Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanjung, Fadillah Indra, Author
"ABSTRAK
Seiring perkembangan dunia investasi pada saat ini, semakin banyak pilihan instumen investasi di luar tabungan dan deposito yang juga menarik untuk dipilih. Walaupun memiliki resiko yang lebih tinggi, namun risiko terse but cenderung dapat dikelola dan instrumen yang bersangkutan menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibanding tabungan dan deposito.
Reksa dana merupaka salah satu instrumen investasi yang saat ini menarik untuk dipilih. Jumlah produknya terus bertambah, dan nilai Nilai Akiva Bersih nya juga terus meningkat secara progresif dari waktu ke waktu. Data dari Bapepam menunjukkan hingga akhir tahun 2004 adalah 175 reksa dana. Dari jumlah tersebu 74 diantaranya adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). Fakta tersebut menunjukkan bahwa RDPT adalah salah satu jenis reksa dana yang berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Lebih jauh lagi, lewat penelitian ini penulis ingin mencoba untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan analisis kinetrja untuk membuktikan apakah instrumen Reksa Dana Pendapatan Tetap memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding dengan instrumen investasi yang lain. Dengan perkembangan RPDT yang cukup mengesankan tersebut penulis merasa perlu adanya analisis mengenai kinetrja reksa dana untuk menilai apakah investasi dalam instrumen tersebut dapat menghasilkan imbal hasil (return) yang lebih baik dibandingkan investasi pada instrumen lainnya.
Analisis mengenai kinerja reksa dana khususnya reksa dana pendapatan tetap merupakan tahapan penting yang harus diperhatikan masyarakat pemodal atau investor sebelum menanmkan modalnya dalam instrumen tersebut. Salah satu indikator untuk menganalisis kinetja reksadana Pendapatan Tetap adalah keberhasilan strategi manajer investasi dalam mengelola portofolio reksa dananya, yang tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Analisis kinetja reksadana pendapatan tetap dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara return NAB dan return pembandingnya, yaitu indeks obligasi yang datanya diambil dari Bank Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para investor dalam melakukan keputusan berinvestasi, khususnya untuk melihat lebih jauh kinerja setiap reksa dana pendapatan tetap. Tolak ukur kinetja Reksa Dana Pendapatan Tetap dalam hal ini adalah tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Untuk menilai tingkat signi:fikansi perbedaan kinetja reksa dana dan pembanding dilakukan uji hipotesis menggunakan uij Beda Dua Rata - rata. Hasil uji hipotesis menunjukkan perbedaan tersebut tidak: signiflkan pada level 5% artinya return reksa dana pendapatan tetap tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan return pembandingnya pada tingkat uji signifikansi 5%.
Hasil kinerja reksa dana pendapatan tetap periode 1999 - 2002 secara umum tidak begitu baik apabila dibandingkan dengan return indeks obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kinetja reksa dana yang underperformed terhadap kineja pembandingnya, baik untuk pengukuran return maupun pengukuran kinetja sharpe, treynor, Jensen. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar RDPT kurang menguntungkan untuk investasi jangka panjang.
Dalam penelitian ini terdapat kondisi yang abnormal dan pengtlkuran kinerja reksa dana hanya sebatas penggunaan metode sharpe, treynor, jensen. Kiranya untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada kondisi yang normal dan menggunakan paramater - parameter lain yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana di Indonesia"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febianto, Author
"ABSTRAK
Tahun 2005 ini menurut para pelaku investasi di bidang reksadana yang termuat dibeberapa media cetak nasional merupakan tahun yang baik untuk berinvestasi pada instrumen reksadana, mengingat selama tahun 2004 instrumen reksadana menghasilkan peningkatan pendapatan yang menakjubkan dibandingkan dengan instrumen lainnya. Karena itu, karya akhir ini mencoba menganalisis sekaligus membuktikan apakah berinvestasi pada instrumen reksadana terutama reksadana pendapatan tetap akan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, dimana tujuan dari karya akhir ini antara lain menentukan portofolio reksadana pendapatan tetap yang kinetjanya terbaik untuk dijadikan sarana investasi PT. XYZ ditahun 2005 dan membandingkannya dengan kinerja deposito 1 bulan dari bank swasta nasional yang selama ini digunakan PT. XYZ sebagai sarana investasinya.
