Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Bambang Setiawan
"Penelitian mengenai budaya perusahaan (corporate culture) umumnya dapat dilakukan dengan fokus yang bervariasi, demikian pula mengenai obyek penelitiannya. Telaah dalam kajian ini menekankan pada pemahaman atas suatu realitas organisasi yang dipandang sebagai suatu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, yang menurut teori organisasi dikenal dengan apa yang dinamakan pendekatan Neo-Klasik, di dalam kondisi kinerja perusahaan "sangat sehat" dilihat dari sisi kekuatan nilai-nilai budaya, iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai sebagaimana dikatakan oleh Kotter & Hesket bahwa variabel panting yang mempengaruhi kemajuan dan produktivitas perusahaan bukan pada faktor manajemen, fungsi-fungsi penyelesaian tugas atau struktur organisasi, tetapi adalah pada aspek kultural.
Penelitian budaya perusahaan ini dilakukan pada suatu organisasi pemerintah non departemen yaitu di Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah nauangan Departemen Pekerjaan Umum yang baru terbentuk pada tahun 1990, namun selama lima tahun terakhir ini kinerjanya dinyatakan berpredikat sehat dan sangat sehat dengan kualifikasi wajar tanpa syarat (ss - wtp).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan kajian dilakukan secara kuantitatif Sedangkan cara pengumpulan data yang dilakukan terutama melalui kuesioner terhadap sampel yang ditarik secara stratifikasi (stratified random sampling) proporsional. Untuk melengkapi data perusahaan dan memperdalam analisa dilakukan pula wawancara (interview) terhadap beberapa informan kunci (key informans) yang berhubungan dengan masalah yang ditelaah. Proses analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis multivariat yang meliputi antara lain : (a) analisis deskriptif, (b) analisis faktor, dan (c) analisis path, yang kesemuanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS PC for MS WINDOWS Release 6.0.
Temuan penelitian yang paling utama adalah terujinya suatu model kausal yang menggambarkan adanya suatu hubungan empiris antara nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan dengan iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai. Dalam kasus Perum Jasa Tirta terbukti bahwa iklim organisasi di Perum Jasa Tirta memegang peranan yang sangat penting karena berfungsi sebagai variabel perantara secara absolut. Artinya nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan tidak mempengaruhi secara langsung kepada tingkat kepuasan kerja pegawai yang diyakini sebagai penyebab dari tercapainya kinerja "tinggi" perusahaan; akan tetapi ditranformasikan terlebih dahulu kepada variabel-variabel dalam iklim organisasi dan selanjutnya dari variabel iklim organisasi inilah terjadi pengaruh secara timbal balik dengan-kepuasan kerja pegawai.
Untuk dapat mempertahankan kondisi seperti ini, penulis menyarankan agar ditingkatkan lebih besar lagi pemahaman karyawan akan nilai-nilai budaya perusahaan, ditingkatkan lagi keterbukaan antara atasan dengan atasan dan antara atasan dengan bawahan dan memberikan lebih banyak dukungan kepada bawahan serta pemberian pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada para karyawan untuk dapat mengambil keputusan dilingkup pekerjaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyan Yudistira
"Analisis nilai intrinsik mcrupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu two stage dividend discount model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan two stage dividend discount model dengan harga pasar saham.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel saham yang diperdagangkan di BEJ. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan di atas antara lain data dividen kas per saham dan pendapatan per saham (FPS) stria return on equity yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel, data harga saham perusahaan-perusahaan sampel per 30 Desember 2005, data pertumbuhan sektor industri dan tingkat SBI. Unluk menguji -hubungan nilai intrinsik dengan harga pasar saham dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Product Moment, sedangkan untuk mengetahui kebermaknaan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dilanjutkan analisis Hest.
Berdasarkan analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Dari perhitungan analisis korelasi yang telah dilakukan koefisien korelasi berdasarkan two stage dividend discount model sebesar 0.8478 di mana dalam kasus ini hubungan tersebut cukup besar dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan antara peningkatan nilai intrinsik berdasarkan model dividen dengan peningkatan harga pasar saham dan sebaliknya bila terjadi penurunan nilai intrinsik berdasarkan model dividen akan diikuti oleh penurunan harga pasar saham.
