Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulaiman Alizulfiqar
"Kualitas infrastruktur jalan Indonesia hanya menempati peringkat ke-64 dari 137 negara yang diteliti. Peringkat tersebut tertinggal dari Singapura yang menempati peringkat ke-2, Malaysia ke-23, Brunei Darussalam ke-33, Thailand ke-59. Kendala kurang optimalnya infrastruktur disebabkan permasalahan ketersediaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan berdasarkan aspek berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator infrastruktur jalan di Indonesia berdasarkan aspek berkelanjutan dan mengevaluasi pengaruh masing-masing indikator terhadap variabel dari infrastruktur jalan berkelanjutan menurut persepsi antara Aparatur Sipil Negara ASN dan kontraktor terhadap indikator infrastruktur jalan baik dari segi eksisting maupun dari segi harapan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tinjauan pustaka untuk mendapatkan variabel dan indikator. Selanjutntya metode survei dilakukan untuk melihat persepsi ASN dan kontraktor terhadap variabel dan indikator tersebut. Analisis menggunakan Structural Equation Modeling SEM dengan pendekatan Partial Least Square dengan menggunakan software SmartPLS 3.0.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ASN menyatakan bahwa untuk kondisi eksisting infrastruktur jalan, indikator penerangan jalan adalah yang paling berpengaruh dengan ditunjukkan nilai loading factor terbesar yaitu sebesar 0.904, sedangkan untuk harapan dari infrastruktur jalan, indikator proses peninjauan lingkungan adalah yang paling berpengaruh dengan ditunjukkan dengan nilai loading factor terbesar yaitu 1.000.
Kontraktor menyatakan bahwa untuk kondisi eksisting infrastruktur jalan, indikator proses peninjauan lingkungan adalah yang paling berpengaruh dengan ditunjukkan dengan nilai loading factor terbesar yaitu sebesar 1.000, sedangkan untuk harapan dari infrastruktur jalan, bahwa indikator akses pejalan kaki, sepeda, dan angkutan umum adalah yang paling berpengaruh dengan ditunjukkan dengan nilai loading factor terbesar yaitu 1.000.

The quality of Indonesia 39 s road infrastructure is ranked only 64th out of 137 countries studied. The ranking left behind of Singapore placed second, Malaysia on 23rd , Brunei Darussalam on 33rd , and Thailand on 59th. The constraints of less optimal infrastructure due to problems of availability and maintenance of road infrastructure based on sustainable aspects.
This study aims to analyze indicators of road infrastructure in Indonesia based on sustainable aspects and evaluate the correlation of each indicator to the variables of sustainable road infrastructure according to the perception between the civil servant and the contractor on the road infrastructure indicator either from the existing condition or the expectation condition.
The method used in this research is literature review to get the variables and indicators. Furthermore, the survey method is conducted to see the perceptions of civil servant and contractors on these variables and indicators. Analysis using Structural Equation Modeling SEM with Partial Least Square approach using SmartPLS 3.0 software.
From the result of the research, it is concluded that civil servant stated that for the existing condition of road infrastructure, indicator of street lighting is the most correlated with indicated by the biggest loading factor factor that is equal to 0.904, while for the expectation from road infrastructure, environmental assessment process indicator is the most correlated with indicated by the largest loading factor value is 1,000.
The contractor stated that for the existing condition of road infrastructure, the environmental review process indicator is the most correlated with the largest loading factor value of 1,000, while for the expectation from the road infrastructure that pedestrian, bicycle and public transportation access indicators are the most correlated as indicated by the largest loading factor value of 1,000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talahatu, Marselius Fransiskus
"Kabupaten Pulau Morotai berada pada tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Nasional Republik Indonesia yaitu WPPNRI 715, WPPNRI 716 dan WPPNRI 717. Potensi Ikan Madidihang di perairan Pulau Morotai cukup besar namun belum dikelola secara maksimal. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis status pemanfaatan, status pengelolaan dan menyusun strategi pengelolaan Ikan Madidihang secara berkelanjutan. Hasil analisis metode surplus produksi Model Fox dalam 10 (sepuluh) tahun (2009-2018), nilai maximum sustainable yield (MSY) sebesar 8.657,679 kg per tahun dengan effort maksimal 42.429 trip per tahun. Tingkat pemanfaatan dalam kategori rendah sebesar 12,23% per tahun. Hasil analisis dengan RAPFISH (The Rapidly Apprasial for Fisheries) menunjukan bahwa tingkat keberlanjutan multidimensi pengelolaan Madidihang berada pada kategori cukup berkelanjutan dengan nilai indeks sebesar 60,82. Dimensi etika yang paling berpengaruh pada status pengelolaan. Hasil analisis AHP (Analytical Hirearchy Process), strategi pengelolaan berkelanjutan berdasarkan tingkat prioritas adalah peningkatan kualitas sarana penangkapan.