Periode penelitian yang dipilih adalah selama Januari- Desember 2004 sementara data sekunder diperoleh dari Biro Riset BAPEP AM untuk kemudian dipilih sampel reksadana pendapatan tetap mana saja yang akan diteliti berdasarkan data peringkat reksadana terbaik tahun 2005 menurut hasil tulisan dari Majalah Investor Edisi 11 8 tahun 2005. Selain itu digunakan data SBI 1 bulan selama Januari - Desember 2004 sebagai risk free yang digunakan dalam acuan penelitian dan juga data Deposito 1 bulan dari bank swasta nasional untuk periode yang sama, dimana semua data tersebut dapat diperoleh dari website Bank Indonesia.
Kemudian dari data-data tersebut diolah dan diperoleh hasil penelitian kali ini antara lain: portofolio reksadana pendapatan yang pantas untuk dijadikan sarana investasi karena memiliki potensi kinetja terbaik adalah portofolio yang memiliki Slope terbesar berdasarkan hasil perhitungan Solver kemudian Excel. Portofolio tersebut mempunyai return 10,116% dan deviasi standar sebesar 0,046% dan terdiri dari (Reksa l) Mandiri lnvesta Pendapatan Tetap sebesar 1,507%; (Reksa 2) Danareksa Gebyar Indonesia 13,421%; (Reksa 4) Permata Invest 0,412%; (Reksa 5) Panin Gebyar Indonesia 0,194%; (Reksa 7) Rido Dua 13,126%; (Reksa 13) Manulife Obligasi Negara Indonesia 2,233%;
(Reksa 16) Mr Bond 6,891 %; (Reksa 18) Jiwasraya Fixed Income 15,843%; (Reksa 20) Trimegah Dana Tetap 4,756%; (Reksa 22) Big Dana Likuid 18,161%; (Reksa 23) Panin Dana Utama Fixed Plus 12,782%; (Reksa 25) Nikko Bunga Nusantara 2,773%; (Reksa 29) ITB Niaga 1,672%; dan (Reksa 32) Korporasi Mandiri 6,228%.
Kemudian pengujian hipotesis rata-rata satu pihak merupakan upper tail test (pengujian sebelah kanan) menghasilkan bahwa nilai significant test-nya adalah 8,9% lebih besar dari 5% (significant level) maka Hipotesis no1 (Ha) tidak ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata return Reksadana lebih kecil atau sama dengan rata-rata return deposito 1 bulan.
Sebaiknya PT. XYZ mengubah pola investasinya kepada investasi pada portofolio reksadana pendapatan tetap usulan karena ternyata akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan sarana investasi deposito 1 bulan pada bank swasta nasional dengan tingkat risiko yang relatif sama besarnya."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basharat Ahmad, Author
"ABSTRAK
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tanggal 3 Januari 2005 menetapkan kebijakan baru fraksi harga saham, yaitu menambah satu fraksi harga Rp 10,- dari sebelumnya yang berlaku tiga fraksi saham yakni Rp 5,-, Rp 25,- dan Rp 50,-. Tujuan kebijakan fraksi saham ini menurut Direktur Utama BEJ adalah untuk meningkatkan likuiditas bursa sekaligus menambah pendapatan BEJ. Fraksi harga Rp 10,- tersebut diberlakukan terhadap kelompok saham dengan harga Rp 500,- sampai dengan kurang dari Rp 2.000,-, sehingga terjadi penurunati fraksi harga bagi kelompok saham tersebut yaitu dari sebelumnya Rp 25,- menjadi Rp 10,-.
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama yaitu meneliti dampak penurunan fraksi harga saham tersebut terhadap (I) likuiditas, (2) strategi order dan (3) aktivitas perdagangan di BEJ. Likuiditas dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar secara cepat, dengan biaya rendah tanpa memengaruhi harga. Mengikuti penelitian-penelitian sebelumnya, ukuran likuiditas dalam penelitian ini adalah spread dan depth. Strategi order yang diteliti adalah perubahan strategi dari limit order ke market order dan perubahan order size yang diberikan pelaku pasar. Sedangkan aktivitas perdagangan diukur dengan frekuensi, volume dan nilai perdagangan.
