Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilyanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan perbedaan nilai-nilai budaya organisasi yang sedang berkembang saat ini di lingkup seksi-seksi kerja Unit lnstalasi Rawat Darurat (IRD), RSUD Dr.Soetomo, Surabaya. Sampel diambil secara sensus dengan populasi berjumlah 428 orang yang terdiri dari 14 seksi kerja yang terbagi dalam 2 (dua) kelompok seksi kerja yaitu medis dan non medis. Responden yang mengembalikan daftar pertanyaan berjumlah 215 orang atau 50% dari populasi. Seluruh kuesioner yang kembali diukur dengan menggunakan Analisis Faktor Dengan Pendekatan Komponen Utama, Analisis Faktor Kembali, dan Analisis Median. Dari hasil penelitian, diketahui budaya kinerja yang berkembang di Unit Instalasi Rawat Darurat (IRD), RSUD Dr.Soetomo, mempunyai 15 (lima belas) budaya. Selain itu dengan menggunakan analisis median dapat ditentukan budaya kuat, budaya Iemah, dan budaya di ambang pintu. Ada 3 (tiga) Budaya Kuat yaitu Budaya Etos kerja, Budaya Bekerja tanpa pamrih, dan Budaya Berorientasi pelayanan. Di samping itu, Budaya Lemah terdiri dari 8 (delapan) budaya, yaitu Budaya Penghargaan, Budaya Bekerja dengan rasa aman, Budaya Pengawasan berbasis kerja secara kelompok, Budaya Keragaman dalam kebebasan memberikan pendapat, Budaya Kerja sama, Budaya Menyediakan keperluan yang dibutuhkan pekerjaan, Budaya Lingkungan yang kondusif, Budaya Peduli lingkungan dalam Iingkup pekerjaan. Budaya. Di Ambang Pintu terdiri dari 1 (satu) Budaya yaitu Budaya Bekerja secara individual. Untuk sub budaya Etos Kerja, terdapat 7 (tujuh) budaya kuat (Budaya Moralitas, Budaya Empati, Budaya Keterbukaan, Budaya Komunikasi, Budaya Pencapaian kinerja, Budaya Tata krama, Budaya Informasi dan menjaga citra RSUD) dan 2 (dua) budaya Lemah (Budaya Kerja dengan rasa aman dan mendapat insentif sesuai standar, Budaya Adil dalam pembagian pekerjaan). Untuk sub budaya Penghargaan, terdapat 1 (satu) budaya Iemah (Budaya Pengawasan) dan 1 (satu) budaya di ambang pintu (Budaya Penghargaan berdasarkan prestasi). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data ditemukan ada perbedaan budaya kinerja di antara seksi-seksi kerja dalam Unit Instalasi Rawat Darurat (IRD), RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Disarankan untuk budaya yang lemah perlu mendapat perhatian dan harus Iebih diperkuat lagi. Demikian juga untuk budaya di ambang pintu perlu Iebih ditonjolkan serta diperkuat pula untuk menunjang budaya organisasi yang telah ada sebelumnya. Penulis mengharapkan bahwa penelitian tentang budaya organisasi dapat terus dilanjutkan, karena penelitian tentang budaya organisasi dapat menggali budaya-budaya organisasi yang selama ini tidak terlihat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T 3918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Juanda
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang peranan lembaga keujruen blang dalam menggerakkan kerjasama masyarakat dan kendala-kendala pengembangannya. Penelitian ini penting mengingat keberadaan lembaga keujruen blang sangat diperlukan masyarakat tani dalam kegiatan pertanian sawah. Dalam pelaksanaan tugasnya lembaga keujruen blang mengedepankan nilai-nilai gotong royong. Gotong royong yang berlaku disini sudah menjadi hukum adat dan merupakan salah satu alat pencapaian tujuan lembaga, yaitu agar kegiatan pertanian sawah berjalan lancar dan berhasil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para informan. Sementara itu pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan lingkup informan mencakup unsur pengurus lembaga keujruen blang, masyarakat tani, pemerintah dan tokoh adat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran yang dilakukan keujruen dalam menggerakkan kerjasama masyarakat tani kurang efektif untuk mengatasi masalah menurunnya semangat gotong royong dalam lembaga keujruen blang. Apa yang dilakukan keujruen hanyalah melaksanakan tugas rutinitas semata yang bersifat fragmatis, sehingga tidak menyentuh pokok persoalan penyebab menurunnya semangat gotong royong tersebut. Penurunan semangat gotong royong antara lain disebabkan oleh tidak optimalnya services yang diberikan lembaga keujruen blang kepada petani berupa ketersediaan air pertanian yang cukup, dan melemahnya internalisasi nilai-nilai yang berlaku dalam lembaga keujruen blang oleh