Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Sukmawati
"Penelitian ini mengkaji ketimpangan sosial dan ideologi dominan dalam hubungan Jepang-Indonesia yang dilegitimasi melalui tulisan Kanasugi Kenji yang diterbitkan pada laman Kedubes Jepang dan media massa di Indonesia, Kompas. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan adanya ketimpangan sosial dan dominasi ideologi serta strategi yang dilakukan Dubes Jepang Kanasugi Kenji dalam melegitimasi ketimpangan sosial tersebut pada tulisannya tersebut. Penelitian juga mencari jalan keluar dari ketimpangan sosial tersebut. Penelitian menggunakan Teori Analisis Wacana Kritis, Teori Hegemoni yang menekankan ketertundukan intelektual pihak yang terdominasi, serta Teori Ketergantungan yang membahas hubungan antara negara maju dan berkembang. Penelitian menghasilkan kesimpulan yaitu pada tulisan Kanasugi Kenji terdapat wacana ketergantungan Indonesia terhadap Jepang dilakukan oleh ideologi kapitalisme dan imperialisme yang ditunjukkan pada glorifikasi ODA dan keberpihakan penulis pada Omnibus Law. Penulis menggunakan strategi seleksi informasi dengan menonjolkan informasi yang memihak Jepang. Sebagai solusi diperlukan wacana tandingan yang berisikan pentingnya bangsa yang merdeka dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi.

This paper studies social inequality and dominance ideology in relationship between Japan and Indonesia as they are being legitimated by Kanasugi Kenji’s writing as a discourse which published in Japan embassy’s website and Indonesia mass media Kompas. The objectives of this study are to explain the social inequality in discourse, dominance ideology in discourse, the strategy of Kanasugi Kenji to legitimate the dominance power in Indonesia by discourse, and to find a solution for the social inequality.  This study used Critical Discourse Analysis Theory, Hegemony Theory which emphasizes the submission intellectual of dominated party, and Dependency Theory which emphasizes relationship between developed country and developing country. Based on this research, it can be concluded that Indonesia's dependence on Japan is a social inequality that is mystified by the ideology of capitalism and imperialism which is legitimized by glorifying Japanese ODA and the Omnibus Law through the discourse of Kanasugi Kenji's writings. The writer used several strategies in conveying the mystification of dependency, such as selecting information related to Japan. The mystification of dependency can be overcome by creating a counter discourse that provides the essence of moving towards an independent country by mastering science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Burmalis Ilyas
"On January 1, 1999, The Euro was officially launched. The euro's mounting on european and world arena arena has been the most significan event in international monetary sistem as well as inetrnational relkatoions, since the collepa of the bretton wood sistem. certainly the euro will have a far- reaching influence on the us dollar and inetrnational monetary sistem european and wolrd ecnomic political and financial framework and on europe us relations (trnas-atlanticrelation) in particular from a mebium and long term point point of view the introduvction of euro will pose a grave chllenged to the us dollar and have significant impact on europe-usa relations mainlty as follow firstly euro will undermine the supermacy of the us dollar in the financial fileld and take over the mantle of one of the leading internationla reserve currince,revaling the us dollar. secondly, euro ushers in a breakthrough in the world trade framework which is being monopolized by us dollar the euro will come to be new world trade transaction unit thirdly euro will break the monopoly of the us dollar on international bon market. fourthly euro will nible at us vested interest derived from the us dollar and thus affect us economy directly hence,the us will by no mens sit by and watch the us dollar losing its supremacy and give up the position of the us dollar to the euro."
2006
JKWE-II-2-2006-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Agus Yuliartono
"Modernisasi militer China adalah bagian dari kekuatan militer yang terus dikembangkan oleh militer China. Kekuatan militer China ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara, menjaga kepentingan nasional, menjaga sumber-sumber energi dan berfungsi sebagai kekuatan regional. Untuk mencapai tujuan tersebut, China memerlukan strategi militer guna menghadapi kekhawatiran akan persepsi ancaman Cina dengan melakukan diplomasi bahwa China merupakan kekuatan damai, militer China juga aktif dalam peran internasionalnya.
