Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriati Gunawan
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1984
S2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farieda Isa Edris
Depok: Universitas Indonesia, 1975
S2052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Asiati Pouw
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1968
S2193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kim, Sung En
Seoul: Popcornbooks, 2007
KOR 370 KIM n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Seon-Yeong
Seoul: 1n1books, 2007
KOR 158.1 PAR y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baine, David
New Jersey: Helen Keller International, [date of publication not identified]
371.9 BAI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novalita Sari
"Analisis Situasi Masa anak-anak dan remaja adalah masa menyerap informasi paling banyak, terutama dari televisi. Sehingga informasi yang didapat sebisa mungkin merupakan informasi yang sehat. Televisi perlu menayangkan program yang sarat pengetahuan dengan kemasan yang ringan agar anak mudah mengerti. Salah satu cara belajar dengan cara yang menyenangkan adalah dengan berwisata. Wisata edukasi menjadi alternatif cara belajar bagi anak dengan mengenal apa yang ada di dekatnya sekaligus bersenang-senang. Oleh karena itu, program feature “Tiga Sekawan” diharapkan mampu menjadi alternatif tontonan anak yang menyajikan tayangan yang informatif dan menghibur bagi anak.
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe Manfaat bagi khalayak: menambah informasi seputar pengetahuan di sekitar khalayak, menambah wawasan alternatif tempat menarik untuk dikunjungi dan menumbuhkan budaya membaca. Manfaat bagi pengelola: memperoleh keuntungan secara finansial dan mengangkat citra perusahaan sebagai stasiun televisi yang menayangkan tayangan edukatif.
Tujuan: secara sosial memberi alternatif tontonan yang edukatif dan menghibur serta menumbuhkan budaya membaca. Secara ekonomis diharapkan dapat bernilai komersial tinggi dan mendatangkan keuntungan.
Prototipe yang Dikembangkan Program berjudul “Tiga Sekawan” ini berformat feature, mengangkat tema edukasi dengan wisata sebagai mediumnya, dirancang untuk tayang di Trans7 setiap Jumat pukul 14.00 WIB selama 30 menit dengan target khalayak anak usia 5-9 dan remaja 10-14 tahun dan berasal dari keluarga dengan SES A, B, dan C.
Evaluasi:
- Akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk pre-test. Terdiri dari 10 anak laki-laki dan perempuan usia 5-9 dan 10-14 tahun. Pre-test akan dilakukan setelah prototipe selesai dibuat.
- Evaluasi akan dilakukan usai program disiarkan. Evaluasi meliputi evaluasi internal yaitu antara tim produksi dan pascaproduksi dan evaluasi eksternal dengan melibatkan pemirsa.
Anggaran
- Jumlah total anggaran pembuatan prototipe: Rp 780.000,-
- Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 3.950.000,- (Jabodetabek) dan Rp 20.650.000,- (Luar Jabodetabek)
- Jumlah prakiraan pendapatan (slot iklan): Rp 3.291.500.000,-
- Jumlah anggaran evaluasi: Rp 1.400.000,-

The Situation Analysis Childhood and adolescence are periods when children and teenagers absorb most informations, particularly from television. Therefore the informations they get should be healthy informations. Television needs to air programs fulfilled with knowledge that packed in a simple way in order that children and teenagers can easily understand the contents. A convenient way of learning can be presented with traveling. Traveling education can be an alternatif way of learning for children and teenagers to experience the things are close to them and enjoy it at once. Hence, features program “Tiga Sekawan” is expected to be able to provide a good tv program that is informative and amusing for children and teenagers.
The Benefits & Purposes of Prototype Development Benefits for society: provides informations about knowledge that is close to society, gives alternative interesting place to visit and implant the reading habit. Benefits for company: helps company to get profit and build a positive image by airing educative program.
Purposes: presents an alternative educating tv program, entertains and implants a reading habit. Economically, this program is expected to have high commercial value and make much profits.
The Developed Program This program that is titled “Tiga Sekawan” formatted as features edutainment, specifically promotes education with traveling as the medium, planned to be broadcasted on Trans7 every Friday at 14.00 WIB for 30 minutes, and targeted for 5-9 and 10-14 years old audiences who come from families with SES A, B, and C.
The Evaluation
- Pre-test will be held using Focus Group Discussion (FGD) method in which the group consists of 10 boys and girls aged 5-9 and 10-14 years old. Pre-test will be done after the prototype is made.
- The evaluation will be done after the program is broadcasted. The evaluation includes Internal Evaluation between production team and post-production team and External Evaluation that involves the audiences.
Budget
- Total budget of prototype production cost: 780.000,- IDR
- Total budget of program production cost: 3.950.000,- IDR (In Jabodetabek) dan 20.650.000,- IDR (Outside Jabodetabek)
- Estimated total income (advertisement slot): 3.291.500.000,- IDR
- Total budget of evaluation: 1.400.000,- IDR
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Masalah-masalah anak di usia sekolah cukup beragam. Salah satu masalah yang berkaitan dengan sekolah di usia ini adalah menolak sekolah (school refusal). Menurut Mash & Wolfe (1999), perilaku menolak sekolah umumnya terjadi pada anak perempuan dan laki-laki dengan usia antara 5-6 tahun dan 10-11 tahun dimana di usia ini anak-anak memasuki sekolah baru. Adapun pengertian dari school refusal mengacu pada kesulitan penyesuaian diri anak terhadap situasi maupun tuntutan di sekolah (Kahn & Nursten dalam Weiner, 1982).
Perilaku menolak sekolah (school refusal) tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat sekolah merupakan faktor penting dalam perkembangan anak. Menurut Fremont (2003), adanya perilaku menolak sekolah secara signifikan memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada kehidupan sosial, emosi, dan perkembangan pendidikan pada anak-anak. Dengan demikian, diperlukan penanganan yang cepat dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari school refusal.
Penelitian ini penelitian kualitatif mengenai psikodinamika terjadinya school refusal pada anak usia sekolah berdasarkan wawancara dan observasi terhadap anak, orangtua serta guru. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai faktor-faktor yang menyebabkan seorang anak menolak sekolah (school refusal) dan bagaimana dinamika yang terjadi antara faktor-faktor tersebut. Diharapkan dengan mengetahui penyebabnya, penanganan terhadap masalah school refusal dapat lebih efektif dan efisien.
Peneliti mendatangi beberapa sekolah untuk mendapatkan data mengenai anak yang memiliki kesamaan dengan karakteristik school refusal. Adapun karakteristik anak yang mengalami school refusal antara lain mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian meminta pulang, pergi ke sekolah dengan menangis dan menempel terus pada figur yang dekat dengan anak, dan adanya keluhan-keluhan fisik seperti pusing, sakit perut, mual dan sebagainya (Piliang, 2004). Setelah itu, peneliti melakukan wawancara yang ditunjang dengan observasi terhadap guru, orangtua dan anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab terjadi school refusal cukup beragam pada masing-masing anak dimana faktor keluarga terutama pola asuh, lingkungan sekolah dan kepribadian anak itu sendiri saling mempengaruhi. Berdasarkan hasil analisis dari kedua subjek, persamaan dari kedua subyek yang diteliti adalah faktor memasuki sekolah baru yang menuntut anak untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru. Memasuki sekolah baru bagi sebagian anak membutuhkan penyesuaian yang lebih lama mengingat di sekolah baru terdapat guru dan teman-teman yang berbeda, kurikulum serta metode yang berbeda juga tuntutan yang berbeda."
[Depok;;, ]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>