Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Girsang, Oktava D.
Abstrak :
Dampak perubahan lingkungan dan tuntutan masyarakat secara global mempengaruhi oganisasi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan paripuma disamping hams tetap survive ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat dalam merebut simpati dan tetap menjadi pilihan pertama masyarakat. Kualitas pelayanan keperawatan merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit secara menyeluruh, bila kinerja perawat baik maka balk pula kinerja rumah sakit dan sebaliknya. Penelitian ini berjudul Analisis kinerja perawat pelaksana ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat map dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat map RS PGI Cikini. Populasi penelitian adalah 194 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D lll Keperawatan dan SPKISPR . Jumlah sampel penelitian adalah 143 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 13 ruang rawat inap RS PGI Cikini.Untuk menguji karakteristik individu (umur, lama kerja, pendidikan, pelatihan ) dan karakteristik organisasi (kepemimpinan, supervisi, desain kerja, imbalan) sebagai variabel independen dengan kinerja perawat pelaksana ruang rawat map RS PGI Cikini sebagai variabel dependen digunakan analisis univariat, bivariat dengan chi-square. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kepercayaan alpha = 0,05, membuktikan hanya imbalan yang berhubungan secara bermakna dengan kinerja (p-value 0,036). Implikasi dari temuan ini adalah dengan memiliki persepsi yang balk terhadap imbalan menyebabkan perawat pelaksana memiliki kinerja yang balk dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah diperoleh informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan di ruang rawat limp RS PGI Cikini yang bermanfaat sebagai bahan masukan bagi upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di RS PGI Cikini khususnya dan bagi komunitas keperawatan pada umumnya. Oleh karena itu sebagai saran yang direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan adalah dengan memperbaiki sistem pemberian imbalan, khususnya kenaikan gaji berkala dan menetapkan reward dan punishment serta membuat pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai salah satu indikator dalam penilaian kinerja perawat pelaksana.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Khofifah
Abstrak :
Wilayah Kecamatan Candi memiliki jumlah usia lanjut terbanyak se-Kabupaten Sidoarjo-Jatim. Sebagian besar tinggal bersama keluarga. Belum diketahui bagayma-na kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan karakteristik usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Desain penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan crosssectional study. Populasi penelitian adalah keluarga dengan usia lanjut berjumlah 1020 keluarga. Jumlah sampeI sebanyak 319 keluarga yang ditentukan dengan two stage cluster sampling. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel adalah uji kai kuadrat, sedangkan untuk mengetahui subvaraibel yang paling dominan berhubungan dengan variabel dependen menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 48,3% keluarga mampu merawat usia lanjut di rumah. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bey atara status ekonomi, pendidikan, pekerjaan istri, pengetahuan, sikap, umur usia lanjut dan status kesehatan usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di rumah. Hasil analisis multivariat mendapatkan sub variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan keluarga yaitu sikap keluarga terhadap perawatan usia lanjut setelah dikontrol dengan subvariabel status ekonomi, pendidikan dan sikap keluarga serta umur usia lanjut. Saran untuk keluarga, hendaknya berpartisipasi aktif terbadap semua kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk perawatan usia lanjut. Bagi pelayanan keperawan komunitas, perlu dilakukan pengembangan Posyandu Usia Lanjut dengan meiibatkan keluarga dan pembentukan paguyuban keluarga dengan usia lanjut. Melalui wadah tersebut perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan dan memberdayakan keluarga secara optimal. Perlu penelitian lanjutan untuk factor reinforcing dan action research terkait dengan model perawatan usia lanjut di rumah yang dapat dipraktikkan keluarga sesuai dengan kapasitas yang dimiliki dengan mengaplikasikan transkultural nursing sebagai kerangka konsep penelitian.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanto
Abstrak :
Penyimpangan perilaku sehat pada anak sekolah usia remaja merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian di berbagai negara maju maupun negara berkembang. Penyimpangan perilaku sehat yang sering terjadi pada anak sekolah usia remaja terutama adalah perilaku sehat berisiko, antara Iain perilaku diit yang tidak sesuai, merokok, menggunakan NAPZA, kurang berolahraga. Penelilian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku sehat siswa SLTP negeri di wilayah Jakarta Timur. Metode penelitian adalah metode analitik cross sectional. Populasi adalah selumh siswa SLTP negeri di wilayah Jakarta Timur yang berusia antara 11 - I8 tahun. Sampel diambil dari lima wilayah kecamatan, masing-masing kecamatan diambil satu institusi pendidikan dan setiap institusi pendidikan diambil 3 kelas sampel dari kelas l, kelas 2 dan kelas 3. Cara