Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tris Eryando
"ABSTRAK
Penggunaan bahan berbahaya seperti obat-obatan, pestisida dan bahan kimia lainnya di Indonesia saat ini sudah mencapai tahap yang cukup mengkhawatirkan. Sejalan dengan hal itu, KLB (kejadian Luar Biasa) karena keracunan juga semakin meningkat.
Oleh karena itu penelitian ini mencoba meneliti gambaran/ karakteristik jumlah, pola dan kecenderungan kasus-kasus keracunan yang terjadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk penyusunan program rehabilitasi dan pencegahan.
Penelitian ini dilakukan di Karesidenan Banten dengan meneliti kasus-kasus keracunan yang masuk di 4 Rumah Sakit di daerah tersebut. Karesidenan banten dipilih karena proses industrialisasi di daerah ini sedang berlangsung dengan cepatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keracunan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan menunjukkan angka tinggi.
Keracunan makanan karena tumbuh-tumbuhan diduga berhubungan dengan pola makan yang spesifik untuk masyarakat Jawa Barat.
Sedangkan keracunan obat-obatan diduga berhubungan dengan cara pemakaian yang masih banyak belum diketahui masyarakat."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Sudibandriyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Kusumawardhani
"Bahan kimia meliputi bermacam – macam bahan organik dan non organik yang dapat mempengaruhi kesehatan dalam waktu pendek maupun panjang. Salah satu bidang pekerjaan yang industri yang menggunakan bahan kimia dalam operasionalnya adalah laboratorium. Semakin meningkatnya jumlah sampel uji akan meningkatkan pajanan pajanan bahan kimia yang akan berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan dari penilitian ini adalah melakukan penilaian risiko kesehatan bahan kimia pada pajanan inhalasi dan dermal di Laboratorium Petroleum X Jakarta Timur tahun 2023. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif mengacu pada Manual of Recommended Practice on the Assessment of The Health Risks Arising from the Use of Chemicals Hazardous to Health at the Workplace 3rd Edition dari Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. Hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan inhalasi untuk bahan kimia dari seluruh tahap pengujian bervariasi dari rendah, sedang dan tinggi. Namun di dominasi oleh risiko sedang. Sementara, hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan dermal untuk seluruh bahan kimia dari seluruh tahap pengujian didominasi dengan risiko tinggi. Perlu dilakukannya pemantauan terhadap pengendalian yangs udah ada dan pengendalian tambahan berdasarkan hierarki pengendalian untuk bahan kimia dengan risiko tinggi dan kecukupan pengendalian yang belum memadai

Chemicals are a wide range of organic and inorganic compounds that might have a short or long term impact on health. The laboratory is an industrial work sector that utilises chemicals in its activities. The increased quantity of test samples will increase workers' exposure to chemical compounds, which will have an effect on their health. The goal of this research was to assess the health hazards of chemicals through inhalation and skin exposure at the X Petroleum Laboratory East Jakarta in 2023. This study was carried out from April to June 2023 utilizing a qualitative method using the Manual of Recommended Practice on the Assessment of Health Risks Arising from the Use of Hazardous to Health Chemicals in the Workplace, 3rdEdition from Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The health risk assessment scores for compounds via the inhalation route ranged from low to high across all levels of testing. However, Mod risk dominates. Meanwhile, high hazards dominated the results of the dermal exposure route health risk assessment for all compounds from all phases of testing. For high-risk chemicals and insufficient control adequacy, it is required to monitor current controls and implement new controls based on the control hierarchy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Swandito
"Pekerja kontraktor bahan kimia di perusahaan minyak dan gas bumi PT. XYZ merupakan populasi berisiko terhadap pajanan Benzena disebabkan oleh aktifitas dan kondisi lingkungan kerja yang memungkinkan terpajan oleh uap Benzena. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik disertai dengan analisis kemungkinan ketidaknormalan kadar darah akibat pajanan Benzena, untuk kemudian ditentukan manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian merupakan studi potong lintang dilakukan terhadap seluruh pekerja kontraktor bahan kimia di PT. XYZ yang berjumlah 22 orang ditambah dengan 22 orang sebagai pembanding dipilih dari karyawan perusahaan PT. XYZ pada lokasi yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pekerja bahan kimia di PT. XYZ berisiko terhadap pajanan Benzena nonkarsinogenik (RQ = 1,7442) dan karsinogenik (ECR = 1,76 x 10-4) pada durasi pajanan lifetime. Diketahui hubungan yang bermakna antara pajanan Benzena terhadap normalitas kadar hemoglobin (p = 0,015) dan eritrosit (p = 0,000). Risiko ketidaknormalan kadar hemoglobin dan eritrosit berturut-turut pada populasi terpajan adalah 6,92 kali (95% CI:1,28?37,29) dan 21,53 kali (95% CI:4,46?103,90) dibandingkan populasi tidak terpajan. Selain itu juga diketahui hubungan yang signifikan antara kenaikan jumlah asupan Benzena terhadap penurunan kadar haemoglobin (rs = -0,433; p = 0,044) dan eritrosit (rs = -0,474; p = 0,026).