petani. Rendahnya services tersebut disebabkan oleh tidak optimalnya fungsi irigasi setengah teknis yang digunakan sebagai prasarana penyuplai air ke persawahan. Irigasi induk yang berlokasi di Desa Blang Bayu tersebut dibangun pemerintah pada Tahun 1998. Kehadirannya justru memperburuk tata guna air yang telah ada, sehingga pasokan air ke sawah-sawah tidak tercukupi. Hal tersebut berdampak juga pada penurunan kuantitas musim tanam dari sebelumnya 2 kali setahun menjadi 3 kali dalam 2 tahun. Kemudian musim tanam juga menjadi tidak serentak lagi dalam satu wilayah kerja keujruen chick (tingkat kecamatan) sehingga menyebabkan semakin banyaknya hama yang menyerang tanaman padi. Sementara itu melemahnya internalisasi nilai-nilai yang berlaku dalam lembaga keujruen blang oleh petani lebih disebabkan oleh melemahnya pola hubungan tradisional petani yang mulai bergeser ke pola hubungan rasional ekonomi. Tidak optimalnya fungsi irigasi juga merupakan kendala utama pengembangan lembaga keujruen blang. Disamping masalah lemahnya kepemimpinan lokal, struktur organisasi yang kurang mendidik, minimnya intervensi pemerintah, dan sebagian dari substansi aturan adat sudah kurang relevan dengan kondisi masyarakat tani sekarang. Untuk meminimalisir masalah yang terjadi dalam lembaga keujruen blang, diperiukan reorientasi kepemimpinan keujruen dari peranan yang terpaku pada pelaksanaan tugas rutinitas semata ke peran sebagai seorang agen perubahan (change agent) yang mampu melakukan pembaharuan bagi organisasi, pembenahan irigasi, penyadaran masyarakat tani dan pemerintah, serta redefinisi aturan adat dan restrukturisasi kelembagaan keujruen blang.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutyaningsih
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran atau persepsi karyawan terhadap kompetensi perusahaannya dalam aspek peningkatan mutu dan pembelajaran yang diperlukan untuk memperoleh dan mempertahankan posisi persaingan serta untuk mendukung keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau Sustainable Competitive Advantage (SCR) pada era globalisasi ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan wawancara dengan memilih studi kasus di PT. DENSO INDONESIA CORPORATION yang bergerak di bidang suku cadang kendaraan. Sampel dipilih dengan cara Stratified Random Sampling sebanyak 47 orang dan populasi sebesar 153 orang. Penulis menerima pengembalian kuesioner sebanyak 41 buah dari 47 buah kuesioner yang dibagikan. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan instrumen kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) untuk mendapatkan persepsi tentang aspek-aspek peningkatan mutu dan Learning Organization Profile (LOP) untuk mengukur variabel tingkat penerapan pembelajaran (yang dalam hal ini menggunakan kasus pembelajaran Sistem Manajemen Mutu QS-9000). Dalam mengukur variabel tingkat pembelajaran penulis menggunakan skala model Liked. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Sistem Manajemen Mutu QS﷓ 9000 dapat mendukung daya saing PT. DENSO sejauh Iangkah-langkah yang diambil dalam usaha peningkatan mutu berdasarkan pada unsur-unsur yang terdapat di dalam Sistem Manajemen Mutu ini. Diketahui Pula bahwa dari 79,51% responden hanya sebanyak 29,80 % responden yang menyatakan bahwa tingkat penerapan Learning Organization baru diterapkan pada bagian tertentu organisasi, sedangkan selebihnya sebanyak 25,32% responden menyatakan telah diterapkan pada sebagian besar organisasi dan 24,39 % menyatakan telah diterapkan sepenuhnya di seluruh organisasi. Dan perhitungan skor rata-rata untuk penerapan seluruh aspek pembelajaran diperoleh hasil bahwa tingkat penerapan Learning Organization di PT. DENSO berada di atas skor rata-rata 500 perusahaan yang diteliti oleh Marquardt dalam 8 (delapan ) tahun terakhir (penelitian diadakan pada tahun 1996). Secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat penerapan Learning Organization yang cukup baik, usaha-usaha yang mengarah pada pencapaian peningkatan mutu di PT. DENSO cukup signifikan. Selain itu hal ini pun akan mendukung perusahaan dalam meraih Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan/ Sustainable Competitive Advantage (SCR).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlisa Arfani
Abstrak :