Hasil penelitian pada karya akhir ini menunjukkan bahwa nominal spread dan relative spread menurun secara signifikan setelah penurunan fraksi harga saham. Namun demikian depth juga turun secara signifikan. Penurunan spread dapat diartikan sebagai peningkatan likuiditas karena menurunnya biaya immediacy; sedangkan penurunan depth dapat diartikan sebagai penurunan likuiditas karena menurunnya kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga.
Karena penurunan spread dan depth mempunyai arti yang saling bertentangan terhadap likuiditas, maka penelitian ini mengukur dampak terhadap likuiditas secara keseluruhan dengan mengikuti penelitian empiris sebelumnya yaitu menggunakan rasio depth-to-spread. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan pada rasio depth-tospread setelah penurunan fraksi harga. Hal ini dapat diartikan bahwa penurunan depth (penurunan likuiditas) adalah lebih besar dibandingkan penurunan spread (peningkatan likuiditas). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penurunan fraksi harga tidak meningkatkan likuiditas.
Quote Matchers mengambil kesempatan dengan semakin kecilnya fraksi harga. Mereka dapat memberikan order dengan harga yang sedikit lebih tinggi ketika ingin membeli atau sedikit lebih rendah ketika ingin menjual untuk mendahului order yang terlebih dahulu masuk. Untuk mengatasi para quote matcher, limit order traders akan menyembunyikan order mereka, memecah order atau merubah strategi limit order ke market order. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan pada jumlah order (order size) yang diberikan investor setelah penurunan fraksi harga saham. Hal ini diduga sebagai strategi investor menyembunyikan order mereka dengan cara memecah order untuk mengatasi masalah quote matching yang timbul akibat fraksi harga yang semakin kecil.
Untuk mengukur apakah investor merubah strategi limit order menjadi market order penelitian ini menggunakan relative marketable limit order yaitu rasio volume marketable limit order dibagi total order yang masuk. Penelitian ini menemukan kenaikan yang signifikan pada relative marketable limit order. Hal ini berarti tetjadi peningkatan proporsi market order pada total order yang diberikan investor. Hal ini diduga sebagai perubahan strategi order investor dari limit order ke market order
Penelitian ini menemukan harga saham sebagai faktor yang membedakan dampak penurunan fraksi harga terhadap aktivitas perdagangan. Kelompok saham harga rendah mengalami kenaikan yang signifikan pada frekuensi, volume dan nilai perdagangan. Sedangkan kelompok saham harga tinggi walaupun terjadi peningkatan aktivitas perdagangan namun tidak signifikan. Penjelasan yang mungkin tepat adalah penurunan fraksi harga menyebabkan turunnya spread yang berarti menurunnya biaya transaksi. Penurunan biaya transaksi tersebut relatif cukup berarti bagi kelompok saham harga rendah sehingga meningkatkan aktivitas perdagangan. Sedangkan bagi kelompok saham harga tinggi penurunan biaya transaksi tersebut relatif tidak berarti untuk meningkatkan aktivitas
perdagangan.
Temuan pada penelitian ini memberikan beberapa implikasi. Bagi BEJ penurunan fraksi harga berhasil menaikan aktivitas perdagangan terutama untuk saham dengan harga rendah sehingga meningkatkan pendapatan BEJ. Bagi para investor, penurunan fraksi harga mempunyai implikasi yang beragam. Penurunan spread berarti menurunnya biaya immediacy. Namun penurunan depth menyebabkan menurunnya kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga. Dengan demikian penurunan fraksi harga menyebabkan saham-saham menjadi lebih likuid bagi investor yang bertransaksi dalam jumlah kecil namun menjadi kurang likuid bagi investor yang bertransaksi dalam jumlah besar. Penurunan fraksi harga juga menimbulkan masalah quote matching strategy. Hal ini ditanggapi oleh investor dengan cara memecah order mereka yaitu dengan jalan menurunkan order size mereka dan lebih memilih menggunakan market order dibanding limit order. Bagi para akademisi hasil penelitian ini semakin menguatkan kesimpulan bahwa penurunan fraksi harga saham akan menurunkan spread dan depth. Selain itu hasil penelitian ini memperluas studi empiris mengenai pengaruh penurunan fraksi harga saham terhadap strategi order yang dilakukan investor."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ferdina
