Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Famal
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pembebanan tanggung jawab hukum kepada Manajer
Investasi akibat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Anggota Direksi sehingga
menyebabkan Manajer Investasi tersebut dijatuhi sanksi administratif oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Dalam tesis ini akan menggunakan studi kasus pencabutan izin usaha
Manajer Investasi PT. Eurocapital Peregrine Securities (PT EPS). Terdapat dua
pertanyaan utama dalam tesis ini, yaitu mengenai kesesuaian putusan OJK mencabut
izin PT EPS sebagai Manajer Investasi dengan peraturan di bidang pasar modal dan
mengenai ketepatan putusan Lembaga Peradilan yang menyatakan pelanggaran
Anggota Direksi PT EPS menjadi tanggung jawab pribadi Anggota Direksi dan bukan
tanggung jawab Manajer Investasi. Tesis ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif untuk menunjukkan bahwa suatu Manajer Investasi dapat dibebankan
tanggung jawab akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota Direksi
menggunakan Teori Badan Hukum Sebagai Kenyataan Yuridis (juridische
Realiteitsleer). Berdasarkan penelitian, ditemukan Putusan OJK yang mencabut izin
PT EPS sebagai Manajer Investasi telah sesuai dengan peraturan di bidang pasar
modal karena dalam UUPM pembebanan tanggung jawab atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Anggota Direksi Manajer Investasi merupakan beban Manajer
Investasi. Sedangkan Putusan Lembaga Peradilan yang menyatakan pelanggaran
Anggota Direksi PT EPS menjadi tanggung jawab pribadi Anggota Direksi sehingga
menyatakan batal pencabutan izin usaha Manajer Investasi atas nama PT EPS adalah
kurang tepat. Hal ini dapat karena PT EPS sendiri lemah dalam pengawasan
kegiatannya. Namun, pembebanan tanggung jawab kepada Manajer Investasi bukan
berarti membebaskan tanggung jawab Anggota Direksi atas pelanggaran yang
dilakukannnya. Anggota Direksi bertanggung jawab secara pribadi kepada Manajer
Investasi yang telah dirugikannya.

ABSTRACT
This thesis discusses about legal liability assessed to an Investment manager due
to tort committed by its Member of Board of Directors, causing the Investment
Manager administrative sanctions by the Financial Services Authority. This thesis
will use case studies permit revocation Investment Manager PT. Eurocapital
Peregrine Securities (PT EPS). There are two main questions in this thesis,
regarding the suitability of the FSA's decision to revoke permit PT EPS as
Investment Manager with the capital market regulations and the suitability of the
Institute of Justice ruling stating tort of the member of the Board of Directors
(member of BOD) of PT EPS is the liability of the member of BOD in personal
and not the liability of Investment Manager. This thesis using normative legal
research methods to indicate that an Investment Manager can be charged with the
liability for tort committed by the member of BOD using the Theory of Legal
Entity In fact Juridical (Juridische Realiteitsleer). Based on the research, it was
found that the FSA verdict revoked the licenses of PT EPS as Investment Manager
in accordance with the regulations of the capital market since the imposition
UUPM liability for tort committed by the member of BOD of the Investment
Manager an Investment Manager burden. Meanwhile, the Institute of Justice
ruling stating tort of member of BOD of PT EPS is the liability of the member of
BOD to declare null and revocation of business licenses on behalf of the
Investment Manager PT EPS is less precise. This could be because PT EPS
themselves weak in monitoring activities. However, the imposition of liability to
the Investment Manager not absolve the liability of member of BOD for his tort.