Industri perdagangan berjangka (futures trading) telah disahkan sejak 15 Desember 2000 yang ditandai dengan berdirinya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), merupakan salah satu sektor ekonomi yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Hingga saat ini BBJ telah memperdagangkan Kontrak Berjangka Kopi, Olein, CPO, Emas, dan Kontrak Bergulir Emas (khusus untuk kontrak kopi dan CPO telah dihentikan sementara perdagangannya sejak Januari 2002). Salah satu ujung tombak untuk mensukseskan perdagangan berjangka adalah perusahaan pialang berjangka (selanjutnya disebut pialang), yang mengenalkan dan memasarkan kontrak-kontrak tersebut kepada para investor (nasabah). Oleh karena itu, pembinaan di kalangan pialang perlu dilaksanakan antara lain dengan melakukan pengukuran kinerja dan internal benchmarking. Pengukuran kinerja pialang yang bergerak di bidang jasa dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam meningkatkan kinerja secara bersama-sama hingga saat ini belum memiliki format yang baku, sebagaimana layaknya pengukuran kinerja di perusahaan yang menghasilkan produk. Di samping itu, mengingat usia perdagangan berjangka yang relatif masih muda, praktek-praktek dan strategi pialang yang terbukti mampu meningkatkan kinerja pialang masih sedikit dan sulit ditemukan. Pengukuran kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengukuran efisiensi relatif. Organisasi dikatakan memiliki kinerja terbaik apabila memiliki efisiensi teknis sebesar 100 %, sedangkan organisasi yang memiliki efisiensi teknis dibawahnya berarti kinerja organisasi tersebut dinilai berdasarkan persentase dan efisiensi organisasi yang memiliki efisiensi terbaik. Dengan demikian para pialang dapat mengetahui gambaran yang tepat tentang tingkat efisiensinya dibandingkan dengan efisiensi pialang lainnya. Pengukuran efisiensi relatif para pialang menggunakan metoda non parametrik (Data Envelopment Analysis - DEA), yaitu dengan membandingkan masukan dengan hasil yang dicapai oleh masing-masing pialang. Variabel input dan output yang akan dianalisis merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pialang dalam memasarkan kontrak berjangka pada tahun 2002, yang sebelumnya diuji dengan Analisis Faktor untuk menentukan variabel input dan output yang benar-benar memberikan pengaruh yang signifikan dalam penelitian ini. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, terdapat tiga pialang yang sudah efisien (J,K,L), empat pialang (E,H,B,F) yang memiliki skor efisiensi antara 95% - 75%, empat pialang lainnya (G,D,A,C) memiliki skor efisiensi di antara 75% - 50%, dan terdapat satu pialang yang memiliki skor efisiensi di bawah 50% yang menunjukkan kinerjanya sangat kurang dibanding yang lainnya. Kinerja pialang dikatakan efisien apabila ia memiliki simple efficiency score (Epp) sebesar 100%. Sedangkan pialang terbaik (best-practice) adalah pialang efisien yang memiliki nilai Cp terbesar tetapi memiliki nilai FP1 terkecil. Hal ini berarti pialang tersebut telah menggunakan sumber daya internalnya secara maksimal untuk mendapatkan output yang optimal dibandingkan pialang lainnya ditinjau dari self appraisal maupun peer appraisal. Setelah diperoleh pialang yang paling baik kinerjanya dan cocok untuk dijadikan benchmark dengan efisiensi terbaik (best-practice), selanjutnya dilakukan proses benchmarking. Praktek-praktek terbaik yang diterapkan pialang tersebut (dalam penelitian ini adalah pialang L) dijadikan acuan oleh pialang lain yang kurang efisien untuk diimplementasikan di lingkungan kerjanya sesuai dengan budaya perusahaan, kondisi dan karakteristik dari pialang tersebut. Dengan demikian diharapkan kinerja para pialang dapat ditingkatkan secara bersama-sama dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Burhanuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai perekonomian negara sedang berkembang di Indonesia sektor jasa masih sangat tertinggal. Anggapan yang melatar belakangi penelitian dan penulisan tesis ini ialah ketertinggalan sektor jasa itu. termasuk jasa profesional ( Professional Servicess ) tidak saja dikarenakan belum maju dan berkembangnya keahlian dan keterampilan profesional. Tetapi juga karena kelembagaan organisasi yang mendukung pelayanan jasa profesional belum cukup dapat dihandalkan. lni karena belum meluasnya kesadaran keunggulan bersaing sangat ditentukan oleh "organization capability", sehingga organisasi dipandang sebagai alat saja.

