Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Setiawan
"Akuisisi merupakan suatu kegiatan rekayasa keuangan dan strategis perusahaan yang hingga sekarang ini, masih menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Peneliti-peneliti terdahulu tentang metode pembayaran untuk akuisisi terhadap return perusahaan pengakuisisi, hasilnya masih bertentangan antara perusahaan yang membiayai akuisisi dengan saham, kas atau campuran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengumuman terhadap return pemegang saham perusahaan pengakuisisi di sekitar tanggal pengumuman.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 perusahaan pengakuisisi yang terdiri dari 24 perusahaan yang akuisisinya menggunakan kas dan 21 perusahaan menggunakan saham, selama periode 2001-2005. Untuk mengukur abnormal return digunakan model pasar disesuaikan (market adjusted model), sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji beda dua rata-rata.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengumuman akuisisi tidak memberikan rata-rata abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Namun uji beda dua rata-rata abnormal return antara akuisisi yang dibiayai dengan kas atau saham hasilnya menunjukkan berbeda secara signifikan, dimana akuisisi yang dibiayai dengan kas direspon secara positif dan saham direspon negatif meskipun tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Silvi Syah Putri
"The purpose of this thesis is to map the readiness of Indonesian companies that is represented by the manufacturing companies to adopt the Global Reporting Initiatives 2006 by conducting a content analysis on the 2005 companies? annual report. Based on the content analysis performed, we conclude that there is a pattern of CSR disclosures among companies observed. Companies that are classified as members of such industries tend to have different focus of CSR activities and disclosures in their annual report compare to companies of the other industries, the more sensitive the industry that one company is grouped in, the higher the disclosures of CSR activities of the company. We also found that the bigger the size of a company and group companies tend to have more disclosures on CSR activities in their annual report. We found that companies with strong financial stability tend to have more disclosures on CSR activities compare to ones that are weaker financially. The second purpose of this thesis is to examine how corporate social performance disclosure affects the profitability performance of manufacturing companies in Indonesia. The corporate social performance index used is designed and created through conducting a content analysis. This thesis use ROA (Return on Asset), ROS (Return on Sales), and ROE (Return on Equity) to measure profitability performance of manufacturing companies in year 2005. There are 97 samples taken from 146 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2005. The findings are corporate social performance positively affects the profitability performance of manufacturing companies and research and development activities do not neutralize the relation between CSP and firm performance. These suggest that, although important, research and development is not an effective tool to improve the performance of manufacturing companies. This thesis also documents evidence proving that size give insignificant effect on the level of corporate social performance that disclosed by the manufacturing companies. This means that size gives indifferent effect on CSP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Garry Armando R.T.
"PP No.24 Tahun 2005 merupakan peraturan pemerintah yang dikeluarkan untuk mengatasi permasalahan selama ini di dalam hal pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas pemerintahan. Pada dasarnya peraturan ini baru diresmikan pada bulan Juni tahun 2005, dengan demikian maka peraturan ini baru dapat diimplementasikan secara efektif pada periode laporan keuangan tahun berikutnya, yaitu tahun 2006.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana entitas pemerintahan dapat PP No.24 Tahun 2005 secara sempurna. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui bagaimana implementasi peraturan tersebut secara lebih detail, maka penulis melakukan penelitian terhadap salah satu entitas pemerintahan, yaitu Pemkab Merauke, yang merupakan daerah yang berada di ujung timur wilayah Republik Indonesia.
Pada dasarnya di dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian terhadap salah satu komponen laporan keuangan saja, yaitu neraca. Di dalam melakukan penelitian penulis membagi basis penelitian berdasarkan persamaan akuntansi pemerintahan, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Selanjutnya dari setiap bagian persamaan tersebut penulis menganalisa setiap akun yang berada di dalamnya untuk kemudian dibandingkan antara pelaksanaan prakteknya dengan standar peraturan yang berlaku, yaitu PP No.24 Tahun 2005.
