Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 401 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarsono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998/1999
302.359 SUM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mc. Suprapti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1999
302.359 SUP b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Scollon, Ronald
London: Routledge , 2001
401.41 SCO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Rido Miduk Sugandi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
392.4 BAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaningtyas Kusumastuty
"Cerpen "Maku Xiansheng" adalah cerpen satire yang ditulis oleh Lao She pada tahun 1933. Cerita pendek Maku Xiansheng mengisahkan tentang perjalan dan ujaran-ujaran Tuan Maku dari stasiun kereta api Beijing hingga ke stasiun Dezhou yang disampaikan dengan menggunakan sudut pandang tokoh bawahan 'Aku'. Di sepanjang cerita terjadi dialog antara Tuan Maku dan Pelayan yang didominasi oleh teriakan Tuan Maku yang berulangkali memerintah Pelayan untuk mengambilkan benda-benda yang diinginkannya dan dibalas penolakan berulangkali pula oleh Pelayan kereta. Dalam cerpen Maku Xiansheng ini terdapat dua tokoh utama - tuan Maku dan Pelayan - dan satu tokoh tambahan yang kehadirannya sangat sedikit dalam cerita, tapi memiliki peran penting, yakni 'Aku'. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kritik tersirat yang dihadirkan pengarang melalui analisis atas ujaran-ujaran tokoh utama dan tanggapan tokoh 'Aku'. Dengan demikian makna cerita dan apa yang sesungguhnya disampaikan pengarang melalui cerpen ini bisa terungkap.

Maku Xiansheng short story is a satire short story written by Lao She in 1933. This short story tells about Mr. Maku's journey and interactions from the Beijing station to Dezhou station which was delivered using point of view of the subordinate 'I'. Throughout the story, there was a dialogue between Mr. Maku and Servant who was dominated by Mr. Maku's shout who repeatedly ordered the Servant to brings some objects that he wanted and also was repeatedly rejected by Servant. In this short story, there are two main characters - Mr. Maku and Servant - an additional character whose have a very little presence, but has an important role in the story, called 'I'. The purpose of this journal is to reveal implied criticism that the writer want to present through the interaction of each main character and the response from the 'I' character. Thus, the meaning of the story and what the writer actually conveyed through this short story can be revealed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York: ASCE Press, 1994
R 624.1 AME s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberian jus jeruk dengan feksofenadin telah ditemukan menurunkan bioavailabilitas feksofenadin sampai kurang dari 30% melalui hambatan organic-anion transporting polypeptide (OATP), suatu polipeptida yang mentransport obat ke dalam sel dan terdapat pada organ-organ seperti hati, ginjal dan usus. Eritromisin dan klaritromisin adalah substrat dan penghambat CYP3A4, suatu enzim pemetabolisme obat di hati dan usus, dan P-glikoprotein (P-gp), protein yang mentransport obat ke luar dari sel. Karena terdapat tumpang tindih antara substrat dan penghambat CYP3A4, P-gp dan OATP, kami ingin meneliti apakah pemberian bersama jus jeruk lokal (jeruk Siam) akan mempengaruhi bioavailabilitas ke-2 antibakteri tersebut di atas. Kami melakukan 2 studi menyilang, satu studi untuk setiap antibakteri (500 mg), yang diberikan bersama jus jeruk (200 ml) dan bersama air pada 12-13 sukarelawan sehat per studi. Kadar serum antibakteri diukur dengan cara mikrobiologik. Rasio rata-rata (kisaran) AUC0-t dengan jus jeruk / dengan air adalah sbb.: eritromisin : total (n=13) 81.7 (9.7-193.8)%, tidak berubah (n=4) 96.4 (80.5-107.9)%, menurun (n=6) 31.9 (9.7-49.0)%, meningkat (n=3) 161.8 (134.6-193.8)%; klaritromisin : total (n=12) 91.4 (20.6-158.3)%, tidak berubah (n=5) 103.1 (80.9-123.0)%, menurun (n=4) 34.8 (20.6-64.3)%, meningkat (n=3) 147.2 (132.9-158.3)%. Disimpulkan bahwa pemberian eritromisin atau klaritromisin bersama jus jeruk Siam menghasilkan efek yang tidak konsisten terhadap bioavailabilitas ke-2 antibakteri ini pada masing-masing subyek, dengan penurunan yang besar pada hampir separuh dari subyek, meskipun secara total efeknya tidak bermakna secara statistik. (Med J Indones 2004; 14: 78-86)

