Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginter, Peter M.
Abstrak :
A comprehensive guide to effective strategic management of health care organizations. Strategic Management of Health Care Organizations provides essential guidance for leading health care organizations through strategic management. This structured approach to strategic management examines the processes of strategic thinking, consensus building and documentation of that thinking into a strategic plan, and creating and maintaining strategic momentum all essential for coping with the rapidly evolving health care industry. Strategic Management of Health Care Organizations fully explains how strategic managers must become strategic thinkers with the ability to evaluate a changing industry, analyze data, question assumptions, and develop new ideas. The book guides readers through the strategic planning process demonstrating how to incorporate strategic thinking and create and document a clear and coherent plan of action. In addition, the all-important processes of creating and maintaining the strategic momentum of the organization are fully described. Finally, the text demonstrates how strategic managers in carrying out the strategic plan, must evaluate its success, learn more about what works, and incorporate new strategic thinking into operations and subsequent planning. This strategic management approach has become the de facto standard for health care management as leadership and strategic management are more critical than ever in coping with an industry in flux. This book provides heath care management students as well as health care administrators with foundational guidance on strategic management concepts and practices, tailored to the unique needs of the health care industry. Included are a clear discussion of health services external analysis, organizational internal analysis, the development of directional strategies, strategy alternative identification and evaluation, and the development and management of implementation strategies providing an informative and insightful resource for anyone in the field. This new eighth edition has been fully updated to reflect new insights into strategic thinking, new methods to conceptualize and document critical environmental issues, practical steps for carrying out each of the strategic management processes, industry and management essentials for strategic thinkers, and new case studies for applying the strategic management processes. More specifically, readers of this edition will be able to: Create a process for developing a strategic plan for a health care organization. Map and analyze external issues, trends, and events in the general environment, the health care system, and the service area. Conduct a comprehensive service area competitor analysis. Perform an internal analysis and determine the competitive advantages and competitive disadvantages. Develop directional strategies. Identify strategic alternatives and make rational strategic decisions for a health care organization. Develop a comprehensive strategy for a health care organization. Create effective value-adding service delivery and support strategies. Translate service delivery and support plans into specific action plans. The health care industrys revolutionary change remains ongoing and organizational success depends on leadership. Strategic management has become the single clearest manifestation of effective leadership of health care organizations and the strategic management framework strengths are needed now more than ever. The Strategic Management of Health Care Organizations provides comprehensive guidance and up-to-date practices to help leaders keep their organizations on track
New York: Wiley, Hoboken, NJ., 2018
362.106 8 GIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Samuel
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini perizinan sarana dan tenaga kesehatan diambil alih oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), maka Suku Dinas Kesehatan tidak lagi bertugas dalam memberikan izin baik sarana maupun tenaga kesehatan. Suku Dinas Kesehatan lebih fokus kepada urusan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana pelayanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan mutu sarana dan tenaga kesehatan yang telah memenuhi persyaratan. Atas peran inilah maka perlu adanya kesempatan bagi calon apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk melihat langsung ke lapangan serta melakukan praktik kerja supaya dapat memahami tugas dan fungsi Suku Dinas Kesehatan