influence the collaboration dynamics of HIV AIDS prevention in DKI Jakarta Province. The theory used is Collaborative Governance Regimes (CGR) from Emerson and Nabatchi (2015). The implementation of the collaborative HIV prevention prevention process in DKI Jakarta Province is seen through three dimensions, namely principled engagement, shared motivation, and capacity for joint actions. The researcher used the Post positivist approach with qualitative data collection methods using interviews and literature. The results show that the collaborative process of HIV AIDS prevention has been built through the involvement of government, NGOs, and the community but there are obstacles in building principled engagement and shared motivation among actors that hamper collaboration performance. In addition, the leader's aspect of collaboration in this case is important in encouraging the collaboration dynamics of HIV AIDS prevention.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wine Hasianna
"DKI Jakarta merupakan provinsi yang penduduknya paling beresiko tertular HIV. Penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta sebagian besar berasal dari dalam kota Jakarta dan hanya sebagian kecil penderita HIV/AIDS yang berasal dari luar. Perilaku seks bebas dan penggunaan narkotika suntik yang semakin marak menjadi penyebab semakin bertambahnya kasus HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui wilayah rentan penyakit HIV/AIDS dan persebaran penderita HIV/AIDS per rumah sakit berdasarkan wilayah rentan. Analisa data yang digunakan analisa spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKI Jakarta di dominasi wilayah dengan tingkat kerentanan yang tinggi dan persebaran penderita HIV/AIDS dengan klasifikasi tinggi mendominasi wilayah dengan tingkat kerentanan yang tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34220
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S7182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumala Rubiah
"ABSTRAK
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat, semua negara
merasakan dampaknya, untuk itu perlu upaya preventif untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Penularan HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual
tetapi dapat juga melalui kontak darah dan cairan tubuh yang tercemar, baik itu
berasal dari jarum suntik, jarum jahit atau pisau yang telah digunakan pada pasien
yang terjangkit HIV/AIDS.
Bidan dalam melaksanakan tugasnya di kamar bersalin kemungkinan pernah
berhadapan dengan perempuan hamil/bersalin pengidap HIV/AIDS yang tidak
diketahui statusnya, sehingga resiko terjadinya penularan dari pasien ke petugas
maupun sebaliknya bisa terjadi. Hal ini berdasar pada penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa insiden tertusuk jarum jahit dan jarum suntik dikalangan
petugas kesehatan pada saat melakukan pekerjaanya ternyata cukup tinggi.
Untuk mencegah penularan tersebut, maka setiap bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan harus menerapkan prinsip pencegahan infeksi dengan
kewaspadaan universal (Universal precaution).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan,
sikap, perilaku bidan di kamar bersalin RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja
Kabupaten Bulukumba dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dan faktor
lainnya yang terkait.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari-April 2011. Data
diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung di kamar bersalin.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan bidan tentang
HIV/AIDS dan cara pencegahannya masih kurang. Sikap bidan terhadap upaya
penerapan pencegahan HIV/AIDS cukup positif tapi sikap negative masih
ditunjukkan jika dihadapkan dengan kesiapan bidan untuk menangani penderita
HIV/AIDS.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada bidan yang betul-betul
menerapkan pencegahan infeksi dengan kewaspadaan universal terutama dalam
hal penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan jarum suntik habis pakai,
penggunaan pingset, dan dekontaminasi.
Selain itu penelitian ini juga memaparkan bahwa pengawasan penggunaan
APD jarang dilakukan oleh manajemen rumah sakit padahal riwayat keterpaparan
akibat sarung tangan robek, tertusuk jarum jahit dan jarum suntik cukup tinggi.
Gambaran perilaku..., Gumala Rubiah, FKM UI, 2011
ix
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan saran agar RSUD H. A.
Sulthan Daeng Radja dan semua pihak yang terkait berupaya meningkatkan
pengetahuan bidan dalam hal penceghan penularan HIV/AIDS sekaligus
menghilangkan diskriminasi dan stigma petugas terhadap penderita HIV/AIDS,
menyiapkan fasilitas serta melakukan pengawasan sehingga perilaku pencegahan
dapat terbentuk dengan baik.

ABSTRACT
The total of HIV/AIDS has been increasing every year, all countries experience
the impacts, therefore preventive efforts to prevent the contagion are needed. HIV/AIDS
contagion is merely not through sexual intercourse but also through blood contact and
contaminated liquid body, either from the hypodermic needles, sewing needles or knives
used upon the HIV/AIDS patients.
