Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nini Hidayati Jusuf
"Dunia Timur dalam kesusastraan Francophone Prancis Negara Prancis mempunyai tradisi kesusastraan yang sangat panjang dan sejak lama telah bersentuhan dengan dunia Timur (Afrika Utara dan Magribi). Hal itu tidak mengherankan karena sebagian wilayah Prancis terletak di Laut Tengah (Mediterranean) tempat bertemunya berbagai kebudayaan besar pada masa lampau seperti kebudayaan Yunani, Romawi, Punisia dan Mesir. Persinggungan budaya yang sudah berlangsung sejak berabad-abad menjadi semakin kental pada masa Renaissance dengan berkembangnya kota-kota pelabuhan, seperti Florence, Napoli dan Konstantinopel sebagai pintu gerbang masuknya budaya Timur ke Eropa. Bila dirunut ke belakang, budaya Timur sudah mulai dikenal sejak masa Perang Salib ketika para ksatria Prancis bertempur melawan golongan Sarrasin (Arab). Kemudian dengan ditemukannya benua Amerika oleh Columbus dan kawan-kawannya, kawasan Asia semakin menarik minat masyarakat Prancis dan Barat pada umumnya. Dalam bidang kesusastraan, jejak budaya Timur sudah terlihat sejak tahun 1100 dalam cerita epik Chanson de Roland yang mengisahkan perang antara ksatria Prancis dan ksatria Arab. Dalam kisah itu dapat ditemukan berbagai kebiasaan ksatria Sarrasin yang berbeda dengan ksatria Prancis, begitu pula dengan jubah dan perlengkapan perang yang mereka kenakan (Gall, 1985: 82 - 107).
Pada masa Renaissance hingga abad XVII, unsur Timur banyak mempengaruhi kesusastraan Prancis. Pengaruh ini antara lain terlihat pada karya-karya Moliere, antara lain dalam komedi Le Bourgeois CentiTomme yang bercerita tentang kegembiraan dan kekaguman sebuah keluarga bourgeois kaya yang akan mendapat menantu pangeran dari Turki.
Pada abad XVIII karya-karya yang mengandung unsur Timur semakin banyak, bahkan seorang filsuf terkemuka Prancis, Montesquieu, turut menulis tentang budaya Timur melalui karyanya, Les ,Genres Persanes, yang berisi satir tentang bangsa Prancis berdasarkan persepsi seorang Persia yang sedang berkunjung ke Prancis (Mitterand, 1987: 16-27).
Dengan adanya revolusi industri dan ditemukannya mesin cetak yang membawa kemajuan besar dalam bidang ekonomi dan perbaikan dalam berbagai bidang pada abad X1X, dunia Timur tidak lagi merupakan sesuatu yang asing dalam kesusastraan Prancis. Nama-nama besar seperti Victor Hugo, Baudelaire, Honore de Balzac dan Chateaubriand, banyak menulis tentang dunia Timur dalam karya-karya mereka. Penggambaran dunia Timur menjadi semakin beragam, baik yang berdasarkan pengalaman pribadi atau berupa laporan perjalanan.
Akhirnya, pada abad XX gambaran dan masalah dunia Timur semakin sering muncul dalam karya-karya Prancis. Hal itu terlihat antara lain dalam karya-karya Sartre, Camus, Gide yang banyak menggunakan latar Timur Tengah, khususnya Aljazair tempat di mana mereka pernah bermukim. Bila pengarang-pengarang tersebut menulis tentang dunia Arab, beberapa pengarang lainnya banyak mengungkapkan dunia Asia, misalnya Andre Malraux dan Marguerite Duras. Dalam karya-karyanya seperti, La Yor'x Royale, Les Conquerants, La Tentafion de L'Occident, La Condition Humaine, Malraux mengambil latar Indocina dan Cina. Karya-karya itu mendapat inspirasi dari pengalaman pribadinya di Kamboja dan di Tiongkok yang kala itu dilanda revolusi. Di sana ia menyaksikan kegiatan Revolusi Kuomintang dan terlibat dalam gerakan pembebasan Indocina menentang pemerintah kolonial Prancis (Dumazeau, 1974: 7).
Selain Malraux, seorang penulis wanita terkemuka Prancis, yaitu Marguerite Duras, juga sangat berjasa dalam memperkenalkan dunia Asia kepada publik pembaca Prancis. Dalam Utz Barrage Contre le Pacifique, / Amara, Hiroshima Mon Amour, India Song, tampak kecintaan sang pengarang akan negeri Asia, terutama Indocina, negara yang pernah dihuninya semasa remaja. la juga banyak mengeritik kekejaman rezim kolonial Prancis di negara tersebut.
