Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tingley, Judith C.
""Are you hesitant to speak up at work? Do you come across too stridently? Are you afraid to say no? Do people tune you out when you talk? If you want to get people to listen to what you say -- and do what you want -- assertive communication should be your goal, says Judith Tingley. And the book explains not only why you should communicate more assertively in business, but also how to do it in such situations as: * giving and receiving feedback * expressing opinions * asking for what you want * dealing with rejection * delegating responsibility * expecting accountability The book provides examples of typical workplace communications scenarios, as well as two self-tests to help readers assess their present levels of directness. Readers will discover eight steps for effective communication and learn how to evaluate their goals from a communications standpoint.""
New York: American Management Association;;, 1996
e20440793
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mai, Robert
"In turbulent times, the ability to communicate with power and purpose becomes a crucial leadership competency. Smart executives realize that leadership communication isn?t a matter of ""making nice,"" but a strategic necessity."
New York: [American Management Association, ], 2003
e20437927
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Deviani
"This research aimed to explain the existence of influence of interpersonal effective communication and leadership variables; individually and together, to the dependent variable of performance. In this research, communication variable is divided into two; vertical and horizontal/lateral communication with five indicators: openness, empathy, positive, support and similarity. Leadership variable is comprised of four indicators: good communication, delegation of authority, supervising, and ability to create good work condition.
Research was conducted upon 71 respondents, which served as population of patent reviewers in Directorate Patent, Directorate General of Intellectual Property Rights, Department of Law and Human Rights, R1. Data analysis technique in used is Linear Regression. First, the linear regression technique is used as simple linear regression between each independent variable (interpersonal communication or leadership) to patent reviewers' performance, to see the existence of influence of each independent variable to performance as dependent variable. Multiple regression technique is used to verify the influence of both independent variables (interpersonal communication and leadership) together to patent reviewers? performance.
From these various analyzes, it was found that interpersonal communication individually has negative influence to patent reviewer performance, while together with leadership variable have no influence in enhancing level of performance. Based on respondents' opinion on interpersonal communication existed in Directorate of Patent Reviewer, both vertical and horizontal/lateral communications, is not a dominant factor which can influencing patent reviewers' performance because the level of satisfaction in communication has not optimally met. Meanwhile the independent variable of independent, individually or together, has a significant and positive influence to patent reviewers' performance, where good leadership will influence an enhancement on patent reviewers' performance at Directorate of Patent Reviewer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hair, Dan
Jakarta: Kencana, 2009
658.45 OHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hair, Dan
Boston: Allyn and Bacon, 2011
658.45 OHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hair, Dan
Singapore : Allyn and Bacon, 2011
658.45 OHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muharto Toha
"Berangkat dari sisi budaya, bahwa setiap etnik sangat terikat kepada flowkways, yang berhunungan dengan cara manusia hidup. Manusia terikat kepada pengalaman, keyakinan, nilai, sikap, makna, waktu, dan lainnya. Budaya tersebut menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan penyesuaian diri dan gaya berkomunikasi, sesuai dengan cara membuat persepsi-persepsi kognitif dan afektif. Dengan kata lian, folkways tersebut mengatur hubungan atau komunikasi intraetnik maupun antaretnik. Keterikatan intraetnik atas nilai-nilai budayanya semakin memperkuat rasa ingroup. Perasaan ini kemudia mengakibarkan etnisentrisme, yang dapat terwujud dalam stereotip dan prasangka kepada anggota etnik lain.
Organisasi PERTAMINA unit Pengolahan (PUP)-VI balongan mempunyai anggota yang berasal dari pelbagai etnik dengan budaya dan folkways sendiri. Mengacu pada uraian di atas, diduga para anggotanya mempunyai masalah yang sama. Masalah-masalah komunikasi antaretnik tersebut mempunyai dampak pada pembentukkan iklim komunikasi, yang akhirnya berhubungan dengan pembentukkan budaya organisasi yang unggul.