Dari hasil analisa di dapatkan kesimpulan bahwa setiap akun-akun yang berada pada masing-masing persamaan masih banyak mengalami kekurangan di dalam pengimplementasiannya. Berdasarkan hasil analisa penulis disimpulkan bahwa ketidaksempurnaan di dalam pengimplementasiannya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kesalahan yang memang dilakukan oleh Pemkab Merauke itu sendiri, adanya tumpang tindih peraturan, dan yang terakhir disebabkan karena peraturan yang dianut di dalam pengelolaan keuangan, dalam hal ini PP No.24 Tahun 2005 tidak dapat mengakomodir permasalahan yang terdapat di daerah tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurdianty
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola hubungan yang terjadi diantara Pengungkapan Corporate Governance (CG) dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok industri high profile yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode content analysis atas laporan tahunan perusahaan sampel pada tahun 2006. Penelitian ini menguji dua buah model penelitian. Dimana, pada pengujian pertama, Pengungkapan CG berlaku sebagai variabel dependen dan Pengungkapan CSR berlaku sebagai variabel independen, pada pengujian kedua berlaku hal sebaliknya. Selain itu, untuk lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan CG dan Pengungkapan CSR, penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yaitu Status Afiliasi, Komisaris Independen, dan Kepemilikan Manajemen serta Ukuran Perusahaan, Resiko, dan Profitabilitas sebagai variabel pengendali. Untuk menguji masing-masing variabel terhadap Pengungkapan CG maupun Pengungkapan CSR, dilakukan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengujian pertama, Pengungkapan CSR berhubungan positif dan signifikan terhadap Pengungkapan CG. Sedangkan, Resiko, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, serta Komisaris Independen berhubungan positif namun tidak signifikan dengan Pengungkapan CG. Sebaliknya, Kepemilikan Manajemen berhubungan negatif dan signifikan terhadap Pengungkapan CG. Selanjutnya, pada pengujian kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengungkapan CG, Status Afiliasi, dan Kepemilikan Manajemen berhubungan positif dan signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Sementara, Ukuran Perusahaan dan Komisaris Independen berhubungan positif namun tidak signifikan dengan Pengungkapan CSR. Sebaliknya, Resiko berhubungan negatif dan signifikan terhadap Pengungkapan CSR.

This research is conducted to develop an understanding of the relationship between Corporate Governance (CG) Disclosure and Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure involving companies that are included within the high profile industry that are listed in the Indonesian Stock Exchange. The method used in developing this research is through content analysis based on companies? annual report samples taken from the year 2006. This study investigates two different model, where in the first model the consequences of CG act as an dependent variable and CSR act as an independent variable. While, in the second model the two variables act vice versa. Beside other than the interaction between those two variables, there are other independent variables that also affect CG Disclosure and CSR Disclosure such as Affiliation Status, Independent Commissioners and Management Ownership in addition to the Size of the company, Risk and Profitability as controlling variables. To test each variable?s effect towards the CG Disclosure and CSR Disclosure, a multiple linear regression analysis was done. The result in the first model shows that CSR Disclosure has a positive and significant effect to CG Disclosure. Meanwhile, Risk, Profitability, Size, and Independent Commissioners have a positive effect but insignificant to CG Disclosure. On the other hand, Management Ownership have a negative effect and significant to CG Disclosure. Then, on the second model show that CG Disclosure, Affiliation Status, and anagement Ownership have a positive and significant effect to CSR Disclosure. Meanwhile, Size and Independent Commissioners have a positive but insignificant effect to CSR Disclosure. On the other hand, Risk has a negative and significant effect to CSR Disclosure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Rumiris Monika