Selain pengarang-pengarang Prancis asli yang menulis tentang dunia Timur, khasanah kesusastraan Prancis juga diperkaya oleh sekelompok penulis bukan penutur asli Prancis yang menulis dalam bahasa Prancis tentang dunia mereka, baik yang berbentuk pengalaman pribadi, cerita rakyat maupun pengalaman kolektif bangsa.
Para pengarang tersebut berasal dari negara-negara yang berlatar belakang sosial dan budaya berbeda, namun masih menggunakan bahasa Prancis baik sebagai bahasa sehari-hari atau di Mangan tertentu saja. Mereka sebagian besar berasal dari bekas jajahan Prancis, seperti Aljazair, Maroko, Tunisia, Afrika Hitam, Indocina dan kepulauan Martinik?."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
D494
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Lestari
"Setiap bahasa pada dasarnya mempunyai sistem sendiri dan cara untuk mengungkapkan gagasan sendiri. Itu sebabnya bahasa dikatakan bersifat unik. Namur, ternyata ada hal-hal yang sama terdapat pada dua bahasa yang berbeda. Misalnya, orang menemukan unsur-unsur leksikal seasal di dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia, padahal kedua bahasa tersebut tidak berkerabat. Pada umumnya unsur-unsur leksikal seasal, misalnya demonstration - demonstrasi, devaluation - devaluasi, embarcation - embarkasi, dan sebagainya, dianggap memiliki makna yang sama. Kenyataannya, makna dari embarcation berbeda dengan makna dari embarkasi. Untuk menggambarkan persamaan den perbedaan makna unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia, skripsi yang berjudul Unsur-unsur Leksikal Seasal Bahasa Prancis dan Bahasa Indonesia ini menggunakan metode analisis kontrastif dan teori-teori polisemi dan monosemi.
Hasil dari pembandingan makna unsur-unsur leksikal seasal menunjukkan bahwa persamaan unsur-unsur leksikal tersebut adalah: (1) Unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia bersifat polisemis dan monosemis; (2) Makna pada umumnya 'perbuatan' atau 'hasil dari suatu tindakan'; (3) Ada beberapa unsur leksikal memiliki makna yang sama dan disebut sebagai seasal asli.
Perbedaan unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia ialah: (1) Pada umumnya, makna unsur leksikal bahasa Prancis lebih banyak (polisemis) daripada makna unsur leksikal bahasa Indonesia; (2) Sebagian besar pasangan leksikal seasal Prancis-Indonesia adalah seasal sebagian, maksudnya ada makna yang sama dan ada makna yang berbeda; (3) Sebagian kecil unsur-unsur leksikal seasal tersebut berbeda makna dan disebut seasal palsu. Karena sebagian besar pasangan leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia adalah seasal sebagian, secara umum dapat disimpulkan bahwa makna dari unsur-unsur leksikal tersebut berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramitarini Dewi J.
"Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dalam suatu masyarakat, komunikasi antarindividu di samping secara Iisan, dapat pula dilakukan secara tertulis, misalnya melalui media massa berupa surat kabar. Dalam surat kabar banyak terlihat nominalisasi dalam penyusunan berita. Bertitik tolak dari kenyataan ini, penulis tertarik untuk meneliti padanan frase nominal (FN) hasil nominalisasi afiksal bahasa Perancis (BP) dalam bahasa Indonesia (BI). Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Padanan Frase Nominal Hasil Nominalisasi Afiksal Bahasa Perancis dalam Bahasa Indonesia, digunakan konsep-konsep : satuan-satuan, gramatikal , nominalisasi afiksal, anafora dan katafora serta teori terjemahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa padanan FN hasil nominalisasi afiksal BP adalah berupa FN hasil nominalsasi afiksal BI (terdiri dari FN hasil nominalisasi afiksal setia dan FN hasil nominalisasi afiksal tidak setia dan bukan berupa hasil nominalisasi BI. Jenis padanan yang beragam ini mengakibatkan perubahan dalam hubungan antara FN hasil nominalisasi dan kalimat yang mengalami nominalisasi: - Dalam padanan, yang berupa FN hasil nominalisasi afiksal setia BI, terlihat kesamaan hubungan. Jika dalam BP terdapat hubungan anaforis setia, maka dalam BI juga terdapat hubungan anaforis setia. Demikian pula dengan hubungan kataforis. - Dalam padanan yang berupa FN hasil nominalisasi afiksal tidak setia BF, tidak terlihat kesamaan hubungan. Dalam BP terdapat hubungan anaforis dan kataforis setia, namun dalam DI terdapat hubungan anaforis dan kataforis tidak setia. - Dalam padanan yang bukan berupa hasil nominalisasi BI, ada yang memiliki hubungan dan ada pula yang tidak. Hubungan disini bukan hubungan yang sama dengan hubungan dalam BP antara FN hasil nominalisasi dan kalimat yang mengalami nominalisasi, tetapi ditandai dengan morfem -nya. Jika dalam BP terdapat hubungan anaforis dan kataforis, maka dalam BI hanya terdapat hubungan kataforis dengan morfem -nya sebagai penanda katafora. Jika morfem ini tidak muncul, maka tidak ada hubungan. Kemudian rnengenai struktur dan bentuk nomina dalam hubungan antara FN BP dan, FN BI. Dapat dilihat bahwa: - Jika dalam FN BP strukturnya adalah Det (Art) + N + Mod (FPrep), araka dalarn BI struktur tersebut menjadi :N + Mod (FN) + Det (_r), N + Mod (Num) + Det (_r), N + Mod (FPrep) + Det (_r)Jika dalam FN BP strukturnya adalah Det + N, maka dalam BI struktur tersebut menjadi N + Det. - Nomina yang paling banyak muncul sebagai padanan dari semua afiks pembentuk nomina BP adalah nomina BI berafiks pe-an. Selanjutanya mengenai pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam padanan FN hasil nominalisasi afiksal BP dalam BI adalah pergeseran struktur, tingkatan, kelas dan intra sistem. Akhirnya, analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam bidang terjemahan dan sintaksis."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Herpinus