The location of Morotai Island Regency is in the three National Fisheries Management Areas of the Republic of Indonesia, namely WPPNRI 715, WPPNRI 716, and WPPNRI 717. The potential of Yellowfin Tuna in the waters of Morotai Island is quite large but has not been managed yet optimally. The research purpose is to analyze of utilization status, management status, and trying to develop strategies for managing Yellofin Tuna sustainability. The results of the analysis by using the Fox Model production surplus method in ten years (2009-2018) show that the maximum sustainable yield (MSY) value of 8,657,679 kg per year with a maximum effort of 42,429 trips per year and the utilization  rate in the low category is 12.23% per year. Furthermore, the results of the analysis with RAPFISH (The Rapidly Appraisal for Fisheries) describe the multidimensional level of Yellowfin Tuna management is in a fairly sustainable category with an index value of 60.82. The ethical dimension that has the most influence on management status. AHP (Analytical Hirearchy Process) analysis result are concern in sustainability management based on grade of priority, and the result is quality of catching facilities improvement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan  informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya aset penghidupan yang juga sangat penting bagi petani kelapa sawit dalam mendukung aktivitas yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir akibat dari peremajaan kelapa sawit yang dilakukan.

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers in the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palms replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with  informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmerss adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmerss adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wikan Indrianingdyah Budiharto
"Sistem pengelolaan sampah di DKI Jakarta masih bertumpu dengan sistem Kumpul-Angkut-Buang sehingga menambah beban pencemar di TPST Bantargebang sebagai satu-satunya TPA Jakarta. JRC merupakan suatu program yang dibangun untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta sehingga dapat mengurangi sampah. Penilaian program seperti ini perlu dilakukan untuk melihat keberlanjutan sistem pengelolaan sampah di kemudian hari. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penilaian program JRC dan menyusun strategi keberlanjutan sistem pengelolaan sampah terpadu. Metode yang digunakan adalah melakukan penilaian dengan instrument Wasteaware Benchmark Indicators yang kemudian dilakukan analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats (SWOT). Hasil dari penelitian ini adalah keberlanjutan sistem JRC ini memberikan nilai yang sedang/tinggi sehingga perlu dilakukan penguatan pada kegiatan daur ulang, sistem finansial pengelolaan sampah, kerja sama dengan pihak swasta dan juga memperkuat kelembagaan.

The waste management system in DKI Jakarta still relies on the Collect-Transport-Disposal system, thereby increasing the pollutant load at the Bantargebang Landfill, the only landfill in Jakarta. JRC is a program to create an integrated waste management system that increases the participation of the community, government, and private sector to reduce waste. An assessment of a program like this needs to be carried out to determine the sustainability of the waste management system in the future. The purpose of this research is to evaluate the JRC program and develop a strategy for the sustainability of an integrated waste management system. The method used is to carry out an assessment with the Wasteaware Benchmark Indicators instrument, which is then followed by a SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) analysis. According to the findings of this study, the sustainability of the JRC system provides a medium-to-high value, indicating that it is necessary to strengthen recycling activities, the financial system for waste management, collaboration with the private sector, and institutions."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salawat Fatih Ibrahim
"Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia disertai prosentase belanja produk halal yang tinggi, Indonesia sudah selayaknya bertransformasi menjadi sentra industri halal dunia. Langkah yang dapat dilakukan adalah memastikan kelayakan sumber daya manusia sebagai pemberdayanya serta didukung peran pemerintah dalam manajemen berkala dan produktif. Kesadaran masyarakat Indonesia dalam memahami nilai-nilai Islami salah satunya tidak terlepas dari Pondok Pesantren dan sampai sekarang masih menduduki posisi vital dalam menciptakan SDM yang Islami. Selain itu, isu pembangunan berkelanjutan yang sedang berlangsung memiliki kesesuaian dengan prinsip ekonomi pesantren terkait pemberdayaan. Tentunya penciptaan kondisi kewirausahaan muda Islami berkelanjutan harus memperhatikan semua pihak yang terlibat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap informan ahli pondok pesantren, akademisi, lembaga negara, dan wirausahawan atau santri senior. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang selanjutnya diproses menjadi transkrip wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan dua tipe, yaitu (i) tatap muka di tempat narasumber dan (ii) melalui media online. Jangka waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2021. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan aplikasi QSR NVIVO 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi pesantren dapat menjadi sentra pengembangan industri halal dengan menciptakan sumber daya manusia Islami berkualitas terutama pada Pondok Pesantren Salafiyah dan Khalafiyah. Keunggulan ekonomi pesantren adalah adanya konsep tolong menolong (pemberdayaan sosial), ekonomi mandiri (pemberdayaan ekonomi), dan adaptif (pemberdayaan lingkungan) yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, terciptanya kondisi tersebut tidak terlepas dari adanya dukungan pemerintah dan lembaga, akademisi, pelaku usaha, serta lembaga keuangan yang merupakan stakeholder dalam ekosistem kewirausahaan muda Islami berkelanjutan