Disimpulkan bahwa risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan Benzena pada populasi pekerja bahan kimia di perusahaan minyak dan gas PT. XYZ akan terjadi pada durasi pajanan lifetime. Terdapat hubungan antara pajanan Benzena dengan ketidaknormalan hemoglobin dan eritrosit.

Chemical contractor worker at the oil and gas company PT. XYZ is a population at risk to Benzene exposure due to its activities and work environment condition that possibly exposed by Benzene vapour. This research is aimed to estimate noncarsinogenic and carsinogenic risk level, complemented with blood counts abnormality analysisdue to Benzene exposure, then determining risk management shall be done. The research is cross sectional study was done to all chemical contractor worker at PT. XYZ, consist of 22 person, and additional 22 person as a control was selected from employee of PT. XYZ working at the same location. The research yield that chemical worker population at PT. XYZ is at risk to the noncarsinogenic (RQ = 1.7442) and carsinogenic (ECR = 1.76 x 10-4) Benzene exposure at the lifetime exposure duration.
Its known that there is a correlation between Benzene exposure with normality of haemoglobin (p = 0.015) and erythrocytes (p = 0.000). The risk of abnormality haemoglobin and erythrocytes counts is 6.92 times (95% CI:1.28?37.29) dan 21.53 times (95% CI:4.46?103.90) respectively compare to the non exposed population. In addition, its identified that there is a significant correlation between increased Benzene intake to the haemoglobin (rs = -0.433; p = 0.044) and erythrocytes (rs = -0.474; p = 0.026) counts reduction.
In summary noncarcinogenic and carcinogenic health risk due to Benzene exposure in the population of chemical worker at the oil and gas company PT. XYZ will occure at the lifetime exposure duration. There is a correlation between Benzene exposure with abnormality of haemoglobin and erythrocytes."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widik Cipthadi
"Tanah Gambut adalah tanah yang rnengandung bahan organik cukup tinggi sehingga tanahnya sangat Iunak, nilai plastisitasnya tinggi dan dan daya dukungnya sangat rendah sehingga tidak dapat menahan beban struktur di atasnya dengan baik. Sementara itu, permukaan tanah gambut di Indonesia meliputi daerah yang cukup Iuas sehingga cukup Iuas pula daerah yang tidak dapat dimanfaatkan untuk menahan beban struktur.
Untuk itu diperlukan suatu proses perbaikan daya dukung tanah tersebut yang disebut Stabilisasi Tanah Gambut. Proses stabbilisasi ini dapat dilakukan dengan mencampur tanah gambut tersebut dengan bahan kimia yang sifatnya dapat mengabsorpsi air dalam tanah tersebut sehingga daya dukung tanah dapat meningkat. Bahan kimia yang dimaksud dapat disebut a.|. : Konsolid dan Base Seal. Untuk penelitian tugas akhir ini hanya diteliti slabilisasi menggunakan Consolid (C444).
