Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sin, Chu-chol
Taehan Minguk, Soul : Komyunikeisyon Buksu , 2006
KOR 895.7 SIN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Hae-ok, 1960-
Soul T?ukpyolsi : Ep'isut'eme ; P?yonaen'got Han'guk Pangsong T?ongsin Taehakkyo Ch'ulp'anbu, 2010
KOR 495.71 KIM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aswa Fitriyanti Widyahardani
Abstrak :
Redoplikasi adalah proses pengulangan sebagian atau seluruh bentuk kata yang dianggap menjadi dasarnya. Kesimpulan dari pengertian di atas adalah reduplikasi merupakan bentuk pengulangan kata. Beberapa kesamaan dan perbedaan reduplikasi morfemis antara bahasa Korea dan bahasa Indonesia menjadi hasil temuan dalam skripsi ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15855
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Melisa Halim
Abstrak :
Skripsi ini membahas perbandingan dua jenis konjungsi bahasa Korea yang sering digunakan baik secara lisan maupun tulisan, yakni (eu)ni dan a seo/ eo seo dalam bahasa Indonesia. Karena kemiripan makna keduanya, kedua konjungsi tersebut hampir terlihat dapat bersubstitusi satu sama lain; padahal dari hasil analisis sintaksis dan analisis semantik terhadap (eu)ni dan a seo/eo seo, terungkap bahwa dalam pemahaman bahasa Indonesia, (eu)ni dan A seo/eo seo memang memiliki beberapa persamaan secara semantik. Akan tetapi, berdasarkan analisis sintaksis keduanya ternyata memiliki beberapa perbedaan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15985
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Eka Tania
Abstrak :
Secara umum, kata ani bermakna ‘tidak’ dan dapat dikelompokkan sebagai adverbia dan interjeksi dalam bahasa Korea. Akan tetapi, kata ani juga digunakan sebagai pemarkah wacana dalam percakapan bahasa Korea dengan fungsi yang beragam. Penelitian ini membahas fungsi pragmatis kata ani sebagai pemarkah wacana dalam bahasa Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi pragmatis kata ani sebagai pemarkah wacana dalam bahasa Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kata ani sebagai pemarkah wacana memiliki fungsi yang berbeda-beda, yakni sebagai penanda perubahan topik, penanda kontrastif, penanda elaboratif, dan penanda referensial. ......In general, the Korean word ani can be classified as an adverb and an interjection. However, the word ani is also used as a discourse marker in Korean conversations with various functions. This study discusses the pragmatic function of the word ani as a discourse marker in Korean. Thus, the purpose of this study is to describe the pragmatic function of the word ani as a discourse marker in Korean. With this study being a library research study, the present researcher proposes the descriptive qualitative approach. The findings of this study revealed that the word ani, as a discourse marker, serves several functions in pragmatic units, namely topic change marker, contrastive marker, elaborative marker, and inferential marker.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Alfiana
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji strategi penerjemahan idiom bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia dalam novel Eommareul Butakae dan novel Ibu Tercinta karya Shin Kyung Sook. Idiom dapat menjadi tantangan dalam bidang penerjemahan karena adanya perbedaan budaya yang memengaruhi bahasa suatu masyarakat dan maknanya yang tidak sesuai dengan unsur pembentuknya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teori strategi penerjemahan idiom Baker (1992) yang kemudian dikembangkan oleh Seo (2011) untuk mengkaji strategi penerjemahan idiom bahasa Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan idiom yang paling banyak digunakan adalah penerjemahan dengan parafrasa, diikuti dengan strategi penerjemahan dengan penghilangan, penerjemahan literal, dan penerjemahan dengan idiom yang maknanya sama tetapi berbeda bentuk. Tidak ditemukan penggunaan strategi penerjemahan dengan idiom yang makna dan bentuknya sama. Penggunaan strategi parafrasa yang dominan dalam data penelitian dapat disebabkan oleh adanya keleluasaan dan kemudahan bagi penerjemah untuk menyampaikan kembali makna idiom dengan berbagai cara, seperti menguraikan makna secara menyeluruh atau sebagian maupun menggunakan deskripsi lain.  ......This study examines the translation strategies of Korean idioms into Indonesian in Eommareul Butakae and Ibu Tercinta by Shin Kyung Sook. Idioms can be a challenge in the field of translation because of the cultural differences that affect the language of a society. This study is a descriptive qualitative research using Baker's (1992) theory of idiom translation strategies which was later developed by Seo (2011) to examine Korean idiom translation strategies. The results show that the most widely used idiom translation strategy is translation by paraphrase, followed by translation by omission, literal translation, and translation by idiom of the similar meaning but dissimilar form. There is no use of translation strategy with idioms that have the same meaning and form. The dominant use of translation by paraphrase in the research data may be due to the flexibility and ease for the translator to reconvey the meaning of the idiom in various ways, such as describing the meaning completely or partially or using other descriptions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Rara Subianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis pujian dan fungsi tindak tutur memuji yang terdapat dalam serial drama Our Beloved Summer. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis-deskritif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simak bebas libat cakap (SBLC). Korpus data tuturan yang digunakan penelitian ini diambil dari serial drama Our Beloved Sumner. Hasil dari penelitian ini, jenis pujian kemampuan adalah jenis yang paling banyak digunakan oleh penutur lalu diikuti dengan jenis pujian lainnya seperti sifat, penampilan dan hak milik. Kemudian, fungsi tindak tutur memuji yang paling banyak muncul adalah kekaguman lalu diikuti dengan pengurangan tindakan mengancam muka, solidaritas, hasrat, salam dan membuka pembicaraan. ......This study aims to describe the types of compliment and the functions of speech act of compliments in the Our Beloved Summer drama series. This study is a qualitative research with descriptive analysis. The data collection technique used SBLC. The speech data corpus used in this study was obtained from the Our Beloved Summer drama series. The study’s results showed that the function of speech acts of compliment that mostly appeared was admiration followed by soften face threatening, solidarity, reinforcee desired behavior, greetings, and opening and sustain conversations. Then, the speakers mostly applied the topic of ability in the speech act of compliment, followed by other topics such as personality, appearance, and possession.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Hayuning Pertiwi
Abstrak :
Penelitian ini membahas perbandingan kalimat interogatif tertutup pada bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan karakteristik morfosintaksis dari kalimat interogatif tertutup dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dan persamaan. Pertama, terdapat perbedaan pada penanda kalimat interogatif tertutup di kedua bahasa. Bahasa Korea memiliki penanda berupa akhiran kalimat interogatif tertutup di akhir kalimat dan bukan pada kata tanya, sedangkan dalam bahasa Indonesia penandanya berupa kata tanya ‘apa’ di awal kalimat dan partikel ‘-kah’ di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Kedua, dilihat dari struktur kalimatnya terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah subjek berupa kata ganti orang kedua dalam bahasa Korea dapat dieliminasi, sedangkan di bahasa Indonesia subjek harus tetap digunakan. Persamaannya terletak pada struktur kalimat predikat yang merupakan unsur wajib dan keberadaan objek yang tergantung pada jenis verba sebagai predikat. Ketiga, bentuk negasi pada kalimat interogatif tertutup bahasa Korea memiliki bentuk negasi yang lebih bervariasi dibandingkan bahasa Indonesia. ......This study discusses the comparison of closed interrogative sentences in Korean and Indonesian. The purpose of this study was to describe the similarities and differences in the morphosyntactic characteristics of closed interrogative sentences in Korean and Indonesian. The method used is descriptive qualitative with literature review and contrastive analysis. The results showed that there were differences and similarities. First, there is a difference in both languages’ closed interrogative sentence markers. In Korean the marker is the closed interrogative sentence ending at the end of a sentence and not a question word, while in Indonesian the marker is the question word 'apa' at the beginning of the sentence and the particle '-kah' at the beginning, the middle, or the end of the sentence. Second, judging from the sentence structure there are differences and similarities. The difference is that the subject of the second person pronoun in Korean can be eliminated, while in Indonesian the subject must be used. The similarities are that in the sentence structure the predicate is a mandatory element and the existence of the object depends on the type of verb as predicate. Third, the form of negation in Korean has more varied forms than Indonesian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nickyta Cahaya Putri