mengambil sam pel ad alah metode Sffdlméd cluster random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas wanita usia 13 tahun, orang tua mereka mayoritas ibu lulusan SLTP dan ayah Iuiusan SLTA dan mereka bekerja. Berdasarkan skor rata-rata tingkat pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku sehat tergolong baik, demikian juga perilaku sehatnya. Perilaku sehat panutan (ayah, ibu, teman dan guru) juga tergolong baik, sedangkan sarana penunjang di lingkungan siswa tergolong cukup. Terdapat hubungan yang positip dan bennakna antara perilaku sehat siswa SLTP dengan pengetahuan siswa, sikap siswa, perilaku ayah, perilaku ibu, perilaku teman, perilaku guru, serta terdapat hubungan negatif yang bermakna dengan usia siswa. Penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan bermakna antara perilaku sehat siswa SLTP dengan jenis kelamin dan status ibn yang bekerja. Akhirnya pada penelitian ini membuklikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku sehat siswa SLTP adalah perilaku sehat teman, dan secara berurutan diikuti oleh perilaku ibu, usia siswa, jenis kelamin siswa, perilaku ayah, periiaku guru, pengetahuan siswa (si gni Ekan F=0,000 dan R Square = 0,361). Berdasarkan hasil penelilian tersebut, peneliti menyampaikan saran untuk institusi pendidikan SLTP agar meningkatkan kualitas penyelenggaraan program UKS dan mengintegrasikan materi pendidikan kesehatan dan pembinaan perilaku sehat ke dalam kurikulum penjaskes. Perawat komunitas mulai mengembangkan praktek kepernwatan sekolah; Ditpromkes.Dep_Kes.RI. mengembangkan program promosi kesehatan bagi anak sekolah usia remaja dengan melibatkan peran teman sebayanya, organisasi remaja, guru, dan orang tua; Melakukan penelitian lanjutan untuk menguji pengamh diskusi peer grorqn terhadap pengetahuan siswa remaja melalui metode quasi experiment.
Health behavior deviation of the school age teenager is thc essential problem that needs special attention in the developed and developing country. Deviation of health behavior often happens to the school age teenager especially health risk behavior, i_e. diet which is not best on medical recommendation, tobacco user, dnrgs, abuse and decrease of exercise. The goat of this research is to know factors which are contributed tothe health behavior of the junior high school student at East Jakarta. Research methodology that has been used is analytic cross sectional. The population is all the govemment SLTP students at East Jakarta who are ll - I8 years old. Sample is taken from 5 sub district and every sub district is taken one school. Every one school was taken 3 classes include year 7, 8, and 9. The sampling method is stratified cluster random sampling. Analysis result revealed that the majority of the respondent are woman, 13 years old, the education background of their parents are junior high school (mothers), senior high school (fathers), and their parent are working Based on the average score of knowledge and attitude level of the students to the health behavior is good. The role model( father, mother, friend, and teacher) of health behavior performance are also good, and the supporting facility surrounding the students is fairly good. There were positive correlation and significant between health behavior student and their knowledge, their attitude, their father?s behavior, mother?s behavior, their t`riend?s behavior, and their teacher?s behavior. This research shown that there is a negative correlation and significant between health behavior student with their age. This research also revealed that there are significant relationship between health behavior ofthe students with their gender and their mother?s status of work. Finally analysis revealed the most contributing factor to the health behavior ofthe students is friend health behavior, followed by other factors are mother?s behavior, the age of students, student?s gender, father?s behavior, teacher?s behavior and student?s knowledge ( F significant - 0,000 and R square = 0,36l) On that result, it is recommended to the public junior high school to increase the quality of school health programmed and try to integrate the guidance of health behavior and health education programmed to the curriculum of health and exercise lesson (penjaskes); Community nurse start to develop the practice of school health nursing; directorate of health promotion of Ministry ot' Health (MOH) develop the health promotion for the teenager school age which could include the role of peer group, teenager organization, teacher and their parents. Further research to test the influence of peer group discussion to the teenager school age knowledge by using quasi experiment method.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Budi Raharjo
Abstrak :