The member of BOD is personally liable to the Investment Manager who has been
harmed., This thesis discusses about legal liability assessed to an Investment manager due
to tort committed by its Member of Board of Directors, causing the Investment
Manager administrative sanctions by the Financial Services Authority. This thesis
will use case studies permit revocation Investment Manager PT. Eurocapital
Peregrine Securities (PT EPS). There are two main questions in this thesis,
regarding the suitability of the FSA's decision to revoke permit PT EPS as
Investment Manager with the capital market regulations and the suitability of the
Institute of Justice ruling stating tort of the member of the Board of Directors
(member of BOD) of PT EPS is the liability of the member of BOD in personal
and not the liability of Investment Manager. This thesis using normative legal
research methods to indicate that an Investment Manager can be charged with the
liability for tort committed by the member of BOD using the Theory of Legal
Entity In fact Juridical (Juridische Realiteitsleer). Based on the research, it was
found that the FSA verdict revoked the licenses of PT EPS as Investment Manager
in accordance with the regulations of the capital market since the imposition
UUPM liability for tort committed by the member of BOD of the Investment
Manager an Investment Manager burden. Meanwhile, the Institute of Justice
ruling stating tort of member of BOD of PT EPS is the liability of the member of
BOD to declare null and revocation of business licenses on behalf of the
Investment Manager PT EPS is less precise. This could be because PT EPS
themselves weak in monitoring activities. However, the imposition of liability to
the Investment Manager not absolve the liability of member of BOD for his tort.
The member of BOD is personally liable to the Investment Manager who has been
harmed.]"
2015
T44248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Harsono Lim
"Pemilihan portofolio dengan mempertimbangkan risiko belum mendapat pengakuan secara formal sampai Markowitz (1952) mengajukan suatu formulasi portofolio berdasarkan aturan tingkat pengembalian ekspektasi- varians (E- V rule). Berangkat dari dasar tersebut, Sharpe (1964) menggunakan sejumlah asumsi untuk menurunkan kondisi ekuilibrium pasar yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian ekspektasi aset berisiko. Akan tetapi, terlepas dari eksistensi model tersebut, beberapa studi empiris menemukan bahwa model ekuilibrium yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang digambarkan Sharpe. Berangkat dari hal tersebut, penulis menguji hubungan risiko dan tingkat pengembalian di pasar modal Indonesia dengan metode yang telah dirumuskan sebelumnya untuk periode 2000-2004.
Model investasi klasik pada dasamya menyatakan bahwa pemilihan portofolio adalah didasarkan pada maksimisasi tingkat pengembalian. Model demikian adalah benar bilamana tingkat pengembalian aset adalah pasti. Akan tetapi investasi pada suatu aset tidak dapat terlepas dari unsur risiko, kecuali pada aset bebas risiko. Selain itu tingkat pengembalian antar aset juga memiliki korelasi satu sama lain. Markowitz (1952) mengajukan suatu formula pemilihan portofolio yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan interkorelasi aset tersebut. Selanjutnya, Sharpe (1964) menurunkan model penentuan harga aset (CAPM) sederhana dengan mengasumsikan adanya ekspektasi homogen dan adanya aset bebas risiko. Black (1972) memodifikasi model tersebut dengan merubah asumsi adanya aset bebas risiko dan menemukan bentuk persamaan sederhana yang sedikit berbeda. Beberapa studi empiris yang dilakukan di pasar model Amerika Serikat menemukan bahwa hubungan risiko dan tingkat pengembalian yang terjadi tidak mengkonfirmasi model Sharpe, melainkan lebih cenderung pada model Black. Roll (1976) berpendapat pada dasamya temuan-temuan empiris tersebut adalah rancu dan suatu pengujian yang benar, secara praktis, tidak dapat dilakukan.
Studi empiris yang dilakukan penulis pada karya akhir ini didasarkan pada metode pengujtan CAPM yang diajukan Lintner (1965) dan Fama dan MacBeth (1973). Dalam pengujtan hubungan risiko - tingkat pengembalian dengan metode Lintner, selain menggunakan metode yang diajukan, penulis juga mengelaborasi beberapa kritik Miller dan Scholes yang menyatakan bahwa metode Lintner tersebut menyebabkan bias pada hasil yang ditemukan. Replikasi terhadap metode Fama dan MacBeth menggunakan pendekatan portofolio untuk memperoleh estimasi beta yang lebih akurat. Dengan menggunakan estimasi risiko portofolio tersebut, penulis melakukan pengujian hubungan risiko tingkat pengembalian bulan per bulan untuk mengamati relevansi risiko dan efisiensi pasar.
