Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2925 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Untung P.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rinaldi B.
"Umumnya fungsi produksi konvensional memiliki bentuk Yi* = fi (x1,x2....xm) + (ei) yang mana Yi* adalah output potensial yang maksimum, sedangkan adalah tingkat input yang digunakan, dan adalah kesalahan acak statistik yang menunjukkan bahwa output potensial yang maksimum berbeda untuk setiap perusahaan. Dan tingkat kesalahan teksebut diharapkan dapat meliputi komponen sisa (residual). Pada kenyataannya perusahaan memproduksi tidak pada batas produksinya, tetapi kadang-kadang di bawahnya yang berarti output yang dihasilkannya tidak mencapai tingkat potensial maksimumnya. Oleh karena itu, variabel tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, pertama adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikuasai pelaku dalam proses produksi, seperti cuaca, iklim dan termasuk juga tingkat kesalahan acak yang umumnya terjadi dalam setiap proses produksi. Faktor-faktor ini disebut komponen random. Dan yang kedua adalah yang disebabkan faktor-faktor yang dapat dikuasai oleh pelaku dalam proses produksi atau sering disebut faktor-faktor yang berasal dari inefisensi teknis. Karena itu, output aktual yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai model sebagai berikut: Yi = fi (xl,x2,...,xm) + ( ui + vi ) yang mana y dan x adalah tingkat output dan input, ui adalah inefisiensi teknis dan vi adalah tingkat kesalahan statistik yang meliputi variabel-variabel lain yang dianggap tidak penting dan termasuk juga kesalahan ukur. Pada dasarnya ada dua cara untuk mengukur hal tersebut. Pertama melalui metode deterministik dan kedua Oetode melalui frontier stokastik. Dalam skripsi ini yang dipergunakan adalah metode kedua. Dengan membatasi permasalahan pada sektor industri pengolahan Indonesia, dengan periode 1979-1983 dan 1984- 1988, dan membedakan input yang digunakan menjadi modal, tenaga kerja, bahan baku dan energi, dilakukan estimasi fungsi produksi frontier stokastik dan pengukuran inefisiensi untuk kedua periode. Inefisiensi teknis periode 1984-1988 lebih tinggi daripada inefisiensi teknis 1979-1983. Hal ini berarti pOriode kebijakan industri substitusi impor memiliki inefisiensi teknis yang lebih rendah dibandingkan dengan periode kebijakan industri promosi ekspor. Sub sektor industri yang memiliki inefisiensi teknis terkecil adalah industri barang antara kemudian berikutnya industri barang jadi/konsumsi dan terakhir industri barang modal, hal itu terjadi untuk kedua periode. Input modal dan tenaga kerja diperkirakan dapat mengurangi tingkat inefisiensi teknis pada periode 19791983, sedangkan dalam periode 1984-1988 diperkirakan hanya input modal yang dapat mengurangi tingkat inefisiensi teknis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Mindo Herbert
"Pembangunan sektor industri pengolahan merupakan prioritas dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun dilain pihak telah terjadi perubahan komposisi sektoral di Indonesia sama dengan halnya yang terjadi di negara berkembang. Berdasarkan GBHN sasaran dari REPELITA adalah terwujudnya strukur ekonomi yang seimbang antara pertanian dan industri. Dilain sisi dengan semakin meningkatnya kemampuan para pelaku ekonomi khususnya di sektor industri melalui akumulasi modal dan aset menimbulkan akibat sampingan yakni kecenderungan semakin terkonsentrasinya sektor industri di Indonesia. Hal ini dapat menimbulkan distorsi terhadap harga, dalam hal ini yang dimaksud adalah tingkat upah tenaga kerja. Dalam skripsi ini penulis berupaya, pertama, menjabarkan kerangka teori Struktur - Perilaku - Kinerja. Kedua, untuk menganalisa apakah di sektor industri di Indonesia telah muncul konsentrasi dihitung berdasarkan nilai tambah dan output. Ketiga, menjabarkan perbedaan perhitungan antara konsentrasi berdasarkan nilai tambah dengan konsentrasi berdasarkan output yang dipengaruhi oleh impor dan ekspor. Keempat, untuk mengetahui apakah ada hubungan nyata antara indikator struktur pasar antara lain Konsentrasi berdasarkan Nilai tambah, Rasio Modal Tenaga Kerja, Skala, Hambatan Masuk dan Luas Pasar terhadap indikator Kinerja yakni Upah Tenaga Kerja. Dan terakhir, menjabarkan pengaruh aspek Perilaku dari faktor kelembagaan antara lain; Asosiasi industri, SPSI, dan Pemerintah terhadap Kinerja Upah Tenaga Kerja. Dalam pengujian hipotesa hubungan antara Struktur Pasar