Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harun Tri Joko
"Indikator pengukur tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilihat melalui Human Development Index (HDI) yang dapat mengukur rata-rata pencapaian dimensi dasar berupa derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kemampuan keluarga pada pembangunan manusia. Ketiga faktor penentu HDI tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat.
Masalah Kurang Vitamin A (KVA) merupakan salah satu dan empat masalah gizi utama yang ada di Indonesia. Penanggulangan masalah ini bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga berkaitan dengan upaya memacu pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan berpotensi terhadap peningkatan produktivitas kerja.
Sampai saat ini penggulangan KVA yang paling efektif dan efisien adalah pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi. Strategi penanggulangan ini diberikan kepada sasaran yaitu bayi berumur 6 - 11 bulan, balita berumur 1 - 5 tahun dan Ibu Nifas (Bufas). Berdasarkan laporan tahun 1998/1999, cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada balita masih di bawah 70% (target 80%) dan Bufas masih dibawah 40% (target 100%). Sedangkan pemberian kapsul Vitamin A pada bayi berumur 6 - 11 bulan barn dicanangkan bulan Februari 1999 oleh Menteri Kesehatan RI.
Keadaan di atas menggambarkan dari target yang ditentukan selalu tidak pernah tercapai. Penulis ingin menggali apa sebenarnya penyebab akar masalah kegagalan itu. Pelaksana pemberian kapsul Vitamin A di ujung tombak pelayanan kesehatan adalah petugas puskesmas. Oleh sebab itu penulis ingin menganalisis cakupan program pemberian kapsul Vitamin A yang merupakan studi kasus di Puskesmas Kampung Sawah. Penggalian informasi berupa keterkaitan dengan sumber daya puskesmas yang ada, kepemimpinan kepala puskesmas, imbalan yang diterima, supervisi dari atasan, motivasi kerja dan hubungan kerja di antara petugas puskesmas dan lintas sektoral.
Penunjukan Lokasi penelitian dilakukan secara purposive (non probability) yaitu Puskesmas Kampung Sawah di Kota Bandar Lampung. Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) kepada 4 orang informan yang terdiri dari 3 orang petugas puskesmas yaitu kepala puskesmas, bidan, tenaga gizi dan 1 orang dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung yaitu kepala seksi gizi.
Hasil penelitian menunjukan yaitu (1) Tingkat kinerja petugas puskesmas selama 5 tahun terakhir (dari tahun 1997 - 2001) kurang optimal, haI ini terlihat bahwa realisasi cakupan program pemberian kapsul Vitamin A masih berada di bawah target 80% untuk balita dan 100% untuk bayi dan bufas. (2) Ketersediaan kapsul Vitamin A tidak sesuai dengan kebutuhan, serta pelaksanaan droping tidak sesuai dengan bulan promosi Vitamin A (Pebruari dan Agustus). (3) Imbalan berupa dana operasional pemberian kapsul Vitamin A sangat kecil Rp. 5000,- per kelurahan tidak proporsional, karena tidak menurut jumlah posyandu serta pencairan dana tersebut tidak sesuai dengan jadwal bulan promosi. (4) Rapat koordinasi yang diadakan setiap bulan sekali kurang efektif, karena hasil rapat tidak dibuat notulen rapat yang berfungsi sebagai alat monitoring tindak lanjut rapat tersebut. (5) Pelaksanaan supervisi dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung sebagai alat monitoring kegiatan sangat dirasakan positif, tetapi frekuensi kunjungan perlu ditingkatkan jangan hanya 1 kali dalam setahun serta substansi supervisi harus spesifik dan tajam. (6). Hubungan kerja antar petugas puskesmas terjalin dengan baik karena masing-masing petugas puskesmas atau pemegang program mempunyai kesamaan dalam sasaran pelayanan kesehatan. Beberapa rekomendasi yang penulis dapat kemukakan pada hasil penelitian ini adalah (1) Perlu adanya keterpaduan penatalaksanaan program pemberian kapsul Vitamin A yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (2) Pelaksanaan rapat koordinasi harus tetap dilaksanakan dan dilanjutkan tetapi sebelum rapat dipersiapkan terlebih dahulu agenda rapatnya dan diakhir rapat dirumuskan serta dibuat agenda rapat yang berfungsi sebagai alat monitoring. (3) Imbalan berupa dana harus proporsional dan diupayakan untuk mencari inovasi baru jenis imbalan lain."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Retnoadi
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk peningkatan etos kerja bagi auditor di instansi ABC, sehubungan dengan permasalahan akibat adanya perubahan organisasi yaitu restrukturisasi, reposisi dan redifinisi peran internal auditor. Perubahan ini memunculkan sikap penolakan. Sikap penolakan ini muncul pada beberapa perilaku yang kurang mendukung kelancaran tugas-tugas organisasi antara lain adalah tidak aktif berusaha, masih ingin merdapatkan pelayanan dari orang lain, maupun sangat rendah kinerjanya. Perilaku yang menunjukkan gejala penolakan terhadap perubahan organisasi ini juga nampak pada etos kerja pejabat fungsional auditor di instansi ABC yaitu adanya penurunan beberapa Perilaku kerja yang berdampak pada kurang lancarnya tugas-tugas mereka.
Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuaian rancangan program peningkaran etos kerja ini adalah teori tentang perubahan organisasi, teori tentang etos kerja. teori tentang sikap, dan teori tentang training. Instansi ABC merupakan unit organisasi pengawasan intern pemerintah yang telah melakukan perubahan organisasi yang sangat mendasar, di mana sebelumnya organisasi ini mempunyai kewenangan penuh dari pemerintah dalam menjalankan tugas auditnya, kemudian saat ini penugasan-penugasan itu hanya berdasarkan permintaan dari "klien".
Ketika suatu organisasi niengalami perubahan, maka banyak aspek yang juga dituntut mengalami perubahan, diantaranya adalah mindset atau pola pikir karyawan. Salah satu strategi yang digunakan untuk melakukan intervensi dalam hal ini adalah melalui training. Oleh karena itu adanya perubahan organisasi di instansi ABC ini perlu dilakukan juga perubahan pola pikir auditornva melalui training."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Vidiyanto
"Cara seseorang memandang masa depannya seringkali diistilahkan sebagai orientasi masa depan. Trommsdorff (1983) mendefinisikan orientasi masa depan sebagai fenomena kognisi-motivasional yang kompleks dimana seseorang melakukan antisipasi dan evaluasi terhadap masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Nurmi (1989) membagi orientasi masa depan kedalam 3 proses dasar yakni motivasi (motivation), perencanaan (planning) dan evaluasi (evaluation) yang berinteraksi dengan skemata kognitif' nlengenai tugas perkembangan yang diantisipasi. Proses motivasi mengacu pada apa yang menjadi minat individu di masa depan, sedangkan proses perencanaan mengacu pada bagaimana sescorang merencanakan perwujudan minatnya. Adapun proses evaluasi memfokuskan pada sejauhmana seseorang berharap agar minatnya dapat terwujud.
Remaja merupakan usia dimana seseorang mengalami suatu masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa (Papalia, Olds & Feldman. 2001). Hal ini menjadikan masalah pencarian identitas diri sebagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh setiap remaja. Identitas diri tidak hanya terkait dengan apa yang ada dalam diri seseorang saat ini, tetapi juga berkaitan dengan masa depan seseorang, termasuk harapan, cita-cita dan berbagai rencana untuk mencapai tergetan individu di masa depan (Trommsdorf, 1986). Sebagaimana dikatakan oleh Havighurst (dalam Nurmi. 1994) bahwa keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan menjadi dasar bagi penyelesaian tugas perkembangan sclanjutnya.
Mengingat pentingnya penyusunan orientasi masa depan yang jelas dan realistis bagi remaja, maka modul ini menawarkan sebuah alternatif pelatihan yang bertemakan "Planning Your Future". Pelatihan merupakan kumpulan aktivitas formal atau informal yang dirancang untuk memberikan kontribusi terhadap tingkat pengetahuan, kcterampilan dan sikap peserta pelatihan (Lucas, 1994).
Subyek yang menjadi sasaran dalam pelatihan ini adalah usia remaja akhir. yakni mereka yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Pada penyusunan modul pelatihan ini, analisis kebutuhan dilakukan melalui pemberian kuisioner sebagai metode utama. dan wawancara sebagai metode pelengkap.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk menyadarkan remaja akan pentingnya mempersiapkan masa depan dan membekali mereka dengan pemahaman serta berbagai keterampilan untuk menyusun rencana masa depan yang jelas dan realistis. Tujuan pelatihan ini kemudian diturunkan menjadi sasaran-sasaran yang termanifestasi di dalam setiap sesi pelatihan. Isi pelatihan dirangkum dalam sebuah modal yang terdiri alas 7 sesi. Pelatihan ini nlembutuhkan waktu 2 hari. dimana setiap harinya berlangswig selama 7 - 8 jam. Evaluasi yang akan digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari 2 jenis, yakni evaluasi terhadap program pelatihan dan evaluasi terhadap pemahaman peserta. Kedua macam evaluasi ini akan disajikan dalam bentuk kuisioner.
