Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyono
"Karya akhir ini bertujuan untuk meneliti secara empiris mengenai manfaat dari laporan keuangan untuk menjelaskan return saham. Penelitian ini berusaha membandingkan nilai manfaat dari laporan tahunan dan laporan interim dalam menjelaskan return saham. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilihat mengenai variabelvariabel apa saja (dalam laporan keuangan perusahaan) yang paling bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Laporan kuartal yang paling baik dalam menjelaskan variabilitas market adjusted return maupun abnormal return adalah laporan pada kuartal 2. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling tinggi dibandingkan model yang lain yaitu sebesar 13,49% dan 10,45%. Sedangkan laporan kuartal 1memiliki nilai manfaat yang paling rendah. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling rendah yaitu sebesar 1,22% (market adjusted return) dan 2,52% (abnormal return).
Dari hasil regresi dengan menggunakan seluruh data dan memasukkan seluruh variabel terlihat bahwa bagi investor rasio keuangan yang dapat berguna dalam menjelaskan market adjusted return maupun abnormal return saham adalah rasio profitabilitas (NPM, ROE), rasio turnover (TATO), rasio market value (PBV) dan faktor ukuran perusahaan (Log TA). Dari penelitian ini juga dapat terlihat bahwa pergerakan harga saham banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kinerja finansial perusahaan. Dari model yang digunakan terlihat bahwa nilai R2 tertinggi hanya mencapai 39,1%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Sasongko
Jakarta : Salemba Empat, 2018
657 CAT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Sophia
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana pembebanan alokasi overhead yang dilakukan UI ke setiap program studi pada masa UI BHMN. Skripsi ini membahas tentang pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas pribadi dan masyarakat secara keseluruhan. Perubahan status UI dari universitas negeri menjadi BHMN lalu kelak akan menjadi BHP yang memerlukan suatu perhitungan biaya yang lebih baik. Penjelasan tentang bagaimana ketentuan yang diatur dalam UU BHP.
Skripsi ini menjelaskan bagaimana perhitungan alokasi overhead yang dibebankan dari UI ke masing-masing program studi, mendeskripsikan apa saja aktivitas yang dilakukan oleh UI dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bagaimana pembebanan biaya overhead yang seharusnya dibebankan UI ke setiap fakultas; dan bagaimana kemungkinan model pembebanan overhead dengan menggunakan model Activity Based Costing yang dapat digunakan di UI.

This final paper will explain about overhead cost allocation in UI-BHMN period. This final paper will explain the urgency of education in improving personal and society quality. The UI transition from state universiity to BHMN, and BHMN to BHP are in need of a better costing system. Explanation about the amount of education fee that can be collected from students are stated in UU BHP.
This final paper will explain about the overhead cost allocation from UI to each study programme, describe every activities in UI and the cost paid for those activities. This study is qualitative research with descriptive method. The result of this study will give advice on how to allocate overhead cost to each programme; and the possibility of implementing ABC model in UI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Retno Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Reporting terhadap Return on Equity dan Return on Asset perusahaan serta sebaliknya. Sampel yang digunakan adalah 17 perusahaan yang ikut serta pada penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang memperoleh nilai tertinggi untuk Sustainability Reporting dengan kategori seperti environmental reporting dan social reporting.
Hipotesis pertama adalah ROE dan ROA berpengaruh terhadap Corporate Social Reporting perusahaan. Hipotesis ini terbukti karena secara bersama-sama ROE dan ROA perusahaan berpengaruh positif terhadap Corporate Social Reporting perusahaan. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan yang baik seperti ROE dan ROA menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai sumber daya berlebih yang dapat digunakan untuk aktivitas CSR sehingga nilai Corporate Social Reporting perusahaan relatif lebih besar. Hipotesis kedua adalah Corporate Social Reporting berpengaruh terhadap ROE dan ROA perusahaan.