Rumah Sakit Hqii Jakarta telah melaksanakan program pengembangan tenaga. Perawat pelaksana sebagai usaha unluk memberikan pelayanan kepemwalan yang berkualitas. Program ini telah dilaksanakan sejak 6 tahun yang laiu. Berdasarkan survei RSI-U (2000) diketahui bahwa masih rendahnya pendokumentasian proses keperawatzn disebabkan kurangnya pemahaman tentang proses kepemwatan Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 92 responden. Analisis nmivariat digunakan untuk mengetahui karakteristik perawat Analisis bivariat, menggunakan Kai Kuadrat, untuk mengetahui hubungan antara karak'teristik perawat dengau penerapan proses keperawatan. Analisis regresi logistik ganda dilalcukan untuk mengetahui vmiabel yang paling dominan berhubungan dengan penerapan proses keperawatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari scmua variabel bebas baik pada uji bivariat(Kai Imadrat) maupun uji mult.ivaria1(Regresi logistik ganda), ternyata hanya variabel umur yang bcrhubungan dengan penerapan proses keperawatan. Dari 91 responden,ada 85,7% melakukan penerapan proses keperawatan dengan baik dan sekitar 14,3% melakukan penerapan proses keperawatan dengan tidak baik Mempertimbanglcan hasil penelitian ini, penulis menyarankan RSHJ untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga perawat pelaksana, khususnya. yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dan berumur Iebih dari 30 tahun dalam rangka meningkatkan produktifitas mereka.
Jakarta Haji Hospital has performed development program of nursing staffs in order to provide good quality services of nursing, This program has been conducted since six years ago. Based on survey conducted by Jakarta Haji Hospital in 2000, it was known that inadequacy of documentation of nursing process was caused by the low understanding of nursing process. Ninety two samples were used in cross sectional study. Univariatc analysis is used to know the characteristics of nurses. Bivariate analysis, chi sqnane test was used to investigate relationship between characteristic of the nurse and application of nursing process. Multiple logistic regression analysis is used to know the most dominant variable ofthe application of nursing process. The result of this study showed that those independent variables, either based on bivariale ana|yisis(Chi Square) or multivariate analyisis(Mulliple Logistic Regression), age was the only variable which has relation with application of nursing process. Eighty five point seven percent ofthe respondent is good in the application of nursing process and 14,3 percent is poor in the application of nursing process. Considering the result of this research, I suggest the RSHJ to provide trainings to nursing sta& especially those who have length of work more than tive years and those who more than 30 years of age in order to increase their productivity.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T6393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Johan Sastradijaya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon. Masalah ini timbul dilatarbelakangi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon yang belum optimal dimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana hanya 57,50 % (2003) dan perawat pelaksana yang membuat dokumentasi asuhan keperawatan dengan Iengkap dan benar hanya 53,67% (2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja perawat ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama bertugas, karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi dan pembelajaran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan seksional silang (Cross Sectional). Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon sejumlah 48 orang sebagai total sampel. Data yang diperoleh adalah data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap responden perawat pelaksana dan data sekunder didapat dari dokumentasi asuhan keperawatan di pencatatan medis (medical record). Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja, kepemimpinan dengan kinerja dan pembelajaran dengan kinerja. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kinerja, lama bertugas dengan kinerja, sumber daya dengan kinerja, imbalan dengan kinerja dan motivasi dengan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang benar kepada setiap perawat pelaksana melalui pelatihan formal yang diadakan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T13176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasnawati
Abstrak :
Departemen keperawatan Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC) telah mengajukan usulan penambahan tenaga keperawatan untuk mengatasi permasalahan ketenagaan keperawatan di ruang rawat inap. Penambahan tenaga yang diusulkan sebanyak 14 orang dengan klasifikasi tenaga perawat DIII dan SPK berpengalaman 2-3 tahun, dan tidak merekrut perawat S 1 karena pertimbangan belum membutuhkan S 1 dari luar karena sudah ada S 1 perawat yang disekolahkan (Departemen Keperawatan Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC), 2002). Usulan ini belum bisa direalisasikan oleh karena masih terjadi perbedaan pandangan antara departemen keperawatan dengan pimpinan RS. Pimpinan RS menyatakan bahwa tenaga yang ada sudah mencukupi. Dengan demikian pertanyaan penelitian adalah apakah jenis dan jumlah tenaga keperawatan yang ada sudah dapat memenuhi kebutuhan klien di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC) Jakarta ? Tujuan Umum : Diketahuinya gambaran tentang kebutuhan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang sesuai dengan beban kerja perawat di ruang, rawat inap Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC) Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan cross sectional untuk menghitung kebutuhan minimal tenaga keperawatan berdasarkan beban kerja perawat dan klasifikasi klien menurut Gillies dan Douglas. Dana yang diteliti berupa data primer yang berasal dari hasil pengamatan beban kerja perawat dalam melaksanakan kegiatan/ aktiiitas asuhan keperawatan langsung asuhan keperawatan tidak langsung, pendidikan kesehatan, non keperawatan ataupun aktivitas pribadi Serta pengamatan klasifikasi (tingkat ketergantungan) klien. Data primer rnempakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu/ perseorangan atau kelompok (Sugiarto, 2001).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Ayu Henny Achjar
