Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pantius Drahen Soeling
"Pembenahan manajemen di lingkungan PAM JAYA sedang dilakukan oleh para direksi. Pembenahan ini berkenaan dengan adanya anggapan bahwa pelayanan kepada masyarakat yang khususnya pada rayon usaha sebagai ujung tombak dirasakan belum maksimal. Dengan adanya Sistem Pelayanan Cepat (pelayan prima) yang diluncurkan oleh Direksi PAM JAYA diharapkan masyarakat pelanggan maupun calon pelanggan dapat dilayani dengan lebih baik lagi.
Penulis ingin meneliti kesiapan dari sumber daya manusia di lingkungan rayon usaha, khususnya pola kepemimpinan dan kerjasama tim sebagai persiapan untuk pelayanan. Dengan asumsi bahwa pola kepemimpinan transaksional dikombinasikan dengan pola kepemimpinan transformasional, disertai dengan kematangan dan kedewasaan kerjasama tim merupakan persiapan dasar untuk menunjang pelayanan prima.
Dari hasil penelitian terhadap empat rayon usaha sebagai sampel dengan responden pimpinan 18 orang dan responden para bawahan 120 orang ternyata pola kepemimpinan baik transaksional dan transformasional telah diterapkan. Sedangkan tingkat kedewasaan tim juga sudah baik. Hasil tersebut temyata banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan yang menganggap para bawahan telah dewasa dan bertanggung jawab, ekstemal, motivasi berupa sistem target pelayanan prima, target penambahan sambungan baru dan target pelayanan melalui telephon. Disamping itu pola kepemimpinan yang berdasarkan pemberdayaan, partisipasif yang mampu menimbulkan internal motivator bagi para karyawan dalam tim sehingga menimbulkan tantangan yang harus dihadapi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruddy Agusyanto
"Pengekompokan sosial memang tidak bisa dihindarkan, akan selalu terjadi di mana manusia hidup dan tinggal, tak terkecuali di dalam kehidupan sebuah organisasi. Namun, tidak berfungsinya sistem kontrol-monitoring-koordinasi sebuah organisasi bukanlah akibat pengelompokan sosial semata. Kalau tidak, maka bisa dikatakan hampir semua organisasi di dunia ini akan mengalami masalah serupa, yaitu tidak memadainya sistem kontrol-monitoring-koordinasi. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua pengelompokan sosial menyebabkan sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hal di atas, tesis ini memfokuskan diri pada jaringan jaringan sosial yang terwujud dalam "dunia kerja? PAM JAYA dan struktur sosial (aturan, norma, nilai -termasuk penghargaan dan sanksi) yang lahir dari jaringan jaringan sosial tersebut - yang memberikan ketidakleluasaan-ketidakleluasaan terhadap tindakan para anggotanya dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas/kewajiban sebagai pegawai PAM JAYA serta dampaknya terhadap pencapaian tujuan organisasi (memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Jakarta). Oleh karena air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia, tidak tercapainya tujuan organisasi PAM JAYA mempunyai implikasi terhadap kondisi kesehatan warga DKI Jakarta.
Metode pengumpulan data, digunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman, serta kuesioner roster. Metode pengamatan terlibat berguna untuk melihat, mendengar, dan memahami gejala-gejala (tindakan, aktivitas, peristiwa) yang ada, sesuai dengan makna yang diberikan atau yang dipahami para pegawai PAM JAYA. Selain itu, berguna untuk memahami proses dan mekanisme terwujudnya jaringan-jaringan sosial, serta untuk mendefinisikan konteks-konteks sosial atau content hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan sosial. Sedangkan wawancara dengan pedoman digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi khusus yang dibutuhkan. Selanjutnya, untuk mengidentifikasikan para anggota (aktor) dan sosiogram jaringan-jaringan sosial yang terwujud digunakan kuesioner roster.
