Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Tryastuti
"Bullying merupakan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok terhadap seseorang yang dianggap lemah serta dilakukan secara berulang-ulang. Perilaku bullying dapat memberi dampak negatif terhadap pelaku maupun korban. Angka kejadian bullying selalu bertambah sehingga memerlukan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberi gambaran implementasi EMaeL Edukasi, Manajemen marah, Latihan empati untuk mencegah perilaku bullying pada anak usia sekolah di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok.Pelaksanaan intervensi EMaeL dilakukan di komunitas khususnya di setting sekolah dan di keluarga selama satu tahun. Hasil intervensi EMaeL menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan bullying dan penurunan rata-rata tindakan bullying. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan bullying dan tindakan bullying sebelum dan sesudah intervensi p = 0,00 p =0,02 p =0,02 dan p= 0,00. Intervensi EMaeL dapat diaplikasikan sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan bullying disekolah.

Bullying is violent behavior acted frequently by individual or group to the weak individual. Bullying behavior may give the negetive effect for both a bully and a victim. Incident of bullying has increased therefore it need to get the serious attention from health workers. The aim of KIA to give description of EMaeL implementation for preventing bullying behavior of school age children in Curug Village Cimanggis District Depok City. The implementation of EMaeL was conducted in community especially in school setting and family for one year. The result of EMaeL implementation shows an increase in average knowledge, attitude, and action of preventing bullying behavior the result also show an decrease in average bullying behavior. After futher analysis show that there were significant differences in knowledge, attitude, and action of preventing bullying behavior and average bullying behavior p = 0,00, p =0,02, p=0,02 and 0,00. EMaeL implementation effectly increased knowledge, attitude, and action of preventing bullying behavior and decreased bullying behavior. This intervention should be sustainable in order to prevent bullying behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farrosa Qurrotu Aini
"Penelitian ini secara eksklusif membahas film Hollywood coming-of-age berjudul The Half of It (2020) yang menampilkan seorang lesbian Asia-Amerika sebagai pemeran utama. Film The Half of It (2020) dipilih sebagai korpus penelitian untuk menambah perspektif lain dalam pembahasan narasi coming-of-age di media Barat yang tokoh utamanya termarginalkan di lingkungannya. Topik penelitian ini adalah bagaimana karakter utama dalam film The Half of It (2020) mengatasi kesengsaraan sebagai anggota kelompok minoritas tertentu yang menimbulkan dampak pada perjalanan coming-of-age atau kedewasaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana marginalisasi ganda yang karakter alami dan cara ia mengatasi segala kesulitan yang menyertainya mempengaruhi narasi coming-of-age dalam film ini. Melalui metode analisis tekstual, penelitian ini menyimpulkan bahwa film The Half of It (2020) menawarkan pandangan berbeda atas narasi coming-of-age, yang dipengaruhi oleh status sosial karakter sebagai lesbian Asia-Amerika dan bagaimana dia menegosiasikan posisinya dalam situasi hidupnya, yang mana membedakan kisah ini dari yang ditampilkan dalam narasi coming-of-age di media Barat.

