Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Zahrina
"ABSTRAK
The Intern 2015 adalah sebuah film tentang seorang pria berusia sekitar 70 tahun bernama Ben Whittaker yang bekerja sebagai pekerja magang senior di sebuah perusahaan start-up, About the Fit. Film ini mencapai kesuksesan karena menggambarkan dunia kerja seseorang yang mencari kebahagiaan melalui pekerjaannya walaupun dia sudah pensiun. Hal ini juga membawa kompleksitas film ketika ada banyak perbedaan yang ditemukan karena lingkungan kerja yang telah berubah. Berdasarkan teori Conelly 1999 tentang kapitalisme sebagai opresi, makalah ini bertujuan untuk memperdalam the way of life dari karakter Ben. Makalah ini membahas peran dan penggambaran kapitalisme dalam film ini. Hasil makalah ini menunjukkan bahwa kapitalisme berperan dalam pembentukkan way of life,yang direpresentasikan melalui karakter Ben Whittaker.

ABSTRACT
Nancy Meyer rsquo s The Intern 2015 is a movie about a 70 year old character named Ben Whittaker who works as a senior intern at a start up company, About The Fit. This movie actually is a successful movie because it portrays the working life of someone who keeps looking for his own happiness trough working even though he is now in his 70 rsquo s. It also brings us to the complexities of the movie when there are many differences found since the environment in the workplace is slightly different with Ben Whittaker rsquo s era. Based on Conelly rsquo s theory of capitalism as an opression 1999 , this paper aims to explore the way of life of the character. Particularly, this paper aims to make visible that the role and the depiction of capitalism in the movie The Intern 2015 by Nancy Meyers. The purpose of this paper is to present if capitalism can shape the way of life, which is articulated the character Ben Whittaker."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Aditya
"ABSTRAK
Di saat Amerika, dengan segala hal tentang sistem sosial, ekonomi, dan politik yang digunakan guna memperjuangkan apa yang warganya sebut ldquo;Mimpi Amerika, rdquo; isu kekerasan justru terus bergulir semkain deras setiap waktunya. The Purge: Election Year 2016 hadir dengan sebuah ide tentang memberikan satu hari untuk setiap warga negara untuk melakukan kekerasan, guna menangkal mereka untuk melakukan kekerasan di kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan teori tentang kekerasan yang Zizek 2008 jabarkan menjadi tiga:subjektif, objektif, dan juga sistemik, makalah ini ingin menganalisa hubungan antara kekerasan dan juga kapitalisme pada film ini. Tesis dari makalah ini adalah bahwa film ini menunjukan koneksi antara kekerasan dan kapitalisme, yang mana sulit terlihat pada kehidupan sehari-hari namun bisa terlihat jelas pada adegan dan dialog yang dibungkus dalam kerangka dystopia.

ABSTRACT
While America, with all of its whole idea of politic, economic, and social system to pursue what they call as ldquo American Dream, rdquo the issue of violence goes wilder time by time. The Purge Election Year 2016 comes up with an idea of giving a day for people to use violence, to counter the use of violence in everyday life. By using the violence theory that Zizek divides into three subjective, objective, and systemic, this paper wants to analyze the connection between violence and capitalism in the movie. The thesis is that the movie conveys the connection between violence and capitalism, which we aren rsquo t be able to see in our real lives, yet it can be seen clearly in the scenes and dialogues wrapped in dystopian imagining."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stiegler, Bernard
"Max Weber famously argued that the rise of capitalism in early modern Europe was premised on the emergence of a distinctive set of attitudes - including the pursuit of profit for its own sake - which he called 'the spirit of capitalism'. Today, when capitalism has spread across the globe, the spirit of capitalism would appear to reign supreme. In this important book Bernard Stiegler takes a very different view: what we are witnessing today is not the triumph of the spirit of capitalism but rather its demise, as our contemporary 'hyper-industrial' societies become increasingly uncontrollable, profoundly irrational and incapable of inspiring hope. Disenchantment and despair have become the everyday lived experiences of countless individuals. Far from being a moment of liberation, May '68 was just the first symptom of our increasing disenchantment and 'spiritual misery'. The libidinal energy that originally underpinned capitalism has become an unbound force, unleashing drives that can no longer be contained. Is there an alternative? Stiegler argues that the development of alternatives must begin with a new industrial policy, designed to recognize that technologies are what Plato called pharmaka, meaning both poison and cure. Industrial society has a future only if we can create technologies that foster relations of care (otium) for people whose spirit has been exhausted by contemporary consumerism. We must develop an ecology not only to protect the planet but also to renew the exploited energies of human desire. This volume - the third in a trilogy that includes The Decadence of Industrial Democracies and Uncontrollable Societies of Disaffected Individuals - will consolidate Stiegler's reputation as one of the most original philosophers and cultural theorists of our time."
