Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maggalatung, A. Salman
"Dinamika perkembangan dan posisi hukum Islam senantiasa mengalami pasang surut sesuai gelombang dan iklim politik yang menyertainya. Jauh sebelum Kemerdekaan, hukum Islam telah berkembang dan menjadi hukum positif bagi kerajaan Islam. Pada awal pemerintahan kolonial Belanda hukum Islam diterima sepenuhnya sebagai hukum yang berlaku bagi orang Islam dengan teori Receptio in Complexu oleh L.W.C. Van den Berg yang mengakui eksisensi hukum Islam, namun teori ini dibantah oleh Snouck Hurgronje dengan teori Receptie-nya, bahwa hukum Islam baru dapat diterima setelah diakui oleh hukum adat. Selanjutnya teori ini mendapat reaksi dari umat Islam, Hazairin misalnya menyebutnya sebagai teori iblis. Pada masa pemerintahan Balatentara Jepang, posisi hukum Islam masih tetap sama seperti pada masa pemerinahan Hindia Belanda. Menjelang Indonesia merdeka tercapai sebuah kompromi antara pendukung negara berdasarkan agama (Islam) dan pendukung negara berdasar Pancasila tertuang dalam ?Piagam Jakarta?, kendatipun hanya sebentar, piagam tersebut seolah meniupkan angin segar bagi perkembangan dan posisi hukum Islam. Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan terjadi nncoretan atas kalimat "dengan kewajiban menjalankan syari?at Islam bagi pemeluk-pemeluknya", sebagai garansi utuhnya NKRI. Demi menjaga stabilitas politik, keamanan dan keselamatan negara, Prsiden Soekamo mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 untuk memberlakukan kembali UUD 1945. Dalam dekrit tersebut Presiden Soekamo menyatakan bahwa Piagam Jakarta menjiwai UUD 1945 dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konstitusi. Piagam Jakarta memang tidak tampak dalam konstitusi Indonesia, akan tetapi ia ada, menjiwai dan hidup, serta memberi kehidupan bagi perkembangan hukum Islam, Jiwa dari Piagam Jakarta itulah yang melahirkan berbagai produk perundang-undangan yang bersumber dari hukum Islam yang wajib dilaksanakan oleh warga negara Indonesia yang beragama Islam. Dari sini dapat dipahami, bahwa Dekrit Presiden RI 5 Juli 1959 dapat menjadi dasar inspirasi dan pegangan dalam upaya penerapan hukum Islam di Indonesia. Era reformasi dan otonomi claerah temyata disambut baik oleh sejumlah Pemerintah Daerah di Indonesia untuk berperan lebih besar. Di Kabupaten Tasikmaiaya, Cianjur dan Gamt misalnya, telah menetapkan Perda untuk membasmi penyakit sosial masyarakat dan sejumlah kebijakan Iainnya untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan masyarakat. Kreativitas Pemerintah Daerah dan masyarakar tampaknya cukup beralasan, yakni adanya semacam kerinduan umat Islam terhadap syari'at agamanya untuk diterapkan dalam kehidupan mereka. Kreatifitas ini clinilai oleh sebagian anggota masyarakat sebagai kompensasi politik pemerintah kepada rakyat. Upaya itu terkesan dipolitisasi dalam bentuk formalisasi dan simbolisasi syari'at Islam untuk menarik simpatik rakyat dan institusi-institusi umat Islam untuk memuluskan roda pembangunan yang dicanangkannya. Seperti apapun wacana dan kontroversi yang muncul mengenai gerakan pemerintah yang sedang berkuasa, bagi penulis adaiah hal yang wajar. Yang panting dalam perspektif yuridis tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara konstitusional kebijakan itu dapat dibenarkan karena sesuai dengan Pancasila dan Dekrit Presiden RI S Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD I945, tidak bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi, bahkan sesuai dengan realitas masyarakat. Keherlakuan hukum Islam adalah suatu kenyataan, bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba, menafikan keberlakuan hukum Islam berarti menafikan pula terhadap realitas, dan menafikan terhadap realitas, itu artinya pengkhianatan terhadap keberadaan umat Islam. Karena itu, kenika kita berbicara mengenai pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka semua unsur pembentukan hukum harus cliperlakukan secara adil, tak terkecuali hukum Islam. Mengenai simbolisasi dan substansialisasi dalam penerapan hukum Islam, menurut penulis keduanya baik dan diperlukan. Narnun jika lerjadi pilihan karena sesuatu hal yang dapat memicu terjadinya konflik sesama anak bangsa, maka tentu saja yang menjadi pilihan adalah substansinya, karena simbolisasi itu memang hanya merupakan proses dan jalan menuju tercapainya substansialisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D748
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambalu, Shulamit
London: Dorling Kindersley, 2013
R 200 AMB r
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Caswita
"Abstrak
Tujuan penelitian Tindikan Kelas (PTK) dengan menggunakan media audio visual untuk pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (PAI) pendidikan agama islam tentang hari akhir pada peserta didik kelas VI sd. Tempat penelitian ini adalah di sd 1 pengadilan Kec. Tawang, Kota Tasik Malaya. Waktu penelitian adalah selama 2 bulan mulai september sampai dengan oktober tahun 2016."
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2019
371 TEKNODIK 23:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Inayatul Khoiria
"Penelitian ini membahas mengenai narasi leluhur dan relevansinya dalam dinamika hubungan antara Islam dan Kepercayaan Lokal Sunda di Desa Karangpakuan, Kecamatan Darmaradja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Masyarakat Desa Karangpakuan telah mengasimilasi Islam dengan kepercayaan lokal Sunda. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkuat narasi religiusitas Islam dan identitas mereka sebagai warga Cipaku. Namun, di saat yang bersamaan, fenomena-fenomena seperti kepercayaan maupun praktik terkait roh dan leluhur yang masih bertahan dan sering diaktifkan oleh masyarakat di Desa Karangpakuan juga telah memicu berbagai macam pihak untuk mengurangi narasi leluhur dalam ritual. Upaya penghilangan kepercayaan dan praktik-praktik terkait leluhur tersebut dilakukan melalui misi-misi keagamaan yang dibawa oleh para aktor keluarga pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi yang mencakup observasi partisipan, wawancara mendalam, serta studi literatur. Berdasarkan temuan saya di lapangan, pengenalan agama dunia/agama yang diakui negara tidak serta merta menghilangkan nilainilai kepercayaan lokal. Dalam kasus saya, asimilasi Islam oleh kepercayaan lokal Sunda terjadi ketika masyarakat Desa Karangpakuan terus menerus mengaitkan peristiwa-peristiwa spiritualitas yang mereka alami dengan narasi-narasi leluhur.

This research discusses the ancestral narrative and its relevance in the dynamics of the relationship between Islam and Sundanese Local Beliefs in Karangpakuan Village, Darmaradja, Sumedang, West Java. The people of Karangpakuan Village have assimilated Islam with local Sundanese beliefs. This is also one of the efforts to strengthen the narrative of Islamic religiosity and their identity as Cipaku citizens. However, at the same time, phenomena such as beliefs and practices related to spirits and ancestors that still survive and are often activated by the community in Karangpakuan Village have also triggered various parties to reduce the ancestral narrative in rituals. Efforts to remove ancestral beliefs and practices were carried out through religious missions carried out by the actors of the boarding school family. This research is a qualitative research with ethnographic method that includes participant observation, in-depth interview, and literature study. Based on my findings in the field, the introduction of state-recognized world religions does not necessarily eliminate the values of local beliefs. In my case, the assimilation of Islam by local Sundanese beliefs occurred when the people of Karangpakuan Village continuously associated the spirituality events they experienced with ancestral narratives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi 2 teks, yaitu Putri Jaleka (h.1-30) dan Nabi Ibrahim (h.136-606). Teks Putri Jaleka disusun dalam 5 pupuh. Pada pupuh pertama menceritakan pertemuan kembali Jaleka dengan Yusup. Namun karena rupanya sudah tua dan kotor, Yusup tidak dapat mengenali Jaleka. Malaikat Jibril mengubah wajah Jaleka yang tua menjadi gadis berumur 14 tahun sehingga dapat dikenali oleh Yusup dan memintanya menjadi istrinya (dhandhanggula). Pupuh kedua menceritakan pernikahan Jaleka dan Yusup. Ketika perjalanan ke istana, Jaleka meminta Yusup untuk mengajarkan agama Nabi Ibrahim dan syariat agama (kinanthi). Pupuh ketiga menceritakan khayalan Jaleka yang diperkosa Yusup (mijil). Pupuh keempat berisi perasaan kesal Jaleka karena cintanya tidak dapat terlampiaskan kepada Yusup (dhandhanggula). Pupuh keenam berisi nasihat pengarang untuk tidak melakukan segala hal dengan nafsu (sinom). Kertas Eropa pada naskah memiliki watermark Propatria erusque libertate dan cap kertas tandingan dengan tulisan VDL. Naskah Putri Jaleka diperkirakan ditulis pada abad ke-19."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
GS 1-CI.1
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Wara Susila adalah majalah bulanan terbitan Muhammadijah (Trunasuran) Solo. Majalah ini berisi berbagai macam hal yang khusus ditujukan untuk kaum wanita, seperti antara lain: tutuladhan Isarah mengenai dasar atau akar kemajuan wanita, derajat wanita dalam agama Islam, dan sebagainya."
Solo: Muhammdijah, 1928
BKL.0776-LL 97
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Luwiyanto
"Penelitian ini bertujuan menyajikan suntingan teks Serat, Seh Jangkung (SSJ), terjemahan, dan mengemukakan struktur dan makna teksnya. Untuk mencapai tujuan itu dimanfaatkan dua teori yaitu filologi dan sastra, t.erutama teori struktural. Dalam rangka sunti.ngan teks SSJ digunakan edisi standar dengan disertai aparat kritik.Adapun teori struktural dimanfaatkan untuk membedah struktur naratif dan makna teks. Teori itu menganggap bahwa karya sastra memiliki struktur yang utuh dan lengkap, yang segenap unsurnya masing-masing memiliki koherensi intr.insik. Oleh karena itu, struktur naratif dan makna yang menjadi karakteristik teks SSJ dapat diuraikan unsur-unsurnya dan pertaliannya dalam membentuk makna teks secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T41364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
H.M. Zainie Hs.
"Buku ini menyajikan tentang pembicaraan (perdebatan) antara seorang pendeta Kristen Protestan yang sedang menyebarkan agamanya di Indonesia, dengan Kiai Ahmad seorang pemimpin kelompok agama Islam"
Yogyakarta: Moehammadijah, 1932
BKL.1139-AK 30
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Cokro
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>