Jakarta: Kesaint Blanc, 2011
448 SIM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Comeau, Raymond F.
New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1986
448.242.1 COM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Keumala
"ABSTRAK
Dewasa ini bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia, terutama dalam memperluas cakrawala budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri, yang dapat membedakannya dengan bahasa_-bahasa lain. BP dan BI adalah dua bahasa yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karena kedua bahasa itu berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, dan juga oleh faktor geografis. Namun dengan kenyataan ini apakah masih ada kemungkinan persamaan di antara kedua bahasa tersebut? Penelitian fungsi keterangan cara BP dan BI ini akan mengungkapkan hal tersebut.
Dalam penelitian ini, penekanan analisis adalah pada bentuk dan posisi unsur pengisi fungsi keterangan cara BP dan BI, sehingga metode yang digunakan adalah analisis kontrastif teoritis. Untuk memerikan fungsi keterangan cara BP dan BI digunakan konsep-konsep seperti satuan sintaksis dan otonomi sintaksis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa fungsi keterangan cara BP dan BI memiliki perbedaan sekaligus persamaan dari segi bentuk dan dari segi posisi.Perbedaan posisi unsur-unsur pengisi fungsi keterangan cara BP yang mempunyai bentuk yang sama ataupun yang berada dalam kalimat yang memiliki verba yang sama, disebabkan oleh jenis verba (V.tr atau V.Intr) dan juga oleh bentuk verba (bentuk sederhana atau bentuk gabungan) pengisi predikat kalimat. Sementara itu dalam BI,
perbedaan posisi hanya disebabkan oleh jenis verba pengisi predikat kalimat, dan tidak oleh bentuk verbanya. Hal ini disebabkan dalam BI tidak dikenal sistem verba gabungan.
Selaniutnya, kesamabangunan hanya dipenuhi oleh sebagian kecil unsur-unsur yang dibandingkan, yaitu beberapa unsur tertentu berupa sintem, berupa sintagma, dan berupa klausa.
Akhirnya, skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam linguistik umum khususnya sintaksis, dan dalam linguistik terapan seperti penerjemahan dan pengajaran bahasa.

"
1990
S14390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manuputty, Stephannie Anastasha
"Wacana yang memenuhi syarat ialah wacana yang masing-masing unsur pembentuknya memiliki kaitan makna satu sama lain. Kaitan semantis itu, atau yang disebut kohesi, ditandai oleh unsur-unsur formal, baik itu unsur leksikal maupun unsur gramatikal. Oleh sebab itu Halliday dan Hasan, ahli linguistik yang menulis buku Cohesion in English, membagi kohesi menjadi dua macam, yaitu kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Kohesi yang dibahas dalam skripsi ini ialah kohesi gramatikal, khususnya jenis substitusi, dalam bahasa Perancis. Sejauh ini teori mengenai kohesi gramatikal, khususnya jenis substitusi, hanya mengenai bahasa Inggris.
Tiga masalah yang diangkat dalam skripsi ini ialah apakah ada konsep substitusi dalam bahasa Perancis? Jika ada, apa saja yang menjadi alat substitusi dalam bahasa Perancis? Bentukan apa saja yang dapat disubstitusi?
Ketiga masalah tersebut dijawab dengan melakukan penelitian atas teks-teks yang terdapat dalam dua novel dan enam majalah berbahasa Perancis. Penelitian didasarkan pada teori kohesi dari Halliday dan Hasan, dan konsep Krenn.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis hubungan leksikogramatikal yang terdapat di dalam kalimat-kalimat yang mengandung gejala substitusi, serta sistem perujukan tekstual maupun non tekstual."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S15544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>