Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erniati
"Bahasa Melayu Ambon adalah bahasa yang tergolong sebagai rumpun atau dialek dari bahasa melayu standar yang dituturkan oleh masyarakat yang berada di wilayah Pulau Ambon, Pulau-pulau Lease, yaitu Saparua, Haruka Nusa Laut, Pulau Buano, Pulau Manipa, P-ulau Kelang, dan Kepulauan Watubela, Pulau Buru, Maluku Tenggara sampai Maluku Barat Daya. Bahasa Melayu Ambon memilikki 245.020 juta penutur yang tersebar di seluruh Kepulauan Maluku. Bahasa Melayu Ambon termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia. Salah satu cara melestarikan bahasa Melayu Ambon ini diperlukan penelitian fonologi termasuk tentang karakteristik dan pendistribusianya dalam kata. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui jumlah fonem bahasa Melayu dialek Ambon dan distribusinya dalam kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa fonem yang terdapat pada Bahasa Melayu Ambon terdiri atas lima fonem vokal dan sembilan belas fonem konsonan."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi Noor Rosa
Depok: Rajawali Pers, 2021
414.8 RUS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vishnyakova, Ol`ga Viktorovna
"Buku yang berjudul Uprazhneniya na otrabotku norm proiznosheniya v Russkom yazyke ini ditulis oleh Olga Viktorovna Vishnyakova; editor, G. F. Malysheva; teknik editor, N. A. Bityukova; korektor, I. M. Shastova. Buku ini membahas tentang buku pembelajaran bahasa Rusia, membahas tentang fonetik Rusia."
Moskwa: Vyshaya Shkola, 1973
R RUS 491.76 VIS u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"When we speak, we configure the vocal tract which shapes the visible motions of the face and the patterning of the audible speech acoustics. Similarly, we use these visible and audible behaviors to perceive speech. This book showcases a broad range of research investigating how these two types of signals are used in spoken communication, how they interact, and how they can be used to enhance the realistic synthesis and recognition of audible and visible speech. The volume begins by addressing two important questions about human audiovisual performance: how auditory and visual signals combine to access the mental lexicon, and where in the brain this and related processes take place. It then turns to the production and perception of multimodal speech, and how structures are coordinated within and across the two modalities. Finally, the book presents overviews and recent developments in machine-based speech recognition and synthesis of AV speech."
Cambrige: Cambridge University Press;, 2012
e20372261
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Kurniawati
Jakarta: LIPI Press, 2018
499.221 WAT f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Syafira
"Bahasa Indonesia dan bahasa Belanda memiliki khazanah bunyi yang berbeda, seperti bunyi diftong yang berbeda. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong, yaitu: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi], sedangkan bahasa Belanda memiliki vokal diftong [œy], [εi], dan[ɑu]. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perbedaan ciri akustik bunyi vokal diftong bahasa Belanda oleh mahasiswa/i Program Studi Belanda dengan penutur jati sebagai subjek pembanding dan menjelaskan kemungkinan faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan pelafalan itu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan kuantitatif yakni pengukuran nilai forman F1 dan F2 yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan pelafalan di setiap bunyi diftong Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa/i merealisasikan bunyi diftong Belanda dengan cara yang beragam. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan diftong dan posisi bunyi pada bahasa Belanda dan Indonesia, dan juga pengaruh penulisan terhadap cara baca mahasiswa.

Indonesian and Dutch have a different sound inventory, such as different diphthong. In Indonesian, there are four diphthong vowels, namely: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi]. Meanwhile the Dutch language has diphthong vowels [œy], [εi], and [ɑu]. The aim of this study is to describe the differences in the acoustic characteristics of the Dutch diphthong spoken by students of the Dutch Study Program and by native speakers as comparison and to explain the possible factors behind the occurrence of these differences. Based on the purpose of this study, descriptive qualitative method is used to describe the pronunciation of the students in each Dutch diphthong sound. Quantitative approach is applied by measuring the formant values of the dipthongs. The conclusion of this study is that students realize the sound of Dutch diphthong in various ways. These occur due to several factors, such as differences in diphthongs and letter positions in Dutch and Indonesian, as well as the influence of writing on students' reading methods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernard Amadeus Jaya
"Pelajar Indonesia menghadapi banyak kesulitan dalam pelafalan bunyibunyi bahasa Inggris. Akan tetapi, dua segmen khususnya, memiliki tingkat kesilapan yang sangat tinggi. Beberapa studi oleh peneliti Indonesia telah memperlihatkan bahwa dental frikatif dalam bahasa Inggris /θ/ dan /ð/ adalah bunyi yang paling sulit dilafalkan oleh penutur asli bahasa Indonesia speakers (lihat Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). Hal yang menarik adalah bahwa fenomenon yang sama terjadi untuk penutur asli bahasa lainnya (penutur bahasa Belanda, contohnya, lihat Wester, et al. 2007). Cara untuk mengatasi kesulitan ini salah satunya adalah untuk menggantikan segmen tersebut.
Penelitian ini menelusuri bagaimana pelajar Indonesia menggantikan dental frikatif bahasa Inggris dengan fonem lain, apa yang digunakan untuk menggantikannya, dan mengapa digantikan. Berbeda dengan publikasi lainnya yang menggunakan mahasiswa sebagai subyek, participan penelitian ini tidak memiliki kompetensi bahasa inggris yang tinggi dan berusaha untuk merepresentasi populasi Indonesia secara akurat. Ada limabelas (15) orang subyek yang diambil dari sebuah kelas General English. Participan memiliki perbedaan dalam umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Eksperimen ini menggunakan tiga macam ujian untuk mengumpulkan data-mendeskripsikan gambar, membaca kalimat, dan membaca daftar kata. Tuturan direkam lalu dianalisis secara manual sebelum dikonfirmasi hasil transkripnya dengan sebuah program data analisis fonetik yang bernama PRAAT. Lalu hasil transkrip dianalisis dengan Optimality Theory untuk menjelaskan latar belakang penggunaan substitusi yang optimal.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang Indonesia secara umum menggunakan dua fonem yang berbeda untuk mensubstitusikan dental frikatif dalam bahasa Inggris, tetapi yang menarik adalah bahwa posisi segmen dental frikatif (voiced) dalam kata menentukan substitusinya.