terhadap Kinerja, penulis menggunakan persamaan yang akan diuji dengan metode "Pangkat Dua Terkecil Biasa (Ordinary Least Squares/OLS)" dengan menggunakan data Cross Section sektor industri pengolahan besar dan sedang. Dalam pengujian selanjutnya, penulis mengklasifikasikan konsentrasi empat perusahaan terbesar, berturut-turut sebagai industri struktur pasamya berbentuk High Oligoply, industri Moderate Oligoply, dan Non Oligopoly. Dari hasil pengujian terhadap total industri pengaruh dari lima variabel bebas Struktur Pasar, antara lain; Konsentrasi berdasarkan Nilai tambah, Rasio Modal Tenaga Kerja, Skala, Hambatan Masuk dan Luas Pasar secara bersama-sama terdapat hubungan nyata terhadap indikator Kinerja yakni Upah Tenaga Kerja. Kecuali variabel skala, secara terpisah variabel bebas lainnya memiliki hubungan nyata dengan Kinerja. Implikasi dari pengujian terhadap total industri menunjukan bahwa industri akan membayar upah yang tinggi jika industri tersebut akan pula menentukan syarat-syarat tenaga kerja antara lain; ketrampilan, pengalaman kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia. Dan disisi lain profit yang tinggi mengakibatkan industri yang bersifat oligoply mempunyai kemampuan untuk memberikan upah yang tinggi antara lain disebabkan mereka dapat mengatasi cost tambahan kepada konsumen yang mana mereka memiliki kemampuan untuk mengatur harga, dalam hal ini adalah upah tenaga kerja. Pengujian terhadap sepuluh industri High Oligopoly pada tahun 1982 maupun 1988, kelima variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh nyata terhadap Kinerja Upah. Pada industri Moderate Oligopoly kecuali skala secara bersama-sama indikator struktur pasar terhadap Kinerja Upah terdapat hubungan nyata. Pada industri Non Oligopoly secara terpisah rasio modal tenaga kerja, luas pasar dan skala berpengaruh terhadap peningkatan upah. Implikasi dari hasil pengujian tersebut adalah bahwa faktor modal dan luas pasar berpengaruh terhadap pemberian upah, sedangkan hambatan masuk dan konsentrasi tidak mempunyai pengaruh, yang berarti tidak terdapat arus hambatan masuk. Dad hasil penelitian lapangan mengenai aspek perilaku terhadap Kinerja Upah terjadinya distorsi upah antara lain disebabkan kurang efisien dan efektifnya faktor kelembagaan antara lain Asosiasi, SPSI dan Pemerintah terhadap Kinerja Upah Tenaga Kerja. Dan terdapat kemungkinan kolusi di Asosiasi industri dalam hal penentuan tingkat upah tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, perlu adanya langkah nyata dalam hal peningkatan upah tenaga kerja misalkan melalui pelatihan dan pendidikan terhadap tenaga kerja dan pembinaan terhadap perusahaan-perusahaan. Diharapkan pula kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi terus dilanjutkan, khususnya dalam hal mengatur perilaku yang negatif dari industri konsentrasi tinggi, misalkan terjadinya kelebihan kapasitas, penentuan upah, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padang Wicaksono
"Dunia pada abad ini ditandai oleh integrasi perekonomian dan perkembangan teknologi yang luar biasa cepat. Integrasi perekonomian didorong oleh adanya jaringan lintas negara melalui perdagangan, investasi asing langsung, yang bertujuan mencari peningkatan keuntungan. Aktivitas tersebut dilakukan oleh suatu kekuatan yang tak terpengaruh oleh batas-batas kedaulatan suatu negara, yaitu perusahaan multinasional. Dengan ditopang oleh kekuatan managerial yang tangguh dan basis teknologi yang kuat maka tak heran apabila kehadiran MNC menjadi suatu fenomena tersendiri pada abad ini. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, salah satu aspek penting dari kehadiran MNC adalah adanya kesempatan untuk mempelajari teknologi up-to-date yang dibawanya dari negara asal. Teknologi menjadi persoalan penting manakala dihadapkan pada persaingan global yang semakin ketat. Toyota, sebagai salah satu MNC yang cukup tangguh di dunia dalam bidang otomotif, telah menjadi perhatian tersendiri bagi para pengamat terutama semenjak era 1970-an. Sistem Produksi Toyota telah menjadi referensi baru menggantikan sistem produksi massal Ford yang dirasa telah usang. Toyota Astra Motor (TAM), sebagai perusahaan yang berafiliasi dengan TMC, telah tumbuh menjadi kekuatan otomotif terbesar di Indonesia. Perkembangan tersebut didorong oleh proses transformasi teknologi yang berlangsung selama lebih dari dua dasawarsa. Proses transformasi teknologi, yaitu penerapan Sistem Produksi Toyota di TAM, menjadi fokus dalam skripsi ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjono Soekanto
