Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schechner, Sara J.
Princeton : Princeton University Press , 1997
523.6 SCH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Leksono Supelli
"Salah satu ciri ilmu pengetahuan modern yang kita kenal sekarang ini adalah penanggalan subyek manusia dari proses pemerolehan dan pembentukan pengetahuan. Ciri ini berangkat dari pemahaman positivisme yang dirintis oleh Auguste Comte (1798-1857). Daaam pandangan positivisme, kegiatan keilmuan adalah langkah-langkah metodologis untuk mengkonstruksikan teori dan menguji kesahihannya. Subyek adalah pengamat yang bertugas menguji teori-teori keilmuan tanpa menimbulkan pengaruh baik pada obyek yang menjadi bahan penelitiannya, maupun pada proses pembentukan pengetahuan itu sendiri.
Bila dalam pandangan sebelurnnya penyelidikan terhadap pengetahuan yang mungkin masih mensyaratkan sintesis antara subyek dan obyek, dalam pandangan positivisme penyelidikan menjadi bermakna hanya bila ditempuh dalam bentuk penyelidikan metodologis terhadap syarat-syarat untuk membangun dan mengkoroborasikan teori-teori ilmu pengetahuan. Subyek-yang-mengetahui tidak lagi menjadi sistem acuan. Positivisme menandai puncak pergeseran peran subyek dalam membentuk pengetahuan tentang dunia. Sekalipun positivisme sudah mati, namun sikap dasar yang melandasi pemikiran positivistik tetap dominan dalam sebagian besar kerja ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam.
Sebetulnya, jauh sebelum positivisme berkembang, peran manusia yang berhubungan dengan posisi spasial dan epistemologis dalam pemerolehan pengetahuan mengenai alam semesta, telah menjadi bahan perdebatan yang panjang. Bila dalam kaitan ini kita meninjau sejarah perkembangan kosmologi, tampaklah bahwa semua upaya pemahaman tentang alam semesta sebetulnya merupakan sejarah perjuangan kesadaran untuk memahami posisinya dalam alam semesta.
Itu sebabnya ketika konsep heliosentris Copernicus (1473-1543) diperkenalkan pada pertengahan abad ke-15, akibat yang ditimbulkan bukan semata-mata pergantian paradigma di dalam astronomi. Ditinjau dari sudut pandang yang lebih luas gagasan Copernicus membawa serta pemikiran epistemologis penting, yaitu pengenalan kritis bahwa tampakan dunia obyektif ditentukan oleh kondisi subyektif. Dalam gagasan ini tampak penekanan pada pandangan, bahwa sekalipun posisi spasial manusia (Bumi) mengalami penggusuran dari pusat alam semesta, namun posisi epistemologisnya justru mendapat penguatan.
Selain sebagai suatu proses alihragam (transformation) dalam konsepsi manusia mengenai alam semesta, pengembangan gagasan Copernicus juga merupakan proses pergeseran pemahaman manusia mengenai hubungannya dengan alam semesta. Kuhn melihat revolusi Copernicus sebagai suatu titik balik bersifat plural dalam perkembangan intelektual masyarakat Barat yang berpengaruh besar pada perubahan konseptual baik dalam filsafat dan maupun agama. Ada tiga tataran makna tempat revolusi Copernicus bekerja. Tataran makna pertama bersifat astronomis, yaitu pembaharuan konsep-konsep dasar astronomi; tataran makna kedua bersifat keilmuan yang lebih luas, yaitu perubahan radikal dalam pemahaman manusia tentang alam semesta yang mencapai puncaknya dalam konsepsi Newton mengenai alam semesta; dan yang ketiga bersifat filosofis, yaitu sebagai bagian dari peralihan pemahaman masyarakat Barat atas nilai-nilai.
Gagasan Copernicus sendiri baru menjadi sebuah revolusi yang ikut berperan dalam revolusi ilmu pengetahuan secara umum melalui hukum-hukum gerak planet Johannes Kepler (1571-1630), tafsiran matematis Galileo Galileo (1564-1642) dan konsepsi mekanistik Isaac Newton (1642-1727). Dalam tataran yang lebih luas revolusi ini berlangsung melalui pemikiran metodologis dan epistemologis Rene Descartes (1596-1650). Keseluruhannya membentuk suatu paduan pemahaman mengenai hukum-hukum mekanika yang bekerja di seluruh alam semesta. Konsepsi Aristoteles yang memilah alam atas wilayah duniawi yang fana dan wilayah eterial yang kekal serta tak terjangkau hukum-hukum alam, runtuh bersarna hukum-hukum mekanika yang bekerja tanpa pembedaan pada seluruh wilayah alam semesta.
