Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stycos, J. Mayone
New York: McGraw-Hill, 1971
301.15 STY i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stycos, J. Mayone
New York: Appleton Century Crofts, 1973
613.934 STY c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Unit Penelitian Kelangsungan Hidup Anak , 1987
613.94 KEB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Josiah Macy Foundation, 1971
612.94 MAC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pinky Saptandari E.P. Wisjnubroto
"Nelayan sebagai pekerjaan tradisional tumbuh secara alamiah di pemukiman pantai. Penelitian di perkampungan nelayan pantai Kejawan Lor, Kelurahan Kenjeran, Kotamadya Surabaya, banyak menjelaskan dan memperkuat dugaan tersebut. Pekerjaan nelayan relatif membutuhkan tingkat pendidikan formal yang rendah, namun membutuhkan energi fisik yang tinggi.
Kebutuhan akan kekuatan fisik ini juga berlaku bagi para isteri nelayan. Karena hasil tangkapan kemudian diserahkan kepada para isteri untuk dijual, ataupun diolah sedemikian agar dapat dikonsumsi untuk jangka yang lebih lama dan mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Di pemukiman nelayan pantai Kejawan Lor proses nilai tambah produksi ini sepenuhnya diselenggarakan oleh para isteri nelayan.
Sebagai isteri nelayan, mereka harus bertanggung jawab dan pelaksana tunggal kelangsungan hidup rumah tangga. Dengan demikian secara praktis, ada tiga peran yang harus dijalankan secara konsisten oleh para isteri nelayan Kejawan Lor, yakni: (a) peran produktif-ekonomis, (b) peran reproduktif (biologis dan sosial), dan (c) peran sebagai pengelola kegiatan komunitas/sosial.
Ketiga peran ini berjalan bersamaan dan hampir-hampir tanpa henti. Bahkan pada saat haidpun -- demikian pusat perhatian penelitian ini -- tidak menghambat ketiga peran tersebut. Betapa beratnya beban kerja produktif tidak akan mengurangi peran domestik yang merupakan peran ideal yang diharapkan terhadap wanita. Oleh sebab itu, haid ataupun tidak, semua kegiatan tetap harus berjalan sebagaimana biasanya.
Secara biologis, haid, antara lain, ditandai dengan penurunan kondisi fisik. Pada saat kondisi fisik menurun, idealnya dibutuhkan istirahat yang cukup. Apabila kondisi biologis ini dihubungkan dengan adanya berbagai tabu haid, penelitian ini memperoleh temuan yang menunjukkan bahwa tabu haid tersebut tidak mendukung kondisi biologis pads saat wanita haid. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tabu merupakan suatu keyakinan, merupakan suatu yang harus dan memang sudah demikian alam mengatur. Keyakinan ini -- dengan demikian -- mengesankan adanya suatu sub-ordinasi pada peran wanita."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sugiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan fertilitas (anak lahir hidup) menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden.
Untuk dapat mengungkapkan keterangan tentang perbedaan anak lahir hidup menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden, telah dikemukakan beberapa hipotesis. Analisis data dilakukan dengan analisa deskriptif yaitu dengan menggunakan tabulasi silang dan beberapa teknik, demografi, dan analisa inferensial yaitu dengan menggunakan regresi ganda. Sumber data utama adalah dari hasil Survey Pendudukan Antar Sensus 1985 yang d.ipublikasi oleh Kantor Biro Pusat Statistik.
Penemuan-penemuan dalam studi ini secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut. Melalui metode analisis regresi ganda digunakan untuk mempelajari perbedaan jumlah anak lahir hidup menurut tempat tinggal, ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhitungkan umur kawin pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur ibu. Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih rendah dibandingkan dengan responden yang bekerja di sektor non-pertanian baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Ada dugaan sementara bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian tersebut telah memiliki jumlah anak banyak, sehingga kebutuhan keluarganya tidak cukup dipenuhi dari sektor pertanian. Keadaan ini cenderung mendorong mereka untuk pindah ke sektor non-pertanian/sektor informal.