"Penelitian ini mencoba mengkaji hubungan pencapaian nilai tambah perusahaan bagi pemegang saham dengan pencapaian kinerja tanggung jawab sosial bagi seluruh stakeholder perusahaan. Nilai tambah bagi pemegang saham dicerminkan dengan variabel Economic Value Added (EVA) sedangkan kinerja tanggung jawab sosial perusahaan dicerminkan dengan variabel Corporate Social Performance (CSP). Dalam penelitian ini akan dilihat, apakah perusahaan yang merupakan leaders dalam pencapaian EVA juga merupakan leaders dalam pencapaian CSP. Lalu akan diteliti juga, apakah CSP memiliki pengaruh yang positif terhadap pencapaian nilai EVA di tahun yang sama atau di tahun berikutnya, serta apakah justru EVA yang memberikan pengaruh positif bagi kemampuan perusahaan melakukan CSP di tahun yang sama atau di tahun berikutnya. Sampel penelitian adalah perusahaan yang merupakan 100 Value Creator terbaik dalam pencapaian EVA menurut SWA100 2006. Nilai EVA dihitung dari laporan keuangan teraudit 2006, sedangkan nilai CSP yang digunakan didapat dari laporan tahunan 2004, 2005, dan 2006. Nilai CSP didapat dengan menggunakan metode analisa isi (Content Analysis). Untuk mengetahui hubungan antara CSP dengan pencapaian EVA, digunakan metode Binary Logit. Sementara untuk mengetahui hubungan antara nilai EVA dengan pencapaian CSP digunakan metode OLS Multiple Regression. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai EVA yang tinggi memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan melakukan aktivitas tanggung jawab sosial, meskipun leaders dalam pencapaian EVA belum tentu merupakan leaders dalam pencapaian CSP. Pengujian lainnya juga menunjukkan bahwa ternyata kinerja sosial perusahaan (CSP) tidak signifikan mempengaruhi pencapaian nilai EVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Insyira
"Untuk go public dan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia maka perusahaan harus melakukan penawaran umum di pasar perdana melalui proses Initial Public Offering (IPO). Proses IPO ini terkadang dapat memakan waktu lama karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan serta proses administrasi yang berbelit-belit, dan biaya yang cukup mahal. Agar perusahaan dapat terhindar dari proses IPO yang memakan waktu lama, berbelit-belit, dan biaya pelaksanaan yang cukup besar, terdapat alternatif lain bagi perusahaan untuk go public yaitu melalui proses back door listing atau reverse takeover. Reverse takeover merupakan salah satu alternatif untuk go public dimana perusahaan tertutup diakuisisi perusahaan terbuka dengan tujuan untuk melakukan pendaftaran saham tanpa melalui penawaran umum.
Penelitian ini menganalisis mengenai karakteristik dan kinerja perusahaan pelaku reverse takeover dan membandingkannya dengan karateristik dan kinerja perusahaan pelaku initial public offering. Pada penelitian ini akan terlihat apakah perusahaan pelaku reverse takeover memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja perusahaan pelaku initial public offering atau tidak. Dalam penelitian ini terlihat bahwa perusahaan reverse takeover cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah, kurang menguntungkan (less profitable), berisiko besar untuk bangkrut, tingkat pertumbuhan yang rendah dan cenderung mengalami overvalued setahun setelah menjadi perusahaan publik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Wahyu Zuriaty
"Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan isu yang hangat di Indonesia. Berbagai organisasi di Indonesia mulai menerapkan CSR dalam kegiatan bisnisnya. Begitu pula pada industri perbankan. Walaupun industri perbankan tidak memiliki dampak langsung terhadap sumber daya alam, namun beberapa perbankan cukup aktif dalam melaksanakan kegiatan CSR. Pelaporan kinerja CSR juga merupakan satu hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan publik atas isu tersebut. Namun, belum ada peraturan baku mengenai acuan pelaporan CSR. Yang ada masih berupa standar-standar acuan dalam kegiatan pelaporan, salah satunya adalah Sustainability reporting Guidelines dari Global Reporting Initiative (GRI). Beberapa perbankan, khususnya perbankan asing sudah mengadopsi standar GRI sebagai satandar pelaporan CSR nya. Namun perbankan nasional Indonesia belum ada yang mengadopsi GRI dan bahkan belum membuat laporan CSR yang terpisah dengan laporan tahunannya. Salah satu isu CSR lain pada perbankan adalah tentang kegiatan pembiayaan proyek dimana perbankan akan memberikan kredit pada proyek-proyek yang mungkin saja berdampak terhadap sustainability. Oleh karena itu dibentuklah Equator Principles sebagai acuan bagi perbankan dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan proyek dan pelaporannya.