Dengan menggunakan serangkaian percobaan dengan standar ASTM, dapat dicari kombinasi campuran yang optimal antara tanah gambut dengan bahan kimia pencampur agar didapat tingkat perbaikan yang cukup baik. Tingkat perbaikan yang dapat dilihat adalah:
1. Nilai Plastisitas
2. Nilai Pemadatan
3. Nilai CBR
4. Nri Kuat Tekan Bebas
Selain nilai perbaikannya, pada tugas akhir ini juga akan kita ketahui perbandingan nilai perbaikan yang dihasilkan oleh Consolid dibandingkan dengan stabilisasi tanah gambut menggunakan bahan kimia lain. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornellio Geordie Setianto
"Platform chemicals as a substrate allow for the formation of high-value products used in many applications, ranging from energy to pharmaceutical industry. Traditionally, these chemicals originated from fossil fuels-based refinery, necessitating a shift towards sustainable and renewable sources. Lignocellulosic biomass, one of the world’s most abundant sources, emerges as a leading alternative. Levoglucosenone (LGO) and 5-Chloromethylfurfural (CMF) are examples of bio-based platform chemicals derived from biomass, offering versatile applications, namely as capsule coating in pharmaceutical industry and as bio-based pesticides. The research focuses on a thermochemical conversion of pre-treated hardwood biomass (Victorian ash) to platform chemicals (LGO and CMF) through a two-step pyrolysis process in a fluidized bed reactor to improve product selectivity. The analysis result indicates successful removal of impurities, such as furfural and anhydrous sugar, during the first stage pyrolysis, allowing for product purification. Optimal conditions for maximum LGO concentration (38.82 mg/mL of bio-oil) were achieved at temperature combinations of 250oC and 300oC. Alternatively, increasing the temperature to 250oC and 350oC proved ideal for both LGO (22.16 mg/ mL) and CMF (14.44 mg/mL) production. The study demonstrates the viability of generating bio-based platform chemicals (LGO and CMF) from pre-treated hardwood biomass through a two-step pyrolysis process, presenting a promising pathway for utilizing sustainable and renewable sources in the production of high-value products.

Bahan kimia dasar sebagai substrat memungkinkan pembentukan produk bernilai tinggi yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari industry energi hingga farmasi. Secara tradisional, bahan kimia ini berasal dari pengolahan bahan bakar fosil, sehingga diperlukannya pergeseran menuju sumber daya berkelanjutan dan terbarukan. Biomassa lignoselulosa, salah satu sumber daya terbanyak di dunia, muncul sebagai alternatif utama. Levoglucosenone (LGO) dan 5-Chloromethylfurfural (CMF) adalah contoh bahan kimia dasar berbasis biomassa yang menawarkan aplikasi serbaguna, seperti pelapis kapsul dalam industri farmasi dan pestisida berbasis biomassa. Penelitian ini berfokus pada konversi termokimia biomassa hardwood (Victorian ash) yang telah melalui pre-treatment menjadi bahan kimia dasar (LGO dan CMF) melalui proses pirolisis dua tahap dalam reactor fluidized bed untuk meningkatkan selektivitas produk. Hasil analisis menunjukkan hilnagnya zat-zat kontaminan, seperti furfural dan gula anhidrat, pada tahap pertama pirolisis, memungkinkan purifikasi produk akhir. Kondisi optimal untuk konsentrasi maksimum LGO (38,82 mg/mL bio-oil) tercapai pada kombinasi suhu 250oC dan 300oC. Sebagai alternatif, peningkatan suhu menjadi 250oC dan 350oC terbukti ideal untuk produksi maksimum LGO (22,16 mg/mL) dan CMF (14,44 mg/mL). Studi ini membuktikan kelayakan dalam penghasilan bahan kimia dasar berbasis biomassa dari hardwood (yang telah melalui proses pre-treatment) dengan proses pirolisis dua tahap. Hasil penelitian menunjukkan jalur yang manjanjikan untuk pemanfaatan sumber daya berkelanjutan dan terbarukan dalam memproduksi produk bernilai tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
"Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Dalam menunjang pembangunan salah satu infra stuktur pada pembangunan jangka panjang II, pembangunan jalan raya termasuk salah satu unsur panting dalam persiapan menuju tahap tinggal landas bagi bangsa Indonesia. Pembangunan jalan raya diatas tanah dasar masih termasuk pilihan yang paling murah bila dibandingkan dengan jalan layang yang memerlukan biaya mahal.