Sebelum modul pelatihan ini dilaksanakan, sebaiknya diujicobakan terlebih dahulu kepada beberapa remaja untuk melihat apakah program ini sudah efektif untuk membekali mereka dengan kemampuan menyusun orientasi masa depan. Selain itu, ada baiknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan, melalui seminar atau buletin-buletin karena hal ini seringkali menjadi suatu hal yang tidak disadari oleh remaja. Seusai pelatihan sebaiknya ditindaklanjuti dengan pembentukan komunitas. sehingga proses pencapaian terget yang telah dibuat peserta dalam pelatihan dapat terus terpantau.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Mulyaningsih
"Ada empat tujuan yang ingin dilihat dalam penulisan tesis ini. Pertama, untuk melihat apakah ada pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor publik (pendidikan dan kesehatan) terhadap pembangunan manusia. Pembangunan manusia memuat tiga dimensi penting yaitu terkait dengan aspek pemenuhan kebutuhan akan hidup panjang umur (Longevity) dan hidup sehat (healthy life), untuk mendapatkan pengetahuan (the knowlodge) dan mempunyai akses kepada sumberdaya yang bisa memenuhi standar hidup. Dimensi penting tersebut terangkum dalam indeks pembangunan manusia. Kedua, untuk melihat apakah ada pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor publik (pendidikan dan kesehatan) terhadap kemiskinan. Ketiga, melihat apakah ada pengaruh pembangunan manusia terhadap kemiskinan. Empat, mengkaji nilai-nilai Islam dalam mengatasi permasalahan umat yang terkait dengan kemiskinan. Data yang diteliti adalah data panel yang menggabungkan data cross section (data antar propinsi) dan data time series tiga tahunan (tahun 1996, 1999, 2002 dan 2005). Data tersebut diperoleh dari beberapa hasil publikasi BPS, serta data dari APBD masing-masing propinsi. Penelitian ini menggunakan beberapa metode data panel (Pooled Least Square/PLS, metode efek tetap/MET dan metode efek random/MER). Selanjutnya akan dipilih metode yang paling tepat dari ketiganya dengan menggunakan uji Chow, Hausman dan uji LM. Dari ketiga metode yang digunakan tersebut terpilih masing-masing metode untuk menjawab tiga penelitian, yaitu: Pertama, metode PLS merupakan metode terbaik yang digunakan untuk tujuan pertama.
Hasil metode PLS menunjukkan bahwa arah koefisien negatif yang tidak sesuai dengan hipotesis. Artinya, pengeluaran pemerintah di sektor publik (pendidikan dan kesehatan) tidak berpengaruh terhadap pembangunan manusia. Kedua, random efek merupakan metode terbaik untuk tujuan kedua. Penggunaan metode tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah di sektor publik (pendidikan dan kesehatan) tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Gambaran ini menunjukkan bahwa alokasi pengeluaran pemerintah di sektor publik (pendidikan dan kesehatan) masih rendah sehingga sangat sulit untuk bisa meningkatkan pembangunan manusia maupun untuk pengurangan kemiskinan. Terakhir, random efek terpilih menjadi metode terbaik untuk tujuan ketiga. Berdasarkan metode tersebut diketahui bahwa pembangunan manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan. Sementara itu, konsep pembangunan manusia setidaknya sudah mendekati nilai-nilai Islam dalam mengatasi kemiskinan.

This thesis has fourth main purposes to be assessed. Firstly, to examine the impact of the Indonesian government expenditures in public sector (i.e. education and health sectors) to the human development. Secondly, to assess the impact of the Indonesian government expenditures in public sector (i.e. education and health sectors) impact to poverty. And thirdly is to examine the impact of human development to poverty. And the last, is to examine poverty reduction in Islamic values. This study is using panel data from BPS (Indonesia Central Bureau of Statistics) publications and APBD from each province. Panel data is a combination data between cross section and time series data. The cross section data used in this study are the APBD from 33 provinces in Indonesia and the time series data is the 3 yearly data from 1996, 1999, 2002 and 2005. Three panel data methods (Pooled Least Square, Fixed Effect and Random Effect) are used in this study. The best method from those three methods will be chosen using Chow, Hausman and LM tests.