Untuk lebih menjelaskan korelasi yang timbul maka dihilung koeftsien deternunast. Dalam penelitian ini koeftsien deterininasi yang didapat adalah sebesar 71.87%, artinya peningkatan atau penurunan sebesar 71.87% dari harp pasar saham ditentukan oleh nilai intrinsiknya sedangkan besarnya ketidaksesuaian atas pengaruh varuabel-variabel lain terhadap terjadinya harga pasar saham sebesar 28.13%. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hipotesis model penilaian di atas diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham.
Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yakni two stage dividend discount model sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode valuasi lainnya seperli Free Cash Flow to Equity; Free Cash Flow to The Firm maupun EBO model sehingga dapat dibandingkan metode valuasi yang paling akurat dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan-pcrusahaan go public di pasar modal Indonesia.

Intrinsic value analysis can he used by investors to observe whether the price stocks in the market reflect the true value of the firm or not. This research used two stage dividend discount model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stocks in order to assist investors in their investment decision and to expose how strung the intrinsic values based on two stage dividend discount model were correlated with the price stocks in the market.
The required stock samples were obtained from Bursa Efek Jakarta (B EJ). This research also needed cash dividend per share, earning per share and return on equity to compute the intrinsic value. Those information were acquired from the company's financial .statements. The other relevant data .for this research were the company's price stocks at 30 December 2005, industry sector growth and Sill level. Product Moment analysis correlation test was used to asses the relationship between the true value and the price stock market and t-test was utilized to identify the significant of correlation coefficient value.
The correlation value which was obtained in this research was 0.8478. Therefore it can be summarized that there was a significant correlation between the intrinsic value and the price stocks. This meant that if the intrinsic value based on dividend model increased, it will be followed with the increasing price stocks in the market and vice versa
According to the determination coefficient analysis, it can be summarized that the increasing or decreasing price stock by 71.87% was determined by its intrinsic value and the magnitude of the mismatch due to other variables that influenced price stocks was 28.13%. Based on t-test, it concluded that the value model hypothesis can be accepted. This meant that there was a significant correlation between intrinsic value and price stocks in the market.
'This research used one valuation method which was the two stage dividend discount model. Therefore, it will require more research using other valuation methods like Free Cash Flow to Equity. Free Cash Flow to the Firm and EBO model. As a result, these valuation methods can be compared with each other m order to get the most reliable and credible result in terms of accuracy to calculate Intrinsic value of o public company nr Indonesian capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yullyan
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan rotasi audit yang melahirkan pro dan kontra. Penelitian sebelumnya menemukan hasil yang tidak konsislen mengenai dampak rotasi terhadap peningkatan kualilas audit yang dicerminkan oleh ada atau tidaknya praktek earnings management. Tujuan utama penelitian ini adalah unluk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara lamannya hubungan audit firm-klien (auditor tenure) dengan level earnings management yang diukur melalui level absolute discretionary accrual. Berdasarkan aturan rotasi yang mengharuskan partner audit dirotasi setiap 3 tahun sekali, maka penelilian ini juga ntelakukan pengujian unluk mengetahui apakah level earnings management sebelum atau sama dengan periode tiga tahun dan sesudah tiga tahun herbeda secara signifikan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 perusahaan dan 317 firm-year. Menggunakan pengujian korelasi dan regresi multivariate basil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara auditor tenure dan level absolute discretionary accrual. Hasil pengujian t-test-paired-tiiw sample for means menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan Mara level absolute discretionary accrual sebelum atau sama dengan 3 tahun dan sesudah tiga tahun, Tetapi hasil pengujian multivariate menunjukkan bahwa perbedaan tersebul bukan karena adanya hubungan antara tenure dan level ABDAC. Hasil pengujian juga menunjukkan adanya indikasi hubungan yang non linear antara Tenure dan ABDAC. Adanya indikasi hubungan yang non linear ini mungkin menyehabkan tidak signifikannya hubungan anlara Tenure dan ABDAC pada hasil pengujian dengan model linear.