Bandung: Remaja Karya, 1987
301 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aprilia Lukman
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24249
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Keitaro Hasegawa
Tokyo: Kodansha International, 1986
658.095 2 HAS j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
N-Nagy, Francis
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1987
629.892 NNA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Afriansyah
"Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi, selama beberapa dekade terakhir telah mengubah secara drastis ikiim persaingan usaha. Perusahaan-perusahaan tidak dapat lagi mengandalkan aset-asetnya yang bersifat tangible sebagai sumber keunggulan kompetitif mereka. Hampir semua orang memiliki peluang dan akses yang sama untuk mendapatkan aset-aset seperti itu. Pada saat ini, perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mampu dengan cepat menangkap keinginan dari pasar, menganalisisnya, dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki untuk menciptakan solusi terhadap keinginan pasar tersebut. Untuk itu, suatu sistem yang mampu mengorganisasi pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan. Sebuah sistem yang mampu memfasilitasi prose penangkapan, penyimpanan, pendistribusian, dan penciptaan pengetahuan. PT X adalah suatu perusahaan yang bergerak pada industri packaging. Harga yang bersaing dan kualitas yang baik merupakan kunci untuk dapat besaing pada industri ini. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitras produknya, pada tahun 2000 PT X membeli sebuah mesin printing tipe terbaru. Namun, selama ini mesin tersebut belum mampu menunjukkan performa seperi yang diharapkan. Permasalahan ini disinyalir disebabkan oleh adanya kesalahan dalam teknis pengoperasian mesin oleh operator-operator mesin tersebut. Ketidaksempumaan dalam proses transfer pengalaman dan pengtahuan merupakan pemicu kesalahan dalam penanganan mesin selama ini. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut suatu audit terhadap sistem kerja operator hams dilakukan. Dengan demikian, sistem operasional mesin dapat diperbaiki dan performanya dapat meningkat. Selain itu, untuk mencegah timbulnya permaslahan yang sama di kemudian hari, suatu sistem manajemen pengetahuan yang dapat menyimpan, mendistribusikan, dan memungkinkan penggunaannya kembali kelak harus dirancang. Hasil perancangan sistem manajemen pengetahuan yang dibuat meliputi pemetaan pengetahuan, pengembangan pengetahuan, identifikasi sarana-sarana pendukung yang dibutuhkan, dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam sistem tersebut.

The rapid development in technology, especially information technology, over the past decade has drastically changed the nature of business competition. Organizations can no longer depend on their tangible assets as the source of their competitive advantage. Almost everybody has equal chance and access to this kind of assets. Nowadays, organizations that can compete are those that can quickly capture the needs of the market, analyze them, and use knowledge they possessed to create solutions. Because of that, a system that can organize the knowledge embedded in organizations is desperately required. PT X is a company that specialized in producing flexible packaging. Reasonable price and good quality of products are the key to win the competition. In order to improve the quality of its products, by the year of 2000 this company bought a new type of printing machine. But from that year until now, that machine has not shown the performance wanted. It is believed that this problem is caused by the mishandling of that facility by the operators. Imperfect process of sharing experiences and knowledge among the operators is the trigger for this problem to arise. To solve the problem, an audit process to the operational system of that machine is required. By conducting this audit, the operational system of machine can be fixed and improved. Besides that, to prevent such problem from happening again, a knowledge management system which facilitates storing, distributing, and reusing of knowledge over that unit must be designed. The result of this design includes knowledge maps, knowledge development system, identification of infrastructures needed and procedures to maintain the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>