Bank Mandiri merupakan bank BUMN dengan aset terbesar pada tahun 2006 dan memiliki kinerja keuangan dan CSR yang baik. Seharusnya Bank Mandiri dapat dijadikan acuan bagi perbankan nasional lainnya dalam pelaporan kinerja CSR dan juga kegiatan pembiayaan proyek. Namun ternyata Bank Mandiri masih melaporankan kegiatan CSRnya sebagai bagian dari laporan tahunannya dan tidak mengacu pada GRI sehingga informasi bagi publik tentang kinerja CSR Bank Mandiri menjadi terbatas. Bank Mandiri juga tidak mengadopsi Equator Principles dalam kagiatan pembiayaan proyeknya dan juga tidak menerapkan kebijakan lingkungan pada bisnis intinya termasuk kegiatan kredit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitriana
"Negara-negara dunia ketiga di kawasan Asia dan Afrika umumnya adalah negara yang berpenduduk mayoritas muslim, termasuk Indonesia. Karenanya selain pajak terdapat zakat yang berpotensi menjadi sumber penerimaan negara bagi pembiayaan yang berupa income transfer bagi kalangan tidak mampu. Namun sayangnya, potensi besar ini belum tereksplorasi dengan baik, sehingga di banyak negara berpenduduk mayoritas muslim ini, potensi zakat belum menjadi salah satu solusi yang signifikan dalam mengatasi problema kemiskinan. Problem kemiskinan semakin lama semakin menghebat, apalagi setelah dihantam oleh krisis ekonomi yang sampai dengan saat ini Indonesia belum berhasil bangkit sepenuhnya. Akibat dari krisis ekonomi yang sangat nampak adalah semakin bertambah banyaknya golongan penduduk miskin di Indonesia bila dibandingkan sebelum krisis terjadi. Pengentasan kemiskinan selain menjadi tanggung jawab negara juga merupakan kewajiban moral yang harus ditanggung oleh masyarakat terutama masyarakat dengan tingkat perekonomian yang lebih baik. Salah satu peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk membantu mengentaskan kemiskinan, khususnya bagi yang beragama Islam adalah dengan melaksanakan kewajiban agamanya yakni kewajiban membayar zakat.
Di Indonesia, Pengelolaan zakat telah diatur lewat UU. No.38 tahun 1999, serta UU. No. 17 tahun 2000, dimana dalam UU tersebut disebutkan bahawa zakat penghasilan yang disetor kepada lembaga amil/badan amil zakat yang telah disahkan oleh negara berhak menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Lain halnya dengan Indonesia yang baru mengakui zakat penghasilan sebagai pengurang PKP, Malaysia telah selangkah lebih maju dengan menerapkan pembayaran zakat sebagai pengurang pajak. Langkah kontroversial itupun ternyata membuahkan hasil yang begitu mengagumkan, didukung oleh semangat keimanan dan tekad untuk berubah menjadi lebih baik, Malaysia mengelola dana zakat secara profesional, dan hasilnya bisa dilihat sekarang ini dimana dahulu pada tahun 1957, 50% rakyat Malaysia berada di bawah garis kemiskinan, dan sekarang ini kadar kemiskinan berada pada nilai antara 5%-15%. Mempelajari keberhasilan bukanlah pekerjaan mudah. Lebih-lebih yang dipelajari menyangkut kebijakan negara dan kultur birokrasi. Ini pembicaraan integritas, bagaimana Malaysia merangkum visinya dalam praktek nyata tentang amanah, tanggung jawab, komitmen dan profesionalisme."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kinerja reksadana syariah campuran yang terdapat di Indonesia dan Malaysia selama November 2004 - Mei 2007 dengan menggunakan risk-adjusted return. Metode pengukuran kinerja ini memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio. Dalam penilaian kinerja dengan risk-adjusted return, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Sharpe, Treynor, Jensen dan Modigliani. Penelitian ini menggunakan sampel 4 reksadana syariah Indonesia dan 18 reksadana syariah Malaysia, dimana seluruhnya adalah reksadana syariah dengan jenis investasi campuran antara saham