Secara keseluruhan, temuan empiris yang diperoleh menunjukkan bahwa beta adalah relevan sebagai risiko sistematis dan kompensasi atas risiko tersebut adalah positif. Selain itu, juga terbukti bahwa model dua faktor Black lebih mampu menggambarkan hubungan risiko - tingkat pengembalian yang terjadi Temuan dengan menggunakan metode Lintner menunjukkan bahwa: (1) beta adalah relevan dan terdapat price of risk positif, (2) risiko residual tidak relevan dan, (3) tingkat pengembalian portofolio zero beta selama periode pengujian adalah negatif. Temuan dengan menggunakan metode Fama dan MacBeth, selain menemukan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan sebelumnya, juga menemukan bukti bahwa investasi di pasar modal Indonesia, khususnya BEJ, adalah ''fair game" dalam arti investor tidak dapat menggunakan informasi lampau yang diturunkan dari model ekuilibrium untuk menghasilkan strategi investasi yang superior.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian saham di pasar modal Indonesia adalah sesuai dengan apa yang dipostulasikan oleh model ekuilibrium. Akan tetapi bentuk hubungan tersebut temyata lebih mengkonfirmasi model yang diajukan Black. Selain itu juga ditemukan bahwa pasar modal Indonesia adalah efisien paling tidak dalam bentuk lemah (weakform)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Manangar Ronywijaya Pangihutan
"Pasar modal di Indonesia pada saat ini sedang mengalami masa pertumbuhan yang sangat pesat, animo para investor untuk rnelakukan investasi di bursa saham juga mengalarni kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhan yang sangat pesat ini ditandai dengan kenaikan angka Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta yang sangat mencengangkan dimana IHSG sepanjang tahuri 2004 mengalami kenaikan sebesar 308,338 poin atau sebesar 44,56% dibanding dengan penutupan tahun 2003. Kenaikan ini banyak didorong oleh iklim politik yang semakin aman dan stabil sehingga kondusif bagi para pelaku-pelaku usaha di Indonesia untuk menjalankan aktivitas bisnisnya termasuk diantaranya aktivitas investasi di Bursa Efek Jakarta.
Dalarn setiap melakukan kegiatan investasi, seorang investor yang rasional akan senantiasa rnembandingkan tingkat pengembalian (return) investasi yang akan diperolehnya dengan resiko investasi yang akan dihadapinya. Untuk setiap pilihan investasi yang akan dilakukannya, seorang investor harus memahami faktor-faktor ekstemal apa saja yang dapat mempengaruhi kegiatan investasinya. Faktor-faktor ekstemal tersebut dapat terlihat melalui indikator-indikator moneter yang berkaitan erat dengan kegiatan investasinya tersebut. Untuk kegiatan investasi di bursa saham, ada baiknya investor memahami beberapa indikator moneter yang mempengaruhi perubahan return suatu saham yaitu seperti IHSG, suku bunga SBI, kurs US Dollar, suplai uang, dan tingkat inflasi.
Setelah mengumpulkan data-data indikator moneter tersebut, kemudian diolah untuk dapat diperoleh suatu informasi yang bermanfaat sehingga siap untuk diolah dengan formulasi multiple regression. Dengan hasil perhitungan melalui multiple regression tersebut akan terlihat nilai-nilai tertentu yang menggambarkan kondisi suatu saham selama periode pengamatan. Terhadap nilai- nilai tersebut dilakukan analisa yang dapat menggambarkan korelasi perubahan indikator-indikator moneter tersebut terhadap return yang mungkin diperoleh dari investasi pada suatu saham.
Pengujian dan analisa multiple regression yang dilakukan terhadap saham-saham industry farmasi pada periode pengamatan tahun 1999 hingga 2004 menunjukkan bahwa terdapat 5 saham yang mcmiliki nilai signifikansi lcbih kccil dari 5 % yaitu DNKS, DVLA, KAEF, KLI3F, dan TSPC. Sedangkan 6 saham Iainnya memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5 %, saham-saham tersebut adalah BYSB, INAF, MERK, PYFA, SCPI, dan SQBB. Nilai signifikansi yang Iebih kecil menunjukkan bahwa return aham-saham tersebut dipengaruhi oleh perubahan indicator moneter. Namun nilai koefisien determinasi (R2) untuk semua saham industri farmasi menunjukkan nilai yang kecil, hal ini berarti walaupun beberapa saham dipengaruhi oleh perubahan indikator moneter namun korelasi perubahan tersebut sangat lemah. Hasil pengujian dan analisa multiple regression juga menunjukkan bahwa indikator moneter yang paling mempengaruhi perubahan returr saham-saham industri farmasi adalah perubahan pasar (IHSG) dan perubahan suku bunga SBI 1 bulan.