Karena itu tesis ini, usaha melakukan deskripsi permasalahan kelembagaan organisasi kemitraan profesional secara medasar, yaitu berkenaan dengan " Professional Turnover " dari perspektif organisasi. Dengan tujuan agar melalui perspektif itu dapat diungkap berapa besar tingkat "turnover" organisasi kemitraan profesional, apa yang mendorong terjadinya, bagaimana kondisi internal organisasi yang mengalami "turnover" itu, apa yang dilakukan atau dapat dilakukan agar tingkat "turnover" itu dapat ditekan. Sehingga tidak menjadi "emergent system" bagi organisasi kemitraan profesional. Ternyata "turnover" organisasi kemitraan profesional dapat dikatakan sangat tinggi. Dengan Cara perhitungan menggunakan total anggota tahun terakhir penelitian saja munculnya angka 48,0-persen mitra ( Partners ) keluar dan angka 71,0-persen mitra baru. Kalau perhitungan dilakukan menggunakan persentase keluar tiap tahun angka-angka itu akan jauh lebih besar, yaitu 52,0-persen mitra keluar. Sehingga dalam 10-tahun dapat dikatakan tiap organisasi keritraan sudah merupakan organisasi baru sama sekali, karena semua orang baru.

Tingkat "turnover" seperti itu tidak tampak ganjil jika dikaitkan dengan keadaan pasar tenaga kerja profesional di Jakakarta sebagai Iingkungan mikro dari organisasi kemitraan profesional itu di mana surplus penawaran tenaga kerja profesional muncul bersamaan dengan tidak tecisinya sejumlah kesempatan kerja, atau ada jurang kualitas tenaga kerja tersedia dengan kualifrkasi kerja yang tersedia. Di pihak lain pendidikan mitra yang tinggi mendorong tenaga kerja profesional cenderung oportunistik

Internal organisasi kemitraan profesional ternyata masih Iemah terutama pada aspek kapasitas pelayanan dan keseuaian internalnya ( servicess capacity and internal compatibility ). Tetapi dari aspek struktur, komunikasi atau relasi sudah cukup memadai.

Sementara itu pada faktor strategik, ternyata organisasi kemitraan profesional belum sepenuhnya memberikan otonomi yang dibutuhkan kegiatan profesional, masih terdapat tekanan yang mengganggu penyelenggaraan kegitan profesional para mitra. Belum ada sistim imbalan yang berdekatan di antara organisasi sehingga cenderung mendorong tenaga kerja berprilaku kutu loncat, ini terbukti dari jarak penggajian yang begitu besar antara organisasi yang satu dengan yang lainnya. Dan dari segi loyalitas, pada dasarnya di dalam organisasi kemitraan profesional sudah demikian baik.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samperuru, Maria A.