"Dewasa ini, dunia perekonomian Indonesia sudah menawarkan beberapa altematif investasi. Secara garis besar ada 2 (dua) jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut mempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti pada saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti pada deposito, SBI, dan surat berharga komersial. Namun, investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan reksa dana. Reksa dana yang dipasarkan saat ini ada 4 (empat) jenis yaitu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Dari keempat jenis reksa dana tersebut, reksa dana saham merupakan reksa dana yang berisiko lebih tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya karena dapat dianggap sebagai instrumen yang paling volatil sesuai dengan volatilitas saham sebagai instrumen utama dalam portofolio reksa dana saham tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Surabaya (BES), www.bes.co.id, terdapat 13 Reksa dana Saham yang secara berkesinambungan aktif diperdagangkan pada masa pengamatan yaitu Januari 1999- Desember 2003. Untuk mendapatkan return yang optimal, investor dapat berinvestasi pada Reksa dana Saham yang memiliki kinerja paling baik untuk periode investasi 3 tahun. Sebagai altematif, investor dapat melakukan diversifikasi dengan berinvestasi pada lebih dari satu Reksa dana Saham. Selain itu, investor dapat juga melakukan diversifikasi dengan melakukan strategi investasi yang berbeda, di antaranya adalah strategi Lump Sum (LS), di mana investor membeli instrumen investasi pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi, dan strategi Dollar Cost Averaging (DCA), di mana investor membeli instrumen secara periodik dengan jumlah dana yang sama. Beberapa keuntungan strategi DCA adalah meminimalkan risiko ketidakpastian jangka pendek akibat volatilitas pasar, dan mendapatkan biaya pembelian instrument yang optimal karena adanya pelunakan pengaruh gejolak pasar jangka panjang.
Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh rekan Buchdadi (2004), adalah menganalisa tingkat return dari masing-masing strategi untuk investasi pada Reksa dana Saham untuk periode pengamatan 1999-2003. Lama waktu investasi yang dipilih ada1ah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi dengan strategi DCA memberikan rata-rata return yang 1ebih baik dibanding investasi dengan strategi LS pada Reksa dana Saham untuk seluruh jangka waktu investasi, khususnya untuk jangka waktu investasi 3 tahun.
Penelitian karya akhir ini menggabungkan kedua strategi investasi tersebut, LS. dan DCA, da1am satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan periode investasi 3 tahun untuk waktu pengamatan 5 tahun. Dalam menentukan komposisi dan mendapatkan return yang optimal dari portofolio investasi Reksa dana Saham tersebut, akan digunakan pend~katan Markowitz dengan tingkat kinerja Sharpe sebagai penentu komponen dalam portofolio tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi paling optimal dari dua strategi investasi, Lump Sum (LS) dan Dollar Cost Averaging (DCA), dalam satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan menggunakan pendekatan Markowitz dan kinerja Sharpe adalah 50% untuk Reksa dana Panin Dana Maksima dengan strategi DCA dan 50% untuk Reksa dana Phinisi Dana Saham dengan strategi DCA. Tidak ada proporsi atas komponen strategi investasi LS dari reksa dana manapun yang dihasilkan dari perhitungan portofolio tersebut. Portofolio investasi tersebut menghasilkan return tahunan sebesar 0.1567 atau 15.67%, yang lebih besar dari return tahunan risk-free asset SBI, yaitu 0.1432 atau 14.32%, namun memiliki tingkat risiko, yang ditunjukkan oleh standar deviasi tahunan, sebesar 0.2762 atau 27.62%, dengan kinerja Sharpe positif, yaitu sebesar 0.0486.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi para investor dalam menentukan strategi investasi mana yang ingin digunakan dalam berinvestasi di Reksa dana Saham di Indonesia. Namun perlu diperhatikan berbagai kekurangan dari penelitian ini. Kekurangan-kekurangan ini dapat memicu timbulnya tingkat kesalahan (bias) tertentu dari analisis karya akhir ini. Oleh karena itu, perbaikan dari kekurangan-kekurangan tersebut melalui penelitian lebih lanjut tentunya sangat diharapkan untuk menyempumakan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Leonardo
"Pada tahun 1996 ada sebuah tambahan instrumen investasi yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi yang dikenal dengan nama reksadana. Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan kesempatan kepada Manajer lnvestasi untuk mendirikan reksadana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang lebih mudah pendiriannya serta membuat perkembangan reksadana berkembang dengan pesat dan menarik para investor lokal yang ingin melakukan investasi di pasar modal. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah reksadana, jumlah investor dan Nilai Aktiva Bersih. Makin banyaknya pilihan investor dalam menginvestasikan dananya membuat investor harus dapat membuat keputusan pemilihan produk reksadana dengan tepat, sehingga investor harus mempertimbangkan kinerja reksadana.