Tesis ini mencoba membahasa strategi militer China dalam terhadap kekuatan hegemoni besar AS dan aliansinya. Dengan memakai pendekatan realis, penulis berusaha memahami strategi pertahanan dan militer China dalam menjaga kepentingan nasionalnya.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analistis melalui penelitian kepustakaan. Kekuatan militer AS yang dominan menebabkan strategi yang digunakan oleh China tidak konfrontatif tetapi bersikap low profile. China juga mengembangkan strategi peaceful rising dalam mengcounter persepsi Ancaman China. Dengan terus menaikan anggaran militernya pertahunnya dan melakukan modernisasi militer China, China dapat menjadi kekuatan regional mengimbangi dominasi pertahanan AS dan aliansinya.

The modernisation of the China military was part of the strength of the military that continued to be developed by the China military. The strength of the China military was aimed to maintain the sovereignty of the country, maintain the national interests, maintain sources of energy and function as the regional strength. To achieve this aim, China needed the military strategy in order to faces the concern would the perception of the Chinese threat by carrying out diplomacy that China was the strength of peace, the China military was also active in his international role.
This thesis tried to explain the China military strategy in towards the strength of big US hegemony and his alliance. By using the realist's approach, the writer tried to understand the defence strategy and the China military in maintaining his national interests.
The research method that was used by the writer was descriptive analistis through the bibliography research. The strength of the US military that was dominant so the strategy that was used by China not confrontational but have an attitude low profile. China also developed the strategy peaceful rising countering the perception of the China Threat. By continue rising the budget of his military every year and carried out the modernisation of the China military, China could become the regional strength matched the domination of the US defence and his alliance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Soegiharti
"Tesis ini membahas tentang SKB Tiga Menteri tentang Ahmadiyah. SKB tiga menteri Ahmadiyah dengan menggunakan teori hegemoni Gramsci. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis dari Norman Flairclough. SKB tiga menteri Ahmadiyah sebagai sebuah teks dianalisis dari aspek kebahasaan, produksi, dan konsumsi serta situasi kontekstual yang ada.
Dari hasil analisis tersesebut dapat disimpulkan bahwa ada proses hegemoni yang terjadi dalam SKB tiga menteri tentang Ahmadiyah. Wacana yang dihegemonikan adalah Ahmadiyah merupakan sebuah kelompok yang menyimpang dari pokok ajaran Islam sehingga harus dilarang melalui SKB tiga menteri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26773
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Elindawati
"Politik kebudayaan merupakan salah satu usaha yang digunakan oleh pemerintah nasional dalam mempromosikan budaya di berbagai negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Italia berusaha mengimplementasikan politik kebudayaannya dengan melihat gastronomi sebagai alat diplomasi atau gastrodiplomasi. Sementara Spanyol juga melakukan hal yang serupa namun dengan alat diplomasi budaya khas Spanyol, yaitu flamenco. Tulisan ini menganalisis alasan Italia dan Spanyol untuk mengimplimentasi politik budaya dengan cara gastrodiplomasi dan flamenco. Serta tulisan juga akan melihat relasi politik kebudaayan dengan dampak positif dari segi ekonomi dengan adanya politik budaya yang diimplementasikan di kedua negara tersebut, yaitu melalui kebijakan gastrodiplomasi dan Spanyol melalui kebijkan flamenco. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah negara integral Hegemoni Gramsci, konsep diplomasi kebudayaan, konsep ekonomi budaya, dan konsep ekonomi kreatif. Metode penelitian yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif. Sementara metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data studi dokumen, yaitu dengan mengumpulkan informasi dan data yang relevan. Sumber data yang digunakan merupakan sumber data sekunder. Sumber data yang dimaksud adalah dokumen resmi atau artikel promosi budaya terkait yang diterbitkan oleh pemerintah Italia dan Spanyol dan data penelitian sebelumnya, seperti jurnal, buku dan laporan resmi dan hasil penelitian. Beberapa sumber seperti berita yang berasal dari media massa maupun media online juga digunakan. Hasil penelitan ini menemukan bahwa kebijakan budaya diimplementasikan oleh berbagai elemen lapis negara, faktor yang terlibat adalah lembaga swadaya masuarakat, media, institusi pendidikan dan pelaku bisnis untuk mempelihatkan hegemoninya. Sementara itu, negara mendapatkan keuntungan ekonomi yang dapat dilihat dari berbagai variabel ekonomi kreatif.