Dalam kehidupan nyata organisasi PAM JAYA, ketiga tipe jaringan (kepentingan, kekuasaan dan perasaan) secara terus menerus saling berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkutan, karena logika situasional atau struktur sosial masing-masing tipe jaringan adalah berbeda atau belum tentu sesuai satu sama lain. Maka dari itu, dapat saja atau seringkali terlihat kontradiksi antara sikap dengan tindakan yang pelaku wujudkan. Aturan-norma-nilai yang lahir dari perpotongan-perpotongan ketiga tipe jaringan inilah yang berlaku, akibatnya aturan-aturan resmi, norma-norma dan nilai-nilai organisasi cenderung tidak dapat sepenuhnya diterapkan atau berlaku dalam realita kehidupan.
Para aktor yang menjadi anggota jaringan interseksi ketiga tipe jaringan menjadi sulit membedakan struktur sosial mana (kekuasaan, kepentingan atau perasaan) yang berlaku saat interaksi terjadi di antara mereka. Hubungan-hubungan sosial di antara mereka cenderung menyatu, akibatnya di antara para aktor, satu sama lain tidak mampu menolak permintaan atau keinginan aktor lain, termasuk permintaan atau keinginan yang menyimpang dari aturan-aturan dan tujuan-tujuan organisasi. Mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kekuasaan kepentingan, memiliki posisi tawar-menawar yang relatif seimbang sehingga negosiasi akan terwujud bila masing-masing aktor tidak merasa dirugikan. Sementara, di kalangan mereka yang mempunyai hubungan-hubungan sosial bermuatan kekuasaan-perasaan, aktor yang memiliki kekuasaan relatif lebih tinggi akan melindungi aktor yang memiliki kekuasaan relatif rendah biarpun tindakan yang dilindunginya itu sebenamya adalah menyimpang dari aturan-aturan atau struktur resmi organisasi. Sedangkan mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kepentingan-perasaan, satu sama lain saling memberi atau semacam bagi-bagi rejeki. Akibatnya, pusat-pusat kekuasaan menjadi sulit menjalankan fungsinya; tidak mampu secara terus-menerus mengkaji ulang kinerja unit-unit sosial yang dipimpinnya dan mempolakan kembali strukturnya untuk menjaga taraf efisiensinya - demi kepentingan atau tujuan dan target organisasi.
Akibatnya, banyak terjadi 'kebocoran' (baik kebocoran air hasil produksi maupun kebocoran administratif) sehingga PAM JAYA tidak mampu mengadakan dan mendistribusikan air bersih kepada seluruh penduduk kota Jakarta secara adil dan merata (hanya 44% penduduk Jakarta yang mampu dilayani). Mengingat kondisi pencemaran terhadap sumber air saat ini, yang semakin hari semakin meningkat (baik yang berasal dan limbah industri maupun limbah rumah tangga), penduduk yang tidak menggunakan air PAM JAYA untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya mempunyai konsekuensi kesehatan tersendiri. Hal ini, diperkuat dengan kesadaran sanitasi lingkungan dari penduduk Jakarta yang masih rendah dan belum ada kebiasaan memeriksakan sumber air bersihnya ke laboratorium PAM JAYA untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk dikonsumsi. Maka dari itu, perlu dilakukan peneiitian lebih lanjut yang lebih intensif mengenai implikasi kesehatan ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengelompokan atau jaringan sosial yang membuat sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak memadai atau berfungsi sebagaimana mestinya adalah pengelompokan/jaringan sosial yang melahirkan struktur sosial atau logika situasional yang tidak mendukung struktur resmi organisasi dan dengan begitu sangat menentukan (sudah tidak lagi memberi ketidakleluasaan) tindakan para anggotanya - baik individual maupun kolektif - sehingga tak seorangpun berani menentang/melanggarnya. Di lain pihak, begitu dominannya struktur sosial yang lahir dari pengelompokan/jaringan sosial ini mengakibatkan struktur resmi organisasi tidak berlaku atau tidak bisa dijadikan pegangan bagi para anggotanya. Seseorang berani melanggar struktur resmi organisasi tetapi tidak berani melanggar aturan dan norma jaringan sosial. Selanjutnya, dalam perjalanan waktu, struktur jaringan sosial semakin luas wilayah jangkauannya. Artinya, individu atau kelompok individu yang tidak termasuk ke dalam jaringan-jaringan sosial juga tunduk terhadap aturan-norma-nilai jaringan sosial dan sebagian besar dari mereka akhirnya memilih menjadi anggota jaringan-jaringan sosial. Dengan kata lain, struktur resmi organisasi tidak operasional dalam kehidupan nyata tetapi cenderung bersifat normatif atau ideal, yaitu berisi aturan-aturan tentang bagaimana 'yang seharusnya' karena para anggota di dalam organisasi yang bersangkutan tidak mampu memberlakukan aturan-norma-nilai yang sudah distrukturkan dan tidak mampu menjatuhkan sanksi kepada para anggota yang melanggar aturan-norma-nilai yang telah distrukturkan tersebut.