As a country with the largest Muslim population in the world accompanied by a high percentage of spending on halal products, Indonesia should transform into a center for the world's halal industry. Steps that can be taken are to ensure the feasibility of human resources as the enablers, supported by the government's role in periodic and productive management. The awareness of the Indonesian people in understanding Islamic values ​​is inseparable from Pesantren and until now they still occupy a vital position in creating Islamic human resources. This is supported by the existence of economic learning in religious theory and competence from its involvement in Pesantren economies activities. In addition, the ongoing issue of sustainable development is compatible with the Pesantren economies principles regarding empowerment. Of course, the creation of conditions for sustainable youth Islamic entrepreneurship must pay attention to all parties involved. This research is a qualitative research using in-depth interviews with expert informants from Pesantren, academics, state institutions, and entrepreneurs or senior students. The resulting data were analyzed using the NVIVO 12 QSR application. The results of the study show that the pesantren economy can become a center for the development of the halal industry by creating quality Islamic human resources, especially in salafiyah and khalafiyah pesantren. The economic advantages of Islamic boarding schools are the concepts of mutual help (social empowerment), independent economy (economic empowerment), and adaptive (environmental empowerment) which are in accordance with the principles of sustainable development. Furthermore, the creation of these conditions is inseparable from the presence of government and institutional entrepreneurship, academics, business actors, and financial institutions which are stakeholders in a sustainable young Islamic ecosystem."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Puspa Dewi
"Transportasi berperan penting dalam pertumbuhan kota dan mendukung aktivitas masyarakat serta perkembangan ekonomi dan sosial. Namun, peningkatan kebutuhan transportasi juga membawa dampak negatif seperti kurangnya efisiensi, peningkatan biaya dan waktu tempuh, tingkat kecelakaan yang meningkat, dan emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan konsep transportasi berkelanjutan yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Di Kota Bogor, permasalahan transportasi meliputi kurangnya integrasi antar moda, waktu tempuh yang lama, kapasitas angkutan yang terbatas, dan kurangnya sarana prasarana untuk pejalan kaki dan pengguna non-motor. Penelitian ini berhasil mengembangkan indikator transportasi berkelanjutan yang relevan untuk mengevaluasi atau menilai sistem transportasi di Kota Bogor. Melalui metode campuran dan uji validitas menggunakan depth interview, indikator yang dihasilkan penelitian ini meliputi aspek-aspek terkait konsep berkelanjutan, yaitu: aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan yang mendukung transportasi berkelanjutan dan tujuan pembangunan berkelanjutan di Kota Bogor.

