Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irin Setiowati Bustarini
"Pendapat Trudgill di atas mengungkapkan bahwa bahasa seseorang selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan besar-kecil dari cara berbicara atau bahasa orang lain, dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Hal ini disebabkan karena bahasa digunakan oleh penuturnya untuk berinteraksi di dalam lingkungannya. Oleh karena itu bahasa tersebut harus sesuai dengaxr norma dan kaidah yang berlaku di dalam masyarakat penuturnya. Variasi bahasa tidak hanya timbul karena faktor-faktor sosial seperti diungkapkan di atas, tetapi juga bergantung pada konteks sosialnya, seperti situasi. tempat, konteks pembicaraan dan juga peran dan status pembicara di dalam percakapan tersebut (Trudgill, 1983a:100-102). Contoh yang baik dari pengaruh konteks sosial terhadap variasi bahasa seseorang dapat terlihat pada penggunaan kata sapaan, karena penggunaan kata sapaan selain tergantung pada latar belakang sosial penuturnya, tergantung pula pada konteks sosial pertuturan terutama perbedaan status dan keintiman di antara pembicaranya. Karena itu di dalam skripsi ini saya akan meneliti perbedaan penggunaan kata sapaan di dalam suatu karya sastra dan kaitannya dengan latar belakang sosial dan hubungan sosial penuturnya. Roman karya Heinrich Mann Der Untertan, saya pilih sebagai bahan penelitian karena roman tersebut sengaja ditulis oleh pengarangnya untuk menggamba.rkan latar sosial zaman kekaisaran Wilhelm II, sehingga buku tersebut dijuluki sebagai Bibel des Wilhelminischen Zeitatteas (Mann, 1986:1)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Harnowo
"Kekalahan total Jarman dalam Perang Dunia II (1939-1945) telah mengakibatkan penderitaan bagi rakyatnya, baik secara fisik maupun mental. Terutama sekali dialami oleh para serdadu yang kembali ke tanah airnya. Sebagian besar dari mereka pulang dengan cacad jasmani ataupun rohani. Kepulangan mereka tidak disambut sebagaimana layaknya pahlawan yang kembali dari medan juang, dan mereka tidak mampu lagi menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat saat itu. Kehidupan mereka menjadi kacau, baik secara material, moral, dan agama. Kehancuranlah yang mereka dapatkan dari perang. Heinrich Bo11, seorang sastrawan, menuangkan masalah tersebut dalam romannya Lind sagte heir einziges Wort. Roman Und sagte kein einziges wort ini menceritakan dengan jelas masalah yang dihadapi masyarakat Jerman pada tahun-tahun awal sesudah berakhirnya Perang Dunia II melalui penokohan pasangan Fred dan Kate Bogner. Heinrich Boll menggambarkan pasangan itu sebagai korban perang. Kehancuran yang mereka alami akibat perang ternyata me_rembet pada kehancuran kehidupan mereka dalam masyarakat, bahkan nyaris pula menghancurkan kelangsungan rumah tang_ga mereka. Gereja dalam hal ini telah mengambil peran dengan menyadarkan mereka kembali untuk membangun kehidupan baru dari titik awal lagi. Roman yang sarat dengan pandangan dan cita-cita sang Pengarang ini, pada prinsipnya ingin menyampaikan pesan kepada generasi yang tidak mengalami perang, agar menjadi orang-orang yang membenci perang, dan menghindari segala bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketegangan, serta mengakibatkan perang, karena perang tidak hanya berhubungan dengan masalah-masalah politik dan teritorial saja, tetapi menyangkut pula masalah moral dan agama yang akibatnya dapat menghancurkan umat manusia itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnawati
"In this thesis, Ingeborg Bachmann's works Undine geht and Der gute Gott von Manhattan are analyzed based on the discourse analysis theory of Michel Foucault in order to reveal the discourse german Women's image in the year fifties that is combined within the texts. Moreover, this thesis is also aimed to find out whether both of Bachmann's texts speak about the same discourse of gennan Women's image in the year fifties as what was proliferated at that historical period or speak about the other and different one. To reveal this the writer need to compare the texts with some non-literature texts that also emerged at the same historical period. The final result of the analysis will determine whether the two texts are Gegendiskurs or..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endries Juliawati
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan makna kematian dalam tiga cerita pendek karya Thomas Mann berdasarkan psikoanalisa Sigmund Freud. Teori yang digunakan untuk meneliti ketiga cerita pendek ini adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud, khususnya teori mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap ketiga cerita pendek karya Thomas Mann ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga cerita itu mengandung elemen-elemen teori Freud mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Elemen yang sangat dominan dalam ketiga cerita pendek itu adalah naluri kematian (Thanatos). kematian mempunyai makna yang penting dalam ketiga cerita tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Kariawati
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa perang dapat menghancurkan moral masyarakat dan di samping itu pula saya ingin menghimbau masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya untuk menghindari perang dan menciptakan perdamaian. Karya yang dibahas dalam skripsi ini adalah Auf der Flucht, Das Begraebnis, Die Rueckkehr dan Man sollte dagegen sein. Penelitian yang saya pakai dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Perang dunia kedua yang terjadi di Jerman pada tahun 1939-1945 tidak hanya menyebabkan kehancuran fisik saja tetapi juga kehancuran moral masyarakatnya. Penderitaan dan kemiskinan yang diakibatkan oleh perang menyebabkan masyarakat menjadi egois,tidak mempunyai rasa kemanusiaan dan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri, orang lain, bahkan kepada Tuhan YME. Tema-tema kehancuran moral ini terlihat di dalam keempat cerpen yang telah disebutkan sebelumnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Dwi Kartika
"ABSTRAK
Pertentangan tajam yang tak terdamaikan antara pengarang dan para pembaca pada umumnya menarik perhatian penulis. Menurut pengarang, penulisan roman ini dimaksudkan untuk memberikan penyembuhan terhadap penyakit jamannya; sedangkan menurut pembaca, roman ini menceritakan krisis hidup seorang lelaki tengah umur dan bahkan dinilai sangat berbahaya karena berisi penolakan terhadap nilai kehidupan yang ada. Dari penelitian yang penulis lakukan, terlihat jelas benang merah roman ini, yakni bahwa di balik keliaran, kebrutalan dan ketidak_menentuan sikap hidup Haller tesirat pemikiran Hesse tentang bagaimana seseorang harus menghadapi realita dan dirinya sendiri. Berdasarkan semua itu, manusia idaman Hermann Hesse menjadi pusat penelitian dalam rangka menempatkan karya ini pada tingkat yang seharusnya.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan bahwa roman ini bermaksud positif, yang akan mengungkapkan bagaimana seorang manusia modern harus bersikap di tengah-tengah kehidupan yang sulit dimengerti dirinya dan dapat memberikan makna bagi hidupnya. Hal ini penting kita ketahui karena tak lama lagi kita, bangsa Indonesia, akan memasuki era lepas landas yang berarti gejala yang patologis seperti itu tidak mustahil muncul pula di sini.
Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik sangat penting karena roman ini sulit dipahami, yang mencakup pendekatan historis Jerman dan pribadi Hesse sendiri, khususnya di bidang pemikirannya; pendekatan fiiosofis untuk menilai lebih ianjut kemampuan roman ini sebagai penyembuhan terhadap penyakit zamannya. Pendekatan intrinsik digunakan untuk membuktikan kebenaran adanya model seorang manusia yang diidamkan Hesse yang mengungkapkan ajaran hidup yang disampaikan pengarang.