This study exclusively discusses a Hollywood coming-of-age movie titled The Half of It (2020) that features a lesbian Asian American as the lead character. The Half of It (2020) is chosen as the corpus of the study to add another perspective on the discussion of coming-of-age narrative in Western media whose lead character is doubly marginalized in her environment. The topic of this study is how the lead character in The Half of It (2020) overcomes the tribulations of being a member of certain minority groups that impacts her coming-of-age journey. This study aims to determine how the character’s double marginalization and how she overcomes the struggles that come with it affect the coming-of-age narrative in the movie. Using textual analysis as a method, this study concludes that the movie The Half of It (2020) offers a distinguished take on a coming-of-age story that is affected by the character’s social status as a lesbian Asian American and how she negotiates her position in her conditions, which distinguishes this story from what has been shown in coming-of-age narratives in Western media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adianty Kartika
"Latar belakang: Asuhan antenatal atau antenatal care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan kepada ibu hamil dengan salah satu asuhan yang dilakukan adalah pemantauan pertumbuhan janin. Salah satu modalitas pemantauan pertumbuhan janin yang sederhana dan memiliki sensitivitas tinggi adalah pengukuran tinggi fundus uteri secara serial. Berbagai studi internasional tentang normogram tinggi fundus uteri sesuai populasi tertentu telah dilakukan dan diaplikasikan sebagai pemantauan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian nomogram tinggi fundus uteri dengan populasi normal di Jakarta agar mendapatkan normogram tinggi fundus uteri sebagai salah satu modalitas pemantauan pertumbuhan janin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain longitudinal yang dilakukan pada ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di 4 Rumah Sakit dan 4 Pusat Kesehatan Masyarakat di DKI Jakarta selama bulan Juli 2020 sampai April 2021. Pemeriksaan tinggi fundus uteri dilakukan pada usia kehamilan 16 sampai 42 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan pengukuran CRL trimester I. Nomogram tinggi fundus uteri dipresentasikan dalam model regresi quadratic dengan persentil 10, 50, 90. Hasil: Sebanyak 947 pengukuran tinggi fundus uteri dari 321 subjek penelitian dilakukan analisis dan diolah menjadi nomogram tinggi fundus uteri dengan persentil 10, 50, 90. Dan didapatkan rumus persamaan regresi kuadrat TFU (cm) = -9,355 – 0.008(usia kehamilan)2 + 1.4(usia kehamilan) dengan R Square 0.912 (p < 0.05). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nomogram tinggi fundus uteri pada populasi normal di Jakarta dengan persentil 10, 50 dan 90 yang diharapkan dapat menjadi salah satu modalitas untuk memantau pertumbuhan janin dan mendeteksi kelainan pertumbuhan janin. Kata kunci: nomogram, tinggi fundus uteri, usia kehamilan.

Background: Antenatal care (ANC) is a health care service provided by health workers to pregnant women, including monitoring fetal growth. Serial measurement of the fundal height (FH) is simple and sensitive modality for monitoring fetal growth. International studies on FH nomograms according to certain populations have been carried out and applied for monitoring of fetal growth. Therefore, it is necessary to conduct a research on FH nomogram with normal population in Jakarta as one of modality for monitoring fetal growth. Objective: To obtain a nomogram of FH according to gestational age in uncomplicated pregnant women based on the normal population in Jakarta. Methods: A descriptive observational study with a longitudinal design was conducted on pregnant women who met the inclusion but not exclusion criteria at 4 Hospitals and 4 Public Health Centers in Jakarta from July 2020 to April 2021. FH measurements were carried out from pregnant women with gestational age 16 to 42 weeks based on the first day of last menstrual period (LMP) and 1st trimester CRL measurement. The nomogram for FH was presented in a quadratic regression model with 10th, 50th, 90th percentiles. Results: FH nomogram with the 10th, 50th, 90th percentiles were derived from 947 measurements of 321 subjects. The quadratic regression equation formula is FH (cm) = -9.355 - 0.008 (gestational age)2 + 1.4 (gestational age) with R Square 0.912 (p <0.05). Conclusion: It was found that the fundal height nomogram of the normal population in Jakarta is expected to be one of the modalities for monitoring and detecting fetal growth abnormalities. Keywords: nomogram, fundal height, gestational age
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"With legions of baby boomers approaching retirement age, employers may soon be facing a shortage of skilled, knowledgeable workers and a loss of institutional knowledge. Now more than ever, it is imperative that employers begin viewing their older workers as their most valuable assets. Written by experts in the field of workforce education and the management of older workers, "Working Longer" gives recruiters, managers, and trainers the tools they need to nurture and empower these vital employees."
New York: American Management Association, 2008
e20448645
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Clough, Jonathan
"We live in a digital age. The proliferation of digital technology, and the convergence of computing and communication devices, has transformed the way in which we socialise and do business. While overwhelmingly positive, there has also been a dark side to these developments. Proving the maxim that crime follows opportunity, virtually every advance has been accompanied by a corresponding niche to be exploited for criminal purposes; so-called 'cybercrimes'. Whether it be fraud, child pornography, stalking, criminal copyright infringement or attacks on computers themselves, criminals will find ways to exploit new technology. The challenge for all countries is to ensure their criminal laws keep pace. The challenge is a global one, and much can be learned from the experience of other jurisdictions. Focusing on Australia, Canada, the UK and the US, this book provides a comprehensive analysis of the legal principles that apply to the prosecution of cybercrimes."
