Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pustaka Spirit, 2011
808.83 HEN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yogyakarta: Balai Bahasa, 2012
808.231 SEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Darma
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
808.83 BUD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
@Kisahtanahjawa
Jakarta: GagasMedia, 2022
808.81 KIS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Aditya
"Definisi klasik mengenai mitos adalah suatu cerita tentang asal-usul kosmos atau semesta yang kemudian mengiringi upacara dan ritual yang ada dalam budaya di seluruh dunia. Dalam perkembangan selanjutnya, mitos dipandang sebagai sebuah pemaknaan tingkat dua dari suatu sistem tanda. Sebagai suatu tipe wicara, mitos dapat pula ditemukan dalam karya-karya sastra. Dalam hubungannya dengan teks lain, mitos dapat dikukuhkan (myth of concern) atau dirombak (myth of freedom). Untuk menelaah bagaimana mengukuhkan atau merombak mitos dalam cerpen-cerpen Eka Kurniawan yang terangkum dalam Gelak Sedih, dibutuhkan suatu kerangka kerja intertekstualitas. Intertekstualitas adalah pelintasan suatu sistem tanda kepada sistem tanda lainnya. Dengan intertekstualitas, pembaca dapat menemukan makna sesungguhnya dari pembacaan cerpen-cerpen Eka Kurniawan, berkaitan dengan mitos yang telah dibicarakan.
A classic definition of myths is a story about the beginning of cosmos or universe which later accompanying rituals contained in cultures and customs in the whole world. In the next stage, myths regarded as a secondness meaning of a sign system. As a type of speech, myths could be found in literary texts. In its relation with other texts, myths could be confirmed (myth of concern) or untied (myth of freedom). For the sake of regarding the way to confirm or untie myths in Eka Kurniawan?s short stories collected in Gelak Sedih, it needs an intertextuality work concept. Intertextuality is an intersect of a sign system to another. With intertextuality, reader can find the true meaning in Eka Kurniawan?s short stories, related to myths formerly discussed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Firliana Widiarli Arupalaka
"Hingga kini penelitian terhadap karya sastra yang menampilkan tokoh guru belum banyak dilakukan orang. Justru karena itulah, penelitian ini mengambil objek kumpulan cerpen Soetji Menulis di Balik Papan Tulis karya SN Ratmana yang di dalamnya banyak menyoroti kehidupan guru. Penelitian difokuskan pada citra guru yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kepustakaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ada sembilan citra guru yang dihadirkan oleh Ratmana dalam cerpen-cerpennya. Pertama, guru sebagai pendidik yang tegas dan bertanggung jawab. Kedua, guru sebagai bahan ejekan dan objek pemerasan. Ketiga, guru sebagai pribadi yang hidupnya tidak berkecukupan. Keempat, guru sebagai sosok yang emosional dan irasional. Kelima, guru sebagai pribadi yang dikagumi murid. Keenam, guru sebagai pribadi yang tertekan. Ketujuh, guru sebagai pribadi yang bangga, berjasa, dan membutuhkan pengakuan. Kedelapan, guru sebagai sosok yang tabah. Terakhir, guru sebagai korban politik/keadaan. Dapat disimpulkan bahwa cerpen-cerpen SN Ratmana cenderung memotret kehidupan guru sebagaimana wajarnya. Guru yang hadir dalam cerpen-cerpennya adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan. Dalam beberapa hal, apa yang tergambar di dalam cerpen-cerpen tersebut tidak mencerminkan harapan/pandangan masyarakat tentang guru yang ideal. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Aulia Rahman Hakim
"Skripsi ini adalah hasil penelitian terhadap bentuk-bentuk kritik sosial dalam sembilan cerpen A. Mustofa Bisri yang terdapat dalam kumpulan cerpen lukisan Kaligrafi (2003). Perumusan masalah penelitian ini adalah bentuk-bentuk kritik sosial seperti apa saja yang terdapat dalam sembilan cerpen A. Mustofa Bisri. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan bentuk-bentuk kritik sosial melalui analisis unsur intrinsik tema dan tokoh dalam sembilan cerpen A. Mustofa Bisri dan pendekatan sosiologi sastra. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, penelitian ini akan melibatkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang dilibatkan adalah tema dan tokoh..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Martini
"Majas personifikasi merupakan bentuk kiasan yang memasangkan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penerjemahan majas personifikasi kerap kali menimbulkan banyak permasalahan. Berdasarkan sumber data dari cerpen-cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, Kumo no Ito, dan Imogayu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Bambang Wibawarta dengan judul Kappa, Benang Laba-laba, dan Bubur Ubi ditemukan bahwa majas personifikasi Jepang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk figuratif yang tidak hanya berbentuk personifikasi saja, namun ditemukan juga bentuk hiperbola dan simile. Selain itu majas personifikasi juga dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nonfiguratif. Berdasarkan bentuknya, dari 15 data yang terkumpul dapat diuraikan menjadi penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa yang berjumlah 9 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas hiperbola BSa yang berjumlah 1 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas simile BSa yang berjumlah 2 data, dan penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa yang berjumlah 3 data. Mengacu pada angka-angka tersebut ternyata sebagian besar majas personifikasi Jepang diterjemahkan menjadi majas personifikasi juga. Berdasarkan kesepadanan makna, dari semua data yang terkumpul menunjukkan bahwa penerjemahan majas personifikasi ini semuanya sepadan maknanya. Untuk mencapai kesepadanan makna tersebut dilakukan beberapa prosedur penerjemahan, yakni modulasi, transposisi, pergeseran dalam tataran sintaksis dan pergeseran dalam tataran semantik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ginanjar Kuswandi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11661
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library