Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Sigma Exacta
"ABSTRAK
Tesis ini berfokus pada salah satu fenomena hidden homeless di Jepang yaitu Net Café Refugees sebagai salah satu permasalahan sosial dalam masyarakat Jepang kontemporer.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah latar belakang yang dialami seseorang sehingga terjebak dalam situasi Net Café Refugees.
Data yang diperoleh merupakan data primer dari hasil wawancara melalui film dokumenter dan data sekunder dari hasil penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti artikel elektronik maupun jurnal ilmiah. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif.

ABSTRACT
This research focused on one of hidden homeless phenomenon in Japan, Net Café Refugees as one of social problem in contemporary Japanese society.
This study attemps to examine the background experienced by people who are stucked in a Net Café Refugees situation.
The primary data were obtained from interviews through documentary films and the secondary data were from the result of literature research as well as the collection of data from publications resources such as electronic articles and scientific journals. This research used descriptive explorative method to analyze the data.
Based on the findings, it can be concluded that the causes of the Net Café Refugees phenomenon are motivated by economic, political and cultural factors.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T45568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Hana Dewi Kinarina
"Pengaruh Instagram dalam membentuk orientasi kosmopolitan masyarakat urban kontemporer pada budaya makan di kafe atau restoran telah mereproduksi logika imperialisme budaya guna memproyeksikan citra kosmopolitan pada menu, penyajian menu, dan suasana kafe atau restoran. Reproduksi logika ini menghadirkan ketidaksesuaian pada budaya makan tersebut yang merugikan masyarakat urban kontemporer sebagai konsumen harian kafe atau restoran sekaligus melanggengkan kekerasan simbolik terhadap budaya makan tertentu. Oleh karena itu, studi ini mengeksplorasi permasalahan yang muncul dari budaya makan masyarakat urban kontemporer tersebut beserta tanggapan @_Sadfood sebagai perantara budaya digital dan masyarakat urban kontemporer yang terjaring pada akun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa logika imperialisme budaya direproduksi dengan tetap menyuperioritaskan atribut budaya makan ala Barat, membaratkan cita rasa lokal, serta mengeksploitasi estetika visual. Menanggapi permasalahan tersebut, @_Sadfood memperlihatkan sikap ambigu yang didasarkan pada penerimaan Instagram sebagai pasar kosmopolitan saat ini, sehingga menunjukkan penerimaan terhadap praktik komodifikasi pada menu barat 'otentik' dan berbagai menu dengan tampilan estetik sekaligus pula dengan tegas menolak menu glokal yang kebarat-baratan. Di sisi lain, analisis kolom komentar @ _Sadfood menyimpulkan bahwa orientasi kosmopolitan masyarakat perkotaan kontemporer bersifat pragmatis, yang berfokus pada pengalaman makan sebagai modal budaya untuk melegitimasi identitas sosial sebagai bagian dari kehidupan urban kontemporer.

The influence of Instagram in shaping the cosmopolitan orientation of contemporary urban society on its cafe and restaurant culture has reproduced the logic of cultural imperialism in order to project cosmopolitan image in the menus, the menu presentations, and the atmosphere of the cafe or restaurant. Therefore, this study explores the problems emerging from such contemporary urban food culture and the responses of @_Sadfood as the digital cultural intermediary as well as contemporary urban society networked on this account. The results of this study point out that the logic of cultural imperialism is reproduced by consistently glorifying the western food cultural attributes, westernizing local menus, and exploiting the aesthetic visuals. Regarding these issues, @_Sadfood ambiguously responds by focusing on the acceptance of Instagram as the current cosmopolitan marketplace so that this account accepts both the commodification of ‘authentic’ western menus and various menus with aesthetic presentation while also firmly resists westernized glocal menus. On the other hand, the analysis of @_Sadfood’s comment section conclude that the cosmopolitan orientation of contemporary urban society is pragmatic which focuses on the eating experiences as cultural capital to legitimize contemporary urban’s social identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ayunda Putri
"Pengunjung kafe umumnya ingin merasakan suasana yang nyaman dan rileks, dan cahaya yang agak redup dan kekuningan dinilai dapat memberikan kesan rileks. Sedangkan sebuah kafe perpustakaan memiliki aktivitas membaca sebagai aktivitas tambahan, yang membutuhkan cahaya yang terang. Beberapa lembaga juga mengeluarkan rekomendasi tingkat iluminasi untuk sebuah ruang baca. Namun setelah dilakukan kajian teori dan studi kasus didapat bahwa pencahayaan yang dapat membuat rileks tidak hanya bergantung dari warna cahaya akan tetapi ada pengaruh dari penempatan sumber cahaya, arah cahaya dan elemen-elemen lain dalam sebuah ruang. Untuk aktivitas membaca tidak harus terang sesuai tingkat iluminasi yang direkomendasikan, namun tetap harus cukup untuk kenyamanan manusia ketika membaca.