Sektor industri farmasi termasuk di dalam kelompok industri consumer goods (barang-barang kebutuhan pokok), yaitu dimana produk-produknya aka11 selalu dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan saham-sahamnya walaupun kondisi perckonomian sedang mengalami krisis sehingga karakteristik industri farmasi tersebut harus dipahami oleh para investor sebelum berinvestasi. Secara keseluruhan melalui penelitian ini dapat dinilai bahwa fluktuasi harga saham-saham industri farmasi relatif stabil sehingga investasi pada saham-saham industri farmasi akan memberikan tingkat return yang relatif kecil walaupun terjadi perubahan pada indikator-indikator moneter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Bagus
"ABSTRAK
Seiring dengan menurunnya suku bunga SBI, banyak investor merasakan bahwa berinvestasi pada risk free asset seperti deposito temyata kurang menguntungkan karena memberikan tingkat return yang rendah. Sehingga dirasakan perlu untuk mencari altematif investasi lain yang memberikan imbal hasil optimal dengan tetap memperhatikan tingkat risiko yang ada. Fenomena tersebut juga dialami oleh manajemen PT XYZ yang mempunyai sejumlah dana yang dikumpulkan dari karyawan dengan tujuan berinvestasi untuk kesejahteraan karyawannya. Setelah membandingkan kelebihan dan kekurangan dengan deposito, altematif investasi yang dipilih adalah reksadana.
Altematif investasi yang dipilih didasarkan pada keunggulan reksadana antara lain dari segi pengelolaannya yang dilakukan oleh tenaga profesional sehingga memudahkan di dalam menganalisa harga efek dan sebagai akses intormasi ke pasar modal, adanya diversifikasi investasi sehingga dapat mengurangi risiko, nilai investasi awal yang relatif rendah, likuiditas yang tinggi, dan biaya yang relatif rendah. Dari keempat Reksadana yang ada di Indonesia,
yaitu Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Saham, Reksadana Pasar Uang, dan reksadana Campuran, reksadana yang dipilih adalah Reksadana Pendapatan Tetap karena dianggap memberikan return yang stabil dan keamanan dalam berinvestasi. Juga dana yang diinvestasikan ke daiam instrumen reksadana di Indonesia sebagian besar ditanamkan pada Reksadana Pendapatan Tetap, rata-rata lebih dari 60%. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan dibebaskannya pajak atas kupon bunga dari obligasi yang diterima oleh reksadana.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah Reksadana Pendapatan Tetap yang memberikan return positif dan aktif diperdagangkan 'Selama periode Januari 2003 sampai Desember 2003. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pengelolaan lnvestasi dan Reksadana (PIR) BAPEP AM, terdapat 7 reksadana pendapatan tetap yang akan dijadikan obyek penelitian. Langkah-langkah dalam mencari reksadana terbaik diawali dengan mcnghitung return dan standar deviasi tahunan yang diperoleh dari return standar deviasi bulanan, kcmudian dilanjutkan dengan menghitung koefisien korelasi dan kovarian dari masing-masing reksadana. Selanjutnya menghitung bobot dari masing-masing reksadana pendapatan tctap untuk mcnyusun portofolio dengan Metode Markowitz Diversification.
Langkah bcrikutnya adalah mengukur reward to variability ratio pada masing-masing reksadana dan juga pada portofolio dengan menggunakan Metode Sharpe.
Berdasarkan hasil analisis dan pemhahasan pada penelitian ini, diperoleh portofolio reksadana pendapatan tetap yang menunjukkan performa terbaik dengan proporsi 13.75% reksadana BNI Dana Plus dan 86.25% reksadana Reksa V-Plus, dan komposisi tersebut memberikan tingkat return sebesar 13.00% dengan tingkat risiko (standar deviasi) 0.63%.