Abstrak :
Remaja perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi agar dapat berperilaku positif. Perilaku remaja akan dipengaruhi oleh adanya informasi kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan kelompok kontrol, bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi dari peer group. Populasi pada penelitian adalah remaja di wilayah RW Kelurahan Kemiri Muka Depok yaitu sebanyak 20 RW. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling, sehingga ditetapkan 5 RW sesuai kelompok perlakuan yang ingin dilakukan dengan jumlah total sampel 240 remaja. Penelitian menggunakan peer sebagai mediator dalam penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi kepada responden remaja. Pendidikan kesehatan kepada responden remaja, dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberi buku dan dilatih peer dengan tanpa didampingi peneliti, didampingi 1 kali, 2 kali dan 3 kali dan kelompok kontrol yang hanya diberi buku pegangan. Hasil penelitian didapatkan 1 kali atau 2 kali didampingi peneliti, tidak memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang berbeda dengan kelompok tanpa didampingi atau dengan kelompok kontrol. Kelompok yang didampingi 3 kali, memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang berbeda dengan kelompok 1 kali dan 2 kali didampingan 2 kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui peran kelompok sebaya (peer group) dengan 3 kali didampingi, terbukti dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Untuk itu disarankan bagi pelayanan keperawatan komunitas, peer group di masyarakat dapat dilaksanakan melalui wadah karang taruna, remaja masjid, kelompok pengajian serta melibatkan masyarakat sekitar tempat tinggal remaja seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah setempat, LSM. Koordinasi dapat dilakukan di tingkat kelurahan, melalui pembinaan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk monitoring dan evaluasi program.
Adolescent needs to embed themselves with knowledge about health reproduction in order to able to have positive attitude. Adolescent attitudes will be influenced by information about health reproduction. This research used quation experiment design with control group to recognize increasing of adolescent knowledge about reproduction health through reproduction health education from peer group. Population in this research is adolescent Kemiri Muka Depok from 20 sub district sampling technique used cluster sampling. It was determined 5 sub district which are suitable with treatment group. Total sampling is 240 adolescent. This research used peer as mediator in delivering reproduction health education to respondents. It was divided into 5 groups that are intervention group which was given book and trained by peer without guidance, once guidance, twice guidance, third guidance and control group which was only given handbook. The result showed that the knowledge of groups which got one or two guidance similar with the group which was no guidance or control group. Intervention group which was gotten guidance three times showed the different increasing of knowledge from the group which obtained once guidance or twice guidance. Therefore it can be concluded that the delivery of reproduction health education through peer group with 3 times guidance, can increase adolescent reproduction health knowledge. It is suggested for community nursing service; peer group in community can be conducted through karang taruna institution, mosque youth, and religious service group as well as involved people around of adolescent residence such as public figure, religion leader, local government, NGO. The coordination can be conducted at level of administrative village, through the construction of people health center and health agency of regency for monitoring and evaluation program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Tri Lestari
Abstrak :
Inisiasi insulin merupakan langkah awal yang diperlukan pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 dalam menerlma insulin untuk mengendalikan glukosa darah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor -faktor yang mempengaruhi iniasiai insulin dengan menggunakan metode descriptive correlational dan desain cross sectional, melibatkan sampel 110 pasien. Analisis menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, lama mengalami DM), keyakinan terhadap insulin tidak: berhubungan dengan inisiasi insulin. Pengetahuan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam inisiasi insulin (p : 0.00, a : 0.05, OR : 9.63). Variabel lain yang memiliki hubungan signifikan dengan inisiasi insulin adalah sikap (p : 0.015,a : 0.05), efikasi diri (p : 0.00, a : 0.05), interaksi dengan petugas kesehatan (p : 0.00, a : 0.05). Perawat seharusnya meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri melalui interaksi yang baik dengan pasien guna mengubah sikap pasien dalam inisiasi insulin.