Oleh karenanya, bila terlalu memusatkan perhatian kepada sesuatu yang abstrak seperti kebudayaan, sistem nilai atau keyakinan, tatanan moral - adalah terlalu berlebihan - sehingga kita tidak mampu melihat gejolak (fluktuasi) kehidupan manusia yang empirik terjadi setiap harinya sebab manusia saling tergantung tetapi juga saling memanipulasi satu lama lain. Ini adalah proses internal dan inheres dalam hubungan sosial antar manusia.
Dengan memusatkan perhatian pada hakekat hubungan sosial yang terwujud yang mengikat para individu dalam jaringan sosial maka dapat diketahui logika situasional yang diciptakan, jenis konflik dan jenis pertukaran yang ada untuk menjelaskan sejumlah konflik, perubahan dan pengendalian di dalam kehidupan manusia, khususnya kehidupan di dalam organisasi sehingga bisa ditemukan alternatif- alternatif pencegahan atau solusi-solusi yang seseuai dengan inti permasalahan yang dihadapi. Lebih lanjut, analisa jaringan sosial bisa memperlihatkan proses dan mekanisme budaya yaitu bagaimana orang-orang mengoperasionalkan, mendifusikan, serta perubahan-perubahan yang terjadi atas norma-nilai-aturan yang sudah mapan dalam sebuah kebudayaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susena
"RINGKASAN
Penggunaan air bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Ada tiga gejala yang dihadapi dalam masalah pengadaan air bersih, pertama gejala menurunnya kualitas dan kuantitas air permukaan yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan air PAM, kedua gejala semakin sulitnya memperoleh air tanah yang memenuhi syarat kualitas air bersih/air minum, dan ketiga gejala semakin cerahnya usaha penjualan air yang dikemas.
Sementara itu pengadaan air bersih khususnya untuk keperluan rumah tangga pada dasamya merupakan pelayanan umum dan pengusahaannya dilakukan oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah (Undang-undang No.11 tahun 1974 tentang pengairan dan SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum No.427 tahun 1984 tentang pembinaan Perusahaan Daerah Air Minum).
Tujuan penelitian ini adalah :
- Mempelajari sampai berapa jauh pelanggan PAM cenderung mencari aitematif sumber air bersih selain dari sumber air PAM
- Mencari biaya yang timbul akibat kebutuhan air bersih tidak/belum terpenuhi melalui pelayanan air PAM.
Dad tinjauan kepustakaan terungkap bahwa Allah menganugerahi hambaNya dengan air hujan yang diturunkan dari langit yang jatuh bersih ke bumi dan menjadi penunjang kehidupan setiap mahiuk hidup. Hal ini berkaitan dengan sikius hidrologi, efisiensi air hujan harus ditingkatkan rnelalui penerapan teknologi seperti sumur-sumur resapan, waduk, dan usaha-usaha konservasi air lainnya. Melalui upaya teknologi tersebut air hujan disimpan, diolah dan dapat digunakan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya pada waktu dan tempat yang berbeda guna menunjang kehidupannya. Namun simultan dengan penerapan sumur-sumur resapan maka untuk menghindari pencemaran air tanah dari limbah manusia (tanki septic) perlu diupayakan pembangunan-pembangunan instalasi pengolahan air limbah terpusat (sewerage) khususnya untuk lokasi yang pemukimannya padat.