Penelitian ini berusaha mengukur kinerja reksadana saham pada kemampuan Manajer lnvestasi untuk melakukan pemilihan sekuritas (stock selection) dan market timing serta melihat apakah ada hubungan negatif antara nilai kpitalisasi pasar reksadana (size reksadana) dengan excess return reksadana. Market timing adalah kemempuan Manajer Investasi untuk meramalkan pasar dalam keadaan naik atau turun sehingga Manajer lnvestasi dapat melakukan transaksi pembeliaan dan penjualan saham pada saat yang tepat. Sedangkan stock selection adalah kemampuan Manajer Invesatasi untuk memilih saham yang tepat untuk dijadikan bagian dari portfolionya sehingga diperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian pasar. Nilai kapitalisasi pasar reksadana (size reksadana) dilihat berdasarkan nilai kekayaan bersih yang dimiliki oleh reksadana.
Penelitian ini akan meneliti reksadana saham dengan masa efektif operasinya sudah mencapai lima tahun pada periode Januari 200 hingga periode 2004. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Henriksson dan Merton yang dilakukan dengan menganalisis kinerja market timing terhadap 14 reksadana saham sampel. Data excess return dari data NAB reksadana sampel yang yang diambeil data bulanan sehingga terdapat 60 data untuk setiap reksadana sampel.
Berdasarkan .analisis regresi yang dilakukan terhadap keseluruha reksadana sampel didapatkan bahwa dari keempatbelas reksadana sampel hanya ada satu reksadana yang secara statistik dapat dinilai yaitu Big Nusantara (signifikan pada a=5%). Kemampuan market timing Big Nusantara sebesar -0.272742 yang berarti bahwa kemampuan market timingnya mengurangi tingkat pengembalian reksadana sebesar 27.2742%.
Pada analisis pemilihan sekuritas (security selection), didapatkan bahwa taksiran konstanta a untuk keseluruhan reksadana sampel hanya empat reksadana yaitu Master Dinamis, SiDana Saham, Bima dan Big Nusantara. Keempat reksadana yang signifikan ini kemampuan pemilihan sekuritas (security selection) yang memberikan kontribusi negative terhadap tingkat pengembalian reksadana. Hal ini berati bahwa kemampuan pemilihan sekuritasnya mengurangi tingkat pengembalian inestasi reksadana.
Analisis hubungan nilai kapitalisasi pasar reksadana (size reksadana) sampel dapat diketahui bahwa hanya dua size reksadana yang memiliki hubungan yang secara statistic signifikan yaitu Big Nusantara dan SiDana Saham. Akan tetapi hubungan kedua variable ini bemilai positif, tidak seperti dugaan semula yang diharapkan memiliki hubungan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar nilai kapitalisasi pasar reksadana (size reksadana) akan menaikkan tingkat pengembalian reksadana. Beberapa hal yang menyebabkan kemampuan market timing dan pemilihan sekuritas (security selection) mengurangi tingkat pengembalian investasi reksadana yaitu terbatasnya infrastruktur untuk melakukan pembobotan portfolio secara singkat, kondisi pasar modal Indonesia yang belum efisien sehingga harga saham sering dipengaruhi oleh isu sosial politik, kemampuan marekt analyst dalam meramalkan tingkat pengembalian pasar buruk atau tidak akurat dan menyebabkan tingkat pengembalian investasi reksadana lebih kecil dari tingkat pengembalian pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Aprioni
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mensimulasikan metode portofolio sekaligus pengalokasian anggaran bagi proyek-proyek PT OPQ. Metode yang digunakan adalah metode prioritisasi dan optimasi Sharpe. Metode prioritisasi dilakukan untuk mengelompokkan proyek-proyek ke dalam beberapa kelompok prioritas berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan, optimasi Sharpe dilakukan untuk menentukan bobot optimal alokasi dana investasi ke setiap proyek di masing-masing kelompok prioritas sehingga dapat memaksimalkan besaran Sharpe korporat. Berdasarkan hasil simulasi, terlihat bahwa tidak semua proyek yang termasuk dalam prioritas atas mampu membentuk Sharpe yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan optimasi lebih lanjut sebagai dasar pengalokasian anggaran investasi. Selain itu, hasil simulasi juga menunjukkan bahwa hasil Sharpe Ratio korporat yang diperoleh melalui metode optimasi lebih tinggi dibandingkan metode tanpa optimasi. Metode prioritisasi dan optimasi ini membantu PT OPQ untuk dapat mengalokasikan anggaran investasi secara lebih terarah dan komprehensif karena dihitung tidak hanya dari faktor finansial, membantu menyajikan risiko proyek dengan lebih terukur, serta menunjukkan probabilitas tercapainya target sehingga penentuan target dapat dilakukan lebih optimal.