Guests of cafe in general way want to feel relax ambience, generally dreary and warm light claimed can create impression of relax. While library cafes have reading as additional activity that require bright light. Some institute also published recommendation of illuminance for a reading room. However after did theory research and study case, found that lighting which can make relax not only depend by color of light but also effected by location of light source, direction of light and other elements of a room. For reading activity must not bright as recommendation of illuminance, but still must enough for human comfort when reading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melina Ayu Widyasari
"ABSTRACT
Furnitur pada ruang komersil umumnya menggunakan material kayu, plastik, atau metal sebagai bahan bakunya karena material tersebut versatile dalam desain furnitur. Seluruh material tersebut dengan karakteristiknya masing-masing telah terbukti kekuatannya, dapat dimodifikasi dengan mudah dan tahan untuk pemakaian indoor maupun outdoor pada ruang komersil untuk berbagai jenis aktivitas dan intensitas pemakaian yang tinggi. Di sisi lain, material corrugated cardboard merupakan material yang biasanya hanya digunakan untuk pengemasan produk. Material tersebut memiliki struktur yang membuatnya memiliki kemampuan bantalan untuk menahan beban, yakni lapisan medium bergelombang atau flute yang didukung dengan lapisan liner pada masing-masing sisinya. Corrugated cardboard merupakan jenis kertas, dan terdapat familiaritas bahwa material ini adalah material yang murah dan lemah, terutama karena sifatnya yang tidak tahan air, ringan, dan mudah mengalami deformasi. Dengan struktur material dan karakteristiknya tersebut, maka perlakuan material, performa dan durabilitas corrugated cardboard sebagai furnitur akan berbeda dibandingkan material lain yang umum digunakan pada furnitur di ruang komersil. Perlakuan material corrugated cardboard yang digunakan sebagai struktur dan tektonik furnitur, akan menciptakan fungsi dan estetika visual pada desain furnitur.

ABSTRACT
Commercial furnitures generally use wood, plastic, or metal materials as their materials because they are versatile for furniture design. All these materials with their respective characteristics have proven their strength, can be easily modified and resistant for indoor or outdoor use in commercial space for various types of activity and high intensity of use. On the other hand, corrugated cardboard is a material that usually used only for packaging of products. The material has a structure that has the cushioning ability to withstand loads, which is a layer of corrugated medium or flute supported by a layer of liner on each side. Corrugated cardboard is a type of paper, and there is the familiarity that this material is a cheap and weak material, mainly because it is not waterproof, lightweight, and easy to deform. With the material structure and its characteristics, then the material treatment, performance and durability of corrugated cardboard as furniture will be different than other materials commonly used for furniture in commercial space. The corrugated cardboard material treatment used as the structure and tectonic of furniture, will create the function and visual aesthetics of the furniture design."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Amalia Kirana
"Pembangunan yang terjadi di Kota Bogor beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu perhatian besar publik. Jalan Achmad Adnawijaya atau yang biasa dikenal dengan Jalan Pandu Raya merupakan salah satu jalan arteri sekunder yang terbentang di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. Sejak tahun 2010, koridor jalan ini telah mengalami pembebasan lahan dari perumahan menjadi kawasan komersial dan banyak ditumbuhi oleh kafe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran kafe berdasarkan karakteristik kafe dan karakteristik lokasinya di Jalan Pajajaran dan Jalan Achmad Adnawijaya, serta hubungan pola persebaran kafe dengan karakteristik pengunjungnya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan spasial dengan menggunakan metode Nearest Neihbour Analysis (NNA) Linear dengan tools Ripley’s K Function pada aplikasi ArcMap 10.8, serta analisis crosstab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir keseluruhan segmen jalan memiliki kafe dengan pola persebaran acak, kecuali pada segmen jalan 1B dengan pola mengelompok. Karakteristik kafe di seluruh segmen jalan didominasi oleh rating sangat tinggi dengan penamaan berupa bahasa asing. Kafe di Jalan Pajajaran cenderung berkumpul mendekati kawasan terbangun serta pola ruang sub kawasan Karsten Plan dan Kebun Raya, pada Jalan Achmad Adnawijaya dikelilingi oleh permukiman dan perkampungan awal Kota Bogor. Adapun hubungan pola persebaran kafe dengan karakteristik pengunjungnya yang paling besar adalah faktor rating dan kemenarikan tata ruang kafe.