United States: Cambridge University Press, 2010
e20528257
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Sholihah
"Lebih dari satu juta orang di dunia terkena infeksi menular seksual (IMS) setiap harinya. Empat penyakit tersering adalah chlamidia, gonore, trichomoniasis, dan sifilis. Di Asia Tenggara, insiden sifilis hingga tiga juta kasus. Dari angka tersebut, insiden pada wanita jauh lebih tinggi dari pada laki ? laki. Pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia adalah salah satu yang popular di Asia Tenggara. Tingginya angka PSK meningkatkan tingginya angka sifilis di Indonesia. Populasi PSK terdiri dari berbagai macam usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor usia dengan prevalensi sifilis pada pekerja seks komersial (PSK) di Tangerang, Banten. Desain penelitian ini adalah cross - sectional dengan menggunakan data sekunder dari Departemen Parasitologi FKUI. Subjek penelitian adalah 152 PSK di Tangerang, Banten. Terdapat 64 (42,1%) PSK yang berusia 10 ? 19 tahun dan 88 (57,9%) PSK yang berusia 20 tahun lebih. Didapatkan bahwa sebesar 79 (52%) PSK yang didiagnosis terkena sifilis. Dari 79 orang tersebut, terdapat 36 PSK berusia 10 ? 19 tahun dan 43 PSK berusia 20 tahun keatas. Berdasarkan analisis data, didapat p>0,05 sehingga terbukti bahwa faktor usia tidak memiliki hubungan bermakna dengan penyakit sifilis pada PSK di Tangerang, Banten. Jadi, sifilis dapat menyerang seluruh usia.

Everyday, more than one million people in the world infected by sexual transmitted infection (STI). The most common disease are chlamidia, gonorrheae, trichomoniasis, and syphilis. The incidence of syphilis about three million cases in South East Asia. From that case, syphilis happens in men less than women. Women prostitution in Indonesia is the popular one in South East Asia. Because the number of prostitute is high, incidence syphilis in Indonesia is high too. The population of commercial sexual worker has various ages. Goal of the research is to know the relation between age and prevalence of syphilis in commercial sexual worker in Tangerang, Banten. The design of research is cross ? sectional with secondary data from Parasitology, Faculty of Medicine, University of Indonesia. The subjects of research are 152 women who work as commercial sexual worker in Tangerang, Banten. There are 64 (42,1%) women who are 10 -19 years old, and 88 (57,9%) women who are ages more than twenty years old. Besides, 79 (52%) women are diagnosed syphilis. From 79 women, there are 43 women whom twenty years old and more. The result is p>0,05, it means that age has no significant relation with syphilis in commercial sexual worker in Tangerang, Banten. It means that syphilis can infect people in every age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Argana
"Anemia gizi merupakan salah satu dari empat masalah gizi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, 90% anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat besi. Prevalensi anemia besi pada wanita usia subur (WUS) 39,5%, prevalensi ini tidak berubah dari tahun 1995 sampai tahun 2000. Survei anemia ibu hamil di Kalimantan Selatan 51%, diasumsikan prevalensi anemia pada WUS juga tinggi. Umur 20 sampai 35 tahun merupakan saat yang ideal bagi seorang wanita mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan sehingga didapatkan bayi yang sehat.
Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran prevalensi anemia dan mengetahui faktor-faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb pada wanita usia 20 sampai 35 tahun di Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan.
Disain penelitian menggunakan metoda crosssectional dan pengambilan sampel dengan sistematik random sampling. Populasi seluruh wanita umur 20 sampai 35 tahun dan sampel wanita usia antara 20 tahun sampai 35 tahun sebanyak 150 orang. Penelitian diadakan di Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan pada bulan Maret sampai April 2002.
Variabel penelitian yang berhubungan dengan kadar Hb adalah umur, IMT, LILA, konsumsi protein, konsumsi besi, konsumsi vitamin C, frekuensi sumber hem, frekuensi vitamin C, banyaknya gelas teh yang diminum, lama haid, pengetahuan tentang anemia dan pengeluaran per kapita per bulan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan kadar Hb memakai metode cyanmethaemoglobin yang diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar Haemoglobin (Hb) < dari 12 g/dl dan tidak anemia bila 712 g/dl.
Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 65,3% yang terdiri dari anemia ringan 53,3% dari anemia sedang 12 %.
Pada uji bivariat dengan menggunakan uji regresi linier sederhana didapatkan variabel yang berhubungan bermakna dengan anemia adalah variabel LILA, frekuensi konsumsi vitamin C dan pengeluaran per kapita per bulan ( p < 0,05). Pada uji regresi ganda dengan memasukkan variabel yang mempunyai nilai (p < 0,25), maka variabel yang diikutkan pada uji regresi ganda adalah variabel; Umur, LILA, IMT, konsumsi protein, konsumsi besi, frekuensi konsumsi hem, frekuensi konsumsi vitamin C, pengetahuan tentang anemia, banyaknya gelas teh yang diminum dan pengeluaran per kapita per bulan. Hasil uji regresi linier ganda dengan mengeluarkan satu per satu variabel yang nilai p paling besar didapatkan variabel LILA dan frekuensi konsumsi vitamin C yang berhubungan dengan kadar Hb (p < 0,05 ).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa prevalensi anemia pada wanita umur 20 sampai 35 tahun di Kecamatan Kintap sudah merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang berat. Untuk itu Dinas kesehatan diharapkan bisa mengadvokasi Bupati dan DPRD Kabupaten Tanah Laut untuk mengeleminasi anemia melalui lintas sektoral, juga untuk program gizi adalah melaksanakan monitoring dan skrining dini pada anemia wanita umur 20 sampai 35 tahun dengan pengukuran LILA, melaksanakan penanaman buah-buah penghasil vitamin C yang dapat meningkatkan absorbsi besi dan meningkatkan kadar Hb.

The Factors that Related to Hemoglobin (HI)) Contains on Women Age 25-35 Years at Kintap Sub-District, Tanah Laut District, South Kalimantan Province, 2002. Nutritional anemia is one of four nutrition problems that faced by Indonesia, 90% nutritional anemia caused by the lack of iron folate. The prevalence of iron folate anemia on fertile-age women as 39.5%, this prevalence was not changed from 1995-2000. The survey anemia on pregnant mother at South Kalimantan as 51%, it assumed that the prevalence anemia on fertile-age women was also high. The age 20-35 is the best age for women to prepare themselves physically and mentally to pregnant and giving a birth, so they will obtained healthy babies.
The objective this study is to obtain the description of prevalence anemia and the factors that the most dominant related to Hemoglobin contents on women aged 20-35 years at Kintap Sub-District, Tanah Laut District, South Kalimantan Province.
The study design was cross-sectional method and the sample taken by random sampling. The population is women age 20-35 years and the number of sample as 150 people. This study is conducted at Kintap Sub-District, Tanah Laut District, and South Kalimantan Province on March-April 2002.
The variable that related to Hemoglobin contents are age, HMI, MUAC, protein consume, iron folate consume, vitamin consume, the frequency of hem source, vitamin c frequency, the number of tea glass that drink, duration of menstruation, the knowledge on anemia and expenses per capita per month. The data collected by questionnaire, physic and laboratory examinations.
Hemoglobin content examined by cyanmethaemoglobin method used spectrophotometer. The burden of anemia when the Hemoglobin contents < 12 g/dl and not anemia if 12 g/dl.
The data analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The result of this study showed that the prevalence of anemia as 553°/x, that consist of light anemia as 53.3% and moderate anemia as 12%.
On bivariate test by simple linear correlation regression test obtained that the variable that having significant relationship with anemia was the variable MUAC, the frequency of vitamin C and expenses per capita per month (p <0.05). On double correlation and regression test by entering variable that having value (p<0.25), so those variable that followed on double correlation regression test are as the followings. They are Age, MUAC, BMI, protein consumes, zinc consume, hem consume frequency, frequency of vitamin C, knowledge on anemia, and amount tea that drink and expenses per capita per month. The result of double linear regression test by taking one by one variable that having the biggest p value, it was obtained the variable of MUAC and frequency of vitamin C consume that related to Hemoglobin content (p <0.05).