From those three methods this study finds the best method for each purpose. First, Pooled Least Square method is the best method to purpose number one. It proves that there is negative correlation between the government expenditures and human development. It means that the government expenditures in sector public (education and health sectors) will not give the same impact on the human development. This result is contrary with the thesis hypothesis. Second, Random Effect method is the best method to purpose number two. It also shows the government expenditures in sector public (education and health sectors) will not give the same impact on poverty. The government expenditures in education and health sectors are still low so it cannot give significant impact to boost human development and diminish poverty. And the last, Random Effect method is the best method to purpose number three. It gives positive result in which it proves that human development will give significant impact to reduce poverty. Concept of the human development is compatible with Islamic values."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mhd. Yasir
"ABSTRAK
Pembangunan yang utama merupakan pembangunan yang memberikan manfaat kepada peningkatan kualitas manusia. Tesis ini menganalisis pengaruh belanja daerah untuk bidang pendidikan terhadap pembangunan manusia di era desentralisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Regresi Data Panel dengan metode fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja daerah untuk urusan pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pembangunan manusia di era desentralisasi. Hal ini ditunjukkan oleh konsistensi arah dan secara statisitik signifikan dari variabel bebas terhadap pembangunan manusia yaitu Angka Melek Huruf.

ABSTRACT
The most important development is a development that provides benefits to human improvement. This thesis analyzes the influence of regional spending for education on human development in the era of decentralization. This study uses a quantitative approach with panel data regression with fixed effect method. The results show that regional spending for education have a significant impact on the quality of human development in the era of decentralization. This is demonstrated by the consistency of the direction and statistical significance of variables representing the quality of human development, namely Literacy Rate."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teni Amilda
"ABSTRAK
Perubahan paradigma pembangunan dari pembangunan pertumbuhan
ekonomi menuju pembangunan manusia, menjadikan perbaikan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai target dan sasaran pembangunan
pemerintah. Oleh sebab itu untuk meningkatkan capaian IPM, pemerintah daerah
di provinsi Bengkulu melalui kebijakan fiskalnya memberikan perhatian cukup
besar terhadap belanja pendidikan dan kesehatan. Meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia berarti juga meningkatkan komponen komposit
penyusunnya. Dalam penelitian ini belanja pemerintah daerah kabupaten/kota di
provinsi Bengkulu di bidang pendidikan dan kesehatan dikaji pengaruhnya
terhadap komponen komposit IPM yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata
Lama Sekolah (RLS) dan PDRB Perkapita. Hasil analisis data panel dalam tahun
2007-2012 menunjukan bahwa peningkatan belanja pemerintah daerah di bidang
pendidikan akan berpengaruh meningkatkan rata-rata lama sekolah dan
meningkatkan PDRB Perkapita. Sedangkan belanja kesehatan akan meningkatkan
capaian angka harapan hidup penduduk di provinsi Bengkulu. Selain itu variabel
lain yang berpengaruh signifikan terhadap komponen Indeks Pembangunan
Manusia adalah jumlah sekolah, jumlah puskesmas dan tingkat tenaga kerja.

ABSTRACT
Change of developmental paradigm from economic growth development
toward human development, it makes improvement of Human Development Index
(HDI) as government developmental target. However, to increase HDI
achievement, local government of Bengkulu Province through fiscal policy
sufficiently, it had concerned educational and health expenditure. To increase
HDI, also it means increasing of its composite component. In this research, it
had been studied local governmental expenditure of regencies/cities at Bengkulu
Province in sectors of education and health against HDI composite component,
ie, Life Expectancy, Mean Year of Schooling and GDP per capita. Result of
panel data analysis for 2007-2012 indicated that increasing of local
governmental expenditure in educational sector will influence Mean Year of
Schooling and GDP per capita. Whereas, health expenditure will increase
achievement of Life Expectancy of population at Bengkulu Province.