Tanah dasar merupakan bagian penting dari kontruksi jalan karena tanah ini mendukung seluruh kontruksi jalan beserta muatan lalu lintas diatasnya. Tanah dasar menentukan mahal tidaknya pembangunan jalan tersebut karena kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan. Tanah dasar dalam keadaan asli merupakan suatu bahan yang kompleks dan sangat bervariasi kandungan mineralnya. Pembangunan jalan raya tidak selalu berada diatas tanah dasar yang relatif baik, ada kemungkinan dibuat diatas tanah yang kurang baik. Akibatnya, tanah tersebut tidak dapat langsung dipakai sebagai lapisan dasar (subgrade). Oleh karena itu tanah dasar perlu dipersiapkan secara baik antara lain dengan perbaikan tanah. Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang ada. Pada prinsipnya stabilisasi tanah merupakan suatu penyusunan kembali butir-butir tanah agar lebih rapat dan saling mengunci. Dengan kemajuan tehnologi saat ini sudah banyak dilakukan stabilisasi tanah dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini dilakukan stabilisasi dengan bahan kimia, seperti geosta, Sistem Consolid, Fascrete.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan kimia yang digunakan terhadap sifat-sifat tanah."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Zaky
"ABSTRAK
Penggunaan bahan kimia berbahaya di laboratorium pengujian kimia seperti Laboratorium X terkadang tak terhindarkan. Sementara itu, penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pekerja laboratorium yang telah bekerja lebih dari 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, leukemia, melanoma, kanker prostat, dan kanker tiroid dibandingkan jenis pekerja lain di laboratorium. Oleh karena itu, penilaian risiko kesehatan dari penggunaan bahan kimia berbahaya sangat penting dilakukan di Laboratorium X untuk memastikan kesehatan pekerja laboratorium di masa depan. Tujuan dari penilaian ini untuk mengevaluasi risiko yang timbul dari aktivitas di laboratorium dan untuk mengevaluasi tindakan pengendaliannya. Penilaian risiko kualitatif ini telah dilakukan di Laboratorium X yang diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut lembar data keselamatannya dan telah dilakukan dengan menggunakan alat yang dikembangkan oleh Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaaan, Kementerian Sumber Manusia, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya yang terdapat pada Laboratorium X sangat bervariasi sebagian besar bahaya yang ada pada bahan kimia yaitu bersifat iritan. Hasil evaluasi risiko menunjukkan bahwa pekerja laboratorium memiliki risiko kesehatan yang signifikan dari bahan kimia berbahaya yang digunakan baik pada pajanan inhalasi dan dermal juga langkah-langkah pengendaliannya yang diterapkan untuk mengontrol pajanan bahan kimia di laboratorium dapat ditingkatkan dan beberapa di antaranya sudah memadai.

ABSTRACT
The use of hazardous chemicals in a chemical testing laboratory such as Laboratory X sometimes inevitable. Meanwhile, previous research concluded that laboratory workers who have worked more than 20 years have a higher risk of developing breast cancer, ovarian cancer, leukemia, melanoma, prostate cancer, and thyroid cancer than other types of workers in the laboratory. Therefore, a health risk assessment from using hazardous chemicals is very important to be done in Laboratory X to ensure the health of laboratory workers in the future. The purpose of the assessment is to evaluate of risk arise from activity in the laboratory and to evaluate its control measures. This qualitative risk assessment has been conducted in Laboratory X that uses chemicals that are classified as hazardous according to its safety data sheets and has been done using the tool developed by the Department of Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The results show that the hazard levels found in Laboratory X vary greatly in the majority of the hazards present in chemicals which are irritants. From the risk evaluation results show that laboratory workers have significant health risks from hazardous chemicals used both in inhalation and dermal exposures also the control measures applied to control exposure to chemicals in the laboratory can be increased and some of them are adequate."
2019
T52739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsye As Safira
"ABSTRAK
Pendahuluan: Upaya pencegahan sakit akibat kerja karena pajanan bahan
kimia dapat dilakukan melalui program kesehatan kerja yang berbasis risiko.