Secara keseluruhan, herdasarkan hasil pengujian, kesimpulan penelitian ini tidak mendukung rotasi audit yang telah diatur karena tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tenure dan praktek earnings management yang diukur dari level absolute discretionary accruals.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Farikhati
"Skripsi ini membahas mengenai benturan kepentingan, perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas, dan prosedur dalam melakukan Transaksi Afiliasi yang sesuai dengan revisi Peraturan Bapepam Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yang mana revisi ini selesai ditetapkan pada tanggal 25 Nopember 2009. Penerapan transaksi afiliasi ini ditemui pada perusahaan publik berstatus BUMN, yaitu PT Wijaya Karya, Tbk. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yuridis normatif dengan menggunakan metode penelitian analisis data secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Wijaya Karya, Tbk telah melakukan transaksi afiliasi dengan anak-anak perusahaannya sesuai dengan prosedur yang ada, seperti dalam revisi peraturan bapepam tersebut dan peraturan pasar modal lainnya. Pada kenyataannya transaksi afiliasi ini cenderung bersifat sensitif, karena dapat disalahgunakan dan dalam prakteknya beresiko terhadap benturan kepentingan. Hal ini tentunya sangat penting diperhatikan, karena Bapepam dan LK sudah cukup mengatur mengenai transaksi afiliasi dan benturan kepentingan, serta berusaha untuk melindungi kepentingan seluruh pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas.
Perubahan dalam peraturan Bapepam ini pada pokoknya berisi tentang pengaturan bagaimana tata cara menerbitkan dan mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait transaksi afiliasi dan mengenai pengecualian kewajiban Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Independen atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

This mini thesis discuss about conflict of interests, protection of minority shareholders, and procedure in exercising Affiliated Transactions as governed under the revised BAPEPAM Regulation No. IX.E.1 about Affiliated Transactions and Conflict of Interests of Certain Transactions, which revised set was completed on November 25th 2009. One example of Affiliated Transaction can be found on a State owned public company, namely PT Wijaya Karya, Tbk. This research is a juridical normative research by using the method of data analysis in qualitative research.
Furthermore the research concluded that PT Wijaya Karya had done the Affiliated Transaction in accordance with the revised BAPEPAM Regulation and other capital market laws. In reality, Affiliated Transaction is a sensitive issue which could be manipulated and vulnerable to conflict of interests. It is therefore important to pay attention to it, since BAPEPAM and LK had already regulated this in order to protect the interests of all shareholders, particularly of the minority shareholders.
The revision of this BAPEPAM Regulation governs the procedure in issuing and announcing information to the public in regards to affiliated transactions and exceptions on the obligation of an independent General Meeting of Shareholders (RUPS) on transactions which involve conflict of interest.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S24847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Steffi Elizabeth
"Tesis ini membahas mengenai landasan dan latar belakang atas dibuatnya peraturan mengenai transaksi afiliasi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1. Dimana dewasa ini terdapat tren bahwa grup perusahaan menjadi semakin banyak tumbuh dan berkembang dalam dunia usaha dan bisnis di Indonesia, sehingga akan banyak transaksi yang dilakukan oleh antar perusahaan yang memiliki keterkaitan atau disebut dengan transaksi afiliasi. Selanjutnya secara lebih khusus akan dibahas juga mengenai klausul pengecualian untuk melakukan kewajiban mengumumkan keterbukaan informasi dan melakukan pelaporan kepada OJK atas transaksi-transaksi afiliasi yang dilakukan oleh perusahaan publik atau emiten sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1 terutama dalam hal ini adalah mengenai interpretasi perusahaan publik atau emiten atas pengecualian kewajiban sebagaimana tercantum dalam peraturan tersebut. Terdapat interpretasi yang kurang tepat yang terjadi atas pengelompokan kewajiban untuk transaksi yang wajib diumumkan keterbukaan informasi atau dilaporkan kepada OJK atau bahkan transaksi tersebut dikecualikan dari kedua jenis kewajiban pengumuman keterbukaan informasi atau pelaporan tersebut diatas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian kemudian menyarankan agar pemerintah selaku regulator dan pembuat kebijakan terutama terkait transaksi afiliasi memberikan penjelasan dalam Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1 agar tidak terjadi ambiguitas dalam menginterpretasikan klausul-klausul dalam peraturan Bapepam dan LK, khususnya Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, khususnya dalam pengelompokkan kewajiban dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 tersebut oleh perusahaan publik atau emiten yang menjadi pelaku dalam transaksi afiliasi tersebut. Mengingat dewasa ini terdapatnya kelompok grup perusahaan sehingga transaksi afiliasi akan banyak dilakukan dengan mengatasnamakan efisiensi dan efektifitas biaya dalam grup perusahaan. Dalam hal melibatkan perusahaan publik atau emiten, maka pemerintah harus turut andil dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan publik atau emiten tersebut. Selain itu adalah penting sifatnya apabila pemerintah menerbitkan peraturan yang jelas sehinga tidak terdapat berbagai persepsi yang berbeda pada pelaksanaannya dalam masyarakat.