Midwives might have ever deal with pregnant HIV/AIDS patient whose status is
unknown, so that causes the risk of contamination between the midwife and the patient.
This is based on the prior research which showed that the risk of needle-stick among the
health workers during the work is quite high.
To prevent the contagion, each midwife should apply the infection prevention
principles with universal precaution.
The purpose of this research is to obtain knowledge illustration, attitude,
midwives behavior in preventing the contagion of HIV/AIDS and other factors related to
the maternity room of District General Hospital (RSUD) of H.A.Sulthan Daeng
Radja,Bulukumba Regency.
This research is descriptive study using cross-sectional design carried out in
February to April 2011. Data are obtained through observation and direct interview in the
maternity room.
The results of this research concludes that the knowledge of midwives on
HIV/AIDS and its prevention is still poor. Midwives attitudes upon the implementation of
HIV/AIDS prevention efforts are positives enough but negative attitudes are still shown
if it is dealing with the midwives readiness to take care HIV/AIDS sufferers.
The research results also showed that there is no midwife who is appropriately
implement infection prevention with universal precaution particularly in the application
of self protection device (APD), the management of disposable syringe,the using of
tweezers and decontamination.
Besides that, this research also describes that the control of the application of
APD is rarely carried out by the hospital management while the history of exposure
caused by torn gloves, needle-stick by sewing needle and hypodermic needle is quite
high.
Based on the research it is recommended that the RSUD H. A.Sultan Daeng Radja
and all stakeholders should make some efforts to increase the knowledge of midwives on
preventing the HIV/AIDS contagion while eradicating the discrimination and stigma of
health workers to HIV/AIDS sufferers, preparing facilities and applying control so that
the prevention behavior can be formed properly."
Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahroh Shaluhiyah
"Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten dengan peningkatan kasus HIV/AIDS cukup tajam dibandingkan kabupaten lain di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stigma masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan faktor yang memengaruhinya. Penelitian explanatory ini dilakukan melalui pendekatan studi potong lintang dengan sampel berjumlah 300 kepala keluarga yang dipilih menggunakan sampel acak proporsional pada tiga kelurahan dengan kasus HIV tertinggi selama Agustus - September 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Sedangkan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat, dan multivariat menggunakan regresi logistik. Sebagian besar responden adalah laki-laki dengan tingkat pendidikan terbanyak sekolah menengah atas ke bawah. Separuh responden masih memberikan stigma terhadap ODHA. Responden dengan keluarga yang memberikan stigma memiliki kemungkinan memberikan stigma terhadap ODHA empat kali lebih besar dibandingkan responden yang keluarganya tidak memberikan stigma. Demikian juga responden yang berpersepsi negatif terhadap ODHA memiliki kemungkinan memberikan stigma dua kali lebih besar dibandingkan yang berpersepsi positif. Faktor sikap tetangga dan tokoh masyarakat terhadap ODHA juga berhubungan signifikan dengan stigma responden terhadap ODHA. Kesimpulannya adalah sikap keluarga dan persepsi responden terhadap ODHA merupakan faktor yang berpengaruh pada munculnya stigma terhadap ODHA sehingga disarankan adanya pemberian informasi tentang HIV/AIDS yang lengkap kepada keluarga dan masyarakat untuk menurunkan atau menghilangkan stigma.

Grobogan District is a district with a sharp increasing of HIV/AIDS case compared to other districts over Central Java. This study aimed to identify public stigma to people living with HIV/AIDS (PLWHA) and influencing factors. This explanatory study was conducted using cross sectional design worth 300 family head samples selected by using proportional random sampling on three subdistricts with highest HIV case within August - September 2014. Data collecting was conducted through face-to-face interview using structured questionnaire. Meanwhile, data analysis was conducted in univariate, bivariate using chi square and multivariate using logistic regression. Most respondents were men whose education level was mostly high school to the bottom level. Half of respondents were still stigmatizing PLWHA. Respondents whose families stigmatized had possibility of stigmatizing four times bigger than respondents whose families did not. Similarly, respondents holding negative perceptions toward PLWHA had possibility of stigmatizing twice bigger than those holding positive perceptions. Attitude ofneighbors and public figures toward PLWHAalso significantly related to respondent's stigma to PLWHA. To sum up, family attitude and respondent's perception to PLWHA were influencing factors of emerging stigma toward PLWHA. Therefore, it suggested that providing families and public any complete information about HIV/AIDS may decrease or remove the stigma."
Universitas Diponegoro, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Magister Promosi Kesehatan, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library