Kondisi air tanah di Jakarta khususnya di sekitar lokasi penelitian relatif cukup baik dan masih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Menurut hasil penelitian Direktorat Geologi Tata Lingkungan terdapat perobahan pada kedudukan muka air tanah. Pada periode musim hujan kedudukan muka air tanah naik, sebaliknya pada saat musim kemarau kedudukan muka air tanah bertambah dalam dengan berkurangnya curah hujan. Kondisi ini sangat menunjang dalam pemanfaatan sumur-sumur resapan dalam menjaga kestabilan muka air tanah.
Ada implikasi eksternalitas dalam penggunaan air tanah, karena dalam penggunaan air tanah pada suatu waktu dan lokasi tertentu dapat menyebabkan perubahan baik secara kualitas maupun kuantitas pemakaian air tanah pada lokasi lain pada waktu yang bersamaan dan atau pada lokasi yang sama di waktu yang akan datang.
Perubahan kualitas lingkungan karena kegiatan baik oleh perorangan maupun kelompok masyarakat tidak pernah diperhitungkan biayanya. Penyebab kerusakan lingkungan tidak kurang menyadari bahwa biaya-biaya masyarakat luas seharusnya menjadi tanggung jawabnya juga.
Penelitian menggunakan sampel yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan teknik non probability sample. Jumlah sampel yang diambil 82 responden dengan lokasi sekitar Instalasi Pejompongan. Pilihan lokasi adalah dengan mompertimbangkan dekatnya jarak obyek penilitian dengan unit produksi untuk memperkecil kesalahan dalam pemilihan data sampel.
Dari 82 responden tersebut terdapat empat kelompok :
- Kelompok 1 pemakai Air PAM saja 34% biaya pengadaan per bulan Rp24.615
- Kelompok 2 pemakai Air PAM dan Air Tanah 33% biaya pengadaan per bulan Rp19.609
- Kelompok 3 pemakai Air PAM dan Air Kemasan 13% biaya pengadaan per bulan Rp43.874
- Kelompok- 4 pemakai Air PAM, Air Kemasan, dan Air Tanah 20% biaya pengadaan per bulan Rp54.595
Dilihat dari segi biaya maka kelompok 2 mempunyai biaya pengadaan paling rendah. Hai ini memberikan indikasi adanya kecenderungan pemakaian air tanah yang semakin meningkat di masa mendatang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan adanya penilaian subyektif konsumen terhadap kualitas air PAM, di atas 40% responden memberikan penilaian bahwa kualitas air PAM keruh, bau, berwarna dan berasa. Sementara itu dengan parameter yang sama kurang dari 15% responden memberikan penilaian terhadap kualitas air tanah. Begitu juga kalau dilihat dari segi pilihan penggunaan air hampir 57% responden lebih baik menggunakan air tanah, dan hanya 37% yang menggunakan air PAM.

SUMMARY
The phenomena on Water Supply Services are firstly the decline of quality and quantity of raw water sources of PAM, secondly the. poor quality and quantity of ground water to fulfill health eligible, and the last is the increasing trade of packed water.
Principally water supply especially for household should be served by PAM, but actually PAM have problem with raw water (surface water) which is contaminated by waste that come from household or industries.
The objectives of the Thesis are :
- To study how PAM customers tend to use alternative water sources besides PAM to fulfill their need
- To estimate the extra cost of water supply when the water services of PAM is not sufficient
PAM should serve clean water to the customers which fulfill certain specifications of quality, quantity, continuity, and pressure; but PAM faces water pollution problems. Alternative water sources for the household are : PAM, Ground water, and packed water.
Regarding to the ground water exploration there is an external implication, because exploitation of ground water could caused an intrusion of sea water. This would make a negative impact for the other persons and environment in the other place on the same and other time.