Cambridge, UK : Polity Press, 2014
303.483 STI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume examines diverse meanings and practices of risk management ranging from austerity to climate change to housing and debt. The authors investigate the relationship between shifts in contemporary capitalism and the ways in which neoliberal forms of risk management have emerged, been reproduced and normalized, and, transformed historically. "
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469370
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tzouvala, Ntina
"Methodologically and theoretically innovative, this monograph draws from Marxism and deconstruction bringing together the textual and the material in our understanding of international law. Approaching 'civilisation' as an argumentative pattern related to the distribution of rights and duties amongst different communities, Ntina Tzouvala illustrates both its contradictory nature and its pro-capitalist bias. 'Civilisation' is shown to oscillate between two poles. On the one hand, a pervasive 'logic of improvement' anchors legal equality to demands that non-Western polities undertake extensive domestic reforms and embrace capitalist modernity. On the other, an insistent 'logic of biology' constantly postpones such a prospect based on ideas of immutable difference. By detailing the tension and synergies between these two logics, Tzouvala argues that international law incorporates and attempts to mediate the contradictions of capitalism as a global system of production and exchange that both homogenises and stratifies societies, populations and space."
Cambridge: Cambridge University Press, 2020
e20527765
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Muslim
"Fokus tesis ini adalah mengkaji relevansi pemikiran Imamanuel Wallerstein tentang kapitalisme dalam Teori Sistem Dunia, dengan fenomena kebangkitan politik identitas, partai agama dan negara dalam kapitalisme semi pheripheri Indonesia pasta rezim otoriter. Konsep pemikiran Wallersetein merupakan bagian dari teori-teori ketergantungan dalam melihat relasi negara dunia ketiga terhadap negara maju. Gagasan besar dalam pemikiran ini bahwa sebuah negara tidak bisa melepaskan dari interaksi global. Dinamika global akan mempengaruhi dinamika lokali. Sejauhmana negara pinggiran (dinamika lokal) bisa merespon secara lebih cerdas terhadap dinamika global dan menggunakannya untuk menaikkan statusnya menjadi negara semi pinggiran. Kesalahan dalam merespon dinamika global, hanya akan menyebabkan negara pinggiran terjebak dalam jurang keterbelakangan dan kemiskinan.
Studi kasus yang dirnunculkan adalah fenomena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) dalam kasus Blok Cepu. Dipilihnya PKS dan PDS diharapkan bisa menjadi representasi dua identitas politik yang berbeda. Selain itu kedua partai tersebut memiliki relasi politik kekuasaan tidak sama. PKS berada dalam lingkup lingkar kekuasaan atau partai pendukung pemerintahan (inner cycle). Sedangkan PDS adalah partai yang diluar kekuasaan (outsider)- Aspek kapitalisme tidak semata-mata dilihat sebagai konteks sosial kemunculan kasus tersebut, tapi juga menjadi isi (conten) dalam menganalisa dari tesis ini. Sedangkan kasus Blok Cepu merupakan arena terjadinya kontestasi antara negara yang lebih mewakili kepentingan multinational corporal (Exxon Mobile Oil Indonesia l EMOI) dengan kapitalisme lokal (Pertamina) yang disuarakan oleh keiompok partai agama.
Hasil temuan tesis saya ini menunjukkan bahwa politik identitas, yang salah satunya direpresentasikan melalui kebangkitan partai agama, baik diluar maupun didalam struktur kekuasaan negara, terjebak kepada sikap ambivalensi dalam berhadapan dengan kekuatan kapitalisme. Bagi partai yang masuk dalam lingkar kekuasaan (PKS), yang terjadi adalah kooptasi kekuatan kapitalisme melalui negara terhadap kekuatan partai agama. Demikian juga dengan partai yang diluar kekuasaan (PDS). Semuanya terjebak dalam kooptasi dan pragmatisme kekuasaan.