Nilai yang diberikan pada indeks reward to variability ratio adalah 5.2994, merupakan nilai yang tertinggi dari portofolio reksadana lainnya. Untuk Reksadana Pendapatan Tetap
individu, Reksa V - Plus menunjukkan performa yang terbaik dengan indeks reward to variability ratio 5.1652 dengan tingkat return sebesar 12.74% dan standar deviasinya 0.59%.
Bila dibandingkan dengan kineija Deposito 1 bulan pada periode yang sama, dapat dilihat bahwa tingkat return reksadana pendapatan tetap baik secara individu maupun portofolio masih lebih tinggi dibandingkan dengan return Deposito 1 bulan yang hanya sebesar 9.69%.
Dengan adanya hasil penelitian ini, direkomendasikan kepada manajemen PT XYZ untuk mengembangkan investasinya dengan mengalihkan sebagian atau seluruh dananya ke dalam industri reksadana khususnya Reksadana Pendapatan Tetap. Namun tetap memperhatikan perubahan pada pasar reksadana, karena kinerja reksadana di masa lalu belum tentu sama dengan kinerja reksadana di masa mendatang.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizano Loekman
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salim H.S.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
346.092 SAL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Choirunnisa
"ABSTRAK
Laporan magang ini berfokus untuk menjelaskan perlakuan akuntansi dan prosedur audit atas investasi sukuk yang dimiliki oleh perusahaan reasuransi PT SMI untuk periode laporan keuangan 31 Desember 2017. Pada laporan magang ini, penulis memaparkan perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh PT SMI dan prosedur audit yang dilakukan oleh KAP JSP terhadap investasi sukuk secara rinci. Dari hasil analisis yang dilakukan, perlakuan akuntansi PT SMI atas investasi sukuk sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK yang berlaku. Selain itu, prosedur audit yang dilakukan oleh KAP JSP juga sudah sesuai pedoman audit dan teori yang ada. Namun, pihak auditor menemukan isu terkait investasi sukuk ketika melaksanakan prosedur audit berupa tidak dilaksanakannya perhitungan biaya amortisasi sukuk. Terkait isu tersebut, pihak auditor memberikan rekomendasi untuk melakukan perhitungan biaya amortisasi dan melakukan penyesuaian sehingga sesuai dengan PSAK yang berlaku.

ABSTRACT
The focus of this report is to explain and analyze accounting treatment and audit procedures of investment in Islamic bonds in PT SMI for the year 31 December 2017. This report discusses the accounting treatment for investment in Islamic bonds done by PT SMI and audit procedures related to investment in Islamic bonds done by JSP Accounting Firm in detail. Based on the analysis, the accounting treatment done by PT SMI is in accordance with the applicable accounting standard related to Islamic bonds. Furthermore, the audit procedures done by JSP Accounting Firm is also in agreement with the audit manual and existing theories. In performing the fieldwork, the auditor found some issues related to amortization of the bonds which has not took into account yet by PT SMI. The auditor recommends PT SMI to calculate the amortization of the bonds and do the adjustment according to the applicable accounting standard."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryokresno Tripradipto Hendarso
"ABSTRAK
Pasar modal merupakan bidang yang berkembang di Indonesia. Maraknya produk investasi yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah reksadana dikarenakan produk investasi ini memiliki tingkat resiko yang relatif rendah. Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, reksadana dikelola oleh Manajer Investasi yang telah memiliki izin dari pihak otoritas yaitu Otoritas Jasa Keuangan OJK . Dalam prakteknya, fungsi pengelolaan investasi Manajer Investasi yang merupakan badan hukum dilakukan oleh individu yang memiliki izin sebagai Wakil Manajer Investasi. Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah kasus yang melibatkan Dewan Direksi PT Minna Padi Aset Manajemen yang menyelewengkan dana salah satu nasabahnya. OJK selaku otoritas menjatuhkan sanksi berupa pencabutan izin bagi para pelaku, tetapi tidak menjatuhkan sanksi kepada PT Minna Padi Aset Manajemen selaku Manajer Investasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan jenis data sekunder serta analisis data bersifat kualitatif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah PT Minna Padi Aset Manajemen selaku Manajer Investasi seharusnya turut dijatuhi sanksi oleh OJK karena telah melanggar ketentuan mengenai kewajiban menjalankan pengawasan.