Abstrak :
PT XYZ sebagai salah satu organisasi air express yang lahir sejak tahun 1969 di Amerika Serikat dan telah tersebar di seluruh dunia bergerak sangat cepat dan sangat tergantung pada kondisi pasar secara global sehingga tidak jarang mereka menghadapi tantangan-tantangan yang belum pernah ditemui sebelumnya. Ia pun harus bersaing tidak hanya dengan sesama didalam satu negara melainkan juga dengan organisasi-organisasi lainnya dari seluruh dunia. Strategi baru harus diciptakan yang akan menyebabkan tidak cocoknya budaya organisasi yang lama dengan strategi baru. Karena itu budaya perusahaan harus diarahkan pada terbentuknya learning culture, yang pada akhirnya akan membentuk learning organization yaitu organisasi global yang dapat memiliki kemampuan mengatur dan menguasai pasar global dengan segala ketidakpastian dan tantangannya. Dengan PT XYZ sebagai learning organization, maka semua karyawan dapat mengembangkan dan mempersiapkan diri mereka secara terus menerus dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi misalnya saja terjadi perubahan pemegang saham maupun persaingan yang semakin ketat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Gayus El Harun
Abstrak :
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 menentukan bahwa Notaris harus berhimpun dalam satu wadah organisasi notaris yang diharuskan berbentuk perkumpulan yang berbadan hukum yaitu Ikatan Notaris Indonesia INI . Beberapa orang berpendapat bahwa ketentuan tersebut tidak sesuai dengan UUD 1945. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana kedudukan organisasi-organisasi notaris yang ada di Indonesia dengan adanya ketentuan bahwa notaris berhimpun dalam satu wadah organisasi notaris. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan secara yuridis normatif. Tahap penelitian terdiri atas penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara. Analisis data menggunakan metode analisis normatif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa keberadaan INI sebagai wadah tunggal organisasi Notaris bertujuan agar pemerintah dapat lebih maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap organisasi yang ada, sedangkan organisasi Notaris lain selain INI hanya dianggap sebagai organisasi kemasyarakatan.
ABSTRACT
Law of the Republic of Indonesia Number 2 of 2014 about Position of Notary, which was enacted on January 15th, 2014 assign Notary to come together in one provision of Notary Organization, which is the Indonesian Notary Organization. Some people say that this provision is not compatible to the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945. Based on this, the author is interested to conduct a research to know the position of Notary Organizations in Indonesia with the existing provision. The research is descriptive analytical with normative juridical approach. The research phase consists of literature and field research. Data collection tehniques were conducted by document studies and interviews. Analytics are done using normative qualitative analysis method. Based on the results of the research, it can be argued that the existence of INI as a single container of all Notary Organizations is to maximize the government rsquo s supervision to existing organizations, while other Notary Organizations aside from INI are only seen as civic organizations.
2017
T48316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emalia Suwartika
Abstrak :
Penelitian mengenai Pengembangan Organisasi Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional dilatar belakangi oleh adanya tuntutan masyarakat dalam memperoleh informasi hukum sehingga mengharuskan Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional melakukan Pengembangan Organisasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Cummings and Worley melalui pendekatan pada aspek strategi, teknologi, struktur, sumber daya manusia, sistem dan budaya dalam organisasi. Informan dalam penelitian ini adalah pejabat dan staf di lingkungan Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat informan dan didukung dengan teori-teori yang terkait dengan pengembangan organisasi. Dari analisis hasil wawancara secara mendalam terhadap informan, dapat disimpulkan bahwa 1) Strategi, berupa visi, misi tujuan dan sasaran telah digunakan secara efektif dalam pedoman keija 2) pada aspek teknologi, masih terdapat kekurangoptimalan pada website yang dimiliki, hal ini terlihat dari kurang lengkapnya informasi yang ditampilkan 3) pada aspek Struktur, Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional belum mencerminkan pola kerja pendokumentasian yaitu pengumpulan, pengolahan dan penyajian sehingga terjadi tumpang tindih pada pelaksanaan pekerjaan. 4) sedangkan Sistem kerja yang terjadi selama ini telah mencerminkan sistem kerja yang kondusif dimana setiap tugas dan kegiatan dikoordinasikan dengan baik antara bidang satu dengan bidang yang lain 5) Sumber Daya Manusia, jumlah yang ada sekarang ini dapat dikatakan memadai akan tetapi dari kualitas, sumber daya manusia harus ditingkatkan dalam upaya penyebaran informasi hukum, 6) Budaya kerja yang terjadi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional telah berjalan dengan baik dimana masing-masing individu dapat mengutarakan pendapatnya dan dengan kuat memegang komitmen untuk memajukan Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Hasil Penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pembenahan pada struktur organisasi Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional dengan memperhatikan alur kerja pendokumentasian yaitu pengumpulan, pengolahan dan penyajian, kemudian pada teknologi terutama pada website bphn.go.id harus segera dibenahi terutama kelengkapan konten atau muatan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat luas, pada sisi sumber daya manusia, diperlukan reward sebagai penghargaan terhadap prestasi kerja agar pegawai benar-benar melaksanakan