Hipotesis kedua ini juga terbukti yaitu Corporate Social Reporting berpengaruh positif terhadap ROE dan ROA perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengimplementasikan CSR yang dapat dilihat dari Corporate Social Reporting akan mendapatkan banyak keuntungan seperti kesetiaan pelanggan dan kepercayaan dari kreditor serta investor. Semua ini akan memicu keuangan perusahaan menjadi lebih baik sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat di mana ROE dan ROA juga akan meningkat. Dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham adalah dengan melakukan aktivitas CSR."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhia Restraningtyas
"This paper investigates relationship of cash flow, price to book value (PBV), accrual, dividend and net income to Cumulative abnormal return. Sample used are 54 companies from manufacturing sector period 2003-2005 (Bursa Efek Jakarta). The results are Cash Flow, PBV, and Accrual has negative relationship with Cumulative Abnormal Return and Net Income and Dividend has positive relationship with
Cumulative Abnormal Return. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Arum Rinanti Hendrasaputra
"Menurut survei yang dilakukan oleh GlobeScan di 23 negara, disimpulkan bahwa semakin banyak konsumen yang peduli akan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) pada umumnya disertakan dalam laporan tahunan atau terpisah, sesuai kebutuhan perusahaan. Kegiatan CSR tersebut terbagi dalam empat tema besar dimana menurut penelitian oleh Utomo (2000), baik perusahaan highprofile maupun low-profile, mengungkapkan tema ketenagakerjaan lebih besar dari ketiga tema lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrew et al. (1999) di Singapura dan Malaysia. Penelitian ini mengkaji lebih dalam pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, yaitu dengan melihat nilai indeks CSR baik secara keseluruhan, per jenis industri, per tema pengungkapan dan per kegiatan; melihat apakah ada perbedaan pengungkapan antara perusahaan highprofile dibanding dengan perusahaan low-profile. Sampel diambil dari laporan tahunan 2004 perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 34 perusahaan ? 19 perusahaan high-profile dan 15 perusahaan lowprofile. Laporan tahunan tersebut kemudian ditelusuri dan kegiatan-kegiatan yang diungkap perusahaan dimasukkan ke dalam daftar yang telah dipakai oleh Utomo (2000). Dari daftar tersebut dihitung indeks CSR dengan rumus. Hasil riset menunjukkan bahwa baik perusahaan high maupun low-profile melakukan pengungkapan CSR tidak merata pada keempat tema, dimana pengungkapan terbesar adalah pada tema ketenagakerjaan, diikuti oleh tema kemasyarakatan, produk dan konsumen dan lingkungan hidup. Hasil regresi menunjukkan bahwa indeks CSR memiliki hubungan positif dengan kinerja keuangan. Didapat pula bahwa perbedaan pengungkapan CSR antara perusahaan high-profile dengan lowprofile tidak signifikan. Penelitian juga mengungkapkan bahwa perusahaan dalam industri high-profile cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan CSR dibanding perusahaan low-profile.

According to the GlobeScan?s survey in 23 countries, nowadays many consumer are give more attention to the corporate social responsibility . The corporate social responsibility or CSR disclosure usually become one of the part of annual report, whether it attach to annual report or the company present it separately, adjust to the company need. The CSR activities are divide into four theme, and according to Utomo (2000), the high-profile or low-profile companies are diclosed the worklabour theme more than the three other theme. These same result is supported the study by Andew et al. (1999) in Singapore and Malaysia. This study are explain more detail about disclosure of CSR by reviwing the CSR index in total, by the type of industry, by the disclosure theme and by the activity; to find out whether there are difference between disclosure done by high-profile company and by lowprofile company. Samples are taken from 2004 annual report issued by companies that listed in Indonesia Stock Exchange ? totals 34 companies, 19 high-profile companies and the rest, 15 low-profile companies. The activities presented in annual report are move to the list that already make by Utomo (2000). The list is then calculate by certain formula. The result shows that high-profile and lowprofile companies are dislcose the four CSR theme unequallly. The biggest disclore are in the work-labour theme, follow by social theme, product and consumer and the last one environmental theme. Regression result indicates that CSR index have a postitif relationship with financial performance. The difference in CSR disclosure between high-profile and low-profile companies are insignificant. This study also found that companies in high-profile industry are tend to disclose CSR more than companies in low-profile industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pri Hartini
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kebijakan dividen terhadap future abnormal retun dan future profitability pada perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividen secara konsisten selama tahun 2002-2007. Penelitian ini menggunakan variabel independen dummy dari perubahan dividen dan dividend payout ratio sebagai proksi dari kebijakan dividen. Hasil pengujian dengan data panel menunjukkan bahwa kedua variabel independen yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap future abnormal return dan future profitability setelah dikontrol dengan variabel kesempatan investasi, cash flow, debt to equity ratio, dan ukuran perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menguji perbedaan future abnormal retun dan future profitability pada perusahaan yang meningkatkan, menurunkan, dan tidak mengubah pembayaran dividennya dengan menggunakan Independent Sample T Test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara rata-rata, future abnormal return dan future profitability perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividennya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menurunkan pembayaran dividennya. Selain itu, secara rata-rata, future abnormal return dan future profitability perusahaan yang tidak mengubah pembayaran dividennya juga lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menurunkan pembayaran dividennya. Sementara itu, future abnormal return dan future profitability pada perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividennya dengan perusahaan yang tidak mengubah pembayaran dividennya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik.

