Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 21 MEL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 41 MEL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 21 MEL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 393 MEL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu faktor yang menyebabkan keengganan membaca adalah faktor keterbacaan wacana. Apabila sebuah wacana memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi maka wacana tersebut mudah dipahami oleh pembacanya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keterbacaan sebuah wacana, semakin sulit pula dipahami oleh pembacanya. Tinggi rendahnya tingkat keterbacaan sebuah wacana, semakin sulit pula dipahami oleh pembacanya.tinggi rendahnya tingkat keterbacaan sebuah
wacana berpengaruh terhadap minat."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Djakarta: Balai Pustaka , 1957
899.2 SUT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aquarini Priyatna
"This article attempts to show and map the feminist agenda in the writings of Indonesian women writers. Focusing on selected prominent Indonesian women writers whose works can be categorized as articulating feminist ideas and perspectives, namely Suwarsih Djojopuspito, Nh Dini, Oka Rusmini, Ratih Kumala, and Intan Paramaditha, I demonstrate how these writers question and examine cultural attributes as a crucial part of gender construction in their works. This article only focuses on writing in prose. By investigating how these writers articulate themselves and how women are written in[to] their works, this research elaborates on women’s writing as rebellion and protest and offers,
even provokes gender transgression. Responding to their specific backgrounds and in light of the political and cultural development, the selected writers display protest against and deviance from the patriarchal norms and collectively contribute to the formation of what I coin kebaya feminism, namely feminism that is deeply rooted in Indonesian culture, but accommodates with agility to ideas in the intersections with other cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
909 UI-WACANA 24:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fachruddin Ambo Enre
"ABSTRAK
Tulisan ini bukanlah karya yang pertama, apalagi untuk dikatakan satu-satunya menyangkut cerita Galigo. Telah ada beberapa usaha terdahulu, dimulai jauh di masa silam, baik untuk mencari dan mengumpulkan naskahnya, maupun untuk mengungkapkan isinya. Kesemuanya itu telah memberikan sumbangan menurut kadarnya masing-masing, dalam rangkaian suatu pekerjaan bersambung yang masih menunggu uluran pikiran, tenaga dan biaya yang tidak sedikit bila ia hendak dirampungkan.
Adapun orang yang pertama menulis tentang Galigo dan memperkenalkannya kepada dunia luar ialah Th. S. Raffles melalui bukunya The History of Java, terbitan tahun 1817. Ia mencatat sedikit tentang isinya serta cara membacanya, yang dikatakannya terdiri atas satuan lima suku kata yang diakhiri dengan jeda. Iramanya disebutnya rangkaian daktilus dan trokhaeus. Menurut dia puisi wiracarita ini adalah satu-satunya jenis pustaka di kalangan orang Bugis yang dikenal pengarangnya, yaitu I La Galigo putera Sawerigading.
Setengah abad kemudian barulah perkenalan tersebut disusul dengan minat untuk mengetahuinya secara bersungguh-sungguh. B.F. Matthes yang pernah tinggal di Makassar antara tahun 1848-1879-dengan diselingi dua-kali cuti panjang ke negeri Belanda menggunakan banyak waktu dan tenaganya untuk mendapatkan naskah dan keterangan mengenai ceritera Galigo. Koleksinya yang terdiri dari 26 buku yang diserahkannya kepada Nederlandsche Bijbelgenootschap (NBG), mencakup materi utama ceritera dari awal hingga ke akhirnya. Dia juga menamai ceritera ini puisi wiracarita. Episoda awalnya pernah ia terbitkan dengan menggunakan aksara lontaraq disertai keterangan anti beberapa kata. Agak berbeda dengan keterangan Raffles, ia hanya menyatakan bahwa ceritera itu dikenal di pedalaman Sulawesi Selatan dengan nama I La Galiga, yang juga merupakan nama salah seorang tokohnya yang memegang peranan penting. Ia sangat menyesalkan tidak dapatnya diperoleh kumpulan ceritera yang lengkap, sebab penduduk nampaknya sudah merasa puas dengan memiliki sebahagian kecil saja daripadanya untuk dibaca pada upacara tertentu. Mengenai iramanya dikatakannya sangat sederhana, berupa satu kaki sajak yang terdiri dari lima suku kata kalau tekanan jatuh pada suku kedua dari belakang, atau empat suku kata jika tekanan jatuh pada suku kata terakhir. Bahasanya, disebutnya bahasa Bugis kuno yang tidak terpakai lagi. Selanjutnya ia berpendapat, bahwa pustaka ini jelas mempunyai nilai sastra yang tinggi, tetapi kegunaannya akan lebih banyak bagi etnologi, karena di dalamnya terdapat berbagai kebiasaan penduduk yang masih berlaku.
Karya berikutnya juga berupa pengumpulan naskah yang dilakukan oleh Schoemann. Koleksinya yang terdiri dari 19 buku, kesemuanya merupakan naskah salinan, kemudian dibeli oleh Perpustakaan Negara Prusia di Berlin."
1983
D1154
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>