Insulin initiation is a first stage of insulin acceptance for patients with Type 2 diabetes mellitus to maintain blood glucose. The purpose of this study is to identifIed factors that influence insulin initiation. Using cross sectional design and descriptive correlational method, a total of 110 respondents participated in this study. Statistical analysis used chi-square and multiple logistic regression. The result shows that characteristic of respondents such as age, sex, education, income, duration of DM and insulin's belief were not associated with insulin initiation. Knowledge was the most predominant factor related to insulin initiation (p : O.OO,OR: 9.63). Other variables that has significantly relationship to insulin initiation were attitude (p : 0.015), self efficacy (p : 0.00), interaction between health care providers (p : 0.00). Nurses should increase patient's knowledge, self efficacy by improving interaction in order to change patient's attitude toward insulin initiation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hidayat
Abstrak :
Koping individu yang efektif diperlukan bagi penyandang DM untuk meningkatkan kepatuhan penyandang DM dalam mengelola penyakitnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik, tingkat kepatuhan dengan koping individu penyandang DM sebagai anggota Persadia RSMM Bogor. Desain penelitian ini adalah kwantitatif dengan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 88 penyandang DM, dengan uji statsistik Chi square dan uji t independen. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden tidak ada hubungan dengan tingkat kepatuhan kecuali usia (p value 0.043; α 0.05) dan jenis kelamin (p value 0.044; α 0.05), ada hubungan koping individu dengan tingkat kepatuhan (p value 0.037; α 0.05). Karakteristik responden tidak ada hubungan dengan koping individu. Diharapkan perawat dapat meningkatkan kepatuhan dan koping individu penyandang DM menjadi efektif dengan memberikan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial dan memberikan intervensi seperti coping enhancement, teaching. self-awareness, dan self-efficacy enhancement. untuk mencegah terjadinya koping individu yang tidak efektif dan ketidakpatuhan.
Effective individual coping is required for people with diabetes to improve the adherence to manage the disease. The purpose this study was to identify the relationship between characteristics and individual coping with levels of adherence diabetes mellitus as member of Persadia RSMM Bogor. The design of this research was correlational with cross sectional approach. The sample of this study consisted 88 number with DM. Data was analysed using χ 2 and independence t test. The result revealed that there was no relationship between characteristics and adherence rate, except age (p value 0043; α 0.05) and gender (p value 0044; α 0.05). There was a relationship between individual coping and adherence rate (p value 0037; α 0.05). There was no relationship between characteristics with individual coping. Nurses are recommended to improve adherence and coping individuals with diabetes, to be effective, by providing a structured health training, social support, and facilitate the provision of interventions to prevent individual ineffective coping and unadherence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rantung, Jeanny
Abstrak :
Kemampuan self-care merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan self-care dengan kualitas hidup pasien DM. Rancangan penelitian cross sectional, melibatkan 125 anggota PERSADIA cabang Cimahi. Alat ukur self-care adalah Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA), Diabetes Quality Of Life (DQOL) dan Beck Depression Inventory II. Hasil penelitian menunjukkan hubungan self-care dengan kualitas hidup menjadi tidak bermakna (p value 0.164) setelah dipengaruhi oleh jenis kelamin (p value 0.006) dan depresi (p value 0.001). Peningkatan satu satuan self-care, akan meningkatkan kualitas hidup sebesar 6.1% setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan depresi. Peningkatan self-care dapat dilakukan melalui pengembangan program edukasi yang terstruktur, meningkatkan kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien DM terkait aktivitas self-care, dan melakukan screening depresi terhadap pasien DM.
Self care ability is important in improving patient?s quality of life (QOL). Using cross sectional method, this research is designed to identify the relationship between self care and patient?s QOL in PERSADIA Cimahi, West Java. A hundred twenty five PERSADIA members were recruited and examined using Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA), Diabetes Quality Of Life (DQOL) and Beck Depression Inventory II. The results showed no significant correlation between self care activity and QOL (p=0,164) as influenced by gender (p=0,006), depression (p=0,001). Increase of one unit self-care was likely to increase 6,1% QOL after controlling by gender and depression. Self care improvement can be performed through developing structured education, improving nurse's competency in diabetes care and need diabetes screening program for DM patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>