ABSTRACT
This research was conducted to simulate portfolio method as well as budget allocation for PT OPQ projects. The method used are prioritization and Sharpe optimization. Prioritization method is conducted to allocate the projects into some prioritization groups. Furthermore, Sharpe optimization is conducted to allocate investment budget into the projects in every prioritization groups that maximize company rsquo s Sharpe ratio. Based on the simulation results, seems that not all projects included in the top priority are able to form an optimal Sharpe. Therefore, further optimization is needed as a basis for allocating investment budget. In addition, the simulation results also show that the results of corporate Sharpe Ratio obtained through optimization method is higher than the corporate Sharpe Ratio obtained through method without optimization. This prioritization and optimization method gives PT OPQ more clear direction to allocate investment budget and it is counducted more comprehensively because it is calculated not only based on financial factors, this method also show the project risk more measurably, and shows the probability of achieving the target so that the targeting can be done more optimally."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ika Khairunnisa
"ABSTRAK
Consent merupakan landasan utama terbentuknya yurisdiksi International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) untuk dapat menyelesaikan sengketa investasi internasional. Dikarenakan pilihan forum penyelesaikan sengketa investasi pada ICSID bukan merupakan suatu hal yang mudah bagi host state, consent digunakan salah satunya untuk membatasi akses investor dalam menyelesaikan sengketa pada ICSID melalui berbagai persyaratan. Namun adanya klausula Most Favoured Nation (MFN) dan penerapannya pada consent dalam BIT secara tidak langsung memperbesar kesempatan bagi investor untuk menggugat host state di ICSID dengan merujuk pada BIT pihak ketiga. Berdasarkan hal tersebut, Tesis ini akan membahas 2 (dua) masalah utama yaitu (i) bagaimana pertimbangan arbiter dalam menentukan bahwa klausula MFN dapat diterapkan pada consent penyelesaian sengketa di ICSID dan (ii) bagaimana perumusan klausula MFN dalam BIT yang dibutuhkan untuk menghindari ketidakjelasan penerapannya pada consent. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penentuan apakah klausula MFN dapat diterapkan dalam consent penyelesaian sengketa atau tidak masih menjadi perdebatan di kalangan arbiter ICSID. Untuk menyikapi ketidakjelasan atas penerapan ini, host state dapat memilih alternatif perumusan klausula MFN dalam BIT salah satunya dengan mengklarifikasi ruang lingkup klausula MFN dalam sebuah BIT apakah mencakup consent penyelesaian sengketa investasi atau tidak.

ABSTRACT
Consent is the cornerstone of the International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID) jurisdiction to resolve international investment disputes. Because the choice of an investment dispute resolution forum in ICSID is not an easy thing for host states, consent is used to limit investor access to resolve disputes on ICSID through various conditions. However, the existence of the Most Favored Nation (MFN) clause and its application to consent in BIT indirectly increases the chance for investors to sue host state in ICSID by referring to third party BIT. Based on this, the Thesis discusses two main issues: (i) how the arbitrator's consideration in determining that the MFN clause can be applied to the dispute resolution consent in ICSID and (ii) how the MFN clause formulation in BIT is needed to avoid the unclear of its application on consent. The method used in this research is the normative juridical method. This study concludes that the determination of whether the MFN clause can be applied in dispute resolution or not is still a debate among ICSID arbitrators. To address the ambiguity of this application, the host state may determine alternatives for the formulation of the MFN clause in the BIT by clarifying scope of the MFN clause in a BIT whether or not to cover investment dispute resolution."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfany Hasanatur Rizky
"Skripsi ini membahas pola investasi daerah di Pulau Jawa dengan pendekatan spasial. Investasi telah menjadi urban-biased dimana investasi banyak berkumpul di wilayah kota dan kabupaten yang saling berdekatan. Daerah yang memiliki nilai investasi yang tinggi cenderung dikelilingi oleh daerah yang juga memiliki investasi tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini mengindikasikan terjadinya spillover effect antar-daerah. Skripsi ini menggunakan metode ekonometrika spasial untuk menganalisis aurokorelasi spasial dari investasi dan faktor-faktor yang menyebabkan pola investasi.