Transportation plays a crucial role in urban growth by supporting community activities as well as economic and social development. However, the increasing demand for transportation also brings negative impacts such as inefficiency, rising costs and travel time, increasing accident rates, and greenhouse gas emissions. To address these issues, the concept of sustainable transportation aligned with sustainable development goals is necessary. In the case of Bogor City, transportation challenges include limited intermodal integration, long travel times, limited transportation capacity, and inadequate infrastructure for pedestrians and non-motorized users. This research successfully developed relevant indicators for evaluating the transportation system in Bogor City within the framework of sustainable transportation. Through a mixed-method approach and validation using depth interviews, the research generated indicators encompassing the environmental, social, and economic aspects related to sustainable concepts. The findings of this study can serve as a basis for decision-making and policy development that supports sustainable transportation and the overall goals of sustainable development in Bogor City."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor-faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Dinegoro
"Prediksi peningkatan populasi di tahun 2050 sejalan dengan tingginya permintaan pangan dari produksi saat ini. Solusi peningkatan produksi pangan adalah pertanian berkelanjutan seperti akuaponik dan hidroponik dengan kualitas produksi dan hasil pertanian yang tinggi. Akan tetapi, akuaponik dan hidroponik masih perlu dibandingkan dengan pendekatan lingkungan. Life cycle assessment (LCA) adalah pendekatan yang digunakan untuk menghitung dampak lingkungan akuaponik dan hidroponik. Tujuan dan lingkup LCA diukur dari cradle-to-gate dengan unit fungsional 1 Kg produk akuaponik dan hidroponik. Penelitian dilakukan selama satu bulan saat budidaya, dengan kategori dampak lingkungan yang diukur adalah midpoint impact (CML IA Baseline) dan endpoint impact (Eco Indicator 99 (H-A)) menggunakan software openLCA. Kontribusi dampak untuk AD (Akuaponik: 59%; Hidroponik: 41%), AC (Akuaponik: 66%; Hidroponik: 34%), EU (Akuaponik: 67%; Hidroponik: 33%), dan GWP 100a (Akuaponik: 68%; Hidroponik: 32%). Hidroponik menghasilkan dampak lingkungan lebih rendah dibandingkan akuaponik, endpoint impact menunjukkan 36% lebih rendah. Pakan ikan komersial dan listrik menjadi titik hotspot dari perbandingan dampak lingkungan akuaponik dan hidroponik. Produksi pakan ikan komersial berkontribusi dominan (abiotic depletion (fossil fuel ) = 88%; acidification = 91%; eutrophication = 96%; 100-year global warming potential = 93%) dibandingkan pupuk AB mix. Namun, apabila pakan ikan dan pupuk AB mix diabaikan, akuaponik (49%) lebih baik dibandingkan hidroponik (51%). Variasi analisis sensitivitas produksi listrik Singapura 71% lebih rendah dibandingkan produksi listrik Indonesia, sehingga mengurangi kategori dampak dari hotspot yang dihasilkan 1 kg produk akuaponik dan hidroponik.

The predicted increase in population in 2050 is in line with the high demand for food from current production. The solution to increasing food production is sustainable agriculture such as Aquaponics (AP) and hydroponics (HP) with high production quality and agricultural yields. However, aquaponics and hydroponics still need to be compared with environmental approaches. Life cycle assessment (LCA) is used to calculate the environmental impact of AP and HP. The purpose and scope of LCA are measured from cradle to gate with a functional unit of 1 Kg of aquaponic and hydroponic products. The study was conducted for one month during cultivation, with the environmental impact categories measured were midpoint impact (CML IA Baseline) and endpoint impact (Eco Indicator 99 (H-A)) using openLCA software. Impact contribution for AD (Aquaponics: 59%; Hydroponics: 41%), AC (Aquaponics: 66%; Hydroponics: 34%), EU (Aquaponics: 67%; Hydroponics: 33%), and GWP 100a (Aquaponics: 68%; Hydroponics: 32%). Hydroponics produces a lower environmental impact than aquaponics; endpoint impact shows 36% lower. Commercial fish feeds and electricity are hotspots for comparing the environmental impact of AP and HP. Commercial fish feed production contributed dominantly (abiotic depletion (fossil fuel) = 88%; acidification = 91%; eutrophication = 96%; 100-year global warming potential = 93%) compared to AB mix fertilizer. However, if fish feed and AB mix fertilizer are neglected, aquaponics (49%) is better than hydroponics (51%). The variation in the sensitivity analysis of Singapore's electricity production is 71% lower than Indonesia's, thereby reducing the impact category of hotspots produced by 1 kg of aquaponic and hydroponic products."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Aditama
"Penerapan keuangan berkelanjutan pada Perbankan Syariah diharapkan perbankan syariah dapat mengelola bisnis dengan nilai tambah ekonomi, memberikan manfaat dan maslahat untuk masyarakat. Penerapan keuangan berkelanjutan perbankan syariah meliputi tiga aspek yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Pada aspek sosial program keberlanjutan yang telah diterapkan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk dilakukan analisis maqashid syariah sehingga dapat diketahui tingkatan prioritas dan dampaknya bagi masyarakat. Salah satu program prioritas keuangan berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Indonesia, Tbk adalah melaui pengembangan wakaf uang dengan kerjasama melalui Nazhir LAZNAS BSMU. Metode pendekatan yang digunakan yuridis normatif, dengan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa penghimpunan Wakaf dengan tiga jenis wakaf yaitu wakaf uang selamanya, wakaf uang temporer dan wakaf melalui uang yang dan selanjutnya dana wakaf dikelola oleh Nazhir dengan program-program yang telah dijelaskan pada diskripsi wakaf uang. Dalam pengembangan dan penyaluran program wakaf digunakan pendekatan maqashid syariah dan maslahah mursalah sehingga Wakaf yang disalurkan dapat memberikan solusi dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya prinsip keuangan berkelanjutan melalui Nomor 51/POJK.03/2017 dengan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan belum cukup signifikan meningkatkan penghimpunan wakaf uang. Kendala yang dihadapi untuk memaksimalkan pengembangan wakaf diantaranya adalah dengan memberikan keterkaitan antara peraturan wakaf dan keuangan berkelanjutan.