obligasi (Asset Allocation - Unit Trust Fund di Malaysia). Sebagai benchmark, reksadana syariah Indonesia menggunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SBI) sebagai risk-free asset dan Jakarta Islamic Index sebagai pasar investasi syariah. Sedangkan reksadana syariah Malaysia menggunakan Government Investment Issue (GII) sebagai risk-free asset dan Kuala Lumpur Shariah Index (KLSI) sebagai instrumen pasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja harian reksadana syariah Indonesia unggul dalam metode Sharpe dan Modigliani dan Malaysia unggul dalam indeks Treynor dan Jensen. Hal ini menunjukkan bahwa secara harian, portofolio reksadana Indonesia individu relatif mengungguli Malaysia. Namun, bila mempertimbangkan sensitivitas terhadap pasar, reksadana syariah Malaysia lebih unggul. Untuk jangka waktu yang lebih panjang, reksadana syariah Malaysia memiliki kinerja relatif lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar reksadana Indonesia lebih aktif dalam arti lebih banyak mengambil keuntungan jangka pendek dibanding Malaysia.

This research aims to give the overview of asset allocation - Islamic mutual funds? performance in Indonesia and Malaysia for the period November 2004 - May 2007 using risk-adjudted return method. This performance measurement method consider the risk and return factors of portfolio. In performance measurement using risk-adjusted return, methods used in this research are Sharpe Ratio, Treynor Index, Jensen Index, and Modigliani Ratio. This research is using sampels consist of 4 Indonesia Islamic Mutual Funds and 18 Malaysia Islamic Mutual Funds whereas all of the sampels are asset allocation type which consist of equity mutual fund and fixed income mutual fund. For benchmark, Indonesia Islamic Mutual Fund use Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) as risk-free asset and Jakarta Islamic Index (JII) as Islamic Investment Market. Otherwise, Malaysia Islamic Mutual Fund use Government Investment Issue (GII) as risk-free asset and Kuala Lumpur Shariah Index (KLSI) as market instrument.The results show that in daily performance of Indonesia Islamic Mutual Funds are relatively better than Malaysia for Sharpe Ratio and Modigliani Ratio but Malaysia Islamic Mutual Funds are relatively better for Treynor Index and Jensen Index. This case shows that in daily, Indonesia Islamic Mutual Funds are relatively better individually than Malaysia has. But, when we consider the market sensitivity, the Malaysia Islamic Mutual Funds are better than Indonesia. In longer period, Malaysia Islamic Mutual Funds have better performance than Indonesia. It means that Indonesia Mutual Fund market relatively more active which is more get return in the short term period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Kartini
"The purpose of this research is to examine the correlation between environmental performance and environmental disclosure and also to examine the correlation between environmental disclosure and economic performance. The samples of this research consist of 8 mining firms from 2004 to 2006 which listed in Indonesia Stock Exchange. Multiple regrresion is used to test the hypothesis.
The test result for the first hyphotesis indicated that the correlation between environmental performance and environmental disclosure was positive and statistically significant. The test result for the second hyphotesis indicated that the correlation between environmental disclosure and economic performance was positive statistically significant. Thus, all of the test result supports the finding of Al-Tuwaijri, et al. (2003), Suratno, Darsono & Mutmainah (2006) and Almilia & Wijayanto (2007).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library