The cost of the change of environment quality as a result of bad treatment by individuals, as well as by a community is never regarded. However the environment damage is the responsibility of the community themselves.
The technical method used in this research is the purposive sampling with non probability technical samples. The total respondents are 82 located around the Pejompongan Installation. The choice of location considers the short distance between the water production unit of the Pejompongan Installation and the respondent to minimize error in data sample.
The 82 respondents are categorized into four groups :
- Group 1 (Users of only PAM water) 34%; cost per month Rp24.615,?
- Group 2 (Users of PAM water and ground water) 33%; cost per month Rp19.609;
- Group 3 (Users of PAM and packed water) 13%; cost per month Rp43.874;
- Group 4 (Users of PAM, packed water, and ground water) 20%; cost per month Rp54.595,-
Regarding to the cost aspect, group 2 more chiefly than the other, it indicates that the tendency of ground water utilization is increasing. Considering to the water quality evaluation and option the alternative of the resources, almost of 57% respondent use ground water and only 37% of them use PAM water. It indicates of increasing the use of ground water in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Dionisius
"ABSTRAK
Penggunaan struktur terutama kolom berongga berpenampang dan mempunyai ketebalan dinding tipis sangat banyak digunakan pada konstruksi terutama karena sangat ekonomis. Selain ekonomis, komponen struktur ini juga sangat berpengaruh dalam penyerapan energi spesifik (SEA) khususnya dalam dunia otomotif jika mengalami kecelakaan yang dikenal dengan salah satu kritera crashworthiness. Selain kriteria tersebut, gaya maksimum Pmax dan efisiensi gaya tumbukan (CFE) juga sangat diperhitungkan dalam kriteria ini. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk mengetahui kriteria ini dalam hal faktor keselamatan saat mengalami kecelakaan. Penelitian ini menggunakan kolom berongga berpenampang persegi dengan variasi sudut, diameter crush initiator berbentuk lingkaran, dan ketebalan dinding spesimen. Metode yang digunakan adalah metode simulasi numerik dengan bantuan program PAM-Crash dan ekperimental (jatuh bebas) dengan menggunakan disain eksperimental Taguchi yang dikenal dengan orthogonal array (Ln). Kedua metode ini akan dibandingkan sebagai validasi data hasil kriteria crashwothiness. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum crsahworthiness pada kolom berongga berpenampang persegi jika mengalami tabrakan dari depan dengan mengetahui nilai kriteria setiap kondisi spesimen. Selain itu perlu juga mengetahui persamaan yang merupakan fungsi dari ketiga variabel tersebut. Hasil optimum dari kriteria ini dengan mempetimbangkan Pmax, CFE, dan SEA adalah secara berurutan 00, tebal 0,6 mm, diameter 10 mm ; 450, tebal 1 mm dan berdiamer 3 mm; 450, tebal 0.6 mm dengan diameter 10 mm.

ABSTRACT
Utilization of thin walled structure especially column is often used in every construction field because it is inexpensive. In the field of automotive, it is used for specific energy absorption (SEA) during an accident. It is known one of crashworthiness criteria. Beside of it, maximum peak force Pmax and crush force efficiency (CFE) must be considered to make crashworthiness criteria to be better. In order to know the value of its criteria, researchers have to research this column to protect the occupant during an accident. Square column as thin walled structure is used for this research. The column had initiators which is given variation of angle, diameter and thickness. Taguchi method was used to design the experimental which using numerical simulation with PAM-Crash and experimental with drop test method. Both of them were used validation data of crashworthiness criteria each other. The purpose of this research was to know the optimum condition with each of crashworthiness criteria and the function to predict it. The results of optimum condition is for Pmax, CFE and SEA : 00, 0,6 mm of thickness, 10 mm of diameter ; 450, 1 mm of thickness, 3 mm of diameter; 450, 0.6 mm of thickness, 10 mm of diameter"
2016
T45630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Michael BM
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang di kenal sebagai bahan adsorben untuk di gunakan pada sector industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan. Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat.
Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam timbal maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal sebesar 2.3 mg/L. Menyadari hal tersebut, maka dimulailah penelitian mengurangi kadar timbal dalam ?air PAM? dengan karbon aktif granular melalui sistim kontinu.
Pada penelitian ini karbon aktif yang diguuakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100 °C selama 24 jam, perlakuan ini dimaksud untuk memeperluas permukaan karbon aktif yang selanjutnya akan digunakan untuk mengadsorpsi timbal dari air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif mengalami peningkatan pada saat sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi yaitu sebesar 284 m²/gr menjadi 314.4 ml/gr.
Pada saat adsorpsi dengan vadasi waktu kontak didapat kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaat jam ke-16 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-10.
Untuk mendapatkan ?air PAM" dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L (sesuai dengan ketentuan baku mutu) akan di gunakan karbon aktif sebesar 0.061 gr/L air untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit, dan 0.029 gr/L air untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir 1 1.75 ml/menit.
Pada konsentrasi 312.3 untuk mendapatkan ?air PAM? dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L, maka diperlukan karbon aktif sebesar 480,44 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit dan sebesar 227.02 gram untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir sebesar 11.75 ml/menit."
2000
S50848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redian Alkindi Mochtar
"Dalam penelitian ini dibahas mengenai kelayakan sebuah material dari P.T. Krakatau Steel untuk menjadi material dasar pembuatan body mobil listrik. Materi dalam penelitian ini yang akan dibahas melingkupi literature, metode penelitian, serta hasil yang telah didapat oleh penulis. Penulis akan memfokuskan pembahasan terhadap pengujian deep drawing yang telah dilakukan sebagai metode dalam pengambilan data untuk kepentingan analisis. Selanjutnya, dari material yang telah diuji akan didapatkan hasil berupa blankholder force, pressure force, thickness. Dalam penelitian ini juga digunakan software PAM-STAMP sebagai alat validasi pengujian deep drawing.
Dengan menggunakan PAM-STAMP pada riset ini, diharapkan akan dapat mempermudah metode yang kita gunakan untuk menganalisis hasil ekspeimen. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil eksperimen dengan hasil simulasi yang telah dikerjakan oleh software. Variable yang dibandingkan antara lain adalah: major dan minor strain, ketebalan dan metode stamping.

In this research, the feasibility of materials from PT. Krakatau Steel is discussed as a base material of producing an electric car?s body. The contents of this research consist of literature, researching methods and the results that have been acquired by the writer. This research will focus on discussions about deep drawing testing that has been done as a method in order to obtain data for analytical needs. Furthermore, from the materials that have been tested will be collected results including blankholder force, pressure force and thickness analysis. In this research a software named PAM-STAMP is also used as a validation method for the deep drawing testing.
By using PAM-STAMP in this research, it is hoped to be able to simplify the method of which we are using in order to analyze the results of the experiment. Validation is done by comparing the results of the experiment and the simulation done by the software. The variables that are being compared to are: the major and minor strain, thickness and also the stamping method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S65868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikry Rezha Hakim
"ABSTRAK
Faktor keselamatan atau crashworthiness adalah hal terpenting dalam merancang suatu kendaraan. Struktur rel depan yang terletak di zona benturan berguna untuk dapat menyerap energi saat terjadi tabrakan dari arah depan, dengan begitu energi yang tersalurkan ke dalam kabin penumpang akan lebih kecil dan diharapkan tidak membahayakan penumpang. Struktur berdinding tipis banyak digunakan dalam aplikasi crashworthiness karena mempunyai rasio kekuatan dan berat struktur yang tinggi, harganya relatif murah, dan mempunyai kemampuan menyerap energi yang baik. Pada penelitian ini, pengaruh struktur baja persegi bernodal stiffeners dengan variasi desain ketebalan, bentuk, dan posisi dari nodal akan diamati sehingga mendapatkan nilai kriteria crashworthiness berupa penyerapan energi spesifik SEA , gaya tumbukan puncak peak force , dan efisiensi gaya tumbukan CFE . Pemberian nodal diharapkan dapat meningkatkan SEA dan CFE, lalu menurunkan nilai peak force. Setelah itu, urutan kombinasi desain optimum akan diperoleh dengan metode Vikor. Spesimen uji dengan faktor desain berbeda akan dilakukan uji simulasi numerik dengan memodelkan pengujian beban impak menggunakan software PAM-Crash. Variasi desain bentuk nodal penuh memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai kriteria crashworthiness terbaik. Spesimen 12 0.8 F 150 sebagai kombinasi desain optimum.