Data primer, data sekunder dan telah kepustakaan yang dilakukan mengarahkan pada pendapat bahwa hubungan di antara gejala perkembangan partai agama, bagaimana respon negara terhadap konteks global, sehingga memuncullkan kapitalisme, tidaklah sesederhana seperti yang dikemukakan dalam pemikiran Immanuel Wallerstein dengan Sistem Dunia. Menurut saya, hubungan diantara berbagai gejala tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Kapitalisme Indonesia memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan kapitalisme Eropa. Ada faktor-faktor lokal (primordialisme, kultur feodalis dan psikologi bekas negara terjajah) dalam mempengaruhi dinamika kapitalisme. (2) konteks global bukanlah faktor tunggal yang menentukan dinamika kapitalisme negara-negara pinggiran. Dia hanyalah satu dari berbagai faktor lain yang mempengaruhi dinamika kapitalisme. (3) pola relasi agama dan negara, agama dan kapitalisme dan negara dan kapitalisme sangat mempengaruhi bentuk dan dinamika kapitalisme negara pinggiran.
Penelitian saya membuktikan bahwa hanya ada dua model capitalisme yang muncul di Indonesia; kapitalisme negara (state led capitalism) dan kapitalisme pasar (market friendly capitalism). Kapitalisme negara muncul karena pengaruh kultur feodalis dan faktor eksternal berupa penetrasi kekuatan kapitalisme global. Kapitalisme negara berbentuk patron clien dengan aktor tunggalnya rezim yang berkuasa. Dalam orde lama, aktor tunggalnya Soekarno, Orde Baru aktor tunggalnya Soeharto. Keduanya sama-sama tidak bisa memunculkan kelas kapitalis domestik yang tangguh. Penyebabnya karena kapitalisme Indonesia masih bersifat rent seeking dimana negara menjadikan kelas kapitalis tidak untuk tujuan social welfare, tetapi sebagai bagian yang menopang struktur kekuasaan. Sehingga jatuh bangunnya kelas kapitalis ini sangat tergantung dengan dinamika kekuasaan negara.
Persoalan identitas dengan background etnisitas, agama, suku dan ikatan primordial lainnya, atas nama stabilitas dan pembangunan, yang selama ini diharamkan oleh rezirn orde baru, kembali muncul setelah terjadinya liberalisme politik. Persepsi bahwa partai agama yang sekarang, merupakan kontinuitas dari partai agama sebelumnya, Dan kapitalisme sekarang juga sebuah kontinuitas dari kapitalisme sebelumnya, merupakan sebuah pernyataan (statemen) bukan kenyataan (reality). Karena partai agama dan kapitalisme dalam dinamika historis Indonesia memiliki ciri dan karakteristik tersendiri.
Partai Agama juga merupakan bagian dari politisasi identitas dalam negara semipheripheri ketika berhadapan dengan kapitalisme. Sehingga partai agama belum bisa menjadi basis perjuangan politik yang twat. Karena a mudah dipermainkan dan direduksi oleh kepentingan-kepentingan kapitalis. Inilah sebuah refashioning partai agama pasca rezim otoriter. Refashioning adalah terjadinya komestifikasi partai agama sebagai strategi survival. Caranya dengan mengkomodifikasikan identitas agama dengan bentuk, model dan strategi yang baru. Adapun tujuan, visi dan misinya tetaplah sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noble, David F.
New York: Oxford University Press, 1977
301.243 NOB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rostow, Walt Whitman
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1963
330.9 ROS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miedema, Jelle
Dordrecht, Holland: Foris Publications, 1986
338.3 MIE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mavroudeas, Stavros
"Whilst the regulation approach has gone beyond its peak of influence and has been diluted of much of its radical content, this outstanding critical appreciation of its strengths and weaknesses will prove an invaluable point of reference for all those engaged in the political economy of the national within the global economy.' - Ben Fine, University of London, UK"
Cheltenham, UK : Edward elgar, 2012
330.122 MAV l ;330.122 MAV l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>