ABSTRACT
Capital market is a growing field in Indonesia. The rise of investment products has its own attraction for the people of Indonesia, one of them is a mutual fund investment product because it has a relatively low level of risk. Based on the regulations in Indonesia, mutual funds managed by the Investment Manager that has permission from the authorities, namely the Financial Services Authority OJK . In practice, the investment function of Investment Manager as a legal entity made by individuals licensed as Vice Investment Manager. The case examined in this study is a case involving the Board of Directors of PT Minna Padi Aset Manajemen that misuse client 39 s fund. OJK as the authority to impose sanctions in the form of revocation of license for the perpetrators, but didn 39 t penalize PT Minna Padi Aset Manajemen as the Investment Manager. This research used normative juridical research using secondary data as well as data analysis that are qualitative. The conclusions obtained from this study is PT Minna Padi Aset Manajemen as Investment Manager should sanctioned by the OJK for violating the provisions regarding the obligation to carry out supervision. "
2017
S66000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Hasan
Depok: Rajawali Pers, 2019
346.092 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidh Darmawan
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konservatif dalam menilai risiko. Mereka bersedia mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah namun dengan risiko yang dapat ditoleransi dibandingkan sebaliknya. Karena itu meskipun kita memiliki pasar modal sebagai media investasi, namun likuiditasnya lebih ditentukan oleh determinasi investor
asing. Mayoritas masyarakat kita lebih memilih instrumen deposito ataupun tabungan
konvensional sebagai media investasinya.
Kemudian 1 Januari 1996 diberlakukan UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Tahun 1996 ditetapkan sebagai Tahun Reksadana. UU ini menjadikan reksadana efektif sebagai instrumen investasi. Reksadana dengan cepat menarik perhatian masyarakat. lnstrumen ini menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi namun tetap dengan risiko yang dapat ditoleransi masyarakat.
Meskipun mengalami pertumbuhan yang relatif stagnan selama 1997-1999, namun seiring membaiknya kondisi makro dan kembali terciptanya kepastian dalam system bernegara, pasar kita kembali pulih. Aktivitas bursa kembali marak. Volume perdagangan yang signifikan dan pasar yang kembali likuid adalah barometer pulihnya sistem transaksi di pasar modal kita ini. Ini kemudian dikonfirmasi oleh berbagai indeks kinerja yang menunjukkan determinasi positif.
Salah satu media investasi yang menunjukkan bergairahnya pasar ini adalah tumbuhnya industri reksadana dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam jumlah portofolio ataupun nilai aktiva bersihnya. Pertumbuhan ini menjadi makin signiftkan dengan makin mahirnya manajer investasi kita mengelola portofolionya. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya imbal hasil yang didapatkan melalui instrumen investasi ini. Ini menjadi landasan karya akhir ini. Karya akhir ini bertujuan mengetahui kinerja reksadana dalam periode 2001-2003. Penelitian dilakukan terhadap semua jenis reksadana baik saham, pendapatan tetap, pasar uang ataupun campuran. Data yang digunakan adalah nilai aktiva bersih bulanan. Kinerja reksadana yang diteliti diukur dari rerata imbal hasil per bulan serta parameter kinerja seperti Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure dan Appraisal Ratio. Selain itu akan diteliti kemampuan manajer investasi memanfaatkan market timing dalam pengelolaan portofolionya.
Hasil dari karya akhir ini dapat dideskripsikan secara singkat sebagai berikut, untuk rerata imbal hasil per bulan Schroder Dana Prestasi Plus memberikan imbal hasil tertinggi yaitu 3,01 %. Untuk Indeks Sharpe, Dana Unggul lnvestasi Terpercaya memiliki nilai tertinggi yaitu 4,11. Untuk Indeks Treynor, Nikko Obligasi Nusantara memiliki nilai tertinggi yaitu 0,36. Untuk nilai Alpha Jensen, Schroder Dana Prestasi Plus memiliki nilai tertinggi yatu 1,17% dan nilai appraisal ratio Dana Unggul Investasi Terpercaya adalah yang tertinggi yaitu 4,05. Untuk uji market timing, temyata semua manajer investasi tidak mampu memanfaatkan market timing dalam pengelolaan portofolionya
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library