Penelitian terhadap masalah stereotip, prasangka dan iklim komunikasi dilakukan dengan metode kualitatif terhadap empat etnik, yaitu Jawa, Sunda, Palembang dan Batak yang mempunyai posisi staf dan nonstad. Hasil-hasilnya dibahas dan diuraikan dengan analisis domain dan rangkuman inti dan rinci, sehingga dapat digambarkan masalah stereotip, prasangka dan iklim komunikasi secara menyeluruh.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal menarik. Pertama secara sadar dan eksplisit stereotip dan prasangka tidak begitu saja dapat diidentifikasi dengan mudah. Mereka berusaha menyembunyikan dengan alasan adanya paham yang sangat dihargai, yaitu "beraneka ragam tapi satu jua" (bhinneka tunggak ika). Kedua, secara tidak sadar dan implisit masih ada perasaan-perasaan stereotip dan prasangka meskipun dalam kadar intensitas yang rendah dan berada pada sisi positif. Ketiga, dapat diidentifikasi bahwa stereotip dan prasangka yang rendah intensitas dan berada pada sisi positif, atau bahkan tidak dimunculkan dapat disebabkan oelh adanya pengalaman berada di daerah lain, pendidikan yang tinggi, beberpa ditunjang oleh perkawinan antaretnik, seringnya membentuk ketergantungan satu sama lain dalam menyelesaikan tugas untuk berprestasi, dan adanya motivasi untuk bekerja sebaik mungkin agar memperoleh perhatian dari pimpinan terhadap prestasinya. Atau ada hal-hal lain, misalnya a) mereka saling menghormati budaya lain sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang dikehendaki, b) para pelaku komunikasi belajar menyenagi hidup bersama dari budaya lain dan c) selalu ada komuninikasi antara pribadi dan pribadi (antarpribadi) dengan strategi empati. Keempat iklim komunikasi yang positif terjadi karena adanya keterbukaan dari atasan dalam komunikasi secara formal dan nonformal, yang kemudian diikuti oeleh bawahan. Keadaan ini menjadikan persepsi dan pemaknaan terhadap pesan-pesan (informasi) yang mengalir dalam dua arah menjadi lebih baik, sehingga dapa tdicapai kesepahaman dan kesepakan (komitmen) terhadap penyelesaian tugas secara baik, atau kinerja yang tercapai tinggi.
Dari hasil tersebut dapat ditangkap adanya implikasi yang penting yaitu 1) saat ada faktor diluar etnisitas maka dapat diredam kemunculan streotip dan prasangka ataupun bila ada, maka itu terjadi pada alam ketidaksadaran para anggota, 2) persepsi, kesepahaman beersama yang positif menumbuhkan suasana iklim komunikasiyang positif dan berkenaan dengan budaya organisasi yang unggul 3) kemajemukan etnik para anggota organisasi mungkin dapat menimbulkan dampak negatif atau positif terhadap efektivitas manajemen dan organisasi, serta iklim komunikasi dan budaya organisasi yang unggul.
Secara singkat, implikasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu implikasi teoritis, metodologis dan praktis. Implikasi teoritis beupa adanya 1) ketidaksesuaian antar astereotip yang terbentuk pada alam ketidaksadaran dan perilakunya di dalam organsai yang terwujud di dalam alam ketidaksadarannya karena adanya kesadaran azaz Ke-bhinneka tunggal ika-an, adanya perasaan senasib sepenanggungan dalam memperjuangkan kebutuhan dan adanyanya saling ketergantungan; 2) persepsi dan kesamaan pemahaman terhadaap makna dalam komunikasi menumbuhkan iklim komunikasi yang kondusif terhadap budaya organisai yang unggul; 3) komunikasi antar budaya merupakan matrik tindakan sosial yang rumit, sehingga menimbulkan kesadaran bahwa perbedaan yang ada tidak perlu menimbulkan masalah, 4) penggunaan strategi komunikasi antarpribadi, seperti cost and reward, dalam komunikasi antar budaya mendatangkan hasil yang positif dan efektif dengan iklim komunikasi dan budaya organisasi.
Implikasi metodologis berkenaan dengan 1) penggunaan pelbagai teknik pengumpulan data dalam penelitian. Hal tersebut karena adanya jawaban yang lebih spontan dan teknik wawancara sehingga membentuk kesadaran seseorang; 2) studi mengenai komunikasi antar budaya dalam setting keorganisasian memberikan hasil positif secara holistik dan tetap menempatkan komunikasi dalam kerangka falsafah budya. Hal ini menunjukkan interaksi antar komponen komunikasi, budaya dan norma-norma organisasi.
Implikasi praktis terlihat bhawa 1) para manajer berperan baik sebagai komunikator dan strategi komunikasi cost and reward membuka jakur komunikasi vertikal du arah, baik dalam suasana formal maupun nonformal. Selain tiu, juga mengamati pola-pola tradisi masing-masing dan menerima secara jujur dan tulus bahwa pendirian kita tidak selamanya benar; 2) kebijakn dan kegiatan rotasi karyawan ke perlbagai daerah/unit kerja, pembinaan yang terus-menerus dan terencana melalui diklat telah memberikan hasil positif bagi terselenggaranya komunikasi antarbudaya oleh anggota organisasi yang berasal dari perlbagai latar belakang budaya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-9145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Association for Computing Machinerry , 1972
001.6 FIR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Davenport, William P.
London: Pitman, 1972
005.71 DAV m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fisher, B. Aubrey, 1937-
Bandung: Remadja Rosdakarya, 1986
302.2 FIS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>