Hasil yang didapat dari penenlitian ini adalah bahwa investasi memiliki autokorelasi secara positif dan signifikan. Investasi berkumpul dan membentuk kelompok dimana wilayah yang memiliki investasi tinggi mempengaruhi daerah sekitarnya. Investasi di Pulau Jawa terkonsentrasi di dua wilayah yakni DKI Jakarta dan Kota Surabaya. Pola dan konsentrasi investasi tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor yang sudah diuji yaitu jumlah penduduk, aglomerasi industri, infrastruktur daerah, dan upah minimum.

The study aims to discuss the pattern of regional investment in Java with a spatial approach. Investment has become an urban-biased, where investments are gathered in cities and counties which are contiguous. The areas that have a high investment value tend to be surrounded by areas that also have a high investment, and vice versa. This indicates a spillover effect occurs between regions. This study uses spatial econometric methods to analyze the spatial autocorrelation of investment and determinants that lead to cause the pattern of investment.
The results obtain from this study is that investment has a positive autocorrelation. Investment gather and form groups where areas that have high investment affect the surrounding area. Investment in Java are concentrated in two areas, Jakarta and Surabaya. Determinants that affect the spatial pattern of investments are the population, agglomeration of industry, regional infrastructure, and minimum wage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fadhilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investasi pemerintah dan investasi swasta terhadap risk premium Indeks Harga Saham Gabungan IHSG . Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan adalah time series tahunan periode 1996 ndash; 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi pemerintah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko premium Indeks Harga Saham Gabungan IHSG , sedangkan investasi swasta memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko premium Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.

This study aims to examine the effect of government investment and private investment on risk premium Jakarta Composite Index JCI . This study used quantitative approach. Technique analysis data of this study used analysis of multiple linear regression and used time series data during 1996 ndash 2015. The results of this study provide an evidence that there are positive effect and significant from government investment on risk premium Jakarta Composite Index JCI and there are negative effect and significant from private investment on risk premium Jakarta Composite Index JCI."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rami Ramdana
" ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara investasi publik dan investasi swasta di Indonesia. Dengan menggunakan data kuartalan dari tahun 1990-2017 dan metode estimasi ARDL, menunjukkan hubungan negatif dan signifikan di jangka pendek crowding-out . Hal itu menunjukkan hubungan hubungan substitusi dan investasi publik belum mampu menstimulus investasi swasta. terdapat dua hal utama yang menjadi faktor pendorong efek crowding-out, keterbatasan pendanaan untuk investasi publik dan rendahnya kualitas belanja publik di Indonesia. Kemudian, penelitian ini juga menunjukkan efek crowding-out yang lebih besar di periode 1990-2002 dibanding periode 2003-2017. Efek crowding-out lebih besar di periode Orde Baru dan Awal Reformasi karena penurunan kapasitas pendanaan untuk investasi, belum berkembangnya pasar finansial, dan kebijakan fiskal yang tidak transparan dan hati-hati.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this research is to examine the relationship between public and private investment. Using quarterly data from 1990 2017 and the ARDL estimation method, the results shows a negative and significant relationship in the short term crowding out . The relationship shows substitution relations and public investment has not been able to stimulate private investment. There are two main factors driving the crowding out effect, the limited funding capacity to finance the public investment and the low quality of investment spending in Indonesia. Therefore, the study also shows a greater crowding out effect in the period 1990 2002 than the period 2003 2017. The crowding out effect is greater in the New 1990 2002 periods because declining funding capacity for investment, undeveloped financial markets, and fiscal policies that have not been transparent and prudent. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library