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji komponen makna verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan makna enam verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’, yakni verba sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, dan sinta berdasarkan komponen maknanya. Penelitian ini dirancang untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana makna konseptual keenam verba tersebut dan bagaimana perbedaan makna keenam verba yang menjadi objek penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Analisis komponen makna digunakan untuk mencari tahu perbedaan keenam objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, keenam verba memiliki makna konseptual yang sama dari tiga kamus yang digunakan sebagai data primer. Kedua, perbedaan keenam verba ini dibagi ke dalam 4 kategori komponen maknanya, yakni objek yang diikuti oleh verba, tujuan pemakaian, posisi objek, dan asal kata. Terdapat 1 komponen umum dan 13 komponen pembeda dari keenam verba yang dianalisis. ......This research examines componential meaning of Korean verb which have the semantic relation of ‘to use’. The purpose of this research is to describe the difference in meaning of the six Korean verbs that have semantic relation of ‘to use’ based on the componential meaning, namely sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, and sinta. This research aims to answer two questions, which are how is the conceptual meaning of the six verbs and how is the meaning differences between the six verbs which are the object of this research. This research is a qualitative research which uses a descriptive analysis method. Componential analysis of meaning is used to find out the difference between those six research objects. This research concludes that the six verbs have the same conceptual meaning with three different dictionaries used as a primary data. Furthermore, the differences between those six verbs differ based on the categories, which are the object that followed by the verb, the purpose of the usage, the position of the object, and the origin of the word. In this research, there is 1 common component and 11 diagnostic components from the analyzed six verbs.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Daniella
Abstrak :
Sufiks merupakan salah satu jenis afiks yang berperan dalam pembentukan kata. Pada bahasa berciri aglutinatif seperti bahasa Korea dan bahasa Indonesia, pemahaman terkait sufiks dan penggunaannya dapat memberikan wawasan terhadap struktur dan fungsi morfologis bahasanya. Khususnya bagi pembelajar bahasa Korea, pemahaman akan sufiks dapat lebih diperdalam dengan dilakukannya perbandingan antara sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode analisis kontrastif dan pendekatan kualitatif, penelitian ini membandingkan sufiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Pertanyaan penelitian dirumuskan menjadi bagaimana persamaan dan perbedaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia? Sumber data diambil dari berbagai literatur ilmiah terkait dengan morfologi dan afiks dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini dapat dipahami bahwa sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia mencakup karakteristik dan fungsi dasarnya. Di sisi lain, perbedaannya terletak pada makna dan jumlah sufiks pada masing-masing bahasa. ......Suffixes are a type of affix that plays a role in word formation. In agglutinative languages such as Korean and Indonesian, an understanding of suffixes and their use can provide insight into the morphological structure and function of the language. Especially for Korean learners, the understanding of suffixes can be deepened by comparing Korean and Indonesian suffixes. Therefore, by using contrastive analysis method and qualitative approach, this research compares suffixes in Indonesian and Korean. The research question is formulated into how are the similarities and differences between Korean and Indonesian suffixes? The data sources are taken from various scientific literatures related to morphology and affixes in Korean and Indonesian. Through this research, it can be understood that Korean and Indonesian suffixes have some similarities and differences. The similarities between Korean and Indonesian suffixes include their characteristics and basic functions. On the other hand, the difference lies in the meaning and number of suffixes in each language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library