Concomitant administration of orange juice with fexofenadine has been found to decrease the bioavailability of fenofenadine to less than 30% via inhibition of organic-anion transporting polypeptide (OATP), a drug uptake transporter expressed in organs such as liver, kidney and intestine. Erythromycin and clarithromycin are substrates and inhibitors of CYP3A4, a drug metabolizing enzyme in the liver and enterocytes, and P-glycoprotein (P-gp), a drug efflux transporter expressed in the same organs as OATP. Since an extensive overlap exists between substrates and inhibitors of CYP3A4, P-gp and OATP transporters, we want to study the effect of coadministration of our local orange (Siam orange) juice on the bioavailability of the above antibacterials. We conducted two 2-way cross-over randomized studies, one study for each antibacterial (500 mg), crossed between administration with orange juice (200 ml) and with water, in 12-13 healthy subjects per study. The serum concentrations of the antibacterials were assayed by microbiological method. The mean (range) ratio of AUC0-t with orange juice/with water were as follows : erythromycin : total (n=13) 81.7 (9.7-193.8)%, unchanged (n=4) 96.4 (80.5-107.9)%, decreased (n=6) 31.9 (9.7-49.0)%, increased (n=3) 161.8 (134.6-193.8)%; clarithromycin : total (n=12) 91.4 (20.6-158.3)%, unchanged (n=5) 103.1 (80.9-123.0)%, decreased (n=4) 34.8 (20.6-64.3)%, increased (n=3) 147.2 (132.9-158.3)%. It was concluded that coadministration of Siam orange juice with erythromycin or clarithromycin produced unpredictable effects on the bioavailability of these antibacterials in individual subjects, with marked decreases in almost half of the subjects, although in totals the effects were not statistically significant. (Med J Indones 2004; 14: 78-86)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 78-86, 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-78
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Purna Sari
"Obat antidiabetik oral telah digunakan selama 40 tahun terakhir untuk mengontrol kadar glukosa darah. Pada pasien diabetes melitus tipe 2 umumnya disertai dengan beberapa penyakit menahun, sehingga dalam terapi diabetes biasanya dikombinasikan dengan obat-obat lain. Hal ini meningkatkan terjadinya interaksi obat yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan masalah interaksi obat di Rumah Sakit X Depok. Data diambil dari 307 resep obat antidiabetik oral selama bulan Januari 2005-Mei 2006. Obat golongan sulfonilurea yang paling banyak diresepkan adalah glimepirid (45,89%). Sebanyak 41,69% resep obat antidiabetik oral memiliki interaksi. Dengan menggunakan uji stastistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung obat antidiabetik oral dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.
Oral antidiabetic medications has been used over 40 years to control blood glucosa level. Type 2 diabetes mellitus usually complicate with several chronic disease that cause diabetic therapy usually combined with other medications. This increase the possibility of drug interaction. The present research was done to reveal the prescribing pattern and drug interaction problem in a hospital (Hospital X) at Depok. Data was collected from 307 prescriptions contain oral antidiabetic which were prescribe during January 2005-May 2006. Result showed that the most prescribe oral antidiabetic medication was glimepiride (45,89%). Drug interaction occurred in 41,69% prescriptions. Using statistical analysis Chi square it was revealed that there is significant correlation between the number of medication in one prescription with the number of drug interaction found."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2008
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kuspira, John
New York: McGraw-Hill, 1973
575.1 KUS g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistiyono
"Tesis ini tentang Pola Interaksi antara Pengelola dengan Masyarakat di Lokasi Perjudian Harco Mangga Dua Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini membawa dampak yang sangat besar bagi semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Krisis ini juga mengakibatkan banyak karyawan yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena perusahaan tidak sanggup membayar upah mereka, di samping itu banyak para pelaku bisnis yang gulung tikar. Dengan kondisi yang demikian para pelaku bisnis sebagian ada yang mengalihkan usahanya ke tempat-tempat perjudian, maraknya pertumbuhan bisnis perjudian ini, tentunya tidak terlepas dari tingginya anima masyarakat yang ingin melakukannya dengan tujuan perbaikan nasib.