Cultural politics is one of the efforts used by national governments in promoting culture in various countries to achieve their national interests. Italy tries to implement its cultural politics by seeing gastronomy as a diplomatic tool or gastrodiplomacy. Meanwhile, Spain also does similar policy but with a typical Spanish cultural diplomacy tool, namely flamenco. This theses analyzes the reasons for Italy and Spain to implement cultural politics by means of gastrodiplomacy and flamenco. The theses attempts to look at the relation of cultural politics with positive impacts from an economic perspective with the existence of cultural politics implemented in the two countries, namely through gastrodiplomacy policies and Spain through flamenco policies. The theory used in this research is the integral state of Gramsci's Hegemony, the concept of cultural diplomacy, the concept of cultural economy, and the concept of the creative economy. The research method that will be used in this paper is a qualitative research method. Meanwhile, the data collection method used is document study data collection by gathering relevant information and data. The data source used is a secondary data source. The data sources in question are official documents or related cultural promotion articles published by the Italian and Spanish governments and previous research data, such as journals, books and official reports and research results. Several sources such as news from mass media and online media are also used. The results of this study found that cultural policies are implemented by various elements of the state, the factors involved are non-governmental organizations, the media, educational institutions and business people to show cultural hegemony. The state also gains economic benefits that could be seen from various creative economy variables."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adyartika Indrazvari
"Skripsi ini membahas mengenai peran billboard sebagai media propaganda yang pada masa Uni Soviet digunakan sebagai penanaman ideologi komunisme dan pada masa Federasi Rusia salah satunya digunakan sebagai media propaganda dalam upaya hegemoni Barat di Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana billboard sebagai sebuah media propaganda digunakan dalam upaya hegemoni Barat dan apakah ada upaya hegemoni yang direpresentasikan melalui billboard-billboard tersebut. Penelitian ini menggunakan teori hegemoni dari Antonio Gramsci yaitu teori penanaman kekuaasaan melalui perjuangan ideologis dan politis. Hasil penelitian ini adalah terdapat upaya hegemoni Barat di Rusia yang direpresentasikan melalui billboard-billboard produk Barat di Rusia yang dapat dilihat melalui konsumerisme dan lifestyle ala Barat di Rusia pada periode tersebut.

The Focus of this study is about how billboard used as media propaganda in Soviet as the planting of the ideology of communism and used as media propaganda for the efforts of Western hegemony in Russia. The purpose of this study is to describe how billboard as media propaganda used in the efforts of Western hegemony and it can be represented in those billboards. This study uses the theory of Antonio Gramsci about hegemony, planting power through the ideological and political struggle. The result of this research is it can be proved that there are efforts of Western hegemony in Russia that represented through the billboards of Western products in Russia. It can be seen through a Western-style consumerism and Western lifestyle in Russia in that period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14827
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Saraswati Rahmadaty
"Tesis ini membahas dominasi Prancis melalui Pekan Francophonie di negara-negara eks-koloni yaitu Belgia, Swiss dan Luksemburg. Pekan Francophonie merupakan acara kebudayaan dan bahasa tahunan, yang diselenggarakan setiap tahunnya hampir diseluruh dunia oleh negara-negara Francophonie. Berkembanganya konsep francophone dan Francophonie merupakan hasil dari imperialisme Prancis. francophone merujuk pada penutur bahasa Prancis sedangkan Francophonie adalah entitas politik yang terdiri atas negara-negara berbahasa Prancis. Belgia, Swiss dan Luksemburg merupakan eks-koloni Prancis karena pernah menjadi bagian dalam imperialisme Prancis. Saat ini, bahasa Prancis menjadi bahasa resmi kedua di ketiga negara tersebut, dengan jumlah penutur yang signifikan.
Tesis ini menganalisis terbentuknya identitas francophone dan Francophonie serta menelaah unsur hegemoni bahasa Prancis melalui pekan Francophonie sebagai upaya untuk tetap melestarikan bahasa dan kebudayaan Prancis di negara-negara eks-koloni. Teori yang digunakan adalah identitas budaya dan hegemoni. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis hubungan sebab-akibat dengan sumber data kualitatif, sejarah dan perayaan pekan Francophonie diambil dari situs resmi Organisasi Francophonie, Kementerian Luar Negeri Prancis, Institut Français dan situs-situs terkait pekan Francophonie di masing-masing negara. Temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa identitas francophone dan Francophonie yang terbentuk di negara-negara eks-koloni merupakan upaya untuk mempertahakan eksistensi bahasa Prancis akibat dari kepentingan politik. Dominasi Prancis melalui bahasa telah membentuk neo-kolonialisme yaitu hegemoni yang tidak menggunakan kekerasan tetapi dengan pendekatan budaya dan linguistik.