ABSTRACT
Vehicle safety or crashworthiness is the most important factor to design a vehicle. The function of frontal rails which is located on crumple zone is to absorb energy when collision happens, so that the energy occur on passenger cell is minimized and less dangerous. Thin walled structures generally used in many applications of crashworthiness because it has high strength and weight ratio, inexpensive, and have a good energy absorber ability. In this study, the effect of nodal stiffeners with varied thickness, shape, and nodal position is observed to get a crashworthiness criterias, namely is specific energy absorption SEA , peak crushing force peak force , and crush force efficiency CFE . Nodal installations hopefully can increase SEA and CFE, then decrease peak force. After that, optimum design combinations obtained from Vikor method. Specimen with a different design factors will be done by modelling a numerical simulation based on real experimental case use PAM Crash software. The design variations that have a full nodal show a significant effect to crashworthiness criteria. Specimen 12 0.8 F 150 is the optimum design combinations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Augusto
"Pam adalah organ yang berfungsi untuk memfasilitasi
pemlkaran oksigen dari lingkungan ke dalam tubuh. Oksigeo yang digunakan
untuk proses metabolism rentan terhadap reduksi menjadi spesies oksigen reaktif
(SOR) yang dapat merusak makromolekul di dalam sel seperti lipid, protein, dan
DNA. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, diperlukan antioksidan. Katalase
adalah salah satu antioksidan enzimatik yang terdapat di dalam tubuh. Pada
kondisi hipoksia, jumlah oksigen yang dapat digunakan tubuh menurun,
sehingga fentan terbentuk SOR dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menilai aktivitas spesifik katalase pada kondisi hipoksia yang
berkeianjutan. Metode: Sarnpei paru diambil dan tikus Sprague-Dawley jantan
berusia 6-8 minggu dengan berat badan 150-200 g, yang dibagi menjadi lima
gmp yaitu, kontrol dan perlakuan (10% 02, 90% N z) selama I, 3, 5, dan 7 hari.
Kemudian, aktivitas spesifik kata1ase diukur dan dihitung dari janngan paru
tersebut. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan bennakna
antara grup kontrol dan grup I han dan 3 han perlakuan hipoksia (p=0.014 dan
p=O.OOl). Namun, perbandingan antara grup 3 han perlakuan hipoksia dengan 7
hari perlakuan hipoksia juga menghasilkan perbedaan hasil yang signifikan
(p=O .028). Kesimpulan: Hipoksia sistemik berkelanjutan menunmkan aktifitas
spesifik di jaringan pam pada tikus diikuti dengan kenaikan mendekati level
normal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Bawono
"Salah satu cara mengukur kualitas layanan teknologi informasi adalah denganditerapkannya perjanjian tingkat layanan. Lamanya waktu penanganan terhadapinsiden dan problem terhadap SLA Service Level Agreement yang telah disepakatiserta masih terjadinya insiden setelah adanya perubahan yang terencana dapatmenurunkan kualitas manajemen layanan teknologi informasi TI sehinggamenurunkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi.PT XYZ merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa layanan teknologi informasidi bidang infrastruktur TI. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untukmengevaluasi serta mengukur tingkat kapabi litas proses-proses manajemenlayanan TI pada PT XYZ serta memberikan rekomendasi bentuk perbaikan prosesberdasarkan COBIT 5.Metodologi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dimulai denganmengidentifikasi permasalahan di organisasi, kemudian menentukan proses domaindi ITIL Versi 3 yang terkait dengan permasalahan dan melakukan pemetaanterhadap proses-proses yang serupa di COBIT 5. Hasil pemetaan tersebut kemudiandiukur tingkat kapabilitasnya. Selanjutnya menentukan target tingkat kapabilitasdan dianalisis kesenjangan antara tingkat kapabilitas saat ini dengan target,membuat prioritas terhadap perbaikan proses yang kemudian dilanjutkan denganmenentukan KPI Key Performance Indicator dan rekomendasi aktivitas setiapproses TI.Berdasarkan penilaian tingkat kapabilitas layanan teknologi informasi denganmenggunakan PAM Process Assessment Model COBIT 5, didapatkan hasil bahwatingkat kapabilitas proses-proses TI berada pada level 3 established . Rekomendasiperbaikan proses tersebut telah tersedia melalui panduan dari COBIT 5.