The development that has occurred in bogor city in recent years has become one of the great concerns of the public. Achmad Adnawijaya Street or commonly known as Pandu Raya Street is one of the secondary arterial roads that stretches across Tegal Gundil Village, North Bogor District. Since 2010, this street corridor has undergone land acquisition from residential to commercial areas and is overgrown with cafes. This study aims to determine the distribution pattern of cafes based on the characteristics of cafes and the characteristics of their location on Pajajaran Street and Achmad Adnawijaya Street, as well as the relationship between café distribution patterns and the characteristics of their visitors. The research method used is descriptive and spatial analysis using the Linear Nearest Neihbour Analysis (NNA) method with Ripley's K Function tools in the ArcMap 10.8 application, as well as crosstab analysis. The results showed that the entire street segment had a café with a random distribution pattern, except for the 1B street segment with a clustering pattern. The characteristics of cafes in all segments of the street are dominated by very high ratings with naming in the form of foreign languages. Cafes on Pajajaran Street tend to gather close to the built-up area and the pattern of the Karsten Plan and Botanical Garden rooms, on Achmad Adnawijaya Street surrounded by settlements and early villages of Bogor City. The relationship between the distribution pattern of the café and the characteristics of its visitors, the greatest is the rating factor and the attractiveness of the café layout."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfath Iqbal Khoir Piszry
"Masalah penelitian ini adalah tuturan ulasan iklan kafe di Fukui pada Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tuturan ulasan iklan kafe di Fukui pada Instagram. Teori yang digunakan adalah sistem sikap dalam teori Appraisal yang digagas Martin dan White (2005). Teori itu dianggap sesuai untuk memerikan sikap yang tercermin dalam  tuturan ulasan. Sikap dalam teori Appraisal terbagi atas tiga kategori, yaitu, sikap Afek (Affect), sikap Penilaian (Judgement), sikap Apresiasi (Appreciation). Sikap Afek yang dimaksud di sini adalah ungkapan perasaan, sedangkan sikap Penilaian dimaknai sebagai evaluasi kita terhadap nilai perilaku seseorang. Sikap Apresiasi mengacu kepada penghargaan terhadap sesuatu. Sumber data penelitian ialah unggahan iklan kafe di akun Instagram Fukui Midorizaurus. Macam data yang dijaring adalah tuturan-tuturan ulasan yang terdapat dalam iklan kafe di Fukui pada Instagram Fukui Midorizaurus. Jumlah data yang dianalisis berjumlah 20 data tuturan ulasan. Terdapat sikap Afek berjumlah 5 dan 1 data sikap Penilaian. Sementara, tuturan ulasan iklan kafe di Fukui pada Instagram didominasi oleh sikap Apresiasi berjumlah 14. Sikap Apresiasi memiliki kemunculan dengan kekerapan tertinggi. Hal itu mengambarkan bahwa ulasan atas iklan kafe di Fukui pada Instagram cenderung memberikan penilaian positif. Hal itu sudah sewajarnya dilakukan karena tujuan dari pengulas adalah mempromosikan kafe di Fukui.

This research is about review speech of cafe advertisements in Fukui on Instagram. This study aims to explain review speech of cafe advertisements in Fukui on Instagram. The theory used is the attitude system in Appraisal theory initiated by Martin and White (2005). The theory is considered appropriate to describe the attitudes reflected in the review speech. Attitude in Appraisal theory is divided into three categories, namely, Affect attitude, Judgement attitude, Appreciation attitude. The Affect attitude referred to here is an expression of feelings, while the Judgement attitude is interpreted as our evaluation of the value of someone's behavior. Appreciation attitude refers to appreciation of something. The research data source is the cafe advertisement upload on the Fukui Midorizaurus Instagram account. The types of data collected are review speeches contained in cafe advertisements in Fukui on the Fukui Midorizaurus Instagram. The amount of data analyzed are 20 review speech datas. There are 5 Affect attitudes and 1 Assessment attitude data. Meanwhile, review speech of cafe advertisements in Fukui on Instagram is dominated by the Appreciation attitude totaling 14. The Appreciation attitude has the highest frequency of occurrence. It illustrates that reviews of cafe advertisements in Fukui on Instagram tend to give positive assessments. It is natural to do so because the purpose of the reviewer is to promote cafes in Fukui. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 >>