This thesis discusses the dominance of France through Francophonie Week in ex-colony countries namely Belgium, Switzerland and Luxembourg. Francophonie Week is an annual cultural and language event, which is held every year around the world by Francophonie countries. The development of the concept of francophone and Francophonie was the result of French imperialism. Francophone refers to French speakers while Francophonie is a political entity consisting of French-speaking countries. Belgium, Switzerland and Luxembourg are ex-colonies of France because they were once a part of French imperialism. At present, French is the second official language in all three countries, with a significant number of speakers.
This thesis analyzes the formation of francophone and Francophonie identities and examines elements of French hegemony through Francophonie week as an effort to preserve French language and culture in ex-colony countries. The theory used is cultural identity and hegemony. The qualitative method was used with data sources consisting of secondary data obtained from the official website of the Francophonie Organization, the French Ministry of Foreign Affairs, Institute Français and related sites of the Francophonie week in each country. The findings in this study state that the francophone and Francophonie identities formed in ex-colony countries are attempts to maintain the existence of the French language as a result of political interests. French domination through language has shaped neo-colonialism, namely hegemony that does not use violence but with a cultural and linguistic approach.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T55033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khanza Defeorenzia Salsabila
"Tesis sarjana ini difokuskan pada studi supremasi kulit putih sebagai salah satu dari banyak manifestasi hegemonik budaya, yaitu kelas dominan yang berhasil makmur dengan bantuan doktrin yang konstan dan halus dari media yang dikonsumsi masyarakat umum dan tanpa sadar menerima. Studi ini membahas tentang bagaimana franchise film terbesar dan paling menguntungkan dalam sejarah sinematik, Marvel Cinematic Universe, adalah salah satu agen yang bertanggung jawab untuk menyebarkan doktrin supremasi kulit putih dengan cara mereka memilih untuk membingkai ulang poin plot, narasi, dan pilihan casting mereka.

This undergraduate thesis is focused on the study of white supremacy as one of the many hegemonic manifestations of culture, namely the dominant class that prospered with the help of constant and subtle doctrine from the media consumed by the general public and unconsciously accepting. This study discusses how the biggest and most profitable film franchise in cinematic history, the Marvel Cinematic Universe, is one of the agents responsible for spreading the doctrine of white supremacy by the way they choose to reframe their plot points, narratives, and casting choices."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aminah
"Studi ini mempelajari interelasi negara, pasar, dan masyarakat melalui kajian pembangunan BRT-Transjakarta. Penulis tidak bermaksud menguji teori/konsep interelasi negara, pasar, dan masyarakat yang dibangun oleh para teoretisi, tetapi digunakan untuk membantu dalam memahami dinamika interelasi yang berkembang menuju kontestasi dan kolaborasi menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa interelasi negara, pasar, dan masyarakat mengalami pergeseran dari gaya dominasi (state authority) ke gaya pasar (competition). Bergesernya interelasi itu tampak dalam pembangunan BRT-Transjakarta. Negara dikondisikan oleh logika kuasa bisnis yang dilatari oleh kepentingan pemerintah untuk mengontrol operator dalam rangka mewujudkan transportasi berkelanjutan. Ekonomi pasar tidak dapat berjalan tanpa negara yang bertindak sebagai regulator dan penentu kebijakan politik.
Kolaborasi negara dan pasar merupakan preskripsi kebijakan dan jalan keluar yang baik untuk menciptakan transportasi berkelanjutan. Namun, tanpa keterlibatan masyarakat, kolaborasi negara dan pasar/swasta tidak dapat menjadi preskripsi yang dapat diandalkan.
Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan melalui desakannya kepada negara untuk memberikan jaminan pelayanan minimum yang dapat menjadi dasar bagi masyarakat untuk turut mengontrol peran negara secara tepat.