tugas terutama dalam penyebarluasan informasi hukum. ......The research conceming the development of the organization of the centre of the documentation and national legal information background by the existence of the society demand in receiving legal information so as require the documentation center and legal information national conduct the organization development The analysis that be used is the qualitative descriptive analysis with the approach that it is propose by Cummings and Worley through the approach in the aspect of the strategy, technology, the structure, human resources, the system and the culture in the organization, the informant in this research is the official and the staff in the Central environment of the documentation and legal information national, the data collection is carry out with the deep interview, whereas the analysis is carry out by referring in the informant 's opinion and being support with theories that are relate to the development of the organization. From the analysis product by the interview in depth against the informant, could be conclude that 1) the strategy, took the form of the point of view, the aim mission and the target is us effectively in the work guide 2) in the aspect of technology, still is gotten less optimally in website that is had, this is seen from more incomplete him information that is put forward 3) in the aspect of the structure, the centre of the documentation and legal information national did not yet reflect the pattem of the work of the documenting that is the collection, the Processing and the presentation so as to the overlap in the implementation of the work happen.4) whereas the work system that happen unti 11 now reflect the conducive work system where each task and the activity is coordinate well between the field of one and the other field 5) human resources, this current available number could be said adequate but from the quality, human resources must be increase towards the spreading of legal information, 6) the work culture that happen i n the centre of the documentation and legal information national went well where respectively the individual could explain his opinion and powerfully hold commitment to move forward the centre of the documentation and legal information national Results of the research suggest that needing the existence of the repairing to the structure of the organization of the centre of the documentation and legal information national by paying attention to the work channel of the documenting that is the collection, the processing and the presentation, afterwards in technology especially in website bphn, five, id immediately must be straighten out especially the completeness content or information cargo that could be access by the wider community, to the side of human resources, is need reward as the appreciation towards the achievement of the work so that the ofEcial really carries out the task especially in the spreading of legal Information.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26902
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Krisnawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai masalah yang dihadapi oleh organisasi selama implementasi program yang ditinjau melalui landasan perencanaan strategis. Proses perencanaan strategis digunakan sebagai material penilaian akan masalah dan potensi sebagai bagian dari managemen organisasi yang efektif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didesain secara deskriptif berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di organisasi Global Green Growth Institute. Hasil penelitian ini menjabarkan bagaimana organisasi telah mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi selama implementasi program dan melalui poses perencanaan strategis mampu mengidentifikasi masalah dan potensi yang dimilikinya disaat yang bersamaan pula diberikannya beberapa saran guna organisasi untuk meningkatkan efektifitas dari implementasi programnya yang didasari oleh proses perencanaan strategis agar sesuai dengan komponen-komponen yang ada di dalam pemaparan teori perencanaan strategis pada sistem managemen organisasi.
ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the problem that organization face during program implementation that is review based on strategic planning approach. Strategic planning process is used as a material assessment of problem and potential as part of effective organizational management. This research is a qualitative research that is designed descriptively based on observation and interview conducted in Global Green Growth Institute organization. The results of this study describes how the organization has identify the problem that they have faced during program implementation and through strategic planning process are able to identify the problems and potentials it has at the same time also given some suggestions for the organization to improve the effectiveness of their program implementation based on strategic planning process to fit the components that exist in the presentation of the theory of strategic planning on the organization 39 s management system.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morgan, Jacob
Abstrak :
Solve business problems, uncover new opportunities, and ignite innovation using the newest collaborative technologiesThe Collaborative Organization gives you a strategic approach to building, implementing, and using social and collaborative technologies--such as those created by Jive and Yammer--to create innovative products, solve business problems, and create new processes that will foster lasting success and growth. Jacob Morgan is the principal and cofounder of Chess Media Group, which helps organizations understand how to use social and collaborative tools to solve business problems.
New York: McGraw-Hill, 2012
658.401 2 MOR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>