dan peran apoteker sendiri. Praktek kerja profesi apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat dilaksanakan pada Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK). Kegiatan selama PKPA terbagi sesuai dengan seksi yang ada di SKD yaitu kegiatan terkait tenaga kesehatan, kegiatan terkait standarisasi mutu kesehatan, dan kegiatan terkait farmasi, makanan dan minuman. Setelah mengikuti PKPA, calon apoteker mengetahui tugas dan fungsi Suku Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat dan fungsi apoteker di Suku Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan dan merencanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khusus instalasi farmasi atau apotek dan sesama apoteker. Selain itu, calon apoteker telah melihat bahwa Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat telah melakukan proses pengelolaan persediaan obat dan alat kesehatan dengan baik
ABSTRACT
Nowadays, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) took over the licensing for health workers and health facilities from the Health Department. Health Department focused on developing, supervising, and controlling the workers and the facilities. The purpose was to keep the quality of facilities and workers. For this reason, pharmacist student needed an experience to see how the Health Department worked and understood pharmacist role there through internship. The internship done at Health Resource Department according to the section which were health workers, quality standardization, and pharmacy, food and drinks. As the result of the internship, pharmacist student understood the role of Health department was doing some activity of developing the public health and pharmacist role in Health Department was doing and planning the activity of developing, supervising, and controlling of health facilities and health workers. Then, pharmacist student also had seen how Health Department of West Jakarta already did medicine and medical devices management in a good way.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Garcia-Fontes, Walter
Abstrak :
Los incentivos para la innovación son especialmente relevantes en el sector farmacéutico, en el que no todas las necesidades sociales proporcionan las mismas oportunidades de beneficio y en el que la mayoría de los países de la OCDE intentan aplicar diferentes medidas que fomenten la investigación en estos campos que generan menos beneficios. La falta de incentivos para la innovación resulta especialmente dramática si tenemos en cuenta las enfermedades que afectan principalmente a países de renta baja, y también las enfermedades que afectan a grupos pequeños de pacientes.
Madrid: [, Springer Healthcare], 2012
e20410788
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Uphold, Constance R.
Abstrak :
Buku yang berjudul "Clinical guidelines in adult health" ini ditulis oleh Constance R. Uphold and Mary Virginia Graham. Buku ini merupakan buku panduan mengenai kesehatan orang dewasa.
Florida: Barmarrae Books, 1999
R 613.043 4 UPH c II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Modeste, Naomi N.
Abstrak :
Buku yang berjudul "Dictionary of public health promotion and education : Terms and concepts" ini ditulis oleh Naomi N. Modeste. Buku ini merupakan sebuah kamus tentang kosa kata kesehatan.
Thousand Oaks: Sage Publications, 1996
R 613.03 MOD d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Yoganingrum
Abstrak :
Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan adalah upaya untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia. Tetapi pemetaan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia belum dilakukan, sehingga penelitian yang telah dilakukan tidak dapat dinilai apakah telah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah dirumuskan sebelumnya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencoba mengembangkan dan mengaplikasikan metode bibliometrik untuk membuat peta ilmu pengetahuan. Metoda tersebut mengkaji puluhan bahkan ratusan dokumen penelitian, sehingga memerlukan perangkat lunak untuk membantu analisis dan mengeluarkan hasilnya yaitu berupa peta dan grafik. Tujuan dari tesis ini adalah mengembangkan sistem yang dapat menganalisis ilmu kesehatan masyarakat secara bibliometrik dan menampilkan hasil analisis dalam bentuk peta dan grafik. Tesis menggunakan metodelogi pendekatan sistem yaitu dengan melakukan analisis dan perancangan prototype. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendaiam terhadap informan-informan kunci dan kajian pustaka. Sedangkan analisis data dilakukan dengan cara analisis isi (content analysis). Pengembangan sistem menghasilkan aplikasi basis data yang dapat menganalisis dokumen penelitian secara otomatis dengan tehnik co-word dan analisis produktivitas subjek, penulis, instansi penelitian dan kategori penulis. Output dari sistem adalah berupa peta ilmu kesehatan masyarakat secara dan grafik produktivitas. Kesimpulan dari tesis adalah sistem mampu menganalisis dokumen penelitian dengan tehnik co-word dan menampilkan hasil analisis berupa peta KIDS. Selain itu sistem juga mampu menghitung produktivitas dan menampilkan hasilnya berupa grafik produktivitas. Disarankan pengembangan dan peningkatkan kemampuan sistem selanjutnya. Daftar bacaan: 43(1983-2003)
Development of System for Mapping on Public Health in Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Research and development on health is an effort to solve the problems in Indonesia. However mapping on public health has not been done yet, therefore the previously researches could not be valued. It is best for the researches be suitable with the program that has been drafted before. Indonesian Institute of Sciences (LIPI) has been trying to develop and apply the bibliometrics to map the science. Those methods are using numbers of research document so need a database application to support the analysis and give the result of a map and graphic. This thesis purposes to develop a system that have capable to analysis the research documents using bibliometrics and to display the result as a map and graphic. The methodology is the system approach by doing analysis and design a prototype. Data is collected through in-depth interview of key informants and literature study, and then the data is analyzed by content analysis. This thesis yields a database application that has capable to analyze the research documents on Public Health using bibliometrics automatically. The outputs of the database application are a map by using co-word techniques and graphics of productivity. The conclusions are the database application could display a map with co-word techniques and graphics of productivity. To develop and gain the capable of the database application are the suggestion. References: 43 (1983-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Razak
Abstrak :
Suatu studi tentang demand terhadap berbagai sumber pelayanan kesehatan dilakukan di Kotamadya Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Penelitian ini mencakup 300 rumah tangga masyarakat pantai tipe nelayan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari - Maret 1940. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap berbagai sumber pelayanan kesehatan, yaitu pengobatan sendiri, dukun tradisional, paramedis, dan medis. Tujuan lainnya adalah mengukur kemampuan bayar (ability to pay) terhadap pelayanan kesehatan, dan menganalisa kemungkinan pengembangan Dana Sehat pada masyarakat pantai tipe nelayan. Beberapa faktor yang ditelaah dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan, preferensi, pendapatan, harga pelayanan/pengobatan, jarak, dan kebutuhan terhada pelayanan kesehatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa hanya "preferensi" yang berpengaruh sangat kuat dengan demand terhadap pelayanan kesehatan. Harga pelayanan/pengobatan berpengaruh secara terbatas dengan demand pelayanan medis. Penelitian ini juga mengungkapkan, masih rendahnya kemampuan bayar masyarakat pantai terhadap pelayanan kesehatan. Meskipun demikian, potensi pengembangan Dana Sehat pada masyarakat pantai tipe nelayan memberikan gambaran yang cukup cerah di masa datang.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destri Handayani
Abstrak :
Pemerintah Indonesia telah mempunyai komitmen menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin sejak 2 dekade yang lalu. Komitmen tersebut tidak hanya bertujuan untuk mencapai target nasional sebagaimana tercantum dalam GBHN, UUD, Propenas, dan RPJM tetapi juga berbagai komitmen global yang menuntut perbaikan kondisi kesehatan masyarakat. Model pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin yang dilaksanakan pemerintah telah ditempuh dengan berbagai cara antara lain supply side approach dan demand side approach. Selain itu, model pelayanan dan pembiayaan kesehatan untuk penduduk miskin dapat dilihat dalam dua periode, yaitu periode sebelum krisis moneter (sebelum tahun 1997) dan periode setelah krismon (tahun 1997 ke atas). Berdasarkan tinjauan literatur, terdapat beberapa alasan kenapa pemerintah harus berperan penting dalam pelayanan kesehatan penduduk miskin, yaitu: (1) Kesehatan merupakan suatu hak dasar rakyat; (2) Kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam pembangunan ekonomi, yaitu pada tingkat mikro kesehatan merupakan dasar bagi peningkatan produktivitas kerja dan pada tingkat makro kesehatan merupakan input untuk nienurunkan kemiskinan. Di Indonesia, peran penting pemerintah tersebut ditambah dengan beberapa alasan, yaitu: (1) Pelayanan dasar bagi penduduk miskin adalah perintah konstitusi; (2) Terjadi disparitas status kesehatan; dan (3) Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin. Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin pada waktu yang lalu muncul beberapa permasalahan, antara lain: ketidaktepatan sasaran, jenis pelayanan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, jumlah dana tidak memadai, waktu pemberian tidak tepat, tidak berkesinambungan, dan rendahnya mutu pelayanan yang diberikan. Permasalahan tersebut pada akhirnya berdampak pada rendahnya cakupan program dan pemanfaatan program bantuan pelayanan kesehatan oleh penduduk miskin itu sendiri. Sebagai contoh, berdasarkan data Susenas Tahun 2002, jumlah rumah tangga miskin yang mempunyai kartu sehat di DKI Jakarta hanya sekitar 15,66 persen dari total rumah tangga miskin yang ada. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional sekitar 21,67 persen. Jika dilihat dari segi kemampuan fiskal, seharusnya Pemda DKI Jakarta dapat meningkatkan cakupan program tersebut melebihi angka nasional karena Propinsi DKI Jakarta tergolong mempunyai kemampuan fiskal tinggi. Dibalik rendahnya cakupan pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin, tetapi di Propinsi DKI Jakarta terdapat sekitar 7,42 persen rumah tangga tidak miskin yang mempunyai kartu sehat. Oleh karena itu, dengan melakukan studi kasus di suatu wilayah di Propinsi DKI Jakarta (yaitu Kotamadya Jakarta Timur) penulis tertarik untuk mengetahui mengapa efektivitas program bantuan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk rumah tangga miskin rendah, faktor-faktor apa yang mempengaruhi rumah tangga miskin memanfaatkan program tersebut, dan alternatif kebijakan apa yang dapat diambil guna penyempurnaan program pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin? Data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif yang berasal dari data primer dan sekunder. Untuk mengetahui efektifitas program bantuan pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin digunakan data Susenas tahun 2002 dengan teknik analisis crosstabulasi. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk miskin dalam memanfaatkan program tersebut digunakan teknik analisis Logit Model. Hasil studi menunjukkan bahwa program bantuan pelayanan kesehatan untuk rumah tangga miskin di Kotamadya Jakarta Timur kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Rendahnya cakupan gakin yang mempunyai kartu sehat (18,52%), tetapi sebagian keluarga tidak miskin juga mendapat kartu sehat (7,15%); dan (2) Rendahnya pemanfaatan kartu sehat oleh gakin tersebut untuk berobat ke puskesmas/RS (40%). Rendahnya cakupan rumah tangga miskin yang mendapat kartu sehat tersebut antara lain disebabkan oleh: (1) kurang tepatnya perhitungan jumlah gakin oleh BPS, karena perbedaan dasar perhitungan antara BPS dan program serta kurang akuratnya penggunaan metoda sampel dalam menghitung jumlah gakin yang sesungguhnya; (2) tugas verifikasi dan vaiidasi data gakin di lapangan oleh Tim Desa/Kelurahan kurang berjalan; dan (3) gakin suka berpindah-pindah. Sedangkan rendahnya pemanfaatan kartu sehat untuk memperoleh program bantuan pelayanan kesehatan oleh gakin diantaranya karena terbatasnya jam buka puskesmas, rata-rata antara jam 9 pagi sampai 12 siang. Dari hasil regresi logistik diperoleh kesimpulan bahwa: (1) variabel keramahan dan kehadiran dokter/perawat, informasi penyakit, serta jenis pelayanan mempunyai nubungan yang positif dengan variabel pemanfaatan program oleh gakin dan sebaliknya dengan variabel tingkat pendidikan, waktu administrasi, waktu tunggu pelayanan, dan jarak tempat tinggal gakin ke puskesmas/RS; (2) dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan atau tidak pelayanan kesehatan, gakin lebih mempertimbangkan faktor ekonomi dibandingkan faktor non ekonomi. Hal ini terbukti bahwa faktor kecepatan proses administrasi dan waktu tunggu mendapat pelayanan, serta jarak antara tempat tinggal gakin dengan puskemas atau RS merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi gakin memanfaatkan program bantuan pelayanan kesehatan, sedangkan faktor keramahan dan kehadiran dokter/perawat, informasi penyakit, jenis pelayanan, dan tingkat pendidikan KK gakin tidak signifikan mempengaruhi gakin memanfaatkan program. Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan efektifitas program pelayanan kesehatan, antara lain: (1) Mengevaluasi kembali penghitungan jumlah gakin dan kriteria penentuan gakin yang dikeluarkan oleh BPS Propinsi DKI Jakarta; (2) Pemda perlu menunjuk suatu instansi independen yang khusus bertugas dan bertanggungjawab menentukan siapa gakin tersebut dan memverifikasi datanya secara rutin; (3) Melaksanakan pendataan langsung (bukan perkiraan atau sampling), dan menyelaraskan dasar perhitungan gakin dengan sasaran program untuk mencegah terjadinya bias (contoh: RT, KK, atau penduduk); (4) Memperpanjang jam buka puskesmas atau jam buka puskesmas tetap tetapi diadakan kerjasama dengan klinik-klinik swasta setaraf puskesmas sebagai alternatif bagi Gakin untuk rnendapatkan pelayanan jika ybs sakit dan butuh pelayanan pada saat puskesmas tutup; (5) Waktu tunggu mendapat pelayanan dan proses administrasi harus cepat (<15 menit); (6) Ketersediaan sarana kesehatan yang tersebar merata perlu dipertahankan dan ditingkatkan (di setiap kelurahan terdapat satu puskesmas dan berlokasi di tempat yang dapat diakses gakin dengan mudah dan cepat); (7) Sosialisasi kepada publik tentang subtansi program, kriteria masyarakat yang berhak mendapatkannya, prosedur bagaimana mendapatkannya, serta mekanisme pengaduan masyarakat perlu lebih ditingkatkan; dan (8) Pemberian reward dan punishment kepada RS, puskesmas, tenaga kesehatan, dan instansi lain yang berhasil melaksanakan program pelayanan kesehatan bagi Gakin dengan baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riane Olviyobel Umboh
Abstrak :
ABSTRAK
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati KPLDH adalah program kesehatan dari Pemerintah DKI Jakarta yang sudah direncanakan dan dimulai sejak 2015. Program ini bertujuan untuk mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat. Dalam program ini, tim kesehatan terdiri dari 3 tenaga kerja medis: dokter, bidan dan perawat mengunjungi rumah warga. Selanjutnya, penelitian ini fokus pada salah satu implementasi program yaitu Home Health Promotion berkaitan dengan tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki paradigma sehat terutama masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama. Di antara kecamatan lain yang berada di Jakarta Selatan, secara statistic, kecamatan ini adalah yang paling padat dengan jumlah pendatang tertinggi tinggal di dalamnya. Terlebih lagi, pencapaian program KPLDH di daerah ini adalah yang paling rendah di antara kecamatan yang lain. Jadi, penelitian ini focus untuk menjabarkan implementasi kegiatan Home Health Promotion, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada perencana, pelaksana dan penerima program. Hasil dari penelitian merekomendasikan agar perencana program dapat menambahkan sosialisasi program kepada masyarakat dan memberi pelatihan bagi pelaksana program. Sedangkan untuk pelaksana program agar menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan dan menambahkan fasilitas promosi kesehatan.
ABSTRACT
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati KPLDH is a health program from the Government of DKI Jakarta that has been planned and executed since 2015. It aims to make health access near to the people. In this program, health team consists of 3 medical personnel doctor, midwife and nurse visits people rsquo s home. Furthermore, this research focuses to one of the program rsquo s implementation Home Health Promotion, which related to its activity that aims to educate people to have health paradigm especially people lives in Kebayoran Lama District. Among other districts in South Jakarta, statistically this district is the most densely populated with high numbers of newcomers living in it. Also, the accomplishment of KPLDH program in this district is the lowest among other districts. Hence, this research focus to describe the implementation of Home Health Promotion, and to discover supporting and obstacle factors of the implementation of its activity. This research used qualitative approach. Data collection technique is field observation and in depth interview to the program rsquo s planner, executors and recipients. Result of this research recommends the planner of the program to add some more socialization about the program to the society and to give training to the implementer. While for the program rsquo s implementer, it recommends them to work according to the main assignment and to add more health promotion facilities.