Application finance Sustainability in Islamic Banking is expected Islamic banking can manage business with score plus economy , give benefits and benefits for society . Application finance sustainable Islamic banking includes three aspect that is aspect economy, aspect social, and aspects environment. On the aspect social sustainability programs that have been implemented by PT Bank Syariah Indonesia, Tbk conducted analysis maqashid sharia so that could is known level priorities and impacts for society . One of the priority programs finance carried out by PT Bank Syariah Indonesia, Tbk is through development cash waqf with cooperation through Nazhir LAZNAS BSMU. Method approach used juridical normative, with primary and secondary data sources. Research results showing that collection waqf with three type waqf that is cash waqf forever, temporary cash waqf and waqf through money and then waqf funds managed by Nazhir with programs that have been explained in the description cash waqf. In development and distribution of waqf programs used approach maqashid sharia and good luck mursala so that Distributed waqf could give solutions and well-being society. Presence principle finance sustainable through Number 51/POJK.03/2017 with activity not quite enough answer social and environmental not yet enough significant increase collection cash waqf. Obstacles faced for maximizing development waqf among them is with give linkages Among regulation waqf and finance sustainable."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rizyan Nyssa
"Rumah Panggung lahan basah umumnya memiliki dua jenis rumah panggung yaitu Rumah Bantaran Sungai dan Rumah Tepi Sungai. Rumah Bantaran Sungai (RBS) merupakan rumah panggung yang pondasinya berada di area aliran sungai sedangkan Rumah Tepi Sungai (RTS) merupakan rumah yang pondasinya berada di area rawa tenang berair. Pada pengamatan awal terlihat bahwa kualitas fisik dari RBS kurang baik jika dibandingkan dengan RTS. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mencari tahu bagaimana ketahanan dari segi struktur, material serta kemudahan dalam teknik konstruksi dan perawatan yang digunakan masyarakat setempat pada dua jenis rumah panggung ini dalam menghadapi kondisi lahan basah. Penelitian ini merupakan penelitian empiris kuantitatif dengan menggunakan metode analisis pengujian laboratorium pada bagian sambungan kayu dan simulasi keandalan bangunan secara digital pada bagian keseluruhan konstruksi. Pada hasil penelitian ini ditemukan RBS dan RTS memiliki perbedaan pada bagian konstruksi pondasi dan jenis sambungan yang digunakan. RBS menggunakan pondasi cerucuk Kayu Galam dengan sambungan Pen-Lobang sedangkan RTS menggunakan pondasi tiang menerus Kayu Galam yang disambung dengan Kayu Ulin menggunakan sambungan Kayu Lidah. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa konstruksi pada RBS ternyata memiliki daya tahan yang lebih baik dari RTS. Hal ini disebabkan kondisi alam RTS yang berada diatas arus sungai menuntut masyarakat menggunakan konstruksi yang lebih memudahkan saat proses konstruksi. Secara keseluruhan ketahanan pada rumah panggung masih bisa dikatakan baik dikarenakan material kayu yang digunakan sangat cocok dengan kondisi Lahan Basah.

Wetland stilt houses generally have two types of stilt houses, namely the Riverbank House and the Riverside House. The Riverside House (RBS) is a stilt house whose foundation is in a watershed area, while the Riverside House (RTS) is a stilt house whose foundation is in a non-tidal swamp area. At the initial observation, it was seen that the physical quality of the RBS was not as good as RTS. This study then aims to find out how the durability in terms of structure, material, and ease of construction and maintenance techniques used by the local community in these two types of stilt houses in dealing with wetland conditions. This research is quantitative empirical research using laboratory test analysis methods on the wood joints section and digital simulation of building reliability in the overall construction section. In the results of this study, it was found that RBS and RTS had differences in the foundation construction section and the type of connection used. RBS uses the Galam Wood cerucuk foundation with a pin-hole wood joint while the RTS uses a continuous pile foundation of Galam wood which is connected to Ulin Wood using a joint called Kayu Lidah. From the test results, it was found that the construction on RBS turned out to have better durability than RTS. This is due to the natural condition of the RTS which is above the river flow, which requires the community to use construction that makes it easier during the construction process. Overall, the durability of the stilt house is categorized in good condition because the wood material used is very suitable for Wetland conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>