This master's thesis examines the basic and background of the issuance of regulation regarding affiliate transaction as specified in Bapepam and LK Rules No. IX.E.1. Recently, the trend of the group of companies are growing more in the business activity in Indonesia, so that there will be many transactions conducted inter-companies which have relationship or as called affiliate transaction.Furthermore, specifically this master?s thesis will also examine the exclusion clause to conduct obligations either to announce the information disclosure or report to OJK for every affiliate transactions which is performed by the public company as specified in Bapepam and LK Rule No. IX.E.1, particularly in this case is on the interpretation of the public company for such exclusion which is specified it that regulation. There is a misinterpretation in qualifying the obligation either to announce the information disclosure or to report to OJK or even such transaction is being excluded from both of those obligations. This research is using the qualitative method of research.
The research result thereafter is suggesting the government as a regulator and policy maker, particularly on affiliate transaction, to provide explanation in the Bapepam and LK rule No. IX.E.1, in order to prevent any ambiguity in interpreting the clause in Bapepam and LK rule, particularly Bapapem and LK rule No. IX.E.1, focusing in the obligation qualification in such rule. Considering that recently the trend is companies group so that the affiliate transaction will be will mostly conducted in the background of cost efficiency and effectiveness in such companies group. In case involving the public company in the affiliate transaction, thus the government should contribute in supervising the performance of the such public company. Besides, it is important if the government issuing a regulation so that there are no misinterpretation in the implementation by the public.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014;2014
T42698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Afifah Irwan
"Praktik tata kelola perusahaan yang baik menjadi penting untuk diterapkan pada perusahaan publik, diantaranya adalah untuk menjaga kepercayaan para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), sebuah inisiasi dari ASEAN Capital Market Forum (ACMF), merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai praktik tata kelola yang telah dijalankan perusahaan. Dengan hasil akhir berupa skor penilaian bagi setiap perusahaan, ACGS terdiri dari 184 kriteria yang terbagi dalam lima bagian sesuai dengan prinsip-prinsip dalam OECD (2015). Seluruh penilaian setiap kriteria didapat dari dokumen perusahaan yang mudah diakses, terbuka untuk umum, dan tersedia dalam versi bahasa Inggris. Laporan magang ini membahas analisis penerapan tata kelola berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada ACGS. Kriteria-kriteria penilaian ACGS hampir seluruhnya terdapat pada peraturan pemerintah, meskipun beberapa kriteria mengaturnya secara lebih ketat, seperti kriteria A3.12, D7.1, dan E2.4. Secara lebih khusus, laporan ini juga membahas pemenuhan perusahaan pada kriteria yang mengatur lebih ketat tersebut, apakah perusahaan sudah berhasil memenuhi kriteria atau belum. Jika belum, maka akan dilihat pemenuhannya berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku.

Good corporate governance practices are important to be applied in public companies, among which are to maintain the trust of shareholders and other stakeholders. The ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), an initiation of the ASEAN Capital Market Forum (ACMF), is one way that can be used to assess corporate governance practices. With the final result in the form of an assessment score for each company, ACGS consists of 184 criteria which are divided into five sections according to the principles in the OECD (2015). All assessments for each criterion are obtained from company documents that are easily accessible, open for public, and available in the English version. This internship report discusses the analysis of the application of governance based on the assessment criteria contained in the ACGS. ACGS assessment criteria are almost entirely contained in government regulations, although some criteria regulate them more stringently, such as criteria A3.12, D7.1, and E2.4. More specifically, this report also discusses the fulfillment of the company on the more stringent criteria set, whether the company has successfully met the criteria or not. If not, compliance will be seen based on applicable government regulations.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Vidyanti
"Kepuasan pelanggan masih menjadi topik utama dalam menjalankan bisnis perusahaan yang bergerak di semua jenis industri karena kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen, atau penyedia jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Salah satu faktor yang dapat mendorong tercapainya kepuasan pelanggan adalah kualitas layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Trend terhadap Service Quality diawali pada tahun 1980an ketika para pemar menyadari bahwa kualitas produk tidak menjamin terpeliharanya competitive advantage.