Additionally, other variable which have significant influence against component
of Human Developmental Index is total schools, total centers for public health
and employment rate."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Pratomo
"The purpose of this study is to get value-BLI Better Life Index as a measure of success of development in Indonesia, and to analyze the relationship between BLI with the human development index HDI, index IPR regional development, and economic growth. BLI formation method through three stages: normalization, weighting, and aggregation. The results show that Indonesia?s BLI is in the lower-middle class. Province of Jakarta, East Kalimantan, North Sulawesi, Riau and South Sumatra with the highest value of BLI. BLI size has a positive and significant correlation with IPM and IPR compiled by the BPS-Statistics Indonesia. However, BLI was significantly negatively correlated with economic growth.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai Better Life Index (BLI) sebagai ukuran keberhasilan pembangunan di Indonesia, serta menganalisis hubungan antara BLI dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Regional (IPR), dan pertumbuhan ekonomi. Metode pembentukan BLI melalui tiga tahap: normalisasi, pembobotan, dan agregasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai BLI Indonesia termasuk kategori menengah bawah. Provinsi Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Riau, dan Sumatera Selatan dengan nilai BLI tertinggi. Ukuran BLI ini mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan IPM dan IPR yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun demikian, BLI berkorelasi negatif secara signifikan dengan pertumbuhan ekonomi."
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Aji Nugroho
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemeritah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) di indonesia, (2). Mengetahui pengaruh ekonomi terhadap IPM, dan (3). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrestruktur terhadap IPM, baik secara langsung maupun melalui pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan sampel 20 propinsi yang dipilih dengan teknik simple random sampling yang kemudian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok daerah dengan angka IPM tinggi dan daerah dengan IPM rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah analisis jalur. Sebagai pendukung, juga dilakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata secara statistik terhadap 2 kelompok tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respon diantara 2 kelompok daerah tersebut. pada kelompok daerah dengan angka IPMtinggi, terliat bahwa pengeluaran kesehatan dan infrastruktur mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM melalui pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada kelompok dengan angka IPM rendah terlihat bahwa hanya pengeluaran pendidikan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap angka IPM. adapun pertumbuhan ekonomi, terlihat menunjukkan engaruh yang positif dan signifikan terhadap IPM. Hal ini terjadi pada kedua kelompok daerah, baik kelompok daerah dangan IPM tinggi maupun IPM rendah."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Dwiantoro
"Dengan tingkat belanja yang sama di bidang pendidikan atau kesehatan, beberapa daerah memiliki pencapaian IPM yang baik sementara daerah lainnya mengalami ketertinggalan. Hal tersebut menunjukkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi pencapaian IPM. Human Development Report 2016 secara khusus menekankan bahwa Indonesia harus memberikan perhatian serius terhadap mekanisme akuntabilitas lokal. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimanakah peran akuntabilitas pemerintah daerah terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Dengan menggunakan Hausman Taylor estimator, penelitian ini menguji peran akuntabilitas dan pengeluaran publik menggunakan data panel tingkat kabupaten/kota di Indonesia selama periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja publik secara tersendiri tidak berkorelasi signifikan terhadap IPM. Namun, ketika tata kelola dilibatkan, belanja kesehatan publik efektif dalam meningkatkan IPM di daerah yang akuntabilitasnya baik, dan sebaliknya tidak efektif di daerah dengan akuntabilitas yang rendah.

With the same level of spending in the field of education or health, some regions have good HDI achievements while some other regions are lagging behind. This shows that there are other factors that contribute to the achievement of the HDI. The Human Development Report 2016 specifically emphasizes that Indonesia must improve service delivery and give serious attention to local accountability mechanisms. This raises the question of how the role of local government accountability for human development in Indonesia. Using Hausman Taylor estimator, we estimate the effect of public spending and accountability from the district panel data in Indonesia over the period 2012-2016. The results in this paper suggest that public expenditure alone is not sufficient in achieving human development outcome. However, when governance is involved, public expenditure in the health sector is effective in increasing HDI in districts with high local government accountability, and vice versa is not effective in districts with low accountability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tio Andri Prasetyo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Dana Desadan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Produk Domestik Regional Brutodengan Pembagian Wilayah sebagai variabel kontrol. Dalam melaksanakan penelitian ini, data panel berupa data sekunder digunakan. Penelitian ini menggunakan populasi sejumlah 1716 data yang terdiri dari 429 data cross section dengan time series dalam kurun waktu 4 tahun. Metode analisis data menggunakan Feasible General Least Square(FGLS) dengan koefisien estimasi Panel-Corrected Standard Errors(PCSE) dengan bantuan program aplikasi Eviews10. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh positif signifikanvariabel Dana Desadan IPM pada kabupaten di Pulau Jawa lebih tinggi dibanding dengan di luar Pulau Jawa."
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2021
336 ITR 6:4 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>