Revolusi ilmu pengetahuan meningkatkan pemahaman manusia mengenai alam semesta, namun pemahaman itu tidak serta merta menyebabkan tempat manusia dalam keteraturan alam semesta menjadi lebih khusus; yang terjadi justru adalah kebalikannya. Revolusi Copernicus sudah didahului oleh penggusuran manusia dari pusat kegiatan alam semesta mitis melalui peralihan dari kosmogoni ke kosmologi. Revolusi Copernicus sendiri diikuti oleh pergeseran Matahari dari pusat alam semesta heliosentris (Copernicus masih menganggap Matahari sebagai pusat lingkaran kosentrik bintang-bintang) ke tepian galaksi berpenghuni 100 milyar bintang. Pergeseran paling radikal berlangsung melalui konsepsi modern alam semesta berhingga takberbatas yang memuai ke segala arah dalam keserbasamaan; tak ada kekhususan apapun untuk posisi manusia."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
D201
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cloud, Preston
New Haven: Yale University, 1978
523.1 CLO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: New York Academy of Sciences, 1991
500 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Michell, John
London : Garsnton Press, 1971
929.6 MIC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Galván-Madrid, Roberto J.
"This thesis presents results of Submillimeter Array (SMA) and Very Large Array (VLA) studies of massive star formation regions in the early stages of ionization, as well as an analysis of numerical simulations of the evolution of these young HII regions. The results favor a picture in which very massive stars form in accretion flows that are partially ionized and that keep accreting material from their environment."
New York: [Springer, ], 2012
e20424989
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Reddy, Francis
"The book is organized by ease of observation, lunar phases and the brighter planets come first, while solar eclipses, the aurora, and comets come later. Celestial Delights also includes a hefty dose of sky lore, astronomical history, and clear overviews of current science. It provides a handy reference to upcoming naked-eye events, with information broken out in clear and simple diagrams and tables that are cross-referenced against a detailed almanac for each year covered. Most broad-ranging astronomy field guides focus on stars, constellations, and the deep sky, but tend to ignore planetary events, which are in by far the most widely observable aspects of the changing night sky."
New York: [Springer, ], 2012
e20425043
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
D’Onofrio, Mauro, editor
"This book deals with the historical development of quasar research and discusses how advances in instrumentation and computational capabilities have benefitted quasar astronomy and have changed our basic understanding of quasars. In the last part of the book the interviews address the current topic of the role of quasars in galaxy evolution. They summarise open issues in understanding active galactic nuclei and quasars and present an outlook regarding what future observational facilities both on the ground and in space might reveal."
Berlin : [Springer, ], 2012
e20425182
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Kitty
"This is the story of one of the most remarkable figures of our time - Professor Stephen Hawking, the Cambridge genius who has earned an international reputation as the most brilliant theoretical physicist since Einstein. This is not quite a biography; it is more the story of one man's quest to find the 'Theory of Everything'. Stephen Hawking's life and work have produced a multitude of amazing paradoxes: beginnings may be endings, two great scientific theories taken together may seem to give us nonsense, empty space isn't empty, and black holes aren't black. Cruel circumstances can lead to happiness, and fame and success may not. A man whose appearance inspires shock and pity takes us to where the boundaries of space and time ought to be - but are not. Substantially updated with new information drawn from interviews with Professor Hawking regarding his theories and personal life, together with fascinating new photographs from his early life to the present day, this is an insightful and captivating account of an extraordinary life and a brilliant mind"
London: Bantam, 2011
530.109 2 FER s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Poisson, Eric, 1965-
"This textbook explores approximate solutions to general relativity and their consequences. It offers a unique presentation of Einstein's theory by developing powerful methods that can be applied to astrophysical systems. Beginning with a uniquely thorough treatment of Newtonian gravity, the book develops post-Newtonian and post-Minkowskian approximation methods to obtain weak-field solutions to the Einstein field equations. The book explores the motion of self-gravitating bodies, the physics of gravitational waves, and the impact of radiative losses on gravitating systems. It concludes with a brief overview of alternative theories of gravity. Ideal for graduate courses on general relativity and relativistic astrophysics, the book examines real-life applications, such as planetary motion around the Sun, the timing of binary pulsars, and gravitational waves emitted by binary black holes. Text boxes explore related topics and provide historical context, and over 100 exercises present challenging tests of the material covered in the main tex"
Cambridge: Cambridge University Press, 2014
531.14 POI g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>