Beberapa dekade terakhir, kegiatan monopoli di bidang telekomunikxasi di Indonesia telah berubah dan pasar lebih terbuka dan lebih kompetitif. Sebagai hasil, banyak perubahan baik yang sifatnya mendasar dan fungsional telah terjadi di reformasi telekomunikasi Indonesia dan industri telekomunikasi Indonesia telah berkembang termasuk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional II yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menjalankan bisnisnya secara monopoli. Sejak menjadi perusahaan milik publik, Telkom menghadapi tantangan baru, yaitu bagaimana memenangkan kompetisi karena banyak operator baru yang menjadi pesaing. Oleh karena itu, Telkom telah mengganti strateginya dengan menggunakan pendekatan customer-centric. Strategi ini diambil karena era konvergensi digital temyata menghasilkan kebijakan baru dimana suksesnya pemain tidak hanya terletak pada penguasaan teknologi, kepemilikan jaringan, atau kemampuan memproduksi layanan, melainkan kemampuan dalam memahami kebutuhan, masalah, dan harapan pelanggan. Untuk menjadi perusahaan yang berbasis pelanggan, maka seluruh kegiatan operasional TELKOM harus fokus ke pelanggan. Dengan rumusan strategi Telkom yang baru yang bebasis pelanggan, seharusnya pelayanan yang diberikan semakin baik. Selama ini perusahaan belum pernah mengukur bagaimana kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada pelanggannya. Ada beberapa kejadian yang semakin berkembang bahwa persepsi pelanggan terhadap service quality mempengaruhi kencenderungan perilaku mereka. Kecenderungan dalam berperilaku merupakan hasil dari pengalaman dengan jasa atau informasi mengenai pelayanan tersebut. Sikap ini dilihat sebagai faktor yang menentukan perilaku konsumen terhadap penawaran di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut dari Service Quality Telkom yang panting bagi pelanggan, mengetahui gap antara harapan pelanggan dengan pengalaman pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Telkom, mengetahui pengaruh antara Service Quality dengan Customer Behavioral Intention.
Metode yang digunakan adalah SERVQUAL merupakan salah satu alat pengukuran kualitas jasa yang paling popular dan banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran. Alat ini dikembangkan oleh A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, dan Leonard L. Target responden adalah pelanggan Telkom yang berusia minimal 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah Telkom Divre II dengan total sampel sebanyak 174 responden. Cara penarikan sampel yang digunakan adalah dengan teknik convenience sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis multirespon, analisis crosstab, analisis kepentingan - kinerja, analisis faktor, dan analisis regresi.
Hasil penelitian terlihat bahwa atribut-atribut yang dianggap panting oleh pelanggan adalah ketepatan waktu pelayanan, kepastian waktu pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan, pelanggan menerirna pelayanan yang telah dijanjikan dari karyawan TELKOM, dan TELKOM mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya. Sedangkan menurut metode ServQual. masih terdapat kesenjangan antara ekspektasi pelanggan atau harapan pelanggan dengan pelayanan yang diterima pelanggan TELKOM yaitu sebesar 0.602 dan dimensi yang paling besar gapnya adalah reliability. Dari hasil perhitungan, terdapat pengaruh persepsi terhadap CBI sebesar 14.9%.