This study aims to analyze the influence of dividend policy on future abnormal retun and future profitability in the companies that listed on the Indonesian Stock Exchange that distributed dividend consistently during 2002-2007. This study uses dummy independent variable of dividend changes and dividend payout ratio. Using panel data, the result of empirical test on this research shows that the two independent variables have a statistically significant influence on future abnormal return and future profitability after controlled by investment opportunities, cash flow, debt to equity ratio, and firm size. In addition, this research also examined the difference future abnormal retun and future profitability between the dividend-increasing firm, dividend-decreasing firm, and the firm that does not change dividend payment. Using the Independent Sample T-Test, the result of empirical test shows that future abnormal return and future profitability between dividend-increasing firms and dividend-decreasing firms are different and statistically significant. In addition, future abnormal return and future profitability between the firms that does not change dividend payment and dividend-decreasing firms are also different and statistically significant. Meanwhile, future abnormal return and future profitability between dividendincreasing firms and the firms that does not change dividend payment do not show a significant difference statistically."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6562
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari Handayani
"Penelitian ini membahas mengenai electronic disclosure perusahaan-perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta, khususnya emiten yang tergabung dalam indeks LQ45. Indeks electronic disclosure ditentukan berdasarkan ada-tidaknya komponen yang telah ditentukan dalam self assessment checklist di situs perusahaan. Checklist dibuat berdasarkan referensi regulasi electronic disclosure di NYSE, TSX, CICA, FCGI, Bapepam LK, dan perusahaan jangkar - PotashCorp. Indeks electronic disclosure tersebut membentuk peringkat electronic disclosure 35 emiten.
Hasil penelitian ini, yaitu: (i) rendahnya total indeks electronic disclosure di Indonesia (rata-rata 0,2744), terutama terkait dengan informasi kualitatif (non-keuangan) perusahaan, seperti SKK, CG, dan SD; (ii) rata-rata total indeks electronic disclosure emiten dengan kepemilikan mayoritas negara mengungguli rata-rata total indeks electronic disclosure emiten dengan kepemilikan mayoritas swasta dan keseluruhan; (iii) indeks electronic disclosure berdasarkan klasifikasi industri nilainya cukup bervariasi. Rata-rata total indeks electronic disclosure emiten yang berasal dari sektor pertambangan mengungguli rata-rata total indeks electronic disclosure emiten dari sektor-sektor lain dan keseluruhan; (iv) mandatory disclosure memiliki variasi yang tidak terlalu besar, sedangkan voluntary disclosure memiliki kecenderungan yang sama dengan total indeks electronic disclosure; (v) peringkat 1 - 11 memiliki rata-rata market value of common stock dan ROE yang lebih besar daripada peringkat 12 - 23 dan 24 - 35, tetapi proporsi komisaris independen di perusahaan lebih rendah daripada peringkat 12 - 23 dan 24 - 35. Meskipun rata-rata indeks electronic disclosure perusahaan tergolong rendah, tetapi sifat informasi di situs perusahaan mirip dengan situs perusahaan internasional, yakni telah memiliki halaman hubungan investor dan inovatif dalam penyajian informasi.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan mempengaruhi tingkat electronic disclosure, profitabilitas perusahaan berhubungan positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi tingkat electronic disclosure, dan proporsi komisaris independen berhubungan negatif dan tidak signifikan mempengaruhi tingkat electronic disclosure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponco T. Widagdo
"Shin and Stulz (2000) menentang dogma hubungan antara risiko dan return (imbal hasil) saham dengan membuktikan adanya hubungan terbalik antara risiko perusahaan dengan imbal hasil saham perusahaan itu (volatilitas asimetrik). Penelitian ini melengkapi seri penelitian tentang perilaku tingkat pengembalian saham yang dimulai oleh Pratt (1966) pada disertasinya yang mengambil sample di New York Stock Exchange tahun 1926 sampai 1959. Solfdosky dan Miller (1969) melanjutkan penelitian Pratt dengan mengambil sampel antara tahun 1951 sampai 1966 dan menemukan hal yang serupa dengan Pratt.