2018
T50636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uluhiyah
Abstrak :
RSUD Pemerintahan Kabupaten Sumedang telah terpapar dengan kebijakan PMK dengan nomor 836/MenkesiSICN1/2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Perawat dan Bidan sejak tahun 2006. 1 (satu) orang Perawat sebagai DTOT kabupaten Sumedang serta 7 orang Perawat dan 1 orang Bidan sebagai First Line Manager (FLIVI) di Rumah Sakit mi. Berdasarkan hal tersebut dilakukan peneiitian Evaltzasi Kesiapan Implementasi PlvIK Perawat dan Bidan Di Unit Pelayanan Kesehatan Reproduksi RSUD Pemerintahan Daerah Kabupaten Surnedang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif (kuantifikasi data). Hasil penelitian menunjukan belurn siapnya inaplementasi P/vIK bagi perawat dan bidan di Rumah Sakit ini, karena belum ada SK khusus untuk mengimplementasikan PMK dan belum tersedianya alokasi anggaran khusus mengimplementasikan PMK bagi perawat dan bidan. Dua komponen PMK. yang disuswi berbeda yaitu: Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bentuk Standar Asuhan Keperawatan (SAIC) dan uraian tu.gas perawat clan bidan berdasarkan kedudukan dalam struktur Rumah Sakit. Sementam 3 komponen lain yaitu: indikator kinetja, D.R.K serta monitoring dan evaluasi belum ada. Hasil evaluasi kinelja dari 31 orang perawat dan bidan di unit pclayanan kesehatan reproduksi Rumah Sakit ini, keadilan transparansi dalam penilaian kinerja di institusi tempat keija ditemukan kurang puas sebanyak 23 orang (74,2%). Disarankan pemegang komitmen dan pengambil keputusan untuk memberikan Support Sistem dan kebijakan dalam mengimplementasikan pengembangan manajemen kinelja bagi perawat dan bidan, 5 komponen PMK disusun dan dimplementasikan secara utuh untuk meniugkatkan kinexja perawat dan bidan khususnya dan mcningkatkan mutu pclayanan di Rumah Sakit ini pada umumnya. ......Sumedang District Govemment Hospital has been exposed by policy of Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) with the number of 836/Menlces/SK/VI!2005 about Pedoman Pengembangan Mamjemen Kinerja (PMK) Perawa: dan Bidan and there is a nurse as District Trainee of Trainer (DTOT) of Sumedang and 7 nurses and a midwife as First Line Manager (FLM) in this Hospital since 2006. The research of evaluation of implementation readiness nurses and midwives in Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) in Reproductive Health Care Unit at Sumedang District Government Hospital 2010 based on the statement below. This research use qualitative and quantitative methods. The result shows the Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) policies aren’t ready yet for nurses and midwives in the hospital, because there is no special Decree to implement Clinical Perfomance Development Management Systems (CPDMS) and there is no specific budget allocation for the implementation of CPDMS for nurse and midwife. Two components of CPDMS which were prepared diferentlyz Procedure Operating Standard (POS) in the form of Nursing Care Standards (NCS) and job descriptions of nurses and midwives based on the position in the structure of the Hospital. Meanwhile the three other components, namely: performance indicators, Reflection of Case Discussion and monitoring, and evaluation still pending. The results of evaluating the performance of 31 nurses and midwives in reproductive health services unit. The results of evaluating the performance of 31 nurses and midwives in reproductive health services unit, justice of transparency in the assessment of institutional performance in the workplace found less satisfied as many as 23 people or (74.2). Suggested to holders and decision makers are committed to providing support systems and policies to implement the Perfonnance Management Development for Nurses and Midwives and the five components of CPDMS prepared and fully implemented to improve the performance of nurses and midwives in particular and improve the quality of care in general hospitals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library