Kesimpulan studi ini adalah BRT-Transjakarta sebagai proyek hegemoni kekuatan pemerintah yang didukung oleh birokrasi untuk mensubordinasi kekuatan operator dan masyarakat. Logika pengelolaan dan pengembangan BRT-Transjakarta merupakan cermin dari menguatnya dominasi negara dalam interelasi dengan pasar dan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari regulasi yang dibuat oleh pemerintah untuk memberi kemudahan bagi dirinya sendiri untuk merealisasi kepentingan ekonomi politik dan budaya. Operator menjadi tersubordinasi karena tidak menjadi pemain bebas, tapi dikendalikan oleh regulasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai representasi dari negara. Semuanya itu menjadi fenomena demi terciptanya transportasi yang berkelanjutan, yang oleh masyarakat dipahami sebagai transportasi yang aman, nyaman, selamat, dan terjangkau. Intervensi negara dalam bentuk pemberian subsidi yang besar, telah menjadikan BRT-Transjakarta sebagai komoditas kolektif yang terus berkembang menjadi sumberdaya ekonomi, politik, dan budaya yang diperebutkan oleh para aktornya.

The study analyzes the interrelation among state, market and society in the development of BRT-Transjakarta. The writer did not intend to examine the theory/ concept of interrelation among state, market and society established by theorists. Rather he employed the theories to help understanding the dynamics of the interrelation which leads to contestation and collaboration using qualitative research methodology.
The results of the study show that the interrelation among state, market, and society experienced a shift from domination style (state authority) to market style (competition).
This is shown by the development of BRT Transjakarta. The state was conditioned by the logic of business power where the local government has the interests in controlling the operator in order to have a sustainable transportation. The market economy cannot function without the existence of the state as the regulator and the political policy maker.
The collaboration or alliance between the state and the private sector is the prescribed policy and a good way out to create a sustainable transportation. However, without the involvement of the society, the alliance between the state and the market/private sector will not be a dependable prescription. The involvement of the society is shown through its demand to the state to provide the minimum guaranteed service which can be the basis for the society to control the role of the state properly.
The study concluded that BRT-Transjakarta as a project that shows the hegemony of government power supported by the bureaucracy to subordinate the power of the operator and the society. The logic of the management and the development of BRT Transjakarta is a reflection of the strengthened domination of the state in its interrelation with the private sector and the civil society. This is reflected by various regulations set by the government to facilitate its economic, political and cultural interests. Operators are subordinated and cannot be free agents because they are controlled by the regulations set by the government as the representative of the state. It is all committed to create a sustainable transportation, which the society perceives as a safe, comfortable, and affordable transportation. The state?s intervention in the form of huge subsidies has made BRT-Transjakarta as a collective commodity which continues to grow to become economic, political and cultural resource that is being contested by its actors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
D1192
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Meisan
"Perkembangan teknologi komunikasi telah memudahkan individu untuk mengekspresikan hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat timur termasuk bidang seks yang biasanya tidak pernah bisa diungkapkan secara gamblang lewat real life.Salah satunya ialah melalui forum online Krucil.net lewat section Adult Corner di dalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan budaya seks yang sudah menghegemoni budaya para pengguna forum online lewat social media. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Critical Discourse Analyis model Norman Fairclough, melalui pendekatan kualitatif, strategi virtual ethnography, dan sifat deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa wacana mengenai seks sudah meluas melampaui ikatan perkawinan dan dikonsumsi serta didistribusikan bersama diruang publik, boleh dikatakan bahwa adanya teknologi social media, seks menjadi hegemoni budaya bagi masyarakat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian mereka.

The raise of communication technology has made it easier for individuals to express things that are considered taboo especially by eastern society, including sex which normally can never be expressed explicitly through real life. One of many media serving it is online forum Krucil.net through its section called Adult Corner.
This study aims to describe the sex culture that has been hegemony in online forum users’ culture through social media. Research carried out by using the method of Critical Discourse Analysis by Norman Fairclough, through a qualitative approach and virtual ethnography strategy. The study found that public discourse on sex has been expanded beyond the bonds of marriage and consumed and distributed together in public spaces. It may be said that because of the existence of social media technology, sex becomes a cultural hegemony for the community and have become part of their daily lives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>