Penelitian lanjutan di bidang ini telah menemukan beragam hasil, sebagian mendukung seluruhnya, dan ada juga yang menolak pembuktian Pratt, Solfdosky, dan Miller. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu dan jenis sampel yang diambil, metodologi penelitian yang digunakan, dan sampel bursa yang diambil. Dalam skripsi ini, model utama yang digunakan adalah model dari Shin dan Stulz yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Mereka mengggunakan perubahan volatilitas pada tahun t sampai t+1 sebagai proksi dari kepemilikan opsi riil perusahaan. Eksekusi opsi riil dinilai akan mempengaruhi volatilitas arus kas perusahaan, yang lalu akan tercermin dalam perubahan volatilitas imbal hasil saham di bursa. Shin dan Stulz (2000) menyebut penerapan aplikasi manajemen risiko perusahaan yang kurang baik sebagai salah satu penyebab hubungan negatif antara imbal hasil dan volatilitas. Kelemahan utama penelitian ini adalah periode waktu dan jumlah sampel yang tidak sebanyak Shin dan Stulz.

Shin and Stulz (2000) argues the traditional tenets of risk and return relationship. They proved that the relation between risk and return is negative. This research is complementary to previous research on return behaviour started by Pratt (1966) on his dissertation that took sample in New York Stock Exchange from 1926 to 1959. Pratt?s work is continued by Solfdosky dan Miller (1969) by taking sample in another year, 1951 untill 1966 and they found similar conclusion with Pratt (1966). Many other scholars have continued this subject and they have found variety of conclusion. The differences mainly caused by the differences in time range, market where they took their sample, and the methodology they used.
This research derived it?s methodology from Shin and Stulz (2000). Volatility is measured with variant and they used the volatility change (variant change) in year t until t+1 as a proxy for real option exercise from the company. Real option exercise will change the volatility of firm cash flow that will be reflected in their return?s variant. Shin and Stulz (2000) blaming the firm risk?s management as one of the factor that causing negative relation between volatility change and shareholder return. The main weakness of this research is time period and firm sample that considerably far more fewer than Shin and Stulz (2000).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Nurul Jannah
"Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan informasi kepada para pengguna untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Bagi investor, informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat risiko dalam expected return. Pada umumnya pengukuran kinerja yang dapat digunakan adalah laba dan arus kas. Selain itu, saat ini investor juga memperhatikan tingkat pengungkapan atas pos-pos dalam laporan keuangan sebelum membuat keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan pendapatan bunga bersih, komponen arus kas dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian hipotesis dengan menggunakan data kualitatif maupun kuantitatif yang terdapat dalam laporan keuangan. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 14 bak dalam periode tahun 2002-2006. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara arus kas operasi, arus kas investasi dan engungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Akan tetapi, hasil pengujian hipotesis lainnya menunjukan bahwa pendapatan bunga bersih dan arus kas pendanaan tidak terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan expected return saham bank.

Financial statement has an important role to give information to the users for decisions making process. For the investor, information in financial statement is used to determine risk and expected return. In general, performance measurements used by investor is profit and cash flow. Besides, investors also consider on disclosure of financial statement before make a decision. The research purpose is to give a better understanding about the correlation of net interest income, component of cash flow and notes to financial statement to expected return of stock. This research used hypothesis testing with quantitative and qualitative data in financial statement. The samples consist of 14 banking firms from 2002 until 2006 period. The result indicates that the correlation of operating cash flow, investing cash flow and notes to financial statement are positive and statistically significant to expected return of banking stock. However, net interest income and cash flow from financing do not have a significant correlation with expected return of banking stock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library