Kajian risiko penting bagi Proyek Konstruksi LNG. Pekerjaan yang bersifat
jangka pendek, jumlah tenaga keria yang besar, Iokasi proyek di daerah
terpencil dan dengan jenis pekerjaan yang sangat bervariasi serta dikerjakan
secara simultan (SIMOPS) dapat menimbulkan berbagai macam risiko
kesehatan kerja melalui pajanan berbagai macam bahaya kesehatan termasuk
bahan-bahan kimia.
Metode: Penelitian ini bersifat dekriptif dengan meiakukan evaluasi penggunaan
pendekatan He-althMap dalam mengkaji risiko bahan kimia pada Proyek
Konstruksi LNG di Perusahaan X yang dilakukan pada tahun 2007. Evaluasi
dilakukan dengan cara membandingkan hasil kajian risiko yang diperoleh
melalui pendekatan Hea!thMap dengan hasil kajian risiko yang diperoleh melalui
Studi Iiteratur. Hasil telitian: ldentifikasi Hazard. Beberapa hazard bahan kimia tidak
teridentifikasi seperti benlium, karbon monoksida, debu, gas, isocyanates. Tidak
teridentirikasinya hazard tersebut karena kurangnya kompetensi pelaksana dan
tidak tersedianya alat bantu. Kaiian Pa'|anan. Faktor ketidakpastian cukup besar
karena tidak tersedianya data pajanan, kesulitan menentukan besar relatif
populasi terpajan dan terbatasnya informasi untuk mengestimasi tingkat
pajanan. Kaian dan Prioritisasi Risiko. Tingkat risiko Iebih ditentukan dari aspek
konsekuensi atau dampak kesehatan. Pnoritisasi diiakukan untuk menyesuaikan
dengan kemampuan proyek dalam melakukan tindak-Ianjut.
Kesimpulanz ldentifikasi Hazard. (1) Pemberian alat bantu berupa daftar
periksa dapat membantu proses identiiikasi hazard. (2) Kompetensi pelaksana
identifikasi hazard mempengaruhi hasil identihkasl. (3) Proses prioritisasi pada
tahap identitikasi hazard mengakibatkan tidak terkajinya beberapa hazard
bahan kimia pada tahapan selanjutnya. Ka`|ian Pa'|anan. (1) Penentuan tingkat
pajanan yang berdasarkan nilai ambang batas sulit untuk dipahami oleh
karyawan yang non-specialist. (2) Kajian pajanan dilakukan dengan hanya
mempertimbangkan besar relatif populasi berisiko. (3) Terdapat tingkat
ketidakpastian yang tinggi dalam menentukan besar pajanan tanpa data
pengukuran lingkungan kerja. Kaiian dan Prioritisasi Risiko. (1) Penentuan
tingkat risiko berdasarkan tingkat hazard atau pajanan yang lebih tinggi sudah
tepat. (2) Diperlukan kekuatan analisa assessor dalam menentukan tingkat
risiko. (3) Hasil Healthlvlap belum bisa dijadikan basis yang kuat dalam
pengembangan manajemen dan program kesehatan kerja. (3) HealthMap
sebagai screening awal dalam kajian risiko dapat membantu perusahaan agar
dapat Iebih etisien dan efektif dalam melakukan manajemen risiko.

ABSTRACT
Introduction: Occupational illnesses due to exposure to chemicals can be
prevented through risk»based occupational health programs. Therefore, risk
assessments are important during the construction phase of the LNG project. A
variety of occupational health risks, including exposure to chemicals, can be the
result of:
~ Short-term work activities,
» Large numbers ofworkers,
» Remote area locations, `
~ Various types of work performed simultaneously (SIMOPS).
Method: This research, conducted in 2007, is descriptive in nature and was
carried out by evaluating the implementation of the ?HealthMap" approach in
assessing chemical risks during the construction phase of the LNG project at
Company X. This evaluation was conducted by comparing the results of the
health risk assessment from the HealthMap approach and literature.
Research results: Hazard Identitication: Several chemical hazards were not
identitied, such as beryllium, carbon monoxide, dust, gas, and isocyanates due
to a lack of competent skills of the personnel involved and unavailability of
hazard identification tools. Exposure Assessment: There was a great deal of
uncertainty due to an unavailability of data regarding exposure, dificulties in
estimating the populations at risk and limited information available to estimate
the exposure levels in the workplace. _Risk Assessments and Prioritizations:
Risk levels were determined by focusing more on the consequences rather than
the effects of the hazards themselves. Prioritizations were determined to ensure
that the project is capable of implementing the risk control programs.