Di kota Jakarta terdapat puluhan lokasi perjudian yang masuk dalam kategori "besar", diantaranya; (1) Harco Mangga Dua; (2) Copa Cabana; (3) Kunir; (4) 1001; (5) Asemka; (6) Pancoran; (7) Kali Jodoh; (8) Lokasari; (9) Pelangi; (10) Omni Batavia; (11) Muara Karang. Bentuk perjudian dari masing-masing lokasi tersebut berbeda-beda, ada yang hanya perjudian melalui atau menggunakan mesin dan ada yang lengkap dengan berbagai bentuk perjudian atau "Judi Murni". Bentuk perjudian yang digunakan, meliputi; bakarat, rolet, koprok, black jack (kartu remi), mesin (mickey mouse), dan keno (menggunakan komputer). Dari kesebelas lokasi perjudian yang terbesar di Jakarta ini, lokasi perjudian "Harco Mangga Dua" merupakan lokasi yang paling besar dan lengkap fasilitasnya. Jumlah karyawan perusahaan perjudian tersebut sebanyak 1000 orang.
Bisnis perjudian dalam perjalanannya mengalami atau selalu menghadapi kendala berupa ditutupnya usaha tersebut. Pada prinsipnya di Indonesia ada ketentuan yang melarang keberadaan perjudian, yang diatur dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 303, sehingga ketentuan ini yang melarang segala macam bentuk dan keberadaan perjudian. Sebelum Undang-undang No. 7 Tahun 1974 dikeluarkan, ketentutan mengenai perjudian yang dipakai pada saat sebelum tahun 1974 adalah Undang-undang No. 11 Tahun 1957. Undang-undang ini bersumber dari aturan hukum jaman Belanda, sehingga perjudian pada saat itu boleh dibuka atas seijin residen atau hak pemberian ijin judi oleh residen. Pertengahan tahun 1967, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pernah melegalkan bisnis perjudian. la menghimpun perjudian dalam beberapa lokasi dan disahkan sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (Pemda), meliputi; Petak sembilan, Copacobana, Jakarta Theatre, dan Lotto Fair Hailai.
Lokasi perjudian yang dikenal dengan nama "Harco Mangga Dua" terletak di kawasan pertokoan elektronik terbesar di Indonesia Harco Mangga Dua lantai III (tiga), terletak di kelurahan Mangga Dua Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Luas lokasi perjudian tersebut kurang lebih 500 m2, memiliki 9 ruangan dan keseluruhan ruangan telah dilengkapi dengan Air Conditioning (AC). Dari sembilan ruangan yang ada, secara khusus dibagi menjadi tiga bagian (golongan), yaitu; (1) satu ruangan besar merupakan tempat dari seluruh aktivitas pengunjung dan segala golongan (kelompok pemula sampai yang sudah rutin hadir ke tempat tersebut); (2) satu ruangan sedang merupakan tempat yang disediakan khusus bagi pengunjung yang ingin privacy-nya terjaga (kegiatannya tidak mau diketahui orang lain); bagian ketiga merupakan kumpulan ruangan (6 ruangan) yang dijadikan aktivitas Para pejabat (manajer) organisasi dan merupakan kantor dari organisasi tersebut.
Pola interaksi yang terjadi di antara orang-orang yang ada dalam organisasi perjudian Harco Mangga Dua (HMD) merupakan interaksi yang bersifat informal, yang berbentuk secara perorangan. Dengan demikian, interaksi tersebut merupakan interaksi sosial yang membentuk suatu jaringan sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam organisasi perjudian HMD berupa hubungan patron-klien dan hubungan yang menguntungkan. Secara umum hubungan yang ada di perjudian dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal adalah hubungan yang terjadi di antara orang-orang yang berperan secara langsung dalam pengoperasian perjudian yaitu hubungan antara bandar, karyawan, koordinator, sedangkan hubungan eksternal adalah hubungan yang terjadi antara orang yang tergabung dalam kelompok internal dengan orang luar yang secara tidak langsung mendukung terhadap keberadaan perjudian yaitu, penjudi, aparat, preman dan wartawan.
Strategi pengelolaan operasional yang diterapkan oleh pihak pengelola perjudian Harco Mangga Dua dalam upayanya untuk melayani tamu yang berkunjung agar memperoleh kepuasaan tidak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas yang mewah dan nyaman serta suasana yang aman. Akan tetapi juga menerapkan sistem manajemen yang profesional dengan dukungan komitmen dari pihak direksi (big bos), manajer, dan pekerja pelaksana untuk menciptakan suasana atau suatu team work yang solid."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T7092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>