While Indonesian students encounter plenty of difficulties in pronouncing English sounds, two segments, in particular, are notorious for its rate of error. Recent studies by Indonesian scholars have shown that the dental fricatives of English /θ/ and /ð/ have been rated as some of the most difficult segments to be pronounced by Indonesian speakers (see Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). This is surprisingly true for speakers of several other languages as well (Dutch, for example, see Wester, et al. 2007). One of the ways to deal with a difficult segment is to replace them.
This research looks at how Indonesian learners of English replace dental fricatives with other phonemes, what they use to replace those segments, and why. Contrary to related publications on error analysis that utilizes university students as their subjects, the subjects here are not advanced in English and strive to represent the Indonesian population more accurately. The participants are fifteen (15) students in a General English class. Theyvary in age, gender, and occupation.
The experiment uses three tests to gather data to ensure maximum validity- describing pictures, reading sentences, and reading from a word list. The speech data is recorded and then analyzed manually before it is confirmed using a computer phonetic data analysis program called PRAAT prior to an Optimality Theory to investigate the background of the optimal substitute.
Results show that Indonesians generally use two different phonemes to replace the English dental fricatives, but the interesting finding is that the position for the voiced dental fricative determines its substitute.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zanten, Ellen van
"Many (Western) languages have word-based stress, which entails that one, predictable syllable per word is more prominent than all the other syllables in that word. Some linguists claim that such stresses also occur in Indonesian. In this article, we set out to investigate that claim using experimental, phonetic methods. The results confirm our hypothesis that Indonesian lacks word-based stress. Yet, we do observe some kind of prominence pattern. In the last part of this article, we search for the phonological phenomenon that generates this pattern, exploring the level of the phrase to see whether phrasal accents or boundary markers are likely candidates."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soenjono Dardjowidjojo, 1938-
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009
421.5 SOE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Nerva
"Penelitian ini membahas adaptasi kata pinjaman dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris dalam film A Clockwork Orange (1971) karya Stanley Kubrick. Film ini menggunakan bahasa Nadsat, yaitu bahasa yang banyak mengadaptasi kosakata pinjaman bahasa Rusia dengan mengikuti sistem bunyi, ejaan, gramatika dan semantik bahasa Inggris. Metode deskriptif kualitatif dan teori adaptasi kata pinjaman Arnold (2012) dan Haugen (1972) digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis adaptasi (adaptasi fonetis; adaptasi fonetis dan ejaan; adaptasi fonetis dan gramatika; adaptasi fonetis dan semantik; adaptasi fonetis, ejaan, dan gramatika; adaptasi fonetis, ejaan, dan semantik; dan adaptasi fonetis, ejaan, gramatika, dan semantik) dan dari tujuh jenis adaptasi tersebut terdapat kombinasi lebih dari satu jenis adaptasi.

This research discusses the adaptations of loanwords from Russian to English in Stanley Kubrick's film A Clockwork Orange (1971). This film uses Nadsat, a language that adapts loanwords of Russian vocabularies according to the sound systems, spellings, grammars and semantics of English. A qualitative descriptive method and loanword adaptation theories by Arnold (2012) and Haugen (1972) are used in this study. The results show that there are seven types of adaptation (phonetic adaptation; phonetic and spelling adaptation; phonetic and grammatical adaptation; phonetic and semantic adaptation; phonetic, spelling, and grammatical adaptation; phonetic, spelling, and semantic adaptation; and phonetic, spelling, grammatical, and semantics adaptation) and there are combinations of more than one type of adaptation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>