Responden yang bertempat tinggal di perkotaan dan berpendidikan SD kebawah kecuali tidak sekolah mempunyai jumlah anak lahir hidup sedikit lebih banyak dibandingkan responden yang berpendidikan SLTP ke atas. Berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak, lahir hidup mempunyai hubungan negatif. Hal ini mungkin disebabkan faktor latar belakang responden, yaitu responden yang berpendidikan rendah (SD kebawah) pada umumnya kurang memiliki pengetahuan terutama tentang pengaturan jarak kelahiran. Sedangkan responden yang bertempat tinggal di pedesaan, mereka yang berpendidikan SD kebawah mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih sedikit dari pada responden yang berpendidikan SLTP ke atas, berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak lahir mempunyai hubungan positif. Kemungkinan yang dapat dijelaskan, yaitu responden dengan latar belakang pendidikan rendah memiliki pengetahuan tentang gizi yang rendah pula. Sehingga wanita dengan pendidikan rendah secara biologis cenderung kurang subur dan pertama kali mendapatkan haid terlambat serta akhir haid lebih cepat. Menurut semua jenjang pendidikan, responden yang bertempat tinggal di perkotaan mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih banyan dibandingkan di pedesaan. Kenyataan ini tidak seperti yang diharapkan yaitu di perkotaan mempunyai jumlah anak: lahir hidup lebih rendah dibandingkan di pedesaan.
Pengaruh negatif antara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup baik diperkotaan maupun di pedesaan. Keadaan ini tetap konsisten dengan hasil-hasil temuan sebelumnya. Menurut tempat tinggal, pengaruh negatif aniara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup lebih besar di perkotaan dari pada di pedesaan. Berdasarkan hasil perhitungan dari SUPAS 1985 rata--rata umur kawin pertama di perkotaan sebesar 22,5 tahun dan di pedesaan sebesar 19,5 tahun. Secara rasional, di pedesaan dengan rata-rata umur kawin pertama yang lebih rendah ada kecenderungan untuk mempunyai anak: lahir hidup lebih banyak.
Berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi, baik untuk daerah perkotaan maupun pedesaan, responden yang memakai alat kontrasepsi cenderung mempunyai anak lahir hidup lebih banyak, dibandingkan dengan responden yang tidak memakai alat kontrasepsi. Hal ini diduga, responden yang memakai alat kontrasepsi adalah mereka yang mempunyai jumlah anak lahir hidup sesuai jumlah anak yang diinginkan, dan tidak menambah anak lagi.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr Weni Kusumaningrum
"Dalam mengatasi permasalah kependudukan, seperti peningkatan jumlah penduduk, kematian ibu dan kematian bayi, pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana KB pada pasangan usia subur PUS . Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP yang terbukti lebih efektif dan cost efficient merupakan salah satu upaya strategis dalam program KB yang tertuang pada Renstra BKKBN tahun 2015-2019. Di Indonesia, penggunaan MKJP dari tahun ke tahun mengalami penurunan sehingga diperlukan upaya strategis untuk meningkatkan penggunaannya. Ideation terdiri dari 3 aspek yaitu kognisi, emosi dan interaksi sosial yang didefinisikan sebagai ide atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu, telah digunakan untuk memprediksikan baik secara individual ataupun senergis hasil dari program kesehatan termasuk kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen dari ideation dan mengetahui bagaimana elemen tersebut berhubungan dengan penggunaan MKJP reversible yang mencakup IUD dan implant di Provinsi NTB.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaf dengan desain studi Cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Survei Improving Contraceptive Mix Method ICMM yang dilakukan pada tahun 2015. Subyek penelitian adalah 6.384 wanita usia 14-49 tahun, menikah dan pernah menggunakan KB yang berasal dari Kabupaten Bima, Lombok Tengah dan Lombok Utara, Provinsi NTB. Confirmatory factor analysis digunakan untuk mengidentifikasi elemen yang sesuai dari 19 variabel yang digunakan. Analisis bivariat dan multivariat kemudian dilakukan untuk melihat hubungan ideation yang terbentuk dengan penggunaan MKJP reversible yang terdiri dari IUD dan implan.Berdasarkan hasil Confirmatory factor analysis, dari 19 variabel terbentuk 3 elemen ideation yaitu sikap mengenai MKJP reversible, pengetahuan mengenai MKJP dan komunikasi interpersonal.
