Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Ekaputra
"Latar belakang: Estetika wajah merupakan sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat karena selain meningkatkan rasa kepercayaan diri seseorang, estetika wajah juga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Estetika wajah terdiri dari Estetika Makro (Facial), Estetika Mikro (Dental), dan Estetika mini (Dentofacial). Estetika mini atau senyum terdiri dari beberapa indikator penentu, salah satunya adalah incisor display. Estetika sendiri memiliki subjektivitas yang tinggi dan bergantung pada persepsi. Sehingga, penting untuk mengetahui persepsi senyum menurut ortodontis dan orang awam untuk menentukan rencana perawatan. Tujuan: Mengetahui perbedaan persepsi estetika senyum pada berbagai level incisor display di dalam masing-masing kelompok orang awam dan ortodontis. Metode: Penelitian ini dilakukan di Jakarta menggunakan metode cross-sectional. Kuesioner ini disebar kepada 100 orang awam dan 100 ortodontis menggunakan kuesioner daring. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna persepsi estetika senyum pada level incisor display 0 mm dengan 4 mm, serta perbedaan sebagian bermakna pada level 1mm, 2mm, 3mm, 4mm menurut orang awam. Menurut ortodontis terdapat perbedaan bermakna pada level 0mm dengan 1mm, 2mm, 3mm, dan 4mm. Terdapat juga perbedaan sebagian bermakna pada level 1mm, 2mm, 3mm, 4mm. Kesimpulan: Incisor display pada level tertentu memengaruhi persepsi estetik orang awam dan juga ortodontis

Background: Facial aesthetics are something that is considered important by the society. They consist of Macro Aesthetics (Facial), Micro Aesthetics (Dental), and Mini Aesthetics (Dentofacial). The mini or smile aesthetics consist of several defining indicators, one of which is the incisor display. Aesthetic itself has high subjectivity and depends on perception. Thus, it is important to know the perception of smile according to the orthodontist and the laypeople to determine a treatment plan. Objective: To determine the differences in the perception of smile aesthetics at various levels of incisor display within each group of laypeople and orthodontists. Methods: This study was conducted in Jakarta using a cross-sectional method. The questionnaire was distributed to 100 laypeople and 100 orthodontists, via online questionnaire. Results: There are significant differences in the aesthetic perception of smiles at the 0mm and 4mm incisor display levels, and partial differences are significant at 1mm, 2mm, 3mm, 4mm according to laypeople. According to orthodontists, there are significant differences in 0mm with 1mm, 2mm, 3mm, and 4mm and partial differences are significant at 1mm, 2mm, 3mm, 4mm. Conclusion: Incisor display influences the aesthetic perception of laypeople and orthodontists on most levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"As esthetic dentistry continues to grow in popularity, dentists are offered an opportunity to expand their practices and attract new patients. Esthetic Dentistry in Clinical Practice provides dentists with the skills to take advantage of that opportunity. Clearly outlining esthetic procedures, the book enables dentists to treat patients in an efficient and clinically sound manner, bringing esthetic dentistry to everyday practice."
Ames, Iowa: Wiley Blackwell, 2010
617.6 EST
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanika Bunga
"Puisi pada dasarnya merupakan sebuah karya tulis yang memiliki makna. Puisi tersebut lekat dengan sosok kepribadian penulis, sehingga puisi-puisi yang dihasilkan pada umumnya berkutat dengan pengalaman si penulis, dan yang paling mencolok ialah kondisi sosial politik yang dihadapi oleh si penulis. Puisi-puisi Muhammad Iqbal selain sarat akan pesan kebangsaan, terdapat pula pesan moral yang mampu diungkapkan. Tentu saja dengan panduan agama, yakni puisi-puisi yang sarat pesan keagamaan.
Puisi-puisi Iqbal jika dianalisa lebih dalam, merupakan filsafat Iqbal yang mendalam, baik itu filsafat manusia dari segi epistemologis maupun estetika dari segi aksiologi. Keindahan berkaitan erat dengan estetika jika kita tinjau melalui kata sifat. Keindahan dalam puisi sebagai karya seni merupakan suatu analisa praktis, sehingga pada perkembangannya melalui puisi-puisi yang Iqbal ciptakan mampu memberikan pengalaman estetis dan tentu saja dapat di analisa aspek estetika yang tersirat melalui puisi-puisinya.
Pengalaman estetik yang timbul tersebut dalam puisi Iqbal merupakan hasil perjuangan Sang Pribadi yang terpelihara oleh hasrat dan cinta yang menyerap tenaga Tuhan sehingga mewarnai dirinya dengan warna Tuhan. Perjuangan Sang pribadi untuk menaikkan derajatnya lebih tinggi inilah yang merupakan ekspresi keindahan. Melalui analisa tersebut, ditemukan sebuah pengalaman religius yang timbul dari sebuah pengalaman estetik.

Basically, poem is represent a masterpiece write which have own meaning. That poem stick with buttonhole personality of writer, so in generally that poem usually present what empirical view of writer and almost sosio-historical condition of writer. Muhammad Iqbal?s poem besides loaded will order nationality, there are also order moral capable to be laid open. Of course with religion guidance, namely loaded poems of religious message.
Poems of Muhammad Iqbal, if we analyse in deeper, representing philosophy of Iqbal circumstantial, it is human being philosophy in epistemologic and aesthethic in axiology. Beauty is almost tight with aesthethics if we definied by charactheristic word. Beauty in poems of art work is practical analysis, so in expansion of poems which Iqbal create can give aesthetic experience and of course earn between the line esthetics aspect analysis from his poems.
That aesthetic experience is the result of struggle The Person look after by absorbent love and ambition of God energy so that colour they self with God colour. Struggle of The person to boost up higher degree is represent expression of beauty. From this analysed, we can found a religion experience arising out from aesthethic experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Fitria Azhar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimanakah nilai-nilai estetika yang terdapat dalam Taman Jepang, khususnya dalam Taman Karesansui.Pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif analitis, yaitu melalui studi kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang relevan terhadap penelitian dan kemudian dianalisa.Sedangkan teori yang digunakan dalam bab analisis adalah teori Estetika wabi dan sabi, dan teori Estetika Zen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam taman karesansui terkandung nilai-nilai estetika wabi dan sabi, serta nilai-nilai estetika Zen yang sama-sama ditunjukkan melalui ciri-ciri seperti sederhana, alami, asimetris, tenang, memiliki makna yang dalam, dan mencerminkan adanya esensi waktu.

The Study_s objective is to analyze the aesthetic values found in the art of Japanese Garden, especially in karesansui garden. This study used analytical descriptive method based on literature approach to collect, describe, and analyze data relevant to the objective. Theories used for this analysis are aesthetic theory of wabi and sabi in addition to the Zen aesthetic theory. Conclusion of the analysis shows that in karesansui garden, contains wabi and sabi aesthetic values also the aesthetic values of Zen which both represent the beauty of simplicity, naturalness, asymmetry, tranquility, deep reserve, and the essence of time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Akomadin
"Skripsi ini membahas tentang estetika sebagai logika, menurut pemikiran filsuf minor Jerman yaitu, Alexander Gottlieb Baumgarten. Ia memperkenalkan sebuah konsep yang bernama _Estetika_. Di dalam pemikirannnya, Baumgarten menggunakan puisi sebagai alat untuk menganalisa keindahan. Dalam hal ini pula, filsuf ini mencoba mempersoalkan dunia inderawi (sense) dan dampaknya pada pikiran. Baumgarten melihat akan adanya persepsi inderawi yang berkembang dari pengalaman merasakan keindahan yang merupakan aktivitas mental pada manusia dan istilah estetika lah yang ia gunakan untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan inderawi"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16074
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Salsabilla Cavalera Priatna
"Artikel ini berfokus pada studi tentang filsafat fashion dan kaitannya pada penandaan estetis. Persoalan fashion yang terkait dengan penyebaran, kebaruan dan selera memunculkan tandatanda yang saling berelasi di dalamnya. Dari setiap tanda-tanda tersebut ternyata ditemukan satu kata yang menjadi pusat dari semua itu, yakni “keren”. Dalam tulisan ini, saya menunjukkan bahwa kata keren tidaklah muncul dengan sendirinya, keren dalam fashion adalah keren sebagai penandaan estetis. Hal inilah yang kemudian membuat fashion penting bagi filsafat, sebab fashion memunculkan keren sebagai salah satu faktor realisasi diri. Sehingga untuk membuktikan hal tersebut, saya menggunakan pendekatan semiosphere dari Yuri Lotman untuk membaca teori fashion menurut Lars Svendsen. Analisis fashion dengan menggunakan relasi-relasi yang terkait di segala bidang seperti bahasa, seni, tubuh dan konsumsi telah mengungkapkan bahwa keren ternyata telah melampaui maknanya dari hanya sekedar menjadi bahasa.

This article focuses on the study of the philosophy of fashion and its relation to aesthetic marking. Fashion issues related to the spread, novelty and taste bring out the signs that are interrelated in it. From each of these signs, one word was found that became the center of it all, namely "cool". In this paper, I show that the word cool does not appear by itself, cool in fashion is cool as an aesthetic signifier. This is what makes fashion important for philosophy because fashion creates coolness as a factor in self-realization. To prove this point, I use Yuri Lotman's semiosphere approach to read Lars Svendsen's fashion theory. Fashion analysis using related relationships in all fields such as language, art, body, and consumption has revealed that cool has actually gone beyond its meaning from just being a language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Fakultas Seni Rupa & Desain ITB
050 JSR 1 (1995) (2)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rostiyati
"ABSTRAK
Seni bajidoran Ujang Lanay adalah salah satu kesenian rakyat asal Kecamatan Ciranggon Kabupaten Karawang. Meskipun gempuran globalisasi dan kebudayaan asing sangat kuat menerpa dan mempengaruhi kebudayaan tradisional, namun seni ini tetap eksis dan disukai masyarakat Karawang terutama di pedesaan. Secara estetika, seni bajidoran memiliki keindahan tersendiri, dilihat dari wujud, bobot, dan penampilan. Seni bajidoran menjadi identitas Karawang, karena sudah memberi makna dan menjadu salah satu adat masyarakat Karawang. Bajidoran juga menjadi sistem sosial masyarakat Karawang, suatu sistem yang menjadi kolektivitas milik masyarakat dan berperan sebagai struktur relasi dalam masyarakat tersebut. Tujuan dalam kajian ini, ingin mengungkapkan nilai estetika apa yang terdapat dalam seni bajidoran dan bagaimana seni bajidoran menjadi identitas masyarakat Karawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat etnografis terbatas, karena seni tari tidak lepas dari konteks sosiologis, psikologis, antropologis yang mendeskripsikan keseluruhan posisi tari di dalamnya. Adapun pengambilan data melalui observasi, wawancara mendalam pada informan dan studi pustaka serta pengambilan gambar melalui fot0"
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Warman Adhi Sanjaya
"ABSTRACT
Penelitian ini mengenai karya komposisi "Curik-Curik" yang diaransemen menggunakan pendekatan jazz hibrida bergenre swing. Komposisi curik -curik hasil aransemen Ida Bagus Gustu Brahmanta menggunakan 3 instrumen antara lain rindik, drumset & contra bass. Ketiga instrumen ini cara penggarapannya dilakukan menggunakan pendekatan
instrument rindik yang berasal dari bali dicampurkan dengan instrumen contra bass dan drum yang berasal dari Barat. Hal ini cukup menarik karena proses hibridasi pada akhirnya mampu menyatukan dua budaya musik yang berbeda karena kemampuan para pemainnya yang memiliki pengalaman dan skill yang tinggi. "Curik-Curik" adalah lagu yang digunakan dalam permainan anak tradisional Bali. Secara kontekstual komposisi "Curik-Curik" adalah mempresentasikan revitalisasi budaya
memalalui kerja kreatif seniman sehingga dengan diciptakannya karya ini maka lahirlah berbagai karya baru dan kekinian sesuai dengan nafas jaman. Melalui estetika struktur ritme setidaknya diketahui bahwa karya ini lebih menonjolkan permainan pola ritme sehingga semua instrumen
difungsikan sebagai rhythm section. Akan tetapi pada sisi yang lain seluruh instrumen juga bisa difungslkan sebagai solois dimana setiap pemain contra bass menonjolkan ketrampilannya sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif analitik."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manu J. Widyaseputra
"Lampahan Tumurunipun Taman Maerakaca memuat naratif tentang peristiwa utpatti (kelahiran) Srikandi dan Trusthajumena. Peristiwa itu mempunyai peran yang sangat penting dalam viracarita Mahabharata dalam tradisi wayang Yogjakarta, karena pada saat yang bersamaan terjadi peristiwa-peristiwa ilahiah yang kelak sangat menentukan keberadaan Pandhava dalam menghadapi Kaurava di Kuruk?etra. Apabila ditelusuri sampai ke viracarita Mahabharata Asia Selatan, dapat diketahui bahwa peristiwa kelahiran itu merupakan adaptasi dan transformasi dari peristiwa yang sama, yang terdapat dalam viracarita karya Krsna Dvaipayana Vyasa. Dalam Tradisi Wayang Yogjakarta juga dikenal kisah kelahiran Sikhandi, yang disebut Srikandhi, dan kelahiran Dhrstadyumna, yang disebut Trusthajumena. Namun, peristiwa utpatti kedua tokoh itu dalam tradisi Mahabharata Sansekerta mengalami proses adaptasi dan transformasi ke dalam Tradisi Wayang Yogyakarta. Peristiwa utpatti Srikandhi dan Trusthajumena dapat dijumpai dalam Lampahan Tumurunipun Taman Maerakaca. Dalam lampahan ini peristiwa utpatti Srikandhi dan Trusthajumena berlangsung pada saat yang bersamaan, berlainan dengan yang terdapat dalam tradisi Mahabharata Sansekerta. Lampahan Tumurunipun Taman Maerakaca yang akan dibahas pada kesempatan ini didasarkan pada sebuah naskah, yakni Mahabarata Ngayogyakarta IV yang digubah oleh Kangjeng Raden Tumenggung Brangtakusuma. Lampahan Tumurunipun Taman Maerakaca ini terdapat dalam jilid IV Mahabarata Ngayogyakarta tersebut. Lampahan Tumurunipun Taman Maerakaca ini akan dibahas berdasarkan teori estetika Sansekerta yang disusun oleh Bhamaha dalam Kavyalamkara, Dandin dalam Kavyadarsa, dan juga Bharata dalam Natyasastra."
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012
090 JMN 3:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>