Saran yang dapat diberikan sebagai perusahaan yang berbasis pelanggan dan untuk meminimalisasi gap yang akan berdampak kepada perilaku pelanggan adalah Manajemen Telkom perlu mengkomunikasikan "kalau saya membuat janji, maka haruslah saya penuhi. Saya sadar bahwa kesalahan sedikit sungguh berarti banyak buat perusahaan" kepada karyawannya dan mengkomunikasikan kepada pelanggan mengenai proses pelayanan yang diberikan sehingga pelanggan dapat mengetahui secara pasti kapan komplain mereka akan diselesaikan. Telkom perlu meminimalisasi kesalahan dengan memberikan pelayanan "no mistake" melalui pelatihan secara terus-menerus dan menekankan kerja teamwork agar komplain dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat sehingga pelanggan merasa tidak di ping pang, dan pelayanan dapat diberikan sesuai dengan yang dijanjikan. Untuk dapat senantiasa mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya, sebaiknya Telkom memperbaiki data pelanggan dan memaksimalkan penggunaannya sehingga program-program yang berhubungan dengan peningkatan empathi pelanggan dapat dijalankan secara optimal. Untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D, dinilai terlalu berlebihan oleh pelanggan. Oleh karena itu sebaiknya atribut-atribut yang berada di kuadran D dikurangi tingkat pelayanannya minimal sama dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan sehingga investasi yang ditanamkan untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D dapat dialihkan guna meningkatkan kualitas pelayanan atribut-atribut yang berada di kuadran A. Apabila perusahaan ingin secara berkesinambungan memperbaiki kualitas pelayannya, sebaiknya dilakukan penelitian SERVQUAL secara rutin.

Customer satisfaction is still become a leading topic in every industries since customer satisfaction can influence the company's financial performance. A satisfied customer is a customer who feels that they gain values from the supplier, producer, or service provider. These values were originated from the products, services, systems or something that is emotional. One of the factor that leads to customer satisfaction is the quality of services that offered by a company to its customers. The Service Quality trend was began on 1980s where marketer realized that product quality did not guarantee competitive advantage. On the last few decades, Indonesian telecommunication monopoly has changed and the market became more open and competitive. As the result, a lot of fundamental and functional changes occurred in the Indonesian telecommunication reformation era and Indonesian telecommunication industry is developing, including PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Divisi Regional II - one of the telecommunication companies that run its business by monopolized the market. Since it?s became a public company, Telkom faced a new challenge, i.e. how to win the competition since many new operators arouse into competitors. Therefore, Telkom has changed its strategy by using customer-centric approach. This strategy was taken because digital convergence era resulting new policies where the player's success not only caused by technological capabilities, networking or service production, but rather on the ability to understand customer's needs, problems and expectations. To be a customer based company, all part of Telkom's operational activities have to be focused on its customer. Using this new strategy, the service should become better.
So far, the company never measures their customer service quality. Some developing cases showed that customer's perception about service quality influence their behavioral tendencies. These behavioral tendencies are the results from their experience that related to the service or information. This attitude viewed as a determining factor of consumer behavior in the future.
This research's purposes were to find out the most important Customer Service Quality attributes for Telkom, the gap between customer's expectation and customer's experience with Telkom's services, the relationship between Service Quality and Customer Behavioral Intention.
The method used in this research was SERVQUAL, i.e. one of the most popular and referred service quality measurement tools in management and marketing research. This tool was developed by A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, and Leonard L. The respondent target was Telkom's customer, with minimum age 17 and domiciled in Telkom Divre I1 Area. Total sample was 174 respondents. The sampling method was convenience sampling while the analysis method used was descriptive analysis, multi responses analysis, cross tab analysis, interest-performance analysis, factor analysis, and regression analysis.
The result showed that for customers the most important service quality attributes are punctuality of service time, assurance of allocated service time for the customer, customer received the promised service from Telkom employee, and Telkom prioritized its customer on its service. While according to SERVQUAL method, there was a gap between customer's expectation and the service provided by Telkom, i.e. 0.602 and reliability dimension has the biggest gap. From the calculation we can see that all of five dimensions of service quality influenced customer behavioral intention with total numbers 14.9%.
Advice could be given to Telkom as a customer based company and to minimalized the gap that will affected customer's behavior is Telkom Management needs to communicate to their employee that "When i made promises, i have to fulfilled it. I realized that small mistakes mean so much for the company." And also to communicate to their customers about the service process provided by Telkom until the customers knew exactly when their complained can be settled. Telkom needs to minimalize mistakes by providing "no mistake" service through continous training and emphasized teamwork. Therefore, customer's complaints can be settled in a short time and services performed as promised. To be able to prioritize its customers, Telkom should improve the customer data base and maximalized the usage. Therefore all programs related to customer's empathy improvement can be optimized. The attributes found in D quadrant, were marked as too excessive by the customers. Therefore, those attributes need to be decreased at least to the level where the customer's expectation can be achieved so the investment made for the attributes in Quadrant D can be allocated to increase the service quality of attributes on Quadrant A. If the company wants to continuously improve its service quality, it should perform SERVQUAL research in a routine basis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusufa R. Dibyoseputro
"Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan investigasi atas pengaruh dan proses penerbitan Global Bond dari PT. XYZ terhadap kinerja keuangan dan kemampuan penciptaan nilai tambah perusahaan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah dan mencapai target kinerja keuangan. Selanjutnya hasil tersebut akan dibandingkan dengan 4 (empat) perusahaan lainnya di Industri Tekstil dan Produk Tekstil (Industri TPT). Hasil yang didapatkan adalah Industri TPT mengalami tekanan dari kondisi perekonomian global dan persaingan, yang berimbas pada nilai EVA yang negatif. Selain itu penerbitan Global Bond dari PT. XYZ juga tidak meningkatkan nilai tambah serta kinerja keuangan dari SRIL. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagaimana Global Bond dapat menjadi alternatif pendanaan untuk perusahaan Industri TPT.

The purpose of this research is to investigate the process and effect of Global Bond issuance from PT. XYZ towards it financial performance and value added creation using Economic Value Added (EVA). The purpose are to measure the ability of the company to create value added and achieve its financial performance target. The EVA score from SRIL will be compared with 4 (four) others company in Textile and Product Textile Industry (TPT Industry). The EVA results prove that TPT Industry are under pressure from global economics condition and business competition. Global Bond issuance does not improve PT. XYZ financial performance. Furthermore, this research aim to understand whether Global Bond issuance is an appropriate financial policy for TPT Industry company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus A Priyonugroho
"PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara berbentuk Persero yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Pengelolaan Aset. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) didirikan bersamaan dengan pengakhiran tugas serta pembubaran Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Dimana aset negara yang sebelumnya dikelola oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional telah dialihkan untuk dijadikan penyertaan modal negara dalam pendirian PT Perusahaan Pengelola Aset.
Tesis ini bertujuan untuk meneliti dan mengkaji bagaimana posisi hukum dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara berbentuk Persero terkait dengan status kekayaan Persero. Latar belakang penulisan ini adalah adanya kerancuan konstruksi hukum terhadap konsep keuangan negara yang ruang lingkupnya sangat luas hingga mencakup keuangan badan hukum yang mendapatkan penyertaan modal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Penulisan tesis ini menggunakan metode yuridis-normatif. Adapun bahan hukum primer yang digunakan berupa peraturan perundang-undangan di Indonesia di bidang keuangan negara, perbendaharaan negara, Badan Usaha Milik Negara, dan Perseroan Terbatas dan bahan hukum sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah dan makalah hasil seminar. Selain itu, dalam penyusunan tesis ini Penulis menggunakan kerangka teori guna menganalisa bahan-bahan hukum yang ada, yaitu teori badan hukum, teori kepunyaan, teori keuangan publik, dan teori transformasi keuangan publik.

Asset Management Company (Public Company) is a State-Owned Enterprises in the form of Public Company which established based on Government Regulation Number 10 Year 2004 regarding Establishment of Public Company in the Field of Asset Management. Asset Management Company (Public Company) established altogether with the termination of duty and dissolution of Indonesian Bank Recapitalization Agency. The State assets which were previously managed by Indonesian Bank Recapitalization Agency has been diverted to become state capital participation in the establishment of Asset Management Company (Public Company).
The purpose of this thesis is to research and examine the legal position of Asset Management Company (Public Company) as a State-Owned Enterprises in the form of Public Company in connection with the status of assets of the company. The background of this writing is confusion of legal construction regarding to state finance concept which has a very wide scope includes the finance of legal entity that acquire capital participation from the separated state finance.
The writing of this thesis uses a normative-juridical method. The primary legal materials which is used is Indonesian state finance regulation, state treasury regulation, state-owned enterprises regulation, and limited liability company regulation, and the secondary legal materials are books, scientific journals, scientific articles and seminar papers. Besides, in the drafting of this thesis, Writer use theory to analyze the existing legal materials, which are, legal entity theory, theory of ownership, state finance theory, and transformation of state finance theory."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>