Conclusions: Hazard Identification: (1) A checklist as a tool to identify hazards
is necessary to optimize this process. (2) The competencies of personnel who
cany out the hazard identitications are critical in ensuring that the results are accurate. (3) Prioritization processes during the hazard identification may result
in the overlook of chemical hazard review in the next stage.
Exposure Assessment: (1) Determining the exposure levels based on threshold
limit value is difticult for non-specialist personnel to understand. (2) Exposure
assessments are conducted by merely considering the relative numbers of
people at risk. (3) There is still a great deal of uncertainty about how to
determine the exposure levels without any access to workplace environmental
monitoring data.
Risk Assessments and Prioritizations; (1) Detennining risk levels based on more
stringent level between the effects of hazards and exposure would be more
suitable. (2) Personnel with more highly developed analytical skills are required
to determine the risk levels. (3) The HealthMap results are not adequate as a
basis for developing occupational health management and programs. (3) Using
Healthlvlap as a preliminary screening to assess health risks can assist the
company in becoming more efhcient and effective in managing risks.

"
2007
T34552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Najmi Laila
"Laboratorium X adalah salah satu fasilitas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Jakarta yang menunjang fasilitas belajar dalam pendidikan. Berdasarkan hasil pendataan awal, terdapat 120 bahan kimia yang terdapat dalam laboratorium X ini. Hasil studi pendahuluan belum memadainya upaya pengendalian yang dijalankan seperti belum tersedianya MSDS (Material Safety Data Sheet) secara lengkap di Laboratorium X, pelabelan yang belum tepat, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang belum sesuai dan lain-lain diperkirakan dapat meningkatkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Laboratorium X ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi, analisa dan evaluasi manajemen laboratorium pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium X FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 dengan menggunapan beberapa standar acuan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara serta telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan dari bulan April-Juni 2016.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa elemen masih belum sesuai dengan standar manajemen laboratorium yaitu belum tersedianya draft sistem manajemen dan system manajemen mutu laboratorium, belum adanya sistem transportasi dan penerimaan bahan kimia, lemari penyimpanan bahan kimia yang belum sesuai, sistem tanggap darurat yang belum lengkap, belum dilakukannya penilaian manajemen resiko dan biomonitoring pada pekerja.
Saran yang dapat diberikan yaitu Penting harus segera dilakukan adalah menyusun kembali system manajemen lab, Menyusun system manajemen mutu, Menyusun Sistem Tanggap Darurat dan Pelatihan keadaan darurat di Lab, Melakukan Penilaian Risiko yang ada di lab secara menyeluruh dan Melakukan pemeriksaan kesehatan pada pegawai secara berkala.

Laboratory X is one of the facilities in Faculty of Medicine and Health Sciences (FKIK) UIN Jakarta that support learning in educational. Based on the initial data, there are 120 chemicals contained in this X lab. Results of a preliminary study of inadequate control measures undertaken such as the placement of chemical substances that have not been right, not completely of MSDS (Material Safety Data Sheet), labeling is not proper, use of PPE (Personal Protective Equipment) is not appropriate and others are expected to increase the risk of occupational safety and health in this laboratory.
This study was done to identify, analyze and evaluate laboratory management aspects of Health and Safety in the Laboratory X FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2016 with some reference standards. This is a qualitative study by observation, interviews and review of documents. This research was conducted from April to June 2016.
The results showed some elements are still not in accordance with the standards of the laboratory management, such as the unavailability of draft management systems and quality management system of the laboratory, no transport system and acceptance of chemicals, chemicals storage are not appropriate, emergency response system that is not yet complete, never done risk management assessment and biomonitoring of workers.
Faculty is advised that is important has to be done is rearrange the system management lab, Develop quality management systems, Develop Emergency Response System and Training of emergency in the Lab, Conducting Risk Assessment in the lab thoroughly and Perform health checks on employees on a regular basis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>