One way to measure quality of IT services is by applying SLA Service LevelAgreement . The length of time for incident and problem handling with the agreedSLA and incidents post planned change implementation can degrade the quality ofIT service management, thereby it will decreasing the level of customer satisfactionwith the organization.PT XYZ is an IT service provider and focusing on manage IT infrastructureservices. The main goal of this research is to evaluate and measure the level ofcapability of IT service management processes in PT XYZ and to providerecommendations on the form of process improvement based on COBIT 5The methodology used in this research is begin by identifying the problems in theorganization, then determine the process domain in ITIL version 3 which is relatedto the problem, mapping the similar processes in COBIT 5 and then measure itscapability level. Next step is determine target of capability level and then analyseits gap between current capability level with the target, prioritize the processimprovements which then proceed with determining the KPI Key PerformanceIndicator and activity recommendations for each IT process.Based on the assessment of the capability level of IT services by using PAM Process Assessment Model COBIT 5 showed that the capability level of ITservices are at level 3 established . Recommendations for such processimprovmenet are available through guidance from COBIT 5."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ompusunggu, Louis Dwysevrey
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini menyebabkan pengguna internet semakin meningkat. Peningkatan pengguna internet berbanding lurus dengan peningkatan pengguna layanan e-commerce dimana terdapat lebih dari dua miliar pengguna e-commerce di dunia.
XYZ.com adalah salah satu produk dari PT XYZ yang menyediakan layanan e-commerce di Indonesia yang memiliki semangat untuk menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama. Untuk mewujudkan pelayanan yang prima dalam industri e-commerce, diperlukan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat, sehingga keberadaan teknologi informasi menjadi faktor penentu keberhasilan PT XYZ dalam menjalankan strategi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas tata kelola teknologi informasi PT XYZ dengan mengacu kepada Process Assessment Model (PAM) COBIT 5, serta menyusun rekomendasi perbaikan proses.
Setelah melakukan pengukuran terhadap sepuluh proses COBIT 5, ditemukan bahwa terdapat satu proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 0, empat proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 1, empat proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 2, dan satu proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 3.

The rapid development of technology today causes internet users to increase. The increase in internet users is directly proportional to the increase in users of e-commerce services where there are more than two billion e-commerce users in the world. There are many aspects of technology used when building an e-commerce service such as Electronic Data Exchange and Payment Gateway.
XYZ.com is one of the products of PT XYZ that provides e-commerce services in Indonesia that has the passion to make customers a top priority. To realize excellent service in the e-commerce industry, it is necessary to use the right information technology, so that the existence of information technology is a determining factor for the success of PT XYZ in carrying out the company's strategy.
This study aims to measure the level of information technology governance capability of PT XYZ by referring to the COBIT 5 Process Assessment Model (PAM), and to develop recommendations for process improvement.
After measuring ten COBIT 5 processes, it was found that there is one process that has a capability level value of 0, four processes have a capability level value of 1, four processes have a capability level value of 2, and one process has a capability level value of 3.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>