Hasil dari regresi logistik menunjukkan bahwa elemen sikap posistif mengenai MKJP reversible dan komunikasi interpersonal berhubungan kuat dengan penggunaan MKJP reversible setelah dikontrol dengan variabel jumlah anak hidup dan kabupaten yang merupakan variabel confounding. Wanita dengan sikap positif terhadap MKJP reversible memiliki odds 7 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP reversible dibandingkan wanita dengan sikap yang negatif AOR: 7.11, 95 CI, 6.11-8.27 dan wanita dengan frekuensi komunikasi interpersonal yang tinggi memiliki odds 2.45 kali lebih tinggi untuk menggunakan MKJP reversible dibandingkan wanita dengan frekuensi komunikasi yang rendah AOR: 2.45, 95 CI, 1.97-3.03 .Penelitian ini memperlihatkan relevansi dari model ideation dalam penelitian dan program kontrasepsi khususnya MKJP reversible. Program untuk meningkatkan penggunaan MKJP reversible di NTB harus memprioritaskan pada peningkatan sikap positif terhadap MKJP reversible yaitu IUD dan implan dan mempromosikan komunikasi interpersonal mengenai KB pada PUS.

In addressing population issues, such as population growth, maternal mortality and infant mortality, Indonesia has implemented Family Planning FP programs. Promoting the use of Long Acting contraception that proven to be effective and cost efficient is one of the strategic efforts in the FP program stated in Indonesian National Family Planning Coordination Board Strategic Plan 2015 2019. The use of Long Acting Contraception has decreased from time to time and indicating the need of strategic effort to increase it. Ideation consist of cognition, emotion and social interaction defined as an idea or a person rsquo s perspective on something has been used to predict individually or senergically a result of a health program including contraception. This analysis aimed at identifing the elements of ideation and find out how the elements relate to the use of long acting contraception, especially Long Acting Reversible Contraception LARC that include IUD and implant in West Nusa Tenggara Province.This study uses a quantitative approach with cross sectional study design. The data was a secondary data derived from the Improving Contraceptive Mix Method ICMM Survey conducted in 2015. The research subjects were 6,384 women aged 14 49 years, married, had used FP and originating from Bima, Central Lombok and North Lombok district, West Nusa Tenggara province. Confirmatory analysis factor was use to identify the appropriate elements from 19 variables. Bivariate and multivariate analyzes were then performed to see the relationship of ideation element and the use of LARC.
The result shows that 19 variables formed three dimentions of LARC ideation attitude about LARC, knowledge about long acting contraception and interpersonal communication. Positive attitude regarding LARC and interpersonal communication was found strongly associated with the use of LARC after controled by number of children and district. The odds of using LARC was 7 times higher among women with a positive attitude compare to women with negative attitudes AOR 7.11, 95 CI, 6.11 8.27 , and the odds of using LARC was higher among women with high frequency of interpersonal communication AOR 2.45, 95 CI, 1.97 3.03 compared to women with low frequency of communication.This study reveals the relevance of the ideation model in contraceptive specially LARC use reasearch and program. Programs to improve the use of LARC in West Nusa Tenggara should prioritize on improving positive attitudes towards LARC and promoting interpersonal communication to couples of reproductive age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alfira Alwis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S8381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>