Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyuni Susilowati, translator
"Perubahan penggunaan tanah secara tidak terkendali di kawasan Situ Rawa Besar ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tanah yang dimanfaatkan untuk permukiman dan perdagangan. Hal ini membawa dampak terhadap kelestarian situ. Kawasan Situ Rawa Besar pada Tahun 2003 sebagian besar dimanfaatkan untuk permukiman 064%), sisanya untuk perdagangan (12%), kebun yang tidak dibudidayakan (4%), jalan lingkungan (12%), dan fasilitas umum (8%). Salah satu tepi situ telah terbangun penuh oleh rumah-rumah permanen dengan jalan lingkungan beraspal.
Penduduk kawasan Situ Rawa Besar membuang limbah padat dan cair domestik ke perairan dan sempadan situ. Peningkatan jumlah limbah domestik tersebut sama dengan peningkatan jumlah penduduk kawasan. Berdasarkan fakta-fakta di atas dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu "dampak pemanfaatan lahan pada kualitas air situ.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Penurunan kualitas air situ ditinjau dari parameter Dissolved Oxygen (DO), pH, dan Amoniak.
  2. Perhitungan bahan pencemar dilakukan untuk mengetahui peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan.
Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui dampak perubahan penggunaan tanah di kawasan situ Rawa Besar pada kualitas air situ.
  2. Mengetahui dampak rencana penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah pada kualitas air situ.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
  1. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan penurunan kualitas air situ dilihat dari parameter DO, pH, dan Amoniak.
  2. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan.
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah:
  1. Penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar.
  2. Kualitas air Situ Rawa Besar. Data penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang dipakai adalah data 5 (lima) tahun terakhir dari Tahun 1999 sampai Tahun 2003. Pengumpulan data primer yang diperlukan dilakukan langsung di lapangan, baik dengan wawancara maupun pengamatan langsung di lapangan. Pengumpufan data sekunder dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Analisis terjadinya penurunan kualitas air situ dilakukan dengan mengetahui hubungan (korelasi) antara perubahan pemanfaatan lahan dan parameter-parameter kualitas air (DO, pH, dan Amoniak). Analisis terjadinya peningkatan jumlah bahan pencemar yang terbawa oleh limpasan air hujan dilakukan dengan mengetahui peningkatan koefisien aliran permukaan (C).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
  1. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan penurunan kualitas air situ, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat bahwa:
    • Perubahan penggunaan tanah untuk permukiman mempunyai hubungan yang kuat dengan parameter DO, pH dan Amoniak. Koefisien korelasi (r) antara variabel permukiman dan parameter DO sebesar 0.8848, antara variabel permukiman dan parameter pH sebesar 0.9245, serta antara variabel permukiman dan parameter Amoniak sebesar 0.8669.
    • Perubahan penggunaan tanah untuk perdagangan mempunyai hubungan yang kuat dengan parameter DO, pH dan Amoniak. Koefisien korelasi (r) antara variabel perdagangan dan parameter DO sebesar 0.8353, antara variabel perrnukiman dan parameter pH sebesar 0.9208, serta antara variabel permukiman dan parameter Amoniak sebesar 0.8615.
    • Parameter oksigen terlarut (DO) mengalami penurunan dari 9.71 mg/I pada Tahun 1999 menjadi 4.5 mg/I pada tahun 2003. Parameter pH mengalami peningkatan dari 7.35 pada Tahun 1999 menjadi 8.63 pada tahun 2003. Parameter amoniak mengalami peningkatan dari 0.022 mg/I pada Tahun 1999 menjadi 0.035 mg/I pada tahun 2003. Parameter-parameter yang melebihi Baku Mutu lingkungan adalah Amoniak, Fenol, Timbal, BOD, COD dan adanya bakteri koli.
    • Perubahan penggunaan tanah menyebabkan peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan sebesar 1.34% per tahun dan peningkatan jumlah Iimbah cair domestik yang dibuang ke perairan situ sebesar 6.604 % per tahun.
  2. Rencana penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dapat menyebabkan penurunan kualitas air situ, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat bahwa:
    • Penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar dapat menghasilkan limbah cair domestik dengan jumlah besar yaitu 215.082 lt/dt pada jam jam sibuk. Permukiman yang padat (19504 unit) juga berpotensi menyebabkan penurunan kualitas air situ.
    • Tingginya luasan untuk kawasan terbangun (80%) menyebabkan tingginya jumlah bahan tercemar yang terbawa limpasan air hujan, dapat mencapai 90% dari bahan pencemar yang terakumulasi di darat.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Hendrawan
"DKI Jakarta dilintasi oleh 13 sungai besar dan beberapa sungai kecil serta 40 situ tersebar di 5 wilayah kota yang sangat potensial sebagai air permukaan untuk menunjang kehidupan manusia. Dengan pertumbuhan penduduk DKI yang pesat dan perkembangan pemanfaatannya, ada kecenderungan terjadinya perubahan pada kondisi dan kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan sungai dan situ. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Pendugaan pencemaran perairan dapat dilakukan dengan melihat pengaruh polutan terhadap kehidupan organisme perairan dan lingkungannya. Unit penduga adanya pencemar tersebut diklasifikasikan dalam parameter fisika, kimia dan biologi. Dalam menetapkan kualitas air, parameter-parameter tersebut sebaiknya tidak berdiri sendiri tapi dapat ditrasformasikan dalam suatu nilai tunggal yang mewakili disebut sebagai Indeks Kualitas Air.
Hasil perhitungan terhadap nilai IKA menunjukkan bahwa 83 % sungai dan 79 % situ yang ada di DKI Jakarta ada dalam kategori buruk. Hal ini disebabkan tidak terpeliharanya sungai dan situ dengan baik, kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah dalam upaya memelihara sungai dan situ.

Water Quality of Rivers and Ponds on DKI Jakarta. Thirteen big rivers, some small rivers, and 40 ponds spread over districts at Jakarta city are potential to support human being life. As the population is growing and the usage of stream water is increasing, the condition and quality of rivers and ponds are changing.
Crowd housing can affect rivers and ponds pollution, as the people awareness about clean and healthy environment is less. Stream water pollution assessment can be done by counting the effect of pollutant to life of stream water organisms. This assessment unit could be classified into physics, chemical, and biological parameter. To know the water quality, those parameters are transformed into one single value, that is Water Quality Index.
The calculation result of Water Quality Index value shows that 83 % of rivers and 79 % of ponds are bad. This condition is caused by less people and government awareness to maintain rivers and ponds."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"At present, ecosystem function in lake ulak lia can be found as i.e. : recreation area, fisheries and retention basin of music river.Meanwhile , the basis data of these ecosystem function was limited and difficult to assess so far...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Citarum River is one of the main rivers in the West Jaava province. Commonly, the Citarum is devided into 3 sections : upper stream, middle stream and down stream...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A water quality evalution was done on 30 (thirty) rivers of Indonesia. Analysis was based on measurement results collected by the ministry for the environment and the Research Centre for Water Resources from 2000 up to 2005, whereas eavaluation was implemented according to the STORET method and Government Regulation No. 82/ 2001 on Water quality management and water pollution control...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Farms observational land agricultural (BPLP) BATAN lies at palasari's Village , Cipanas's district, Cianjur's regency, West Java.The currently used water resources, come from shallow well that groundwater's quality adverse, brownish rush colored, so indecent being utilized as source of fresh water...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"quality of territorial water there are difference that is in Island of Sironjang, Island of Sirandah and Island of Pasumpahan brightness 7 metre, salinitas 30 % 0, degree of acidity (pH) 8, air temperature 28 derajat C and water temperature 30 derajat C. While , in island of Sikuai brightness 5 metre, salinitas 29 %0 , pH 7, and water temperature 28 derajat C. This defference is assumed by because in Island of Sikuai stand up wisata resort and hotel. Results of coral covery of manta - tow live equal to 11 - 30 % (category of II), in Island of Sirandah (Coral Heliopora) and Island of Pasumpahan (Coral Massive) with mean mount rock tutupan live equal to 31 - 50% (category of III). Result of line transect, percentage of coral covery live at location islands research of mean in a condition heavy damage (0 - 24%), and (25 49 %), higest coral covery there are in Island of Pasumpahan equal to 47, 50 % (damage) in Island of Sirandah 46,5 is % (damage), and in Island of Sikuai 23 % (heavy damage), while lowest coral covery found in Island of Sironjong equal to 15, 00% heavy damage. Mean make an index to diversity which there are in Island of Sironjong is 0,384, Island of Sirandah 0, 443, Island of Sikuai 0,647 and Island of Pasumpahan 0, 375 , (H<1). Mean of diversity of low growth form, low spreading and low stability. Index mean dominant coral in Island of Sironjong 0,510, In Island of Sirandah 0,705, Island of Sikuai 0,737 and Island of Pasumpahan 0,644 (C come near 1) meaning there is type which dominant. (25 - 49%) higest coral covery there are in "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Fakultas Teknik , 1988
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chin, David A.,
Hoboken, N.J.: Wiley-Blackwell, 2013
627 CHI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Marshela Cristabel
"Saluran Tarum Barat membentang sepanjang 68,74 kilometer, berawal dari Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat dan berakhir pada Cawang, Jakarta Timur. Saluran Tarum Barat membentang berdampingan dengan kegiatan manusia dan berbagai dominasi kondisi lingkungan. Bagian awal Saluran Tarum Barat dikelilingi oleh kegiatan pertanian, bagian tengah saluran dikelilingi oleh kegiatan industri, dan bagian akhir saluran dikelilingi oleh aktivitas pembangunan infrastruktur. Perbedaan kondisi lingkungan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kualitas air Saluran Tarum Barat.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kualitas air Saluran Tarum Barat berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi yang terdapat pada metode National Sanitation Foundation ndash; Water Quality Index NSF ndash; WQI . Hasil analisa menggunakan metode NSF ndash; WQI menyatakan bahwa ketiga bagian Saluran Tarum Barat memiliki kualitas air yang berada pada kategori sedang medium dengan rentang nilai 55,06 ndash; 67,92.

West Tarum Canal stretched 68.74 kilometers long, started from Klari, Karawang, West Java and ended in Cawang, East Jakarta. The West Tarum Canal runs alongside human activities and various environmental conditions. The initial part of the West Tarum Canal is surrounded by agricultural activities, the central part of the canal is surrounded by industrial activities, and the final part of the canal is surrounded by infrastructure development activities. Those various environmental conditions may give different effects on the water quality of the West Tarum Canal.
The purpose of this research is to know the water quality of West Tarum Canal based on physical, chemical and biological parameters found in National Sanitation Foundation Water Quality Index NSF WQI method. The result of analysis using NSF WQI method on three parts of West Tarum Canal showed that the water quality is classified in medium category with value range of 55,06 67,92.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>