Hasil penelitian menunjukkan strategi bercerita Hesse telah menyesatkan pembacanya. Sebagai model penyembuhan atas suatu penyakit, gaya demikian ini tepat, yaitu mengemukakan kekacauan diri Harry Haller dan kemudian mengadakan pengobatan secara terapi. Usaha penyembuhan dan pencapaian manusia idaman terlihat melalui dua fase kehidupan Harry Haller; fase I tentang kekacauan diri Haller; fase II tentang proses pencapaian manusia idaman dan penyembuhan diri manusia itu sendiri.

"
1989
S14643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawati
"Penulisan skripsi ini bertujuan hendak membuktikan bahwa Die Judenbuche karya Annette von Droste-Hulshoff adalah sebuah karya sastra beraliran Biedermeier yang berbeda dengan karya-karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan intrinsik dan biografis. Hasilnya menunjukan bahwa dilihat dari segi kuantitas unsur Romantik dalam Die Judenbuche sangat menonjol. Hampir semua unsur Romantik terdapat di dalamnya. Begitu pula bila dilihat dari sudut kualitas, unsur Romantik, maksudnya di sini adalah peristiwa mistik, memegang peranan yang sangat penting. Tanpa peristiwa mistik cerita dalam Die Judenbuche tidak dapat dimengerti. Dapat disimpulkan, Die Judenbuche adalah sebuah karya beraliran Biedermeier yang berbeda dengan karya-karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya. Karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya mempunyai unsur Realisme, sedangkan Die Judenbuche mempunyai unsur utama Romantik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitaresmi S. Soekanto
"Skripsi ini berisikan analisis alur dan amanat dalam empat buah cerpen Marie Luise Kaschnitz dari kumpulan cerpennya yang pertama: Lange Schatten. Dari perbandingan hasil analisis alur keempat cerpen tersebut terlihat adanya kesamaan dalam banyak hal. Hampir semua cerpen tersebut ternyata memakai paduan jenis alur tunggal, erat, dan menanjak. Ternyata apabila diteliti lebih jauh, kesamaan dalam jenis alur tersebut berkaitan dengan kualitas sebuah cerpen yang baik. Sesuai dengan kepadatan, keeratan, dan pemusatan pada satu kejadian terpenting, yang menjadi ciri dan tuntutan bagi sebuah cerpen yang baik, jenis alur tunggal, erat, dan menanjak memang sangat dibutuhkan. Dari hasil analisis amanat dalam bab 4 terlihat bahwa keempat cerpen Kaschnitz tersebut tidak saja unggul dari segi teknisnya, melainkan juga dari segi isi ataupun kedalaman maknanya. Cerpen-cerpennya menawarkan suatu kebenaran universal yang hakiki pada kita dan bahwa bergesernya manusia dari fitrah penciptaannya yang hakiki hanya akan membawanya pada kekandasan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
"ABSTRAK
Dunia telah dilanda perang hebat dua kali, yang berawal dari benua Eropa dan menyeret banyak negara. Perang dunia I berlangsung antara tahun 1914 sampai dengan tahun 1918, yang disusul 25 tahun kemudian (1939-1945) dan meletus untuk kedua kalinya. Perang ini lebih dahsyat bila dibandingkan dengan yang pertama karena tiap negara diperlengkapi dengan senjata perang yang makin modern. Di sini yang menjadi pokok pembahasan penulis di dalam skripsi ini adalah sajak-sajak Perang Dunia I (1914-1918).

"
1989
S14731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Tjahjandari
"Pembahasan mengenai keterkekangan Ellen (tokoh utama) seorang anak keturunan Yahudi di masa Nazi berkuasa di Jerman dan harapannya akan kebebasan. Tujuannya adalahnya menunjukkan bahwa harapan memberikan suatu kekuatan atau motivasi bagi seseorang untuk dapat bertahan di suatu keadaan yang buruk. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap roman ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa harapan Ellen akan kebebasan telah membuat Ellen tidak putus asa, bahkan menjelang kematiannya di akhir roman Ellen memiliki hara_pan yang lebih besar dari harapannya semula."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S16177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>