Based on this study, it concluded that the prevalence of anemia on women age 20-35 at Kintap Sub-District has already serious problem for community health. It is recommended to the Local Health Service to advocate the District and the Provincial Level People's Representative Council of Tanah Laut eliminate the anemia through cross-sector. It also for nutrition program to do monitoring and early screening on women anemia age 20-35 years by MUAC measurement, plant fruit trees that produce vitamin C that could increase the absortion of iron folate, and increase Hemoglobin contents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suriadi
"Terlepas dari berhasil tidaknya upaya-upaya pembangunan yang telah berlangsung hingga saat ini, terlihat adanya indikasi peningkatan populasi penduduk lanjut usia di Indonesia. Peningkatan penduduk lansia pada suatu saat akan patensial melahirkan permasalahan-permasalahan baru. Kekhawatiran terhadap munculnya permasalahan tersebut dilatar belakangi adanya perubahan struktur dan fungsi keluarga. Perubahan keluarga dari mended family ke rut clear family dikhawatirkan akan membuat keluarga tidak mampu lagi berfungsi sebagaimana sebelumnya, termasuk fungsi untuk merawat lansia. Untuk menetralisir adanya disfungsi keluarga diperlukan lembaga ham yang dapat mensubstitusi fungsi keluarga sebelumnya, misalnya melalui sarana pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lansia nanti, baik yang berbasiskan keluarga, berbasiskan masyarakat maupun yang berbasiskan lembaga. Sedangkan model pelayanan dan perawatan yang ingin dikembangkan, apakah itu yang berbasiskan lemhaga (panti) ataupun lembaga pendamping yang membantu para lansia yang tinggal di rumah sendiri atau atak sangat tergantung pada kondisi sosial budaya dan ekonomi penduduk. Oleh karena itu data mengenai preferensi tempat tinggal (pola pelayanan dan perawatan) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya penting diketahui.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan memfokuskan pada preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia masyarakat di Kotamadya Medan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan populasi penelitian adalah para lanjut usia yang ada di Kotamadya Medan dengan menetapkan batasan usia lansia antara 55 - 64 tahun (the young old). Pemilihan sampel dilakukan dengan cara bertahap, yaitu pengambilan area sampel dengan teknik cluster random sampling, dan terpilih 3 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kotamadya Medan. Sedangkan tahap berikutnya menentukan respanden sebagai unit analisis dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang ditetapkan adalah 10 % dari jumlah lanjut usia yang ada dimasing-masing area penelitian yang terpilih, dan didapat jumlah sampel sebanyak 155 sebagai unit analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan alat bantu kuesioner dan dipadukan dengan hasil wawancara. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis tabel tunggal dan tabel silang serta penggunaan tes statistik Lambda untuk mengetahui faktor-faktor preferensi tempat tinggal (pelayanan dan perawatan) pada masa lanjut usia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden lebih senang hidup secara mandiri atau hidup di rumah sendiri. Hal ini didasarkan atas keinginan mereka untuk tidak merepotkan orang lain. Terhadap bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan keluarga (family-based), model yang diinginkan responden adalah Santunan Keluarga dan Paket Bantuan Usaha Produktif. Untuk pola pelayanan dan perawatan yang berbasiskan masyarakat (community-based), bentuk atau model yang diinginkan adalah Pusat Pelayanan Lansia. Sedangkan bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan lembaga (institutional-based), responden lebih senang terhadap Rumah Sakit Lansia. Dari hasil tes statistik yang dilakukan dengan menggunakan Lambda diketahui bahwa secara umum preferensi tempat tinggal Pola pelayanan dan perawatan pada masa lansia tidak dipengaruhi oleh faktor status perkawinan, jenis kelamin, dan status pekerjaan responden. Hanya variabel agama yang dianut responden yang menunjukkan pengaruhnya, walaupun pengaruhnya sangat lemah. Dalam konteks penelitian ini, tidak adanya hubungan antara berbagai faktor di satu sisi dan memmjukkan hubungan yang sangat lemah di sisi lain terhadap preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia mungkin disebabkan informasi mengenai pola pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal, lembaga-lembaga lanjut usia maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan persoalan lanjut usia jarang dibicarakan. Sehingga pengetahuan mengenai persoalan lanjut usia terasa masih sangat kurang dan benar kemungkinannya informasi mengenai poly pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lanjut usia belum diketahui secara pasti dan benar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahajoe Darmawan
"ABSTRAK
Bertolak dan sejarah sebelum tahun 1815, ketika Amerika masih berada pada perekonomian agraris, berbagai kebutuhannya dipenuhi melalui proses produksi industri kecil atau industri rumah tangga. Pada waktu itu pembagian kerja antara pria dan wanita belum begitu nyata, sehingga pengolahan industri yang relatif sederhana dikerjakan bersama-sama, bahu membahu menghasilkan produk keperluan pribadi atau pesanan orang lain. Suasananya begitu tenteram dan harmonis, karena kesenjangan peran antara pria dan wanita hampir tidak tampak. Sejak pertengahan abad 19 ketika dicanangkan industrialisasi melalui penemuan-penemuan teknologi industri dan transportasi, maka proses produksi dan pembagian kerja mulai berubah. Perubahan-perubahan dinamis terutama di bidang ekonomi inilah yang melatar belakangi munculnya doktrin ruang lingkup wanita dan kewanitaan sejati. Hal ini disebabkan karena teknologi industri dan proses produksi lebih banyak mengarah pada dominasi pria dibanding wanita."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idawati Karjadidjaja
"Tujuan : menentukan status protein, hubungannya dengan KEK dan status usia senja pada lansia yang tinggal di komunitas di kota Semarang.
Tempat : Tujuh puskesmas kecamatan di kotamadya Semarang.
Bahan dan Cara : Studi belah lintang (cross sectional) pada lansia 60 tahun ke atas, yang dipilih secara acak sederbana pada tingkat puskesmas. Dikumpulkan data sosiodemografi, asupan nutrisi dan pola makan, antropometri, albumin dan lipid serum. Indikator protein somatik yang dikumpulkan adalah MBL (kg dan %) IMBL, LOLA, AOLA dan LB. .Kriteria KEK menggunakan kriteria WHO dan status usia senja dari studi IUNS.
Hasil : Prevalensi KEK lansia pria 35%, wanita 29%,Uji diagnosis KEK dengan manggunakan indikator protein somatik yang dibandingkan dengan nilai IMT<18,5 (nilai pembatas sebesar P30 untuk populasi total dan wanita serta P35 untuk pria) membuktikan bahwa indikator protein somatik yang terbaik adalah LB untuk populasi total (sensitivitas 73 %, spesifisitas 92 %), IMBL (sensitivitas 88 04, spesifisitas 93 %) untuk pria, IML dan ML (kg) (sensitivitas 94 %, spesifisitas 96 %). untuk wanita. Uji diagnosis KEK dengan LLA manurut Ferro-Luzzi dan James memberikan hasil sensitivitas 83 %, spesifisitas 84 % untuk lansia dengan IMT < 16. Terdapat korelasi kuat antara IMT dengan indikator massa protein somatik dan massa lemak (P<0,001).
Ditemukan korelasi positif antara albumin dan ML(kg) (r= 0,1428, P = 0,014) IML (r= 0,1534, P = 0,009); AOLA dikoreksi (r= 0,1223, P = 0,030); LOLA (r 0,1239, P = 0,028) serta LLA (r= 0,1496, P = 0,011). Skor tertinggi untuk status usia senja adalah aktivitas hidup sehari-hari (9,71) dan terrendah aktivitas sosial (2,88). Analisis kategorikal memakai nilai pembatas yang sama seperti indikator status protein dan antropometri membuktikan LB adalah indikator yang paling sensitif untuk status usia senja. Untuk status usia senja skor aktivitas sosial merupakan detenninan terbesar terhadap status protein somatik. Selain terdapat kadar kholesteroi total rendah, terdapat masalah dislipidemia pada lansia penderita KEK.
Kesimpulan. Nilai pembatas IMT, LB, IMBL dan LML dapat digunakan untuk mendiagnosa KEK pada lansia yang tinggal di komunitas. Lingkar betis merupakan indikator yang paling sensitif untuk memprediksi